• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Pondok Pesantren An-Nur Abhari

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN-TEMUAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren An-Nur Abhari

mengenal lebih lanjut Pondok Pesantren An-Nur Abhari, penulis menghubungi dan mengunjungi Ustadz. H. Nurudin Aziz dan pengasuh Pondok Pesantren An-Nur Abhari.

Pondok Pesantren An-Nur Abhari didirikan pada Tahun 2015 oleh H. Nurudin Aziz bersama masyarakat Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Mengingat lembaga pendidikan yang bermuansa tahfiz sangat minim sekali bila dibandingkan dengan daerah Kecamatan lain yang ada didaerah disaerah NTB. Juga dilatarbelakangi oleh banyaknya saudara-saudara dan keluarga dekat dari Ust. H. Nurudin Aziz yang alumni Tahfiz dari berbagai tempat.

Sehingga terpikirlah agar mereka bisa mengembangkan ilmunya. Atas dasar itu lah. H. Nurudin Aziz bersama masyarakat Kerangkeng mendirikan Pondok Pesantren tersebut.41

Untuk meningatkan daya tahan dan semakin meningkatkan mutu pemahaman agama Islam bagi pemeluknya , maka dibentuk pengajian rutin Al-Qur’an dan secara terhadap yang dipimpim oleh. H. Nurudin Aziz karena masyarakat setempat menganggap beliau mampu / menguasai Ilmu Agama Islam, dan tempatnya dikediaman.

Susunan Pengurus Pondok Pesantren An-Nur Abhari : Pendiri : H. Baharudin dan Hj. Nurhasanah

Pelindung Penasehat : TGH. Amirudin, QH, Sarbini Azhari dan Kades- Kadus.

Pembina : H. Mahsun Al-Hikami

41Ust. H. Nurudin Aziz, Wawancara Tgl. 24 Desember 2019.

Ketua Yayasan : H. Nurudin Aziz Sekretaris : H. Maesun, QH

Bendahara : Muhammad Faizin, S.Pd.I.

Humas : Muslim, S.Pd. dan Abdurrahman. S.Pd.

Sarpras : Muhanan dan Ahmad Suryadi.

Pendais : Ust. H. Muhsin, S.Pd.I. dan Ust. Tamam Muhibbin, QH.

Kebersihan : Burhan dan Bilal Sandi Faris.

Dakwah : Ust. Fathul Aziz, QH. dan Ust. Hadi Sultani, QH.42

Asrama laki-laki 3 lokal, asrama Perempuan 3 lokal, kantor guru 1 lokal dan satu buah Masjid yang dilengkapi dengan sebuah sumur pompa yang airnya terasa asin untuk mandi dan mencuci para santri meskipun demikian tidak mengurangi minat mereka untuk belajar di Pondok Pesantren An-Nur Abhari.43

Pondok pesantren adalah lembaga prndidikan yang bercita-cita membina generasi Islam yang berpengetahuan luas dan berpikir kritis, maka dengan itu di Pondok Pesantren An-Nur Abhari menggunakan sistem pengajaran sebagai berikut :

a. Pendidikan Non Formal.

b. Shalat lima waktu secara berjama’ah c. Membaca Al-Quran setelah sholat Magrib d. Ibadah-ibadah sunnah

e. Disiplin bahasa arab dan bahasa inggris

42Dokumen, dikutip Tgl. 24 Desember 2019.

43Ust. Nurudin Aziz, wawancara Tgl. 24 Desemeeber 2019.

f. Latihan pidato tiga Bahasa ( Arab, Inggris, Indonesia ).

Adapun kitab-kitab kuning yang diterapkan di Pondok Pesantren An- Nur Abhari

a. Tafsir Jalalain b. Fathul qorib

3. Keadaan Guru di pondok pesantren An-Nur Abhari .

Guru orang yang bertanggung jawab dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Guru berkewajiban mengajarkan dan menjelaskan materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan santri untuk mencapai tujuan penagajaran yang telah direncanakan. Dalam hal ini dibutuhkan guru/ ustadz dan ustazah yang mempunyai kemampuan profesional dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan pelaksanaan Dakwah Islamiyah. Guru dalam melakukan tugasnya harus mempunyai kapasitas dan kualitas sebagai faktor pendukung yang tidak dapat diabaikan.

