• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi, Tugas dan wewenang Badan Pelaksana

يذمترلا

C. Fungsi, Tugas, Wewenang Dewan Pegawas dan Badan Pelaksana dan Badan Pengelola Keuangan Haji

1. Fungsi, Tugas dan wewenang Badan Pelaksana

Terdapat dalam Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2017 bahwa fungsi, tugas dan wewenang Badan Pelaksana Sebagai Berikut:

8 http://bpkh.go.id/

BAB III

FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG BADAN PELAKSANA Bagian Kesatu

Fungsi Pasal 9

Badan Pelaksana memiliki fungsi perencanaan, pelaksanaan, serta pertanggungjawaban dan pelaporan Keuangan Haji.

Bagian Kedua Tugas Paragraf 1 Perencanaan

Pasal 10

Untuk melaksanakan fungsi perencanaan Keuangan Haji sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, Badan Pelaksana bertugas:

a. Merumuskan kebijakan b. Menyiapkan rencana strategis

c. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran tahunan, pengelola Keuangan Haji.

Pasal 11

(1) Perumusan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a didasarkan pada:

a. Kemampuan Keuangan Haji.

b. Perkembangan Ekonomi

c. Hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan ibadah haji.

(2) Kemampuan Keuangan Haji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, diukur dengan mempertimbangkan paling sedikit aspek likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan saldo Keuangan Haji.

(3) Untuk merumuskan kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Pelaksana berkoordinasi dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang agama dan atau kementerian atau lembaga non kementerian terkait.

(4) Badan Pelaksana wajim menyampaikan rumusan kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Dewan Pengawas untuk mendapatkan penilaian dan persetujuan.

(5) Dalam hal dewan pengawas menyetujui rumusan kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Badan Pelaksana menetapkannya menjadi kebijakan pengelolaan Keuangan Haji.

Pasal 12

(1) Penyiapan rencana strategis sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 huruf b didasarkan pada kebijakan pengelolaan Keuanagan Haji.

(2) Rencana strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

(3) Rencana strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling sedikit memuat :

a. Visi, misi, dan tujuan.

b. Arah keijakan dan strategi.

c. Kerangka regulasi dan kelembagaan

d. Target kinerja dan kerangka pengembangan Keuangan Haji.

Pasal 13

(1) Badan Pelaksana wajib menyampaikan rancangan rencana strategis kepada Dewan Pengawas untuk mendapatkan penilaian dan persetujuan.

(2) Rancangan rencana strategis yang telah mendapatkan penilaian dan persetujuan dari Dewan Pengawas untk mendapatkan penilaian dan persetujuan.

(3) Pengajuan rancangan rencana strategis kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah mendapat persetujuan Dewan Pengawas.

(4) Rancangan rencana strategis yang telah mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditetapkan oleh Badan Pelaksana menjadi Rencana Strategis Pengelolaan Keuangan Haji.

Pasal 14

(1) Penyiapan rencana kerja dan anggaran tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 huruf c didasarkan pada rencana strategi pengelolaan Keuangan Haji.

(2) Rencana kerja dan anggaran tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

(3) Rencana kerja dan anggaran tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:

a. Program.

b. Kegiatan.

c. Anggaran.

d. Target kinerja.

Pasal 15

(1) Badan Pelaksana wajib menyampaikan rancangan rencana kerja dan anggaran tahunan kepada Dewan Pengawas untuk mendapatkan penilaian dan persetujuan.

(2) Rancangan rencana kerja dan anggaran tahunan yang telah mendapatkan penilaian dan persetujuan dari Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh Badan Pelaksana kepada Dewan Perwakilan rakyat untuk mendapat persetujuan.

(3) Rancangan rencana kerja dan anggaran tahunan yang telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan oleh Badan Pelaksana menjadi rencana kerja dan anggaran tahunan pengelolaan Keuangan Haji.

(4) Rencana kerja dan anggaran tahunan pengelolaan Keuanagan Haji sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mulai berlaku tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

(5) Rencana kerja dan anggaran tahunan pengelolaan Keuangan Haji berikutnya wajib diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat paling lambat tanggal 1 Agustus tahun berjalan.

