BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Kemampuan Profesionalisme Guru PAI dalam Aspek
Tanah Toraja
Berbicara tentang kemampun profesianal guru PAI dalam aspek kompetensi pedagogik di MTs Rony dalam penelitian ini peneliti menitik beratkan pada empat aspek yaitu:
a. Kemampuan guru dalam memahami potensi dan keberagaman peserta didik dalam mendesain strategi pembelajaran sesuai keunikan masing-masing peserta didik.
b. Kemampuan guru dalam menyusu rencana dan strategi pembelajaran.
c. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
d. Kemampuan guru dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik.
Dari ke empat hal tersebut, peneliti mengharapkan data yang dihasilkan dapat mengetahui sejauh mana kemampuan profesionalisme guru PAI dalam aspek kompetensi pedagogik di MTs Rony. Setelah
peneliti melakukan wawancara kepada Anwar, waka kurikulum di MTs Rony. Peneliti mendapat informasi sebagai berikut:
“Terkait kemampuan profesionalisme guru PAI di MTs Rony setelah melakukan observasi langsung, karena selaku waka kurikulum saya harus memperhatikan bagaimana perkembangan guru, terutama guru PAI dalam kegiatan belajar mengajar, disini saya mengatakan guru PAI di MTS Rony bisa dikatakan professional, ini diliha dari bagaimana guru dalam menyampaikan materi, penyusunan strategi pembelajaran, menilai hasil belajar serta menciptakan pembelajaran” (wawancara dengan waka kurikulum Anwar S.Ag tanggal 01 Oktober 2015)
Dari hasil wawancara dengan waka kurikulum belum dapat dipastikan apakah guru PAI bias dikatakan professional dalam aspek kompetensi pedagogik, namun setelah beberapa menit kemudian waka kurikulum yaitu Anwar, lebih merinci menjawab pertanyaan peneliti yang menekankan pada empat aspek di atas, berikut penjelasannya;
Guru PAI di MTs Rony dikatakan profesional karena beberapa hal yang telah diamati dengan observasi langsung ole waka kurikulum MTs Rony dengan melihat beberapa aspek
a. kemampuan guru PAI dalam memahami keberagaman peserta didik dalam mendesain strategi pembelajaran sesuai dengan keunikan masing-masing peserta didik meskipun masih ada guru yang tidak mampu membedakan kemampuan bahkan fisik yang dimiliki oleh peserta didik, ada guru yang masih menganggap kemampuan dan fisik peserta didik sama, sehingga mater yang disampaikannyapun terkadang hanya dimengerti oleh peserta didik yang kecerdasannya tinggi. Akan tetapi 80% guru PAI sudah mampu memahami keberagaman peserta didik sehingga ketika pembelajaran berlangsung keseluruhan dari peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru. Pemahaman guru terhadap keberagaman peserta didik sangat penting karena dengan memahami peserta didik, guru akan semakin mudah dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai
b. kemampuan guru pai dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik di MTs Rony, dalam penilaiannya guru PAI menggunakan
51
system penilaian ujian tulis, ujian lisan, keaktifan peserta didik, kuis serta penugasan, baik secara individu ataupun kelompok. Jadi penilaian dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penilaian yang dilakukan guru PAI MTs di Rony ini sangat selektif karena guru melakukan penilaian secara formatif yaitu penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan peserta didik. Guru tidak hanya menilai ujian akhir dari peserta didik melainkan menilai dari proses belajar mengajar berlangsung hingga ujian akhir yang menjadi syarat peserta didik untuk dapat naik kelas ke kelas yang lebih tinggi.”(wawancara NurAsma Amal, S.Pd.I Tanggal 01 Oktober 2015)
Dari paparan waka kurikulum tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa guru PAI di MTs Rony mampu dikatakan profesional dalam aspek kompetensi pedagogik. Bukan hanya wawancara yang disampaikan oleh waka kurikulum guru PAI di MTs Rony dapat dikatakan professional, akan tetapi peneliti sendiri telah melihat secara langsung beberapa kelas yang saat itu sedang berlangsung proses belajar mengajar, berikut pengamatan yang telah peneliti temukan di lapangan;
“Suasana kelas pada saat kegitan belajar mengajar berlangsung cukup menarik untuk terus diikuti. Guru dalam menyajikan bahan ajar senang tiasa dilakukan berdasarkan kemampuan nalar siswa, sehingga proses belajar mengajar berjalan lancer. Demikian pula dengan media pembelajaran yang dipakai, guru tidak hanya menggunakan satu macam media seperti papan tulis dan spidol, tetapi sekali-kali diselingi dengan penggunaan media lain untuk memperkuat penjelasannya, seperti media gambar, dan sebagainya” (observasi peneliti pada tanggal 01 Oktober 2015)
Untuk lebih memperkuat data, peneliti dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur menemui beberapa guru PAI yang selesai mengajar.
Secara langsung dan tanpa basa-basi peneliti menanyakan beberapa hal
yang berhubungan denga proses pembelajaran terutama pada proses Tanya jawab, berikut penjelasannya:
Dalam desain tanyajawab, ketika ada sebuah pertanyaan dari siswa yang tidak bias dijawab, maka guru menyiasatinya sebagai berikut:
“Menurut ibu Syamsiah, S.Ag. Jika ada sebuah pertanyaan dilontarkan siswa berkenaan dengan masalah yang sedang dibahas, sedangkan saya ragu untuk memberikan jawaban, maka ssaya menunda memberikan jawaban pada pertemuan berikutnya dengan system hutang. Hal ini saya lakukan agar siswa tidak memiliki pengetahuan yang tidak keliru terhadap sebuah masalah, jadi saya harus hati-hati menjawabnya. Dengan ini merupakan tantangan tersendiri bagi saya untuk belajar terus sepanjang hayat.
Kalau sudah mendapat jawaban, biasanya jawaban itu saya jelaskan sebelum memulai materi pelajaran baru.” (wawancara dengan guru PAI Syamsiah, S.Ag Tanggal 01 Oktober 2015)
Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa kemampuan guru dalam aspek pedagogik cukup baik dan professional ketika menyikapi sebuah permasalahan. Sehingga ketika ada sebuah permasalahan yang tidak bias dijawab, mereka selalu menunda jawaban pada pertemuan berikutnya karena mereka tidak mau member informasi salah kepada siswanya.
Dari beberapa keterangan yang telah dipaparka di atas maka, dapat diambil suatu analisis bahwa guru PAI di MTs Rony terkait bagaimana kemampuan profesionalismenya dalam aspek kopetensi pedagogik, dapat dikatakan bahwa guru PAI mampu dikatakan professional dalam aspek kopetensi pedagogik karena guru PAI mampu mengintegrasikan pengetahuan yang dimilikinya dengan beberapa teori yang dapat mendukung kinerja perofesionalismenya untuk mencapai
53
tujuan pendidikan itu sendiri, serta untuk selalu mengamalkan dan mengembangkan ilmunya untuk bekalnya di akhirat kelak.
C. Strategi Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Profesionalisme