Adapun jumlah guru yang ada di Pondok Pesantren An-Nur Abhari, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.2

Keadaan Guru Pembina Pondok Pesantren An-Nur Abhari.44

No. NAMA PENDIDIKAN JABATAN

1. H. Nurudin Aziz, S.Pd.I S1 Kepala

Yayasan 2. TGH. Mahsun Al-Hikami,

S.Pd.I

S1 Pembina

44Dokumen, dikutip Tgl.24 Desember 2019.

3. Muhammad Faizin, S.Pd.I S1 Bendahara

4 Suhaidi Tahfiz Guru

5 Fathul Azizs, QH Tahfiz Guru

6 Tamam Muhibbin, QH Tahfiz Guru

7 Hadi Sulthani, QH Tahfiz Guru

8 Bilal Sandi Faris Tahfiz Guru

9 Ibrahim Tahfiz Guru

10 Muslim Tahfiz Guru

11 Sopatullah, S.Sos S1 Guru

12 Muh. Rasyid Ridho Tahfiz Guru

13 Hj. Mariani Tahfiz Guru

14 Juhaini Tahfiz Guru

15 Fakhrina. S.Pd.I S1 Guru

16 Yuliana Ningsih, S.Pd.I S1 Guru

17 Hijratul Laili, S.Pd.I S1 Guru

18 Azizatul Hidayah, S.Pd.I S1 Guru

19 Nurazizah Tahfiz Guru

20 Ida Miftahul Jannah Tahfiz Guru

21 Marinah Tahfiz Guru

22 Ahmad Jayadi Tahfiz Guru

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pengajar, guru pembantu atau guru muda, ditunjukkan bebearapa santri yang sudah digembleng sejak dari tingkat ibtidaiyah nya sampai tinggal ulya nya dan yang diakui kebolehan nya dalem bidang agama oleh tuan guru yang dipimpin di Pondok Pesantren An-Nur Abhari. Hal ini dimaksudkan untuk melancarkan jalannya pengajian / pendidikan di pondok pesantren tersebut yang semakin meningkat jumlah peminatnya, sedangkan untuk memberikan berbagai jenis

pelajaran tidak semuanya dapat diberikan oleh seorang Kyai / Tuan Guru saja.

4. Keadaan Santri / Siswa Pondok Pesantren An-Nur Abhari .

Dalam proses belajar mengajar dalam pondok santri menduduki peranan yang sangat penting karena santri-santri akan menjadi tolak ukur berhasil tidaknya proses belajar mengajar, oleh karena itu keberadaan dan peranan aktif santri-santri mutlak diperlukan dalam proses pembelajaran.

Adapun siswa yang mendiami Pondok Pesantren An-Nur Abhari selain santri yang ada diselatan pondok tersebut, ada juga yang berasal dari daerah-daerah yang paling jauh seperti Bima dan Lombok

Adapun jumlah santri di pondok Pondok Pesantren An-Nur Abhari seperti pada tabel berikut:

