• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pada Akad Mudharabah di Koperasi Serba Usaha BMT Al-Iqtishady Mataram

Pembiayaan yang disalurkan oleh BMT Al-Iqtishady yang digunakan untuk kegiatan usaha ada kalanya terjadi hambatan dalam pembayaran perjanjian oleh nasabah untuk mengembalikan pembiayaan yang diberikan.

Sehingga menimbulkan pembiayaan bermasalah. Salah satu produk yang ditawarkan adalah pembiayaan modal kerja dalam bentuk pembiayaan mudharabah muqayyadah. Pembiayaan yang dibiayai yaitu bahan baku, proyek pembangunan, pembelian barang dagangan dan usaha baru yang dianggap perlu untuk dibiayai.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Syafarwadi selaku manager USPPS di BMT Al-Iqtishady bahwa pembiayaan bermasalah yang terjadi pada pembiayaan modal kerja dengan akad mudharabah dapat disebabkan dari faktor eksternal dan faktor internal sebagai berikut: Faktor internal: Pada saat melakukan survey kepada nasabah pihak BMT tidak melakukannya dengan rinci dan detail. Analisis yang salah terhadap kelayakan nasabah karena keterbatasan manusia dalam hal menilai watak, kemampuan

dan usaha nasabah.. Pengawasan yang kurang intensif terhadap pembiayaan yang diberikan kepada nasabah. Faktor Eksternal: Ketidakjujuran nasabah saat diwawancarai dan dilakukan survey terhadap usaha nasabah. Aspek pasar yang tidak mendukung, disini maksudnya saat kondisi ekonomi masyarakat yang tidak stabil pasar akan sepi dan menyebabkan nasabah tidak bisa untuk membayar pembiayaan yang dilakukan dan kesengajaan dari nasabah yang menggunakan uang yang seharusnya dipakai untuk melakukan pembiayaan digunakan untuk kebutuhan lain. 51

Berdasarkan wawancara dengan bapak Fadrijno selaku bagian pembiayaan yang menangani pembiayaan bermasalah, faktor internal yang menyebabkan pembiayaan bermasalah di BMT Al-Iqtishady adalah karena disebabkan oleh Kelalaian dari pihak BMT dalam hal pengawasan terhadap usaha nasabah. Dalam memberikan pembiayaan analisis terhadap pembiayaan nasabah masih terdapat kekeliruan. Faktor ekternal yang menyebabkan nasabah bermasalah yaitu dari nasabah itu sendiri watak yang kurang baik dalam mengembalikan pembiayaan yang dilakukan dengan cara penyalahgunaan modal yang diberikan dan terjadinya bencana alam.52

Adapun penerapan prinsip dalam menganalisis nasabah pada pembiayaan mudharabah di BMT Al-Iqtishady Mataram, yaitu: 53

1. Analisis watak, penilaian watak dilakukan dengan melihat latar belakang nasabah, baik yang berhubungan dengan pekerjaan calon nasabah, gaya

51 Syafarwardi (manager USPPS), wawancara, Koperasi Serba Usaha BMT Al-Iqtishady Mataram, 17 Desember 2019.

52 Ibid.

53 Ibid.

hidup serta kehidupan keluarganya. Informasi ini didapatkan dari orang- orang terdekat nasabah, seperti saudara dan tetangga calon nasabah.

Penyebab pembiayaan bermasalah dalam hal menganalisis watak nasabah yaitu karena ketidakpandaian petugas saat melakukan survey.

Terkadang petugas menganggap watak yang dimiliki oleh nasabah tersebut baik tetapi kenyataannya tidak seperti itu. Kesalahan dari petugas yang melakukan analisis terhadap nasabah juga terlalu mempercayai informasi yang didapatkan dari keluarga ataupun tetangga nasabah saat melakukan survey.

2. Analisis kemampuan yang dilakukan yaitu, Penilaian dapat dilihat dari tingkat pendidikan dan pengalaman nasabah dalam mengelola usaha, semakin tinggi kemampuan pengetahuan nasabah maka tingkat risiko akan lebih sedikit. Penilaian kemampuan juga dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan dilapangan atau survey lokasi usaha calon nasabah. Penyebab pembiayaan bermasalah yaitu kekeliruan dari petugas pembiayaan yang melakukan survey karena terlalu percaya dengan nasabah terutama tentang pengalaman usaha nasabah.

3. Analisis permodalan yang dilakukan yaitu, menilai tingkat financial atau jumlah modal sendiri yang dimiliki calon nasabah. Biasanya dilihat dari pendapatan nasabah perbulan dikurangi pengeluarannya.

