• Tidak ada hasil yang ditemukan

metode dakwah pimpinan pondok pesantren an-nur

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "metode dakwah pimpinan pondok pesantren an-nur"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

METODE DAKWAH PIMPINAN PONDOK PESANTREN AN-NUR ABHARI DI DUSUN KERANGