• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Temuan

Dalam dokumen peran guru dalam pelaksanaan program (Halaman 77-85)

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

C. Pembahasan Temuan

Hasil analisis penelitian dari data yang diperoleh dengan observasi dan wawancara yang berkenaan dengan peran guru dalam pelaksanaan program khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso, perlu diadakan pembahasan terhadap hasil temuan dalam bentuk interpretasi dan diskusi dengan teori-teori yang relevan dengan topik ini, untuk itu pembahasan ini akan disesuaikan dengan sub yang menjadi pokok pembahasan, guna mempermudah dalam menjawab pertanyaan yang menjadi landasan melakukan penelitian.

1. Peran Guru Sebagai Pendidik dalam Pelaksanaan Program Khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso

Mendidik adalah menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap materi yang disampaikan kepada peserta didik. Penanaman nilai-nilai ini akan lebih efektif apabila dibarengi dengan teladan yang baik dari gurunya yang akan dijadikan contoh bagi peserta didik. Guru sebagai seorang pendidik tidak hanya tahu tentang materi yang akan diajarkan. Akan

65

tetapi, guru harus memiliki kepribadian yang kuat yang menjadikannya sebagai panutan bagi peserta didik. Seorang guru wajib memberikan contoh kepada siswa untuk mengubah tingkah laku dan karakter siswa agar menjadi lebih baik.

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa peran guru dalam pelaksanaan program khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso adalah guru menjadi teladan yang baik bagi siswa. Dalam kegiatan khotmil Qur’an, guru menjadi contoh bagi siswa mulai dari sikap, kehadiran, dan kedispilinan waktu. Guru bersikap sopan dan santun, guru selalu menghadiri kegiatan khotmil Qur’an dan izin apabila tidak bisa mengikuti kegiatan khotmil Qur’an, serta guru tidak pernah datang terlambat ketika kegiatan khotmil Qur’an. Guru berwudlu’ terlebih dahulu dan segera mengajak serta mengarahkan semua siswa untuk segera berwudlu’ ketika kegiatan khotmil Qur’an akan dimulai.

Hasil temuan ini sesuai dengan teori E. Mulyasa yang mengatakan bahwa guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh arena itu guru yang juga sebagai pendidik harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa mandiri, disiplin agar guru berpotensi menjadi tenaga pendidik yang professional.69

Peneliti juga menemukan bahwa kegiatan khotmil Qur’an menjadi jalan bagi guru untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam. Nilai-nilai

69 E Mulyasa, Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 37.

pendidikan Islam yang ditanamkan kepada siswa melalui kegiatan Khotmil Qur’an adalah pembiasaan membaca Al-Qur’an, pembiasaan sholat dhuha, dan pembiasaan sholat berjemaah. Untuk memotivasi dan memberikan semangat terhadap siswa dalam pembiasaan-pembiasaan tersebut, guru menyampaikan dan menjelaskan kepada siswa keutamaan-keutamaan orang yang membaca Al-Qur’an, keutamaan-keutamaan sholat dhuha, dan keutamaan-keutamaan sholat berjemaah. Kegiatan khotmil Qur’an dimulai dengan sholat dhuha berjemaah yang dipimpin oleh guru. Setelah itu dilanjutkan qultum oleh guru untuk memulai khotmil Qur’an. kemudian khotmil Qur’an dilakukan sampai tiba waktu sholat dzuhur dan diakhiri dengan sholat dzuhur berjemaah.

Guru sebagai pendidik tentunya harus mengenal siswanya. Guru harus mengetahui sifat, bakat dan minat masing-masing siswa sebagai seorang pribadi yang berbeda satu sama lainnya. Dengan demikian guru akan mengetahui metode mana yang cocok digunakan dalam penanaman nilai tersebut.

Selain itu, peran guru dalam kegiatan khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso adalah guru sebagai penasehat. Salah satu rangkaian kegiatan dalam khotmil Qur’an adalah qultum dengan berbagai macam tema yang berbeda setiap minggunya.

Qultum ini diisi dengan nasehat-nasehat yang disampaikan oleh guru kepada siswa yang bertujuan untuk menjadikan tingkah laku dan karakter siswa

67

menjadi lebih baik, mencegah siswa terjerumus dalam hal-hal yang bertentangan dengan agama, dan menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam.

2. Peran Guru Sebagai Pembimbing dalam Pelaksanaan Program Khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso

Membimbing merupakan upaya yang dilakukan oleh seseorang secara terus menerus dan terencana dalam membantu seseorang menemukan lingkungan dan arah yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru sebagai pembimbing adalah menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya.

Dalam penelitian ini, peran guru sebagai pembimbing dalam pelaksanaan program khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso, peneliti menemukan bahwa untuk melakukan bimbingan secara maksimal terhadap siswa, guru berusaha menjalin hubungan yang baik dan penuh kehangatan dengan siswa. Hal ini dilakukan oleh guru agar siswa bisa lebih akrab dan tumbuh rasa saling percaya antara guru dengan siswa. Sehingga siswa akan lebih terbuka terhadap guru dan bimbingan yang diberikan oleh guru akan lebih mudah diikuti oleh siswa.

Usaha yang dilakukan oleh guru untuk menjalin hubungan yang baik dan penuh kehangatan dengan siswa diantaranya adalah dengan sabar dan selalu bersikap lemah lembut terhadap siswa. Karena siswa cenderung lebih

meyukai guru yang sabar dan tidak suka marah-marah terhadap siswa.

contoh ketika ada siswa yang ramai waktu kegiatan khotmil Qur’an, guru menegurnya dengan lemah lembut dan guru berpindah tempat lebih dekat dengan siswa yang ramai agar siswa tersebut tidak ramai lagi. Tidak hanya dalam kegiatan khotmil Qur’an, guru juga berusaha menjalin hubungan yang baik dengan siswa ketika di kelas dengan meyelipkan humor dan pembahasan yang disukai siswa. karena setiap siswa memiliki ketertarikan terhadap suatu hal. Guru mencoba memberikan saran yang bermanfaat, dukungan serta memberikan semangat tentang ketertarikan mereka.

Peneliti juga menemukan bahwa peran guru sebagai pembimbing dalam kegiatan Khotmil Qur’an adalah guru selalu memberikan kesempatan terhadap siswa untuk mengkonsultasikan berbagai kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Guru memanggil beberapa siswa yang sering tidak mengikuti kegiatan khotmil Qur’an untuk ditanyai dan diberi kesempatan untuk menyampaikan alasan serta kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa sehingga sering tidak mengikuti kegiatan khotmil Qur’an. kemudian guru mencoba memberikan solusi terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa agar siswa bisa selalu mengikuti kegiatan khotmil Qur’an.

Salah satu kendala yang banyak dialami oleh siswa sehingga sering tidak mengikuti kegiatan khotmil Qur’an adalah siswa belum bisa atau tidak lancar dalam membaca Al-Qur’an. untuk itu peran guru sebagai pembimbing di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso adalah dengan membuat program mengaji setiap hari sebelum

69

jam pelajaran dimulai. Guru membimbing terus menerus setiap hari secara berkelanjutan terutama untuk siswa yang belum bisa atau tidak lancar dalam membaca Al-Qur’an dengan cara masing-masing siswa membaca tiga ayat Al-Qur’an secara bergantian dihadapan guru dan disimak oleh guru.

Hasil temuan ini sesuai dengan teori E. Mulyasa bahwa Bimbingan merupakan proses yang berkelanjutan. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu agar individu dapat berkembang secara optimal sesuai lingkungannya. Bimbingan sebagai proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum di sekolah. guru sebagai pembimbing harus memberikan bimbingan, bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.70

3. Peran Guru Sebagai Pengasuh dalam Pelaksanaan Program Khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso

Pengasuh memiliki makna orang yang mengasuh, mengurus, memelihara, melatih, dan mendidik. Peran guru dalam kepengasuhan harus dapat mendekatkan hubungan emosionalnya dengan siswa, sehingga siswa dapat melihat guru sebagai pengganti orang tuanya ketika di sekolah.

