• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Pendukung dan Penghambat

BAB II KERANGKA TEORI

D. Mahasantri

3. Faktor Pendukung dan Penghambat

seorang santriwati Alimah Sholihah dan Karimah, namun dibutuhkan sangat ketekunan dan niat dalam memperbaiki diri serta beriman kepada Allah. Oleh karna itu adanya pesantren atau tempat tinggal yang mendukung kesuksesan mahasantri adalah suatu harapan mampu memainkan peran sentral dalam menunjang keberhasilan pendidikan di IIQ Jakarta, khususnya dalam bidang tahfizh, tahsin, dan ulumul Qur`an.

Dibantu dengan beberapa kegiatan yang ada di dalam pesantren seperti Madrasah Diniyah (MADIN), Lembaga Bahasa, pengajian kitab kuning atau sanad, pembacaan diba‟iyah dan beberapa kegiatan lainnya termasuk suatu pendorong kesuksesan mahasantri dalam mengubah kebiasaan sehari-hari. Kesuksesan mahasantri bukan dilihat bagaimana ia hanya taat peraturan yang ada di pesantren saja, namun bagaimana ia menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan ditelaah dapat bermanfaat dan dibutuhkan di masyarakat sekitar. Tidak hanya itu, seorang mahasantri juga harus menanamkan sikap akhlakul karimah, sebagaimana ia dapat mendidik dirinya dalam spiritual keagamaan dan kecerdasan yang telah dimiliki. Dukungan dari peran orang tua terhadap diri

mahasantri juga sangat mendukung dalam kesuksesan seorang mahasantri.

Dalam kepribadian pada diri mahasantri juga mempunyai fungsi sebagai penentu kebutuhan pokok dalam keberhasilan perkembangan di pesantren, faktor pendukung pada mahasantri dapat dikelompokkan sebagai berikut: yakni kondisi fisik mahasantri, kondisi lingkungan mahasantri khususnya dalam keluarga dan masyarakat, serta perkembangan sosial dan intelektual mahasantri.

Pemahaman Faktor diatas berfungsi sebagai perkembangan di pesantren dan proses kesuksesan mahasantri.38

Faktor penghambat kesuksesan mahasantri terkadang yaitu sulitnya menumbuhkan rasa kesadaran pada diri mahasantri dalam mentaati peraturan yang ada di pesantren. Sarana prasarana yang kurang memfasilitasi proses kegiatan belajar mahasantri juga dapat menghambat kesuksesan mahasantri itu sendiri. Sehingga mahasantri enggan mengikuti kegiatan yang telah dibuat oleh pengurus pesantren. Namun pemahaman diatas hanya beberapa mahasantri yang harus memaksakan dirinya sehingga menjadi terbiasa dengan keadaan di lingkungan pesantren.

Peran masyarakat yang kurang memahami keadaan mahasantri juga dapat mengurangi rasa kepercayaan diri dalam penyampaian sesuatu maupun tindakan yang dilakukan mahasantri.

Sehingga mahasantri menganggap bahwa pendidikan yang telah ditanamkan tidak penting dan sangat tidak diperlukan oleh setiap individu mahasantri di waktu mendatang. Oleh karna itu peran guru atau mulahidzyaitu seorang pendidik yang berpengaruh di dalam

38Sunarto dan Agung Hartanto, Perkembangan Peserta Didik, (jakarta:

Rineka Cipta, 1995), h.229

pesantren sangat dibutuhkan dalam menegaskan dan memotivasi mahasantri untuk tetap belajar ilmu pendidikan agama Islam dan sistem penerapan di masyarakat.

45 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksankan.1 Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, seperti observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi, maupun tes.2

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode pendekatan kuantitatif yaitu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang kita ketahui.

