• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN HASIL

A. Gambaran Umum Daerah Wisata Kawasan Ekonomi Khusus

Dengan ditetapkannya Kawasan Mandalika sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 52 Tahun 2014, dimana pariwisata menjadi sektor unggulan pariwisata untuk wisata bahari, MICE, maupun wisata budaya. Dalam perspektif destinasi wisata berdaya saing, KEK Mandalika merupakan bagian dari salah satu destinasi wisata berdaya saing internasional, yaitu menjadi bagian dalam strategi Great Bali, Keterpaduan Pengembangan Destinasi Bali, Lombok-Nusa Tenggara Barat, dan Flores-Nusa Tenggara Timur.

Pada tahun 2015, Kementeriaan Agraria dan Tata Ruang (ATR/Badan Pertanahan Nasional (BPN) telah mengidentifikasi kawasan sekitar KEK Mandalika yang memiliki keterkaitan serta pengaruh terhadap pengembangan KEK Mandalika itu sendiri, baik secara ruang, ekonomi, maupun infrastruktur, maupun sosial budaya yang meliputi 4 (empat) Sub Pengembangan : SP-1 (Kawasan Pariwisata Bahari), SP-2 (Kawasan Minapolitan), SP-3 (Kawasan Wisata Budaya), SP-4 (Kawasan Perkotaan, Outlet dan Industri).

35

Sebagai acuan dalam mengisi ruang/pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, perlu segera disusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di sekitar KEK Mandalika dengan menciptakan sinergi untuk investasi yang dapat mendukung fungsi KEK, diataranya : pembagian peran (role sharing) terutama terkait segmen pasar wisata serta menunjang business process kawasan melalui penyediaan rantai pasok industri wisata seperti logistik, obyek wisata, kebutuhan perumahan, jasa-jasa dan kegiatan penunjang wisata lainnya. Kementeriaan ATR melalui Direktorat Jenderal Penataan Kawasan akan membantu Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dalam bentuk Bantuan Teknis (Bantek) untuk menyusun RDTR kawasan sekitar KEK Mandalika.

Pada tanggal 4 April 2017 telah disepakati Rencana Deliniasi kawasan sekitar KEK Mandalika sebagai berikut :

1. Kawasan Inti : Luas 1.250 Ha, meliputi Desa Sengkol, Desa Sukadana, Desa Kuta dan Desa Mertak.

2. Kawasan Penyangga : Semuanya berada di Kecamatan Pujut meliputi : sebagian wilayah Desa Kuta (di luar kawasan inti), sebagian wilayah Desa Rembitan, sebagian Desa Mertak (Dusun Sereneng), sebagian Desa Sengkol (Dusun Grupuk I, Dusun Grupuk II, Dusun Ebanga), sebagian Desa Sukadana (di luar kawasan inti) dan sebagian Desa Prabu (lokasi dalam lingkup dusun).

3. Kawasan Pengaruh : Meliputi 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Praya Barat (Desa Selong Belanak, Desa Mekarsari), Kecamatan Pujut (Desa Tumpak, Desa Prabu, Desa Sengkol, Desa Sukadana, Desa Ketare, Desa Tanak Awu, Desa gapura (Kec. Pujut), Desa Teruwai, Desa Pengengat, Desa Mertak, Desa Bangket Parak) dan Kecamatan Praya Timur (Desa Kidang, Desa Bilelando).60

a. Kondisi Geografis

Daerah wisata Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika terletak di Desa Kuta Lombok Tengah. Desa Kuta Lombok terletak di Lombok Tengah bagian selatan, Kecamatan

60Berita DPUPR, dpu.ntbprov.go.id, diakses tanggal 30 Oktober, Pukul 8.32.

36

Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kuta merupakan salah satu Desa yang berada di kawasan Pantai sehingga memiliki potensi yang besar dalam bidang pariwisata.

