• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Hasil Belajar

3. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

c. Ranah psikomotoris (keterampilan) Ada 3 keterampilan yaitu,

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan tidak sadar) 2) Keterampilan pada gerakan dasar

3) Kemampuan prseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif dan motoris.

4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan

5) Gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan eksprensif dan interprensif. 46

1) Aspek Fisiologis ( yang bersifat jasmani) a) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpegaruh terhadap belajarnya.

b) Cacat tubuh

Adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, dan lumpuh.47

2) Aspek psikologis ( yang bersifat rohaniah) a) Tingkat kecerdasan / inteligensi siswa

Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan secara tepat. Jadi, inteligensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ tubuh lainnya. Tetapi, memang harus diakui peran otak dalam inteligensi manusia sangat menonjol dari peran organ lain karena otak merupakan

“menara mengontrol” hampir seluruh kegiatan manusia.

47 Slameto, Belajar dan Foktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,1995) cet ke-3 h.54-55

Jika tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini maknanya, semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa, maka makin besar peluang untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah inteligensi seorang siswa maka semakin kecil peluang untuk memperoleh sukses.

Anak yang sangat cerdas atau berbakat (IQ 140 ke atas) anak yang di bawah rata- rata (IQ 70 ke bawah).

b) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk bereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang tepat terhadap orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif ataupun negatif.

c) Bakat siswa

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan di masa yang akan datang.

Sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tinggi, tetapi kapasitas masing- masing tergantung kepada cara individu tersebut mengembangkan bakatnya.

d) Minat siswa

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

e) Motivasi siswa

Motivasi adalah mendorong untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: motivasi intrinsik (keadaan yang berasal dari dalam diri individu yang dapat mendorong keinginan untuk belajar). Contohnya adanya perasaan menyukai mata pelajaran tersebut untuk masa depan siswa yang bersangkutan.

Motivasi ekstrinsik (keadaan yang datang dari luar diri individu siswa yang juga mendorong untuk melakukan kegiatan belajar). Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orangtua, guru, dan seterusnya merupakan contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar.48

f) Perhatian

Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, siswa harus memberi perhatian penuh pada bahan yang dipelajarinya, karena apabila bahan pelajaran tidak menjadi perhatian bagi siswa, akan menimbulkan kebosanan, sehingga yang bersangkutan tidak suka lagi belajar.

48 Muhibbin Syam, spikologi belajar, (Jakarta: PT Longos Wacana Ilmu, 1999) cet ke-1 h. 130-137

Proses timbulnya perhatian ada dua cara, yaitu perhatian yang timbul dari keinginan (Volitional) yaitu memerlukan usaha sadar dari individu untuk menangkap suatu gagasan atau objek. Dan perhatian yang timbul bukan dari keinginan (nonvolitional attention) yaitu timbul tanpa kesadaran kehendak.

g) Kematangan dan kesiapan

Kematangan merupakan suatu tingkatan atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana seluruh organ biologisnya sudah siap untuk melakukan kecakapan baru. Dengan perkataan lain, anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapan sebelum belajar. Belajar akan berhasil apabila anak atau siswa sudah siap (matang) untuk belajar

Kesiapan atau Readiness merupakan kesediaan untuk memberi respon atau reaksi. Kesediaan itu datang dari dalam diri siswa dan juga berhubungan dengan kematangan.

Kesiapan amat perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.49

49 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi dan Kompetensi, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) Edisi Revisi h.135-136

b. Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri individu. Yang terdiri dari dua macam, yaitu;

1) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial di sekolah seperti para guru, staf administrasi, dan teman-teman sebaya yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap, prilaku, dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat orangtua, karakter pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semua dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

2) Lingkungan nonsosial

Seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.50 Faktor lain yang

50 Muhibbin Syam, spikologi belajar, (Jakarta: PT longos wacana ilmu, 1999) cet ke-1 h.

138-139

juga mempengaruhi pelajar siswa dari lingkungan nonsosial yaitu suasana lingkungan dan budaya belajar.51

c. Faktor pendekatan belajar

Dapat dipahami sebagai segala cara atau srategi yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efesiensi dalam proses pembelajaran meteri tertentu. Pendekatan belajar juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pendekatan belajar ada tiga yaitu: pendekatan tinggi ( speculative dan acbieving), pendekatan menengah (analytical dan deep), dan pendekatan rendah (reproductive dan surface).

Dokumen terkait