Pada umumnya penelitian kuantitatif dapat dilaksanakan juga sebagai penelitian diskriptif. Penelitian kuantitatif dapat pula berupa penelitian hubungan atau penelitian korelasi, penelitian kuasi eksperimental, dan penelitian eksperimental.3

Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan. Penelitian tindakan juga biasa dilakukan dengan meminta bantuan seorang konsultan atau pakar dari luar. Penelitian tindakan ini diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan kolaboratif. Penilitian

1Moh. Hasan Machfoed, dkk., Metode Penelitian dan Statistik Terapan, (Surabaya: Airlangga University Press, 2002), h. 21

2Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 136

3S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), h. 105

tindakan kolaboratif selain diarahkan kepada perbaikan proses dan hasil juga bertujuan meningkatkan kemampuan para pelaksana.4

Menurut Blum, penelitian tindakan sangat bermanfaat dalam upaya meningkatkan dan perbaikan. Kemudian Rapoport yang dikutip oleh hopkins juga menyatakan bahwa penelitian tindakan ditujukan untuk memecahkan suatu masalah praktis dalam mencapai suatu tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan dan mengupayakan suatu tindakan terkait dengan yang ingin diperbaiki atau ditingkatkan.5

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaukan di Pesantren Takhassus Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta yang berlokasi di Jl. Moh. Toha No 31 Rt.02/09, Pamulang Timur, Kecamatan Pamulang. Kab Tangerang Selatan.

Adapun waktu yang digunakan penulis untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan penelitian yaitu dimulai pada bulan Juni-Juli 2018.

C. Populasi dan sampel 1. Populasi

Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population berarti sejumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi sangat populer dipakai untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.6 Pengertian lain menyebutkan

4Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 56-57

5A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2014), h. 70

6Sofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT. Kencana, 2013), h. 30

bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, nilai tes, gejala-gejala, peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.7

Secara umum populasi mempunyai beberapa karakteristik, yaitu: pertama, merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan diinginkan. Kedua, dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda atau objek mauoun kejadian yang terdapat dalam suatu area/daerah tertentu yang telah ditetapkan. Ketiga, merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat tertentu yang memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu. Dan keempat, memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat digenerealisasikan.8

Adapun populasi dari penelitian ini adalah Mahasantri Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta fakultas Syariah, Ushuluddin, dan Tarbiyah yang mengambil program hafalan 30 Juz Al-Qur`an dari Mahasantri semester 2 hingga semester 9.

Berdasarkan hasil populasi penulis yang diteliti, maka dari keseluruhan mahasantri program tahfizh 30 Juz adalah sebanyak 127 Mahasantri.

2. Sampel

Sampel adalah anggota populasi yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian.9Atau sampel bisa

7S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), h. 118

8 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: kuantitatif, kualitatif dan gabungan, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 144

9Prasetyo Irawan, dkk., Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 53

diartikan sebagai suatu prosedur pengambilan data di mana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.10

Teknik pengambilan sampel pada penelitian pada penelitian ini adalah menggunakan teknik non probability sampling dengan metode convenience sampling dan quota sampling.

Maksud dari non probability sampling adalah setiap unsur yang terdapat dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota tertentu untuk terpilih tidak diketahui.11

Dan convenience sampling atau biasa disebut sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data.12 Pada prinsipnya peneliti dapat mengumpulkan data dari setiap responden yang dapat ditemui, siapa saja, dan kapan saja.13

Sedangkan, quota sampling atau sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.14

Sehingga, sampling kuota pada populasi yang menjadi objek penelitian ditentukan oleh peneliti sebanyak 63 responden.

10Sofian Siregar, Metode Penelitian kuantitatif, (Jakarta: PT. Kencana, 2013), h. 30

11 Muslich Anshori dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya: Airlangga University Press, 2009), h. 97

12 Muslich Anshori dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif, h 105

13 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 157

14 Muslich Anshori dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif, h 105

D. Variabel Penelitian

Kata variable berasal dari bahasa Inggris, yaitu ubahan faktor tidak tetap, atau segala yang dapat diubah-ubah.15 Menurut Aria Djalil, variabel adalah suatu konsep yang mempunyai variasi nilai, oleh karenannya ia dapat diukur, diamati, dikuantifikasikan atau dibandingkan. Definisi lain juga mengatakan variable adalah berbagai ciri atau karakteristik dari orang atau barang yang dapat dikenai nilai yang berbeda.16

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang dijadikan sebagai acuan dalam pengamatan guna memperoleh data dan kesimpulan empiris mengenai tingkat efikasi diri Mahasantri terhadap kemampuan Tahfizh Al-Qur`an. Yaitu:

1. Variabel bebas (Independent Variabel) yaitu variabel yang dapat memberi pengaruh terhadap variabel lain, yaitu tingkat efikasi diri mahasantri (Variabel X).