1) Luas Wilayah dan Letak Geografis

Luas wilayah Desa Kuta yaitu 2.366 Ha dengan ketinggian tanah 5-10 mdpl, memiliki curah hujan 125 mm pertahun sehingga rata-rata suhu udara berkisar antara 180C-340C. Jenis dari dataran rendah, tinggi, pegunungan dan pantai adalah datar dan bergelombang. Berikut adalah batas wilayah administrasi Desa Kuta :

Sebelah Utara : Desa Rambitan

Sebelah Timur : Desa Sukadana dan Desa Sengkol Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Desa Prabu61

Gambaran desa di atas maka secara sosiologis akan memunculkan fenomena dimana masyarakatnya akan lebih cenderung ekonominya akan ke arah pariwisata, dikarenakan Desa Kuta yang berada di kawasan pantai dan terdapat 32 pegunungan serta perbukitan sehingga memiliki potensi yang besar, terlebih wilayah Desa Kuta juga sekarang ini sudah menjadi kawasan parwisata dimana sudah banyak turis asing yang berdiam serta berlibur di sana makanya desa yang luasnya sedemikian rupa memiliki banyak bangunan seperti hotel-hotel, home stay, bungalow, serta cafe-cafe yang banyak akan di jumpai di Desa Kuta ini.

a) Kependudukan

Penduduk Desa Kuta Lombok terdapat beberapa pembagian penduduk berdasarkan karakteristik desa kuta seperti penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, pendidikan serta mata pencaharian

(1) Penduduk berdasarkan usia

Usia merupakan karakteristik penduduk yang pokok.

Struktur ini mempunyai pengaruh yang penting baik

61 Profil Desa Kuta Tahun 2014-2015

37

terhadap tingkah laku demografis maupun sosial ekonomi. Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau mahluk, baik yang hidup maupun yang mati. Misalnya umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur dihitung. Berdasarkan statistik Indonesia tahun 2014, struktur umur atau usia penduduk dapat dilihat dalam unsur umur satu tahunan atau yang disebut juga umur tunggal (single age), dan yang dikelompokkan dalam lima tahunan.

(2) Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Secara umum manusia terbagi dalam dua jenis kelamin yaitu laki-laki dan wanita. Jenis kelamin atau gender menjadi isu substansial dalam konteks perubahan segmentasi pasar wisata pada dua puluh tahun terakhir.

Jenis kelamin adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu spesies sebagai saran atau sebagai akibat digunakannya proses reproduksi seksual untuk mempertahankan kelangsungan spesies itu. Jenis kelamin adalah istilah yang membedakan antara laki- laki dan perempuan secara biologis, dan dibawa sejak lahir dengan sejumlah sifat yang diterima orang sebagai karakteristik laki-laki dan perempuan. Adapun 34 karakteriktik masyarakat atau penduduk di Kuta Lombok dapat dilihat pada Jumlah penduduk menurut jenis kelamin

a) Laki-laki : 3996 orang b) Perempuan : 4026 orang c) Jumlah laki-laki dan perempuan : 8032 orang (3) Penduduk menurut Agama

Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: ketuhanan yang maha Esa. Dilihat dari aspek agama yang dianut, mayoritas penduduk Desa Kuta menganut Islam sebagai

38

agama mereka. Namun penduduk yang beragama lain tetap mendapat tempat di Desa Kuta. Secara berurutan, agama dan jumlah pemeluknya di Desa Kuta adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Agama Laki-laki Perempuan Islam 3959 orang 4010 orang Hindu 37 orang 16 orang Jumlah 3.996 orang 4.026 orang

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk di desa kuta mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam dan ada beberapa masyarakat yang memeluk agama Hindu. Jumlah penduduk sebanyak 7969 orang yang mayoritasnya beragama Islam dapat dilihat dari banyaknya tempat beribadah seperti masjid dan musholla yang ada di desa Kuta.

(4) Penduduk berdasarkan usia

Adapun karakteristik penduduk Kuta Lombok berdasarkan usia kerja seperti yang disajikan pada Tabel 2:

NO Kelompok Usia (tahun)

Jumlah (orang)

1 20-26 1.005

2 26-40 1.100

3 40-60 310

Sumber: Profil Desa Kuta Lombok Tahun 2012-2015 Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa usia penduduk di Kuta Lombok berada pada usia produktif. Kelompok usia 27 hingga usia 40 tahun dan usia kerja dua puluh tahun hingga dua puluh enam tahun merupakan usia kerja yang dijadikan sebagai pekerja pemula, sedangkan kelompok usia kerja

39

40-60 tahun merupakan kelompok usia kerja yang masuk ke katagori masa pensiun.

(5) Penduduk berdasarkan tenaga kerja Tabel 3

(6) jumlah pemduduk berdasarkan pendidikan

jumlah penduduk masyarakat desa kuta dapat dilihat dari julah pendidikannya, diantaranya adalahs sebagai berkut.