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa peran guru sebagai pengasuh dalam pelaksanaan program khotmil Qur’an di Sekolah Menengah

70 Ibid., 40.

Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso adalah guru harus bersikap lemah lembut, penuh kasih sayang, dan menghindari sikap kasar terhadap siswa. Hal ini untuk menumbuhkan rasa dalam diri siswa agar melihat guru sebagai pengganti orang tuanya ketika di sekolah. Dalam kegiatan khotmil Qur’an guru selalu menggunakan bahasa yang sopan dan santun, serta guru tidak pernah bertindak kasar ketika ada siswa yang nakal, sering terlambat, dan sering gaduh ketika kegiatan khotmil Qur’an. guru menegur dengan ramah dan menasehati serta meberikan tindakan yang mendidik seperti menyapu mushollah, membaca surah Yaa-siin, dan membaca Sholawat.

Hasil temuan ini sesuai dengan teori Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid bahwa seorang pendidik dengan sifat lemah lembut dan menghindari kekerasan akan lebih dicintai anak didiknya daripada yang keras dan kasar. Sesuatu yang disampaikan dengan lemah lembut akan diterima dengan lemah lembut pula. Sesuatu yang disampaikan dari hati akan diterima oleh hati.71

Peneliti juga menemukan bahwa peran guru sebagai pengasuh dalam pelaksanaan kegiatan khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso adalah guru bersikap tidak pilih kasih terhadap semua siswa. Guru memperlakukan dan memberikan perhatian yang sama serta berlaku adil kepada semua siswa baik yang pintar dan pandai dalam membaca Al-Qur’an maupun siswa yang belum bisa atau

71 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Cara Nabi Mendidik Anak, (Yogyakarta: Pro U Media, 2010), 149.

71

belum lancar dalam membaca Al-Qur’an dan antara siswa yang berbeda dalam status sosialnya.

Selain itu, peran guru sebagai pengasuh dalam pelaksanaan Kegiatan khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso adalah guru tidak pernah mempermalukan siswa. Guru selalu berusaha untuk tidak merendahkan dan menghina siswa terlebih di depan teman-temannya atau orang lain. Contohnya guru tidak pernah memarahi siswa di depan teman-temannya. Ketika ada siswa yang sangat bandel dan sering gaduh serta tidak menanggapi teguran dari guru, maka ketika selesai khotmil Qur’an siswa yang bersangkutan dipanggil ke kantor untuk diberitahu dan dinasehati serta dibimbing agar tidak mengulanginya lagi.

72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan adalah pernyataan ringkas yang diambil dari suatu analisis, pembahasan suatu cerita atau hasil suatu pembicaraan. Berdasarkan hasil penelitian tentang “Peran Guru dalam Pelaksanaan Program Khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso”, data yang diperoleh melalui hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa:

1. Peran guru khotmil Qur’an sebagai pendidik dalam pelaksanaan program khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso adalah sebagai berikut:

a. Sebagai teladan yang baik bagi siswa mulai dari sikap, kehadiran, dan kedisiplinan waktu

b. Sebagai penasehat

c. Menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam kegiatan khotmil Qur’an

2. Peran guru khotmil Qur’an sebagai pembimbing dalam pelaksanaan program khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’

02 Bondowoso adalah sebagai berikut:

a. Menjalin hubungan yang baik dengan siswa untuk menumbuhkan keakraban dan rasa saling percaya antara guru dengan siswa

73

b. Selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonsultasikan berbagai kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa

c. Memberikan bimbingan dan bantuan secara terus menerus terhadap siswa yang belum bisa atau lancar dalam membaca Al-Qur’an dengan program mengaji sebelum jam pelajaran dimulai.