2. Variabel terikat (Dependent Variabel) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu kemampuan tahfizh Al-Qur`an (Variabel Y)

E. Kisi-Kisi Instrument Penelitian Tabel 1

Kisi-Kisi Instrument Penelitian Variabel X

Variabel Indikator No. Item

Tingkat efikasi diri mahasantri

1. Tingkat Kesulitan

tugas yang

1, 16, 20, 21, 24, 26

15John M. Echols and Hassan Shadily, An English-Indonesian Dictionary, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1976), h. 627

16Presetyo Irawan, Metode Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, Terbuka, 2009), h. 7.19

berhubungan dengan ekspetasi kemampuan seseorang

2. sejauh mana individu yakin akan kemampuannya dalam berbagai situasi tugas yang dikerjakan

2, 5, 10, 28, 34, 45, 47

3. kemampuan

individu terhadap keyakinan atau pengharapan

3, 4, 6, 18, 27, 33, 40, 41

4. pengalaman yang mempengaruhi tingkat keyakinan diri

35, 37, 39, 49

Tabel 2

Kisi-kisi Instrument Penelitian Variabel Y Variabel Indikator No. Item Kemampuan

dalam menghafal Al-Qur`an

1. pencapaian target dalam meningkatkan kemampuan menghafal

9, 11, 12, 13, 15, 23, 25, 32, 36, 38, 43

2. penerapan kandungan Al- Qur`an

7, 8, 14, 17, 19, 22, 29, 30, 31, 42, 44, 46, 48, 50

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan alat pengukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penulisan. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan berbagai ragam fakta yang berhubungan dengan fokus efikasi diri mahasantri. Maka dalam penulisan ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu kuesioner, observasi, dan wawancara. Mengacu pada peningkatan efikasi diri mahasantri dibutuhkan pengumpulan data yang relevan sebagai berikut:

1. Kuesioner (angket)

Teknik diatas merupakan suatu cara pengumpulan data secara tidak langsung. Angket tersebut berupa sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responded.

Responded bebas memilih jawaban yang akan dipilih sesuai dengan yang dialaminya.17 Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responded tanpa merasa khawatir bila responded memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar perranyaan.18

Oleh karena itu penulis memberikan angket yang merupakan pertanyaan-pertanyaan seputar efikasi diri mahasantri terhadap peningkatkan kemampuan tahfizh Al-Qur`an dari semester 2 sampai Semester 8 di IIQ Jakarta. Dimana pertanyaan tersebut terdiri dari 50 soal pertanyaan, dengan alternatif jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Cara

17Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 219

18Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru/Karyawan dan Penelitian Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 56

pengisian nya hanya memberi tanda centang pada jawaban yang dianggap sesuai dengan yang dialaminya.

Tabel 3

Skor Positif Jawaban Kuesioner pada Tingkat Efikasi Diri Mahasantri Terhadap Kemampuan Tahfizh Al-Qur`an

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Tabel 4

Skor Negatif Jawaban Kuesioner pada Tingkat Efikasi Diri Mahasantri TerhadapKemampuan Tahfizh Al-Qur`an

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 1

Setuju 2

Tidak Setuju 3

Sangat Tidak Setuju 4

2. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Penelitian Observasi ini tidak hanya sebatas mengamati obyek yang dituju, namun juga obyek-obyek di

lingkungan sekitar, segala sesuatu yang berkenaan dengan perilaku manusia, dan gejala-gejala alam lainnya.19

3. Wawancara

Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan penulis dapat mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik ini mendasarkan diri pada laporan tentang individual dan keyakinan pribadi.20

Wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara terstruktur, yakni telah menyiapkan instrumen pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan fokus yang dituju.