Tabel 2.2

Data Keadaan Santri Pondok Pesantren An-Nur Abharai.45

No. PEMNINA SATRI JUMLAH

SANTRI

KETERANGAN

1 Ust. Hadi Sulthan 13

2 Ust. Tamam Muhibbin 11

3 Ust. Safatullah, S.Sos 12

4 Uzh. Nur Azizah 9

5 Uzh. Juhaini 10

45 Dokumen, dikutip Tgl. 24 Desember 2019

6 Ust. Rasyid Rido 12

7 Ust. Sandi Faris 12

8 Uzh. Hj. Mariani 17

9 Uzh. Miftahul Jannah 15

10 Uzh. Khairul Ummi 10

11 Uzh. Hijratul Laili 10

Kegiatan yang diadakan di Pondok Pesantren An-Nur Abhari berada di lingkungan pondok pesantren dan diluar lingkungan pondok pesantren, adapun aktivitas dakwah yang di dalam lingkungan pondok pesantren selain proses belajar mengajar, ada juga pidato dengan menggunakan tiga bahasa yaitu bahasa inggris, bahasa arab, dan bahasa inndonesia, dan berbagai macam keterampilan seperti Hadroh dan lain-lainnya. Sedangkan kegiatan diluar lingkungan pondok pesantren yakni sebuah pengajian umum yang diadakan seminggu dua kali yang diikuti oleh masyarakat dusu kerangkeng desa banyumulek. adapun jadwal kegiatan dakwah tertera pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Kegiatan Dakwah Islamiyah di Pondok Pesantren An-Nur Abhari.46

No. Hari Mata Pelajaran

Malam Hari

Mata Pelajaran Siang Hari 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Nahwu

Akidah Akhlak Tafsira

Kitab-Kitab

Seni baca AL-Quran Fiqih

Setiap Hari pelajaran Al- Qur’an dan Tahfiz

Adapun Kitab-Kitab yang dijadikan pegangan dalam belajar / pengajian yaitu sebagai berikut :

1) Tasir jalalain 2) Riyadlus Sholikhin 3) Fathul Qorib 4) Fatul Mu’in

5) Bulughul Maram.47

Melihat kitab-kitab yang digunakan Pondok Pesantren An-Nur Abhari tersebut dalam hubungan nya dalam dengan macam-macam media dakwah yang penulis kemukakan pada bab II, maka penulis dapat ambil kesimpulan bahwa media dakwah yang banyak dipergunakan dalam menyampaikan dakwah Pondok Pesantren An-Nur Abhari adalah media cetak disamping media-media yang lain.

46 Dokumen, dikutip Tgl. 24 Desember 2019.

47Ust. Muh. Faizin, Wawancara, 25 Desember 2019.

Di samping itu juga diadakan pengajian umum yang dilakukan pada setiap hari minggu dan selasa serta dakwah Bil Hal yang dilakukan oleh para santri, guru-guru dengan melakukan (door to door) kerumah-rumah penduduk daerah terpencil agar mau melanjutkan pendidikan, dengan menjelaskan betapa pentingnya pendidikan terutama tentang pentingnya agama Islam. Dan melakukan ceramah-ceramah pada bulan ramadhan, kemah dakwah dan keterampilan-keterampialan seperti menjahit, pertukangan, perkebunan dan lain-lain nya.48

Pelaksanaan dakwah di Pondok Pesantren An-Nur Abhari terdapat berbagai macam hambatan, tidak semua berjalan dengan mulus seperti sarana dan pra sarana yang belum memadai, kekurangan guru yang frofesional serta masih ada santri yang keluar menyelesaikan pendidikan akibat dari faktor ekonomi dan pengaruh lingkungan tempat tinggal mereka masing-masing.

Berdasarkan wawancara penulis dengan Ustadz H. Nurudin Aziz kegiatan di Pondok Pesantren An-Nur Abhari dibagi menjaadi dua macam yaitu yang pertama, kegiatan yang ada di lingkungan pondok pesantren khusus untuk membina para santri-santri yang berbakat dalam menyamoaikan dakwah Islamiyah, untuk dipersiapkan menjadi Da’i- da’i muda yang mampu beretorika. Bahkan ada diantara mereka yang sudah sering dilibatkan dalam ceramah-ceramah di desa terpencil tiap datang ya bulan ramadhan dan hari besar Islam.

48Ust. Muh. Faizin, Wawancara, 25 Desember 2019.

Sedangkan dakwah Islamiyah diluar pondok pesantren atau untuk masyarakat di Dusun kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan kediri, diaakan ceramah atau pengajian dua kali dalam seminggu.49 Dapat penulis kemukakan kegiatan dakwah Islamiyah yang ada diluar Pondok Pesantren An-Nur Abhari sebagai berikut: Dalam upaya membina dan mewujudkan masyarakat yang Islami, yang didasarkan atas kewalitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, pada kalangan masyarakat maka jalan untuk meraih hal tersebuat, usaha dakwah Islamiyah harus dapat diaktifkan secara merata ditengah-tengah masyarakat Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan fenomena tersebut timbulah inspirasi pimpinan Pondok Pesantren An-Nur Abhari Ustadz H. Nurudin Aziz dan tokoh-tokoh masyarakat untuk mengadakan kegiatan keIslaman, hingga tepat nya pada bulan Januari 2016 terbentuklah suatu kegiatan dakwah Islamiyah yang digerakkan oleh pimpinan Pondok Pesantren An-Nur Abhari beserta ustadz-ustadz yang menetap dilingkungan tersebut dan tokoh masyarakat Kerangkeng.