3. Peran guru khotmil Qur’an sebagai pengasuh dalam pelaksanaan program khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso Desa Pecalongan Kidul Kali Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso adalah sebagai berikut:

a. Bersikap lemah lembut dan menghindari sikap kasar b. Tidak pilih kasih terhadap siswa

c. Tidak mempermalukan siswa.

B. Saran-saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso Desa Pecalongan Kidul Kali Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso, maka penulis memberikan saran yang kiranya dapat bermanfaat terutama bagi pihak-pihak terkait yakni:

1. Bagi Sekolah

Kegiatan khotmil Qur’an ini harus tetap dipertahankan oleh sekolah karena kegiatan khotmil Qur’an ini merupakan kegiatan yang sangat penting dan dengan kegiatan khotmil Qur’an ini guru bisa menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam terhadap siswa. karena dalam kurikulum Sekolah

Menengah Kejuruan sangat minim sekali terhadap Pendidikan Agama Islam.

2. Bagi Guru

Bagi guru dan tenaga kependidikan harus lah menjadi teladan yang baik agar menjadi contoh bagi peserta didik. Guru juga harus bersikap lemah lembut, penuh kasih sayang, menghindari sikap kasar, tidak pilih kasih, dan tidak mempermalukan siswa.

75

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 1992. Seluk Beluk Al-Qur’an. Jakarta: Rineka Cipta

Ahsin W, Al-Hafidz. 2000. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta:

Bumi Aksara

Al-Banjari, Rachmad Ramadana. 2008. Membaca Kepribadian Muslim seperti Membaca Al-Qur’an. Yogyakarta: Diva Press

Al-Rosyid, Sholih bin Fauzan, Haya. 2008. Keajaiban Membaca Al-Qur’an. Solo:

Al-Qowam

Aly, Hery Noer. 1999 Ilmu Pendidian Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu

An-Nahlawi, Abdurrahman. 2004. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, terj. Sihabuddin. Jakarta: Gema Insani

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta

As-Sirjani, Raghib. dan Khaliq, Abdurrahman Abdul. 2018. Cara Cerdas Hafal Al-Qur’an, Solo: Aqwam

At-Thahir, Ahmad Hamid. Nasehat Rosulullah untuk Anak Berakhlak Mulia.

Bandung: Irsyad Baitus Salam

Birri, Maftuh Bastuhul. Standar Tajwid Bacaan Al-Qur’an. Kediri: Madrasah Murottilil Qur’an

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komuni9kasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana

Daradjat, Zakiyah. 1987. Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT.

Bulan Bintang

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka

Fitrah, Muh. Dan Lutfiah. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif Tindakan Kelas

& Studi Kasus. Bima: CV. Jejak

Hafizh, Muhammad Nur Abdul. 2000. Mendidik Anank Bersama Rasulullah.

Bandung: Al Bayan

Hartono, Budi. Wawancara, Bondowoso, 26 April 2022 Hasanah, Emilia. Wawancara, Bondowoso, 26April 2022

Hasyim, Husaini A. Madjid. 2003. Syarah Riyadhus Shalikhin 3. Surabaya: PT Bima Ilmu Offset

Husien, Latifa. 2017. Profesi Kependidikan Menjadi Guru Professional Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Jalal, Abdul. 2000. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu

Junaedi, Mahbub. 2006. Menghafal Al-Qur’an itu Mudah. Lamongan: CV Angkasa Solo

Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN- Maliki Press

Moelong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya

Munawwir, Ahmad Warson. 1984. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia.

Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak

Munir, M. Misbahul. 1997. Pedoman Lagu-lagu Tilawatil Al-Qur’an dengan Tajwid dan Qasidah. Surabaya: Apollo

Nurdin, Syariduddin. Andrianto. 2019. Profesi Keguruan. Depok: Rajawali Press Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2017 tentang

perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang Guru Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan

Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi

Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Edidi 1, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada

Sarwono, Sarlito W. 2013. Psikologi Remaja. 16th ed., Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sofia, Syarifatus. Wawancara, Bondowoso, 25 April 2022

Sugiono. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

77

Sugiono. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Suwaid, Muhammad Nur Abdul Hafizh. 2010. Cara Nabi Mendidik Anak.