Objek wawancara yang peneliti lakukan adalah ketua lembaga Tahfizh dan Qira’at Al-Qur`an (LTQQ) dan perwakilan Mahasantri aktif semester 2, 4, 6, dan 8 yaitu ada 4 mahasantri dan 1 dosen di IIQ Jakarta.

G. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang juga disebut sebagai teknik pengolahan data memberi informasi tentang cara pengolahan data yang dikumpulkan. Teknik ini bertujuan untuk mengambil kesimpulan terkait dua variabel tersebut.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisa statisik korelasi Product Moment Correlation, yaitu salah satu teknik untuk mencari korelasi antara dua

19Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 145

20Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,..., h. 137- 138

variabel yang kerap digunakan. Teknik ini dikembangkan oleh Karl Pearson. Disebut dengan Product Moment Correlation karena koefisiennya diperoleh dengan cara mencari hasil perkalian dari momen-momen variabel yang dikorelasikan.

Adapun rumus korelasi Pearson Product Moment Correlation adalah sebagai berikut:

1. Mencari angka korelasi dengan rumus:

N∑xy ( )( )

( ) ( ( )

Keterangan:

rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment N : Jumlah responden

∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y

∑X : Jumlah seluruh skor x

∑Y : Jumlah seluruh skor

2. Memberikan interpretasi terhadap (rxy), yaitu:

a. Merumuskan hipotesis alternative (Ha) dan hipotesis nihil (Ho)

b. Menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan dengan jalan membandingkan besarnya

“r” product momentdengan “r” yang tercantum dalam tabel nilai (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (df) yang rumusnya:

Df= N-nr Keterangan:

df : Degrees of freedom N : Jumlah responden

Nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan, maka nr akan selalu 2, karena variabel yang kita korelasikan selalu dua buah.

Kemudian hasilnya dikorelasikan pada tabel nilai “r” product moment untuk df taraf signifikansi 1% dan taraf signifikan 5%.

Dengan diperoleh db atau df maka dapat dicari besarnya “r”

yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment, baik pada taraf signifikasi 5% maupun taraf signifikasi 1%. Jika ro sama dengan atau lebih besar dari pada rt maka hipotesis alternative (Ha) disetujui atau diterima atau terbukti kebenarannya. Berarti memang benar antara variabel x dan variabel y yang signifikan. Sebaliknya, hipotesis nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbukti kebenarannya, ini berarti bahwa hipotesis nilai yang menyatakan tidak adanya korelasi antara variabel x dan variabel y itu salah.21

Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” product moment, pada umumnya dipergunakan pedoman sebagai berikut.22

Tabel 5 Interpretasi Data

No Besarnya “r” product moment Interpretasi

1 0,00-0,20

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi, akan tetapi

korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan

2 0,21-0,40 Antara variabel x dan

variabel y terdapat

21Anas Sudijoo, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Indonesia. 2014), h. 25

22Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,..., h. 193

korelasi yang lemah atau rendah.

3 0,41-0,70

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sedang

atau cukup

4 0,71-0,90

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang kuat

atau tinggi

5 0,91-1,00

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat

kuat atau sangat tinggi

45

57

A. Gambaran Umum Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta 1. Sejarah Berdirinya

Institut ilmu Al-Qur`an merupakan sebuah instansi swasta di Indonesia pada tingkat satuan pendidikan S1 yang secara khusus mendidik kaum perempuan dan konsen dalam bidang ilmu-ilmu Al- Qur`an, ilmu syariah, ilmu ushuluddin dan ilmu tarbiyah, khususnya dakam pendalaman dan pengembangan ilmu tahfizh, nagham, tafsir, rasm, dan qiraat Al-Qur`an. Inilah dimensi keunggulan IIQ Jakarta ditengah beragamnya perguruan tinggi keagamaan Islam di negeri ini.

Atas gagasan Al-Maghfurlah Prof. K. H, Ibrahim Hosen, LML. Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta didirikan pada hari Jum’at tanggal 12 Rabiul Awal 1397 H. Bertepatan dengan tanggal 1 April 1977 M di bawah naungan Yayasan Affan, yang diketuai oleh H. Sulaiman Affan. Kemudian sejak tahun 1983 hingga sekarang IIQ Jakarta diselenggarakan oleh Yayasan IIQ Jakarta, diketuai oleh Ibu Hj. Harwini Joesoef sampai tahun 2018, namun pada periode 2018- 2023 pembina dan pengurus yayasan IIQ Jakarta diketuai oleh Ir. H.

Rully Chairil Azwar, M.Si.

Pada mulanya IIQ Jakarta membuka Program Magister khusus untuk wanita dengan dukungan penuh dari seluruh gubernur di seluruh Indonesia guna memenuhi seluruh tenaga khusus di berbagai propinsi dan dipersiapkan pula sebagai tenaga pengajar pada program Strata satu (S1). Setelah meluluskan dua angkatan IIQ jakarta membuka program S1 tahun 1982 dan membuka kembali Program S2 tahun 1998.

IIQ Jakarta merupakan lembaga pendidikan tinggi yang menggabungkan system pendidikan pesantren dan perguruan tinggi dengan orientasi mencetak ulama wanita yang hafal Al-Qur’an, intelek, berwawasan luas dan ahli di bidang Ulumul Qur’an. Secara spesifik program S1 mendalami kajian dan pengembangan ilmu-ilmu Al-Qur’an serta bidang keilmuan yang sesuai dengan program studinya. Sementara Program Pascasarjana Magister Studi Agama Islam dimaksudkan untuk lebih mendalami dan mengembangkan Ulumul Qur’an dan Ulumul Hadis. Keberadaan IIQ Jakarta telah melahirkan qari’ah dan hafidzah yang mampu tampil di arena Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional maupun International.

Mahasiswa yang tidak memiliki bakat sebagai qariah sekalipun tetap diharuskan mendalami ilmu Nagham (Seni Baca Al- Qur’an ) sebagai ilmu. Dua orientasi yaitu pengembangan seni tilawah disertai pemahaman akan kandungan Al-Qur’an dan Hadis dengan pendalaman ilmu-ilmu pendukungnya dikemas dalam satu paket pendidikan bertujuan menghasilkan sarjana Al-Qur’an yang mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat.

IIQ Jakarta sebagai perguruan tinggi ke-Qur`anan, bukan berarti mata kuliah yang diajarkan hanya masalah Al-Qur`an saja, melainkan ilmu-ilmu keagamaan lain sesuai dengan bidang konsentrasi yang diikuti. Ilmu-ilmu ke-Qur`anan menjadi mata kuliah kekhususan IIQ yang diberikan kepada seluruh mahasiswa. Adapun ilmu-ilmu ke-Qur`anan yang dimaksud adalah: Tahfizh Al-Qur`an, Nagham Al-Qur`an, Qira’at Al-Qur`an, Tajwid/Tahsin Al-Qur`an, Ulum Al-Qur`an (Rasm Al-Qur`an). Inilah yang membedakan IIQ Jakarta berbeda dengan perguruan Tinggi dan instansi lain.

2. Visi, Misi, dan Tujuan

VISI dari IIQ Jakarta adalah “Menjadikan Institut Ilmu Al- Qur`anpusatstudidanriset Al-Qur’an terbaikdanterdepan di dunia”.

Adapun MISI nya adalah (1) Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berkualitas, moderat, dan relevan dengan perkembangan IPTEK yang fokus pada kajian Al-Qur’an dan ilmu ke Islaman. (2) Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang mengintegrasikan sistem pendidikan nasional dan pesantren, serta berdaya saing. (3) Menyelenggarakan penelitian, pengabdian, serta kerjasama di bidang Al-Qur’an dan ilmu ke Islaman dengan perguruan tinggi dan lembaga lain, dalam dan luar negeri. (4) Melaksanakan tata kelola Institut yang baik (good governance).

