• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN HASIL

B. Praktik Pekerja Anak Sebagai Pedagang Asongan di Daerah

4. Faktor yang Mendorong Anak Bekerja Sebagai

48

yang membeli maka anak-anak pedagang asongan yang lain berlarian mengejar menawarkan barang dagangannya. Jika satu yang dibeli maka yang lain merasa iri dan kadang hal itu membuat mereka bertengkar satu sama lain.

Seperti yang dialami pengunjung yang bernama Putri :

“Saya kadang jengkel dengan pedagang asongan yang ada di KEK Mandalika jika saya tidak membeli, mereka mengejar dan terus menawarkan sampai saya mau membeli dagangan mereka, dan kebanyakan pedagang asongan itu masih anak-anak, jika saya hanya membeli di salah satu anak-anak itu, anak-anak yang lain ikut menawarkan daganganya dan kadang jika mereka tidak dibeli hal itu membuat mereka kadang bertengkar, jadi kita sebagai pembeli kadang suka kasian dan mau tidak mau membeli dagangan mereka”.75

Hal lain dialami oleh Rani :

“Saya sudah sering berkunjung ke KEK Mandalika tapi satu hal yang saya tidak suka yaitu pedagang asongan di sana menawarkan dagangan dengan cara memaksa dan jika saya tidal membeli kadang mereka ngedumel”.76

4. Faktor yang mendorong anak bekerja sebagai pedagang

49

sebagai pedagang asongan dan dijadikan alat untuk membantu kedua orangtua mereka mencari nafkah.

Seperti yang dikatakan Ibu Rahmah :

“Saya bekerja menjadi pedagang asongan dan alasan saya mengajak anak-anak saya jualan karena tidak ada yang menjaga mereka dirumah dan dengan dibantu oleh anak-anak saya maka pendapatan yang saya dapatkan juga lebih banyak”.77

2) Pendapatan

Minimnya pendapatan yang didapatkan oleh orang tua mengakibatkan anak sebagai ladang pendapatan salah satunya dengan berjualan di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, namun tidak semua orang tua menjadikan anak sebagai ladang pendapatan, hal tersebut berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama inaq juminah selaku pengepul barang tempat anak-anak mengambil barang dagangannya.

“Ada anak yang disuruh berdagang untuk membantu memenuhi kebutuhan orang tuanya dan ada juga anak yang berdagang untuk dirinya sendirinya”

3) Kebutuhan

Ekonomi yang serba tidak berkecukupan menjadi salah satu faktor anak bekerja pada usia dini, jika kebutuhan anak tidak tercukupi maka anak-anak tersebut memilih berdagang sebagai pedagang asongan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti makan minum dan uang jajan.

Hal ini dipaparkan oleh anak yang bernama Ari :

“Saya berjualan sebagai pedagang asongan untuk mendapatkan uang sampingan untuk kebutuhan

77 Rahmah, (orangtua), wawancara, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika pada tanggal 23 Oktober 2021.

50

saya seperti uang jajan, jika saya tidak jualan saya nggak dapet uang tambahan”.78

Selain Ari memaparkan alasannya menjadi pedagang asongan, yanti juga mempaparkan alasannya sebagai pedagang asongan :

“Dari hasil jualan saya mendapatkan uang yang biasanya saya gunakan untuk uang jajan dan bahkan uang hasil jualan ditabung untuk keperluan yang lainnya.79

Hesti mengatakan :

“Karena bosan dirumah saja makanya kami berjualan, untungnya kan bisa dipake untuk uang jajan.80

Selain uang hasil penjualannya digunakaan untuk kebutuhan secara pribadi, ada juga anak yang secara inisiatif sendiri ingin mengurangi beban orang tua salah satunya uang jajan. Bahkan ada juga anak apabila penghasilan dirasa lebih, maka hasilnya diberikan ke orang tuanya sendiri, hal itu berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama Rohman. Rohman memaparkan:

“Biasanya hasil jualan yang saya peroleh , saya berikan kepada orang tua”81

b. Faktor keluarga

Faktor keluarga juga dapat mempengaruhi anak bekerja di usia dini, hal itu sejalan dengan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan dari pengalaman dari berbagai

78Ari, (pedagang asongan), wawancara, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika pada tanggal 23 Oktober 2021.

79Yanti, (pedagang asongan), wawancara, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika pada tanggal 23 Oktober 2021.

80 Hesti, (pedagang asongan), wawancara, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika pada tanggal 23 Oktober 2021

81 Rohman, (pedagang asongan), wawancara, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika pada tanggal 23 Oktober 2021.

51

kasus, mengemukakan bahwa yang menjadi penyebab munculnya pedagang asongan antara lain adalah :

1. Keluarga berantakan sehingga anak memilih untuk hidup di jalanan.

2. Tidak mempunyai keluarga (rumah, keluarga dan sebagainya).

3. Pemaksaan orang tua terhadap anak untuk mencukupi ekonomi keluarga.

4. Kemiskinan ekonomi, akses informasi dan sebagainya di dalam keluarga, sehingga mendorong anak untuk mandiri dengan hidup di jalanan.

5. Budaya yang menganggap anak harus mengabdi pada orang tua.

Berdasarkan pemaparan yang dikemukakan oleh Agus :

“Orangtua saya dirumah sering bertengkar sehingga membuat saya tidak betah di rumah dan itu membuat saya memilih bersama teman-teman saya yang berdagang sebagai pedagang asongan, hal itu membuat saya tertarik juga untuk ikut berdagang sebagai pedagang asongan”.82

Sedangkan Febri memaparkan :

“Saya hidup sendiri karena orang tua saya sudah lama meninggal, karena itu saya jualan untuk menghidupi keseharian saya untuk makan dan lainnya.83

Hal lain dipaparkan oleh Imah selaku masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal anak-anak pedagang asongan :

“Anak-anak disini ada yang tidak mempunyai keluarga dan untuk menghidupi diri sendiri, anak- anak itu biasanya berjualan sebagai pedagang

82Agus, (pedagang asongan), wawancara, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika pada tanggal 23 Oktober 2021.

83Febri, (pedagang asongan), wawancara, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika pada tanggal 23 Oktober 2021.

52

asongan jika mereka tidak jualan mereka tidak bisa makan”.84

c. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan juga merupakan faktor yang mempunyai pengaruh besar terhadap anak yang bekerja sebagai pedagang asongan, dimana lingkungan tempat tinggal anak-anak tersebut mayoritas bekerja sebagai pedagang asongan. Dalam praktiknya, sebagian besar para pedagang asongan tinggal di suatu kawasan atau tempat tinggal yang sama. Hal tersebut mempengaruhi anak yang lain untuk ikut berjualan sebagai pedagang asongan.

Seperti yang dikatakan Sarah :

“Saya dan teman-teman saya berasal dari Desa Sade karena kebanyakan teman-teman saya yang berjualan sebagai pedagang asongan berasal dari sana”.85

Isna memaparkan :

“Saya mengikuti apa yang dilakukan teman-teman saya yaitu berjualan sebagai pedagang asongan di sekitar KEK Mandalika karena kebanyakan kegiatan yang dilakukan sepulang sekolah ya berjualan.86

d. Kemauan anak itu sendiri

Selain faktor ekonomi, keluarga dan lingkungan faktor kemauan sendiri juga mempengaruhi anak bekerja pada usia dini. Karena kebanyakan dari mereka banyak yang berjualan sebagai pedagang asongan dan dari berjualan bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti uang jajan dan makan juga sebagai perantara untuk bermain dengan teman-teman.

Hal ini dipaparkan oleh Ekal dan Isti :

84Imah, (masyarakat), wawancara, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika pada tanggal 23 Oktober 2021.

85Sarah, (Anak/Pedagang Asongan), wawancara, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika pada tanggal 23 Oktober 2021.

86Isna, (pedagang asongan), wawancara, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika pada tanggal 23 Oktober 2020.

53

“Orang tua saya mengizinkan saya bekerja selama tugas sekolah saya sudah selesai”87

“Selama tidak terganggunya sekolah, saya diperbolehkan untuk berdagang di KEK mandalika, namun jika sekolah saya menjadi terganggu, maka saya tidak diizinkan berjualan. jika masalah uang yang saya dapatkan dari hasil penjualan itu diserahkan secara sepenuhnya ke saya”.88

87 Ekal (pedagang asongan), wawancara, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Mandalika pada tanggal 23 Oktober 2020.

88Isti (pedagang asongan), wawancara, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika pada tanggal 23 Oktober 2020.

54 BAB III

Dokumen terkait