Yogyakarta: Pro U Media

Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al- Qur’an. Jakarta: Gema Insani

Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: IAIN Jember, 2019.

Ulum, Miftahul dan Basuki. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo:

Stain Po Press

Waki’, Abdul. Wawancara, Bondowoso, 27 April 2022

Walgito, Bimo. 2000. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset

78

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rifqi Ansori NIM : T20151288

Program Studi : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Universitas : Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Peran Guru dalam Pelaksanaan Program Khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso Desa Pecalongan Kidul Kali Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso” ini adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Jember, 30 Juni 2022 Saya yang menyatakan

Rifqi Ansori NIM T20151288

MATRIK PENELITIAN

JUDUL VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR SUMBER DATA METODOLOGI

PENELITIAN FOKUS PENELITIAN

Peran Guru dalam Pelaksanaan Program Khotmil Qur’an Di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso Desa Pecalongan Kidul Kali Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso 1. Peran Guru

2. Khotmil Qur’an

1. Guru sebagai pendidik

2. Guru sebagai pembimbing

3. Guru sebagai pengasuh

1. Jenis Khotmil Qura’an

2. Pola Khotmil Qur’an

1. Menjadi teladan 2. Mengenal siswa 3. Memiliki pengetahuan

luas

1. Memahami prinsip- prinsip konseling 2. Memahami gaya

belajar, potensi dan bakat siswa

3. Menjalin hubungan baik dengan siswa 1. Menghindari sikap

kasar

2. Menghindari sikap pilih kasih

3. Tidak mempermalukan siswa

1. Khotmil Qur’an model bil ghoib

2. Khotmil Qur’an model bin nadzor

1. Pola sema’an 2. Pola Khotmul Barqi

1. Informan:

a. Kepala Sekolah b. Guru c. Siswa 2. Kepustakaan 3. Dokumentasi

1. Pendekatan penelitian:

Kualitatif Deskriptif 2. Jenis penelitian

Penelitian Lapangan (Field Research) 3. Teknik pengumpulan

data Observasi Wawancara Dokumentasi 4. Analisis data

Kondensasi data Penyajian data Verifikasi data 5. Keabsahan data

Triangulasi sumber Triangulasi teknik

4. Bagaimana peran guru sebagai pendidik dalam pelaksanaan Program Khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso?

5. Bagaimana peran guru sebagai pembimbing dalam pelaksanaan Program Khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso?

6. Bagaimana peran guru sebagai pengasuh dalam pelaksanaan program Khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso?

PEDOMAN OBSERVASI

NO INDIKATOR URAIAN OBSERVASI ADA TIDAK

ADA

1 Obyek Penelitian

1. Identitas Sekolah 2. Denah Lokasi

3. Visi, Misi, dan Tujuan 4. Struktur Organisasi 5. Data guru dan Siswa 6. Sarana dan Prasarana

2 Khotmil Qur’an

1. Waktu 2. Peserta 3. Pola

3

Peran Guru dalam kegiatan Khotmil Qur’an

4. Peran Guru sebagai Pendidik 5. Peran Guru sebagai Pembimbing

Peran Guru sebagai Pengasuh

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana proses kegiatan khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso ?

2. Bagaimana peran guru sebagai pendidik dalam pelaksanaan kegiatan khotmil Qut’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso ?

3. Bagaimana peran guru sebagai Pembimbing dalam pelaksanaan kegiatan Khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso ?

4. Bagaimana peran guru sebagai Pengasuh dalam pelaksanaan kegiatan khotmil Qur’an di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama’ 02 Bondowoso ?

Dalam dokumen peran guru dalam pelaksanaan program (Halaman 77-85)

Dokumen terkait