Tujuan nya adalah (1) Terwujudnya pendidikan tinggi yang berkualitas, moderat, dan relevan dengan perkembangan IPTEK yang fokus pada kajian Al-Qur’an dan ilmu keislaman. (2) Menyebarluaskan ilmu-ilmu ke Islaman, khususnya ulumul Qur’an berbasis jaringan kerja, baik secara langsung maupun melalui media online (paperless) menuju kembalinya kejayaan Islam. (3) Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia dan memiliki kompetensi yang berdaya saing. (4) Menghasilkan karya ilmiah di bidang Al-Qur’an dan ilmu keislaman serta terwujudnya kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga lain, dalam dan luar negeri. (5) Terwujudnya tata kelola Institut yang baik (good governance).

3. Susunan Pembina dan Pengurus Yayasan IIQ Jakarta Periode 2018-2023

a. Pembina

Ketua: H. R. S. Museno, SH

Wakil: Hj. Harwini Joesoef

Sekretaris: Drs. H. Azhari Baedlawie, MM

Anggota: Hj. Kustini Usman Affan, Prof. Dr. H. A. Sukardja, SH, H. Iwan Valiant Joesoef, Ir. H. Nazihun Nafs Hosen b. Pengurus

Ketua Umum: Ir. H. Rully Chairul Azwar, M.Si, IPU

Wakil Ketum I: Dr. Ir. H.M. Nadratuzzaman Hosen, M.Sc.

M.Ec

Wakil Ketum II: Abdullah Feris Affan, BSc c. Ketua bidang-bidang

Bid. Akademik: Dr. H. Hasanuddin, M.Ag

Bid. Pengembangan &Usaha: H. Ichwan Satya Djaja Joesoef Bid. SDM & Alumni: Ir. H. Rachmat Indrajaya

Bid. Umum: Muhammad Assad, MSc Sekretaris Umum: Drs. H. Rasud Syakir

Sekretaris I: Dra. Hj. Maria Ulfah Anshor, M.Si Sekretaris II: Dra. Hj. Siti Marhamah, MA

Sekretaris III: Dzulfikar Djoekardi, BA. S Theology Sekretaris IV: Jemmy Ruftiano Affan, SE, MM Bendahara Umum: H. Ibrahim Maulana Joesoef Bendahara I: Dr. H. Syahriar Nusyirwan, MM

Bendahara II: Nibrasul Huda Ibrahim Hosen, AS, BBM, CIFP,ASPM

d. Pengawas

Ketua: Ustadz H. Yusuf Mansur, S.Hi

Anggota: Dr. H. Asep Syarifuddin, SH.,MH dan Hj Lydia Chairul

4. Sarana dan Prasarana

Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta memfasilitasi mahasantrinya tinggal di Pesantren Takhassus yang beralamat di Jln.

Moh. Toha No. 31 Rt.02/09 Pamulang Timur, Kec. Pamulang. Kab.

Tangerang Selatan, Propinsi Banten. Pesantren Takhassus IIQ Jakarta yang berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 1,5 ha wakaf dari kel.

Alm Bapak H. Joesoef Abdillah tersebut terdiri dari tiga bangunan asrama (yaitu: Asrama Hj. Harwini Joesoef, Asrama DKI Jakarta, dan Asrama Hj. Halimah) satu rusunawa yang terdiri dari empat lantai, bantuan MENPERA, dan Masjid. Pesantren Takhassus ini dipimpin oleh seorang pengasuh, adapun dalam pelaksanaan kegiatan, kepengurusan, dan pengawasan dibawah koordinasi seorang Direktris dan Pengurus Pesantren.

Adapun fasilitas di IIQ Jakarta dilengkapi dengan kajian Al- Qur`an dan berbagai fasilitas moderen sebagai berikut:

1. Lokasi yang sangat strategis dan mudah dijangkau, dekat masjid, pusat pelayanan kesehatan, toko buku, pusat perbelanjaan dan restoran.

2. Dosen-Dosen Senior dan Ahli di Bidangnya 3. Perpustakaan di tengah kampus

4. Laboratorium Shaoutiyah (Laboratorium Tilawah) 5. Laboratorium Bahasa Wireless dan Hot Spot Internet 6. Website : www.iiq.ac.id

7. Kelas lengkap dengan IT Multimedia (In Focus)

8. Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa), Pesantren Tinggi dan Asrama Mahasiswi

Dokumen terkait