Tenaga Kerja Laki-laki Perempuan Penduduk usia 18 - 56

tahun

2112

orang 2120 orang Penduduk usia 18 - 56

tahun yang bekerja

1710

orang 1415 orang Penduduk usia 18 - 56

tahun yang belum atau tidak bekerja

395 orang 710 orang Penduduk usia 0 - 6

tahun 369 orang 370 orang

Penduduk masih sekolah 7 - 18 tahun

1111

orang 975 orang Penduduk usia 56

tahun ke atas 759 orang 779 orang Angkatan kerja 2120

orang 2130 orang

Jumlah 8.576

orang 8.499 orang

Total Jumlah 17.075 orang

PENDIDIKAN

Tingkatan Pendidikan Laki-laki Perempuan Usia 3 - 6 tahun yang belum

masuk TK 97 orang 99 orang

Usia 3 - 6 tahun yang sedang

TK/play group 80 orang 120 orang

Usia 7 - 18 tahun yang tidak

pernah sekolah 138 orang 125 orang

Usia 7 - 18 tahun yang sedang 757 orang 690 orang

40 t

a b e l . 2 . 4 j u m l a

b. Agama dan Kepercayaan Masyarakat 1) Masyarakat Sasak

Masyarakat Sasak khususnya di Desa Kuta Kabupaten Lombok Tengah sebagian besar beragama Islam. Mereka percaya pada Tuhan sebagaimana yang diajarkan oleh agama Islam. Segala aktivitas sehari- hari maupun tradisi budaya Sasak selalu dihubungkan dengan religi Islam. Selamatan merupakan salah satu cara yang dilakukan masyarakat dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan upacara keagamaan.

Sebagian masyarakat Sasak desa kuta menyebut Tuhan Yang Tunggal dengan sebutan Neneq. Hal tersebut masih dapat kita ketahui dari ungkapanungkapan masyarakat yang sering menyebut Nenaq Kaji Siq Lebeh Kuase yang artinya Tuhan kami Yang Maha Kuasa. Selain itu masyarakat juga percaya kepada makhluk halus yang disebut jim. Makhluk halus yang baik disebut jim sedangkan yang tidak baik disebut bakek. Suku bangsa Sasak ditinjau dari stratifikasi sosial masyarakat terdapat dua golongan yaitu sekolah

Usia 18 - 56 tahun tidak pernah

sekolah 376 orang 463 orang

Usia 18 - 56 tahun pernah SD

tetapi tidak tamat 171 orang 133 orang Tamat SD/sederajat 1450 orang 1850 orang Tamat SMP/sederajat 280 orang 200 orang Tamat SMA/sederajat 50 orang 80 orang Tamat D-1/sederajat 37 orang 27 orang Tamat D-2/sederajat 29 orang 17 orang Tamat D-3/sederajat 25 orang 23 orang Tamat S-1/sederajat 70 orang 69 orang Tamat S-2/sederajat 3 orang 1 orang

Jumlah Total 7.460 orang

41

golongan bangsawan dan golongan biasa. Stratifikasi sosial pada masyarakat Sasak terdiri dari tiga golongan yaitu, golongan menak, kebangsawanan yang didapatkan secara turun temurun, golongan perwangse, gelar kebangsawanan yang diperoleh dari pemberian raja dan golongan masyarakat biasa atau jajar karang.

Soejono Soekanto menyatakan bahwa ada dua asumsi yang melahirkan adanya hierarki kebangsawanan yaitu:

masing-masinng lebih sering dilahirkan atas faktor pengakuan diri sebagai keturunan keluarga raja (ascribed status), 38 dan archieved status yang merupakan gelar kebangsawanan yang diperoleh dari pemberian raja karena alasan keahlian, jasa, karir dan pengabdian kepada raja.

2) Tradisi Masyarakat Sasak di Desa Kuta

Pulau Lombok merupakan rumah Suku Sasak, terletak di sebelah timur Pulau Bali, dipisahkan oleh Selat Lombok. Masyarakat suku sasak tinggal di Lombok dan hidup bermasyarakat termasuk masyarakat sasak desa Kuta.

Masyarakat sasak ini memiliki beberapa tradisi dan budaya.62

B. Praktik Pekerja Anak Sebagai Pedagang Asongan di Daerah

Dokumen terkait