Paragraf 2 Pelaksanaan

Pasal 16

(1) Untuk melaksanakan fungsi pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Badan Pelaksana bertugas:

a. Melaksanakan program pengelolaan Keuanagan Haji yang telah ditetapkan serta rekomendasi atas hasil pengawasan dan pemantauan dari Dewan Pengawas.

b. Melakukan penata usahaan pengelolaan Keuangan Haji dan aset BPKH sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Menetapkan ketentuan teknis pelaksanaan oprasional BPKH d. Menyelenggarakan administrasi pengelolaan keuangan Haji

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Untuk melaksanakan penata usahaan pengelolaan Keuangan Haji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Badan Pelaksana menetapkan kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi pengelolaan Keuangan Haji.

(3) Kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi pengelolaan Keuangan Haji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Paragraf 3

Pertanggungjawaban dan pelaporan Pasal 17

(1) Untuk melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dan pelaporan Keuanagan Haji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Badan Pelaksana bertugas:

a. Menyusun laporan kinerja dan laporan keuangan secara bulanan, triwulan, semester, dan tahunan

b. Menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan Keuangan Haji.

(2) Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan Keuangan Haji yang disusun berkala secara bulanan, triwulan, dan semester menjadi bahan penyusunan laporan pertanggungjawaban Keuanagan Haji kepada Presiden dan DPR melalui Menteri setiap 6 (enam) bulan.

(3) Penyampaian laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan Keuangan Haji kepada Menteri dilakukan oleh Badan Pelaksana paling lambat tanggal 20 Juli tahun berjalan.

(4) Penyampaian laaporan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan Keuangan Haji kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimana dimaksud oada ayat (2) dilakukan oleh Menteri paling lambat tanggal 31 Juli tahun berjalan.

(5) Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan Keuangan Haji yang disusun setiap 6 (enam) bulan pada tahun berjalan menjadi bahan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan Keuangan Haji tahunan.

(6) Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan Keuangan Haji tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga Wewenang

Pasal 18

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 sampai dengan Pasal 17, Badan Pelaksana berwenang:

a. Menempatkan dan menginvestasikan Keuangan Haji sesuai dengan prinsip syariah, kehati-hatian, keamanan dan nilai manfaat.

b. Melakukan kerja sama dengan lembaga lain dalam rangka pengelolaan Keuangan Haji.

c. Menetapkan struktur organisasi beserta tugas dan fungsi, tata kerja organisasi, dan sistem kepegawaian.

d. Menyelenggarakan manajemen kepegawaian BPKH, termasuk mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan Pegawai BPKH serta menetapkan penghasilan Pegawai BPKH.

e. Mengusulkan kepada Presiden melalui Menteri mengenai penghasilan bagi Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana.

f. Menetapkan ketentuan dan tata cara pengadaan barang dan jasa dalam rangka penyelengaraan tugas BPKH dengan memperhatikan prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektifitas.

Pasal 19

Untuk melaksanakan wewenang Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a dan huruf b, dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan.

Pasal 20

(1) Untuk melaksanakan wewenang dalam menetapkan struktur organisasi beserta tugas dan fungsi, tata kerja organisasi, dan sistem kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c, Badan Pelaksana dapat berkoordinasi dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pendayagunaan aparatur negara.

(2) Struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling sedikit mencakup fungsi pengembangan atau investasi, keuangan, oprasional, manajemen risiko, hukum, dan personalia.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur organisasi beserta tugas dan fungsi, tata kerja organisasi dan sistem kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan BPKH.

Pasal 21

(1) Untuk melaksanakan wewenang dalam menyelenggrakan manajemen kepegawaian BPKH, termasuk mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan Pegawai BPKH serta menetapkan penghasilan Pegawai BPKH sebagaimana dimaksud pasal 18 huruf d, diatur dengan peraturan Kepala Badan Pelaksana.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran penghasilan Pegawai BPKH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan BPKH setelah berkonsultasi dengan kementerian yang menyelnggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara.

Pasal 22

(1) Usulan mengenai penghasilan bahi Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 hruf e, disusun oleh Badan Pelaksana dengan memperhatikan tingkat kewajaran yang didasarkan pada kemampuan Keuangan Haji, tingkat inflasi dan kinerja.

(2) Usulan penghasilan bagi Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Menteri.

(3) Menteri menyampaikan usulan penghasilan bagi Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Presiden untuk memperoleh persetujuan.

Pasal 23

Pelaksanaan wewenang penetapan ketentuan pengadaan barang dan jasa oleh Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf f, dapat berkoordinasi dengan lembaga yang menyelenggarakan urusan di bidang pengadaan barang dan jasa.