4. Analisis jaminan yang dilakukan yaitu, menilai kesesuaian barang jaminan dengan pembiayaan yang diberikan. Jaminan yang diberikan minimal 50%

dari pembiayaan yang diberikan. Penyebab pembiayaan bermasalah

disebabkan karena ketidak telitian petugas dalam mengecek jaminan yang dijadikan agunan dalam pembiayaan. Penyebab pembiayaan bermasalah juga disebabkan karena nasabah tidak jujur dalam hal jaminan misalnya pada saat pengecekan fisik kendaraan dengan menyembunyikan kerusakan dari barang yang dijadikan jaminan.

5. Analisis kondisi atau prospek usaha, yaitu analisis terhadap situasi dan kondisi usaha nasabah dengan tujuan untuk memprediksi resiko yang akan terjadi.

Informan Z selaku nasabah yang bermasalah dalam pembiayaan modal kerja dengan akad mudharabah, mengatakan:

Pembiayaan yang diberikan oleh BMT Al-Iqtishady yaitu diberikan untuk modal kerja penjualan online (pesansayur.id) yang sudah 3 tahun berjalan. Pembiayaan yang diberikan sebesar RP.20.000.000,00 oleh BMT dan tidak ada modal sendiri. Pembiayaan dilakukan dengan jangka waktu selama 15 bulan diangsur perbulan dengan bagi hasil 70% : 30%. Keuntungan yang didapatkan oleh BMT 2.400.000,00 dan Informan Z mendapatkan 5.600.000 dengan pengembalian modal sebesar 22.400.00,00. Jaminan yang diberikan berupa BPKB Motor. Namun dalam usaha yang dilakukan tidak sesuai dengan asumsi saat melakukan pembiayaan, para pembeli yang sebelumnya telah menginformasikan terlebih dahulu bahwa ingin memesan sayuran tiba-tiba tidak jadi (batal memesan) karena alasan yang bermacam-macam, dampak dari hal tersebut yaitu sayuran yang tidak jadi di ambil menjadi rusak. Hal tersebut yang menyebabkan saya tidak bisa membayar pembiayaan yang dilakukan. Penyebab tidak bisa melakukan pembayaran tepat pada waktunya juga disebabkan karena kesalahan saya dalam memilih sayuran yang segar dan berkualitas sehingga sayuran tidak bertahan lama untuk disimpan. Serta kesalahan dari saya yang memberikan hutang kepada pembeli, ada yang membayar sebagian dulu dan ada yang telat dalam melakukan pembayaran dan bahkan ada yang tidak membayar hutangnya. sehingga kerugian ditanggung sendiri. Terkadang apabila sakit maka uang yang seharusnya digunakan untuk membayar pembiayaan tetapi digunakan terlebih dahulu untuk berobat.54

54 Informan Z (nasabah), wawancara, Terong Tawah, 20 Desember 2019.

Informan J selaku nasabah yang bermasalah dalam pembiayaan modal kerja dengan akad mudharabah, mengatakan:

Pembiayaan dilakukan untuk modal kerja usaha perlengkapan lapangan, (pengadaan jaket, ransel, sepatu). Pembiayaan yang diberikan sebesar Rp.6.250.000,00 selama 15 bulan dan diangsur perbulansebesar 525.000,00 dengan bagi hasil 40% : 60% dengan jaminan BPKB motor. Namun pembiayaan yang dilakukan tidak sesuai dengan apa yang diperkirakan karena pembiayaan yang seharusnya digunakan untuk membayarkan pembiayaan tetapi uang tersebut diputar dulu untuk membeli barang lain untuk perlengkapan usaha. Dalam usaha yang dilakukan tidak ada pengawasan dari BMT secara berkala tetapi hanya sekali-kali saja menanyakan usaha bagaimana keadaan usaha.

Informan S selaku nasabah yang bermasalah dalam pembiayaan modal kerja dengan akad mudharabah, mengatakan:

Pembiayaan dilakukan untuk modal kerja usaha beras. Pembiayaan yang dilakukan yaitu Rp. 20.000.000,00 selama 6 bulan dengan sistem bagi hasil 65%:35%, pembayaran dilakukan diakhir periode.

tidak ada jaminan yang diberikan dalam pembiayaan. Pembiayaan yang dilakukan terjadi kemacetan disebabkan karena kesalahan dari pribadi saya yang menggunakan pembiayaan yang diberikan untuk menambah dana usaha yang lain. Saya juga memiliki usaha yang lain yaitu usaha warnet di sekitaran kampus 1 UIN Mataram.

Pembiayaan yang seharusnya sudah jatuh tempo tetapi saya tidak membayar sesuai perjanjian.55

C. Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah di Koperasi Serba Usaha

Dokumen terkait