Adapun bentuk kegiatan yang ada di Pondok Pesantren An-Nur Abhari, di bentuk majlis ta’lim di masjid Nurul Falah di Pondok Pesantren An-Nur Abhari. Kegiatan yang didalam nya ceramah-ceramah keagamaan , pengajian umum, diskusi dan lainya. Sedangkan materi yang disampaikan bervariasi mulai dari masalalah fiqih, syariah dan muamalah.

Kemudian yang berkaitan dengan ceramah-ceramah keagamaan dengan pengajian tetap berpusat di Pondok Pesantren An-Nur Abhari yaitu

49Ust. Muh. Faizin, Wawancara, 25 Desember 2019.

Masjid Nurul Falah. Memahami beberapa kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh Majelia Ta’lim. Sebagaimana di uraikan diatas, berdasarkan hasil Observasi, peneliti menyimpulkan bahwa sebelum aktivitas Dakwah dilakukan maka lebih awal para pengurus menetapkan penceramah dan Meterinya.

Bentuk – bentuk keagamaan lain yang merupakan Dakwah Islamiyah yaitu Zikir Zaman khas sasak yang mana hal itu adalah seni bela diri yang dilakukan dengan sekaligus shalawatan, kegiatan ini dilakukan hendaknya mewujudkan keindahan dan keharmonisan dengan menanamkan rasa iman dan takwa dengan memiliki jiwa seni serta tetap melestarikan budaya yang Islami.50

Menurut keterangan masyarakat beserta tokoh masyarakat Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat. Dengan adanya pengajian rutin yang dilakukan di masjid Nurul Falah Pondok Pesantren An- Nur Abhari. seperti membawa angin segar bagi kehidupan beragama masyarakat setempat. Dimana masyarakat merasa diberikan dorongan dan sugesti dalam menjalankan kegiatan keagamaan.51

Untuk mengetahuai lebih detail penyelenggaraan ceramah umum dan pengajian rutin di Masjid Nurul Falah di Pondok Pesantren An-Nur Abhari.

Penulis menghubungi Ustadz H. Nurudin Aziz dan Ustadz-Ustadz yang biasa aktif memberikan ceramah kepada jama’ah di Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan Kediri yaitu Ustadz H. Nurudin Aziz beliau

50Ust. Muh. Faizin, Wawancara, 25 Desember 2019.

51H. Amirudin, Wawancara, 26 Desember 2019.

mengatakan, menyampaikan ceramah satu kali dalam seminngu yaitu pada setiap hari minngu pagi. Materi yang di sampaikan berhubungan dengan Hukum Islam ( Fiqih, Ibadah, dan muamalah serta akhlak).52

Ustadz H. Maisun beliau menyatakan pula, memberikan pengajian umum dua kali dalam sebulan setiap selasa soreyang dihadiri, sebagaian besar masyarakat Desa Banyumulek mulai anak-anak sampai orang tua, materi yang disampaikan adalah mengenai wawasan KeIslaman dan keberadaan Islam di era Globalisasi dan Informasi. 53 Dapat penulis simpulkan berdasarkan observasi dan wawancara dengan diadakannya seluruh aktivitas keagamaan tersebut secara tidak langsung telah memberikan suasana yang bercorak Islami terhadap masyarakat yang ada di Desa Banyumulek Kecamatan Kediri, sehingga dapat diharapkan dapat membendung berbagai macam cobaan hidupnya sehari-hari, meskipun masih ada dimasyrakat kerangkeng yang kesadaran nya mengikuti kegiatan agama masih kurang, terutama kalangan Muda-mudi yang lebih cendrung mengikuti perkembangan zaman dengan melakukan hal-hal yang merugikan dirinya serta orang disekitarnya seperti membunyikan TV di saat sholat lima waktu, dan mudah-mudahan persoalan tersebut dapat diatasi dengan melakukan pendekatan personal oleh tokoh-tokoh masyarakat setempat.

52Ust. H. Nurudin Aziz, Wawancara, 26 Desember 2019.

53Ust. H. Mahsun, Wawancara, 27 Desember 2019.

B.Tujuan Dakwah dan metode Dakwah di Pondok Pesantren An-Nur Abhari

Setiap usaha yang dialakukan manusia didunia ini pasti mempunyai tujuan yang pasti. Adapun tujuan yang ingin di capai dalam pelaksanaan Dakwah di Pondok Pesantren An-Nur Abhari adalah sebagai berikut:

Untuk menyebarluaskan ajaran dan pengetahuan tentang Islam dan ini harus dilakukan secara terus menerus oleh umat manusia dengan penuh keikhlasan yang timbul dari kesadaran mereka masing-masing, sehingga Islam betul-betul menjadi Rahmatul Lil Alamin. Dimana ajaran-ajaran yang terkandung didalamnya diamalkan dan diterapkan oleh masyarakat Awam sampai masyarakat Intelek. Tujuan yang baik ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya kesadaran umat Islam untuk untuk menyebarkan dan mengembangkannya.

Mengajak seluruh umat terutama seluruh masyarakat yang ada di Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek kecamatan Kediri untuk berpartisipasi terhadap pembangunan bangsa, baik pembangunan dibidang meterial maupun spiritual, supaya hidupnya bahagia di dunia maupun diakhirat.

Karena kebanyakan orang beranggapan bahwa Islam hanya membicarakan masalah-masalah Akhirat saja dan Islam itu hanya diperlukan untuk orang- orang yang lanjut usia.

Dalam hal ini Ustadz H. Nurudin Aziz pernah menyitir sebuah ayat Al-Quran surah Al-Qashash ayat 77 yang berbunyi sebagai berikut:























































Artinya : “Dan carialah pada apa yang tealah dianugrahkan Allah kepadamu, kebahagian negeri Akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagian Didunia (QS. Al-Qashash: 77)

Disamping tujuan tersebut adalah untuk mepersiapkan kader-kader Da’i yang siap mengembangkan dan menyebarkan ajaran Agama Islam dimana ia tinggal, serta untuk meningkatkan Ukuwah Islamiyah.

Adapun metode yang di terapkan dalam melaksanakan dakwah di Pondok Pesantren An-Nur Abhari adalah sebagai berikut:

1. Metode Ceramah

Menurut Ustadz H. Aziz alasan diterapkan metode ini adalah dapat digunakan, diterapkan untuk menyebarkan informasi dakwah sebanyak- banyaknya kepada objek dakwah hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh kyai. Adapun materi yang disampaikan Fiqih, Muamalah, dan lain-lainya. Demikian metode ceramah yang di terapkan di Pondok Pesantren An-Nur Abhari.54

Metode ini dilaksanakan dengan menjelaskan materi dawah dengan ceramah didepan para santri atau jamaah. Metode yang digunakan para ustazd duduk depean para santrinya, atau santri duduk didepan ustazd yang anakan mneyampaikan materi. Kemudia para ustazd menyampaikan materi da’wahnya sesuai sesui dengan jadwah yang telah ditentukan.

Pelaksanaan ceramah ini biasanya dilakukan setelah sholat magrib samapai sampai selesai dengan durasi waktu sekitar 60 menit, dilanjutkan dengan tanya jawab bebas oleh para santri dengan ustazd yang menyampaikan materi tersebut.

Topik-Topik materi yang disampaikan adalah sebagai berikut : 1. Tafsir dan Hadist disampaikan oleh : Ust. H. Maesun, QH.

2. Fiqih disampaikan oleh : Ust. H. Nurudin Aziz, S.Pd.I.

54 Ust. H. Aziz, Wawancara Tanggal 23 Desember 2019.

3. Akidah Akhlak disampaikan oleh : Ust. H. Mahsun, S.Pd.I.

4. Bahasa Arab dan Kitab Kuning disampaikan oleh : Ust. Muh. Faizin.

S.Pd.I.55

Sedangkan materi Tahfizh Al-Qur’annya diajarkan pada sore hari, setiap harinya, kecuali hari ahad atau minggu libur. Dalam pengajaran Al- Qur’an ini para santri sudah dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil.

Setiap kelopok terdiri dari 10 samapai 13 orang yang dibina oleh satu orang Ustadz. Masing-masing Ustadz tersebut bertanggung jawab terhadap para santrinya mulai dari pakaian, kehadiran, kedisiplinannya dan terutama hafalannya.56

2 . Metode Demostrasi

Metode demonstrasi yang digunakan oleh para Ustazdnya adalah metode yang digunakan dalam menjelaskan hal-hal yang membutuhkan contoh nyata. Seperti cara dalam mengambil air wudhu’, contoh sholat dan terutama contoh dalam cara membaca Al-Qur’an dan juga cara berpidato atau berceramah.

Media yang digunakan dalam hal wudhu’ adalah media air, media sholat seperti sajadah, pakaian sholat, peci dan sebagainya, media dalam membaca Al-Qur’an adalah mushaf Al-Qur’an itu sendiri. Semua media tersebut diperaktikkan oleh para ustazd kemudian para santri disuruh maju satu persatu untuk memperaktikkan cara-cara tersebut dengan benar sesuai dengan yang sudah dicontohkan.57

55 Ust. H. Nurudin Aziz, Wawancara Tanggal 25 Desember 2019.

56 Ust. Muhammad Faizin, Wawancara Taggal. 26 Desember 2019.

57 Observasi di Ponpes An-Nur Abhari, Tanggal 25 Desember 2019.

Dalam kegiatan demonstrasi ini disampaikan oleh para Ustazd yang antara lain : Ust. Muh. Faizin, S.Pd.I., Ust. H. Nurudin Aziz, S.Pd.I., Ust. H.

Mahssun Al-Hikami, S.Pd.I., Ust. H. Maesun, QH. 58

Metode ini dipergunakan untuk mengantisipasi kelemahan- kelemahan metode ceramah. Adapun penerapan metode ini adalah sebagai berikut: Ustadz menjelaskan atau menyampaikan materi dakwah, kemudaian apabila ada yang sifatnya perlu dipraktikkan dalam kegiatan jasmani maka kyai memberikan contoh-contoh atau mempraktikkan, sedangkan obyek hanya melihat atau memperhatikan apa yang disampaikan oleh ustaz.

Santri-santri yang disuruh untuk mendemenstrasikan cara-cara berwudhu’ antara laiin adalah :

Malik Ahmad Taufik, dia memperaktikkan tata cara whudu’ dengan cara : mengawalinya dengan menghidupkan air keran, lelu membasuh tangan tiga kali, berkumur-kumur tiga kali, membasuh hidung tiga kali, lalu membaca basmallah, lalu melafazlkan niat wudhu’, lalu membasuh muka tiga kali, lalu membasuh tangan sampai siku tiga kali, lalu membasuh kepala tiga kali, membasuh telinga tiga kali dan terakhir membasuh kaki sampai mata kaki sebanyak tiga kali.

Asrul Hayadi seorang santri yang mendemonstrasikan tata cara sholat, dari hasil pengamatakan peneliti melihat sebagai berikut :

pertama-tama setelah mengambil wudhu” dengan benar, dia selanjutnya mengambil peralatan shalat seperti sajadah, lalu dia berdiri tegak menghadap kiblat, lalu memulai membaca basmallah dilanjutkan dengan melapazkan niat shalat, waktu itu sedang shlat ashar, selanjutnya dia mengngkat kedua tangannya seraya mengucapkan takbiratu; ihram (Allahu

58 Ibid,

Akbar), selanjutnya dia membaca do’a iftitah, setelah itu dia membaca surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca ayat-ayat pendek saat itu surat Al- Falaq. Setelah itu dia ruku’, pada saat itu pembinanya menepuk punggungnya untuk meratakan punggung dengan kepala seraya membaca subhanarobbiyal azimi wabihamdihi tiga kali. Setelah itu dia bangkit dari ruku’ dengan mengucapkan samiallahu liman hamidah Robbana lakalhamdu, lalu sujud dengan melafazkah “subhanarobiyal a’la wabihamdihi” tiga kali.

Lalu dia bangkit dari sujud lalu membaca “robigpirli warhamni warzukni wajeburni wahdini wafuani”, lalu sujud lagi dan membaca “Suhanarobial A’la Wabihamdihi” tiga kali, lalu berdiri dan melapaskan (Allah hu Akbar) lalu membaca Al-fatiha kemudian membaca surat pendek, lalu ruku dan melafadzkan “subhanarobial Azimi wabihamdihi”, berdiri lagi dan mengucapkan (Allahu Akbar) dan membaca doa qunut, lalu sujud kemudian membaca “subhanarobiyal A’la wabihamdihi”, kemudian duduk antara dua sujud dan membaca “Allah Humagfirli Warhamni Warzukni Warjeburni Wahdini Wafu’ani”, terus sujud lagi lalu membaca “Subhanarobi’yal A’la Wabihamdihi” sebanyak tiga kali, lalu sujud akhir dan membaca tasyahud terakhir dan salam.59

3 . Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab ini di sampaikan oleh para ustazd dengan cara menyampaikan Materi ceramah terlebih dahulu, lalu setelah selese penceramah menyampaikan ceramah lalu para jamaah di suruh untuk mengajukan pertanyaan, bagi jama’ah yang mau bertanya.

Durasi ceramah biasanya 60 menit, materi disampaikan lalu dipersilahkan audiens/jama’ah yang mau bertanya dengan waktu yang bebas sampai selesai. Setelah semua jama’ah yang bertanya selesai di jawab, maka selesailah tanya jawab tersebut.

Hal –hal yang di tanyakan oleh jama’ah/santri adalah hal-hal yang telah disampaikan oleh penceramah:

Santri: Asrul hayadi : Tentang shalat ? apa yang membatalkan shalat?

Ustazd Abdul Aziz menjawab: Yang membatalkan shalat adalah keluar sesuatu dari lubang (dubur kubul), tidur/hilang ingatan waktu

59 Asrul Hayadi, Wawancara, di lakukan tgl 25 Desember 2019

berbaring, keluar air dari alat kelamin, bersentuhan kulit peria dan wanita.

Santri : Reza Kurniawan : apakah ada perbedaan rukun shalat menurut imam safi’i dengan imam hanafi ?

Ustazd Abdul Aziz menjawab : kalau rukun shalat menurut imam safi’i ada 6, niat membasuh muka, membasuh kedua tangan, kepala, membasuh kaki, dan tertib. Sedangkan menurut pendapat imam Hanafi ada 4, yaitu membasuh muka, membasuh tangan, membasuh kepala, dan membasuh kaki.60

Dari hasil wawancara dengan Ust. Faizin, metode tanya jawab ini dilakukan untuk melatih mental para santri bertanya dan membiasakan berbicara didepan umum atau orang banyak. Dalam bertanya para santri dibebaskan materi pertanyaannya yang penting ada kaitannya dengan materi yang telah disampaikan.61

Demikian uraian tentang penerapan metode yang digunakan dalam menyampaikan dakwah Islam di Pondok Pesantren An-Nur Abhari Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan Kediri.

C.Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Proses Dakwah Di Pondok Pesantren An-Nur Abhari

1. Faktor pendukung a. Sarana yang memadai b. Menjaga tali silaturahmi

c. Tingginya kesadaran beragama masyarakat 2. Faktor penghambat

a. Situasi dan kondisi yang tidak menentu b. faktor cuaca

60 Ustazd Abdul Aziz, Wawancara l. 25 Desember 2019.

61 Ustad Muhammad Faizin, Wawancara tanggal 25 Desember 2019.

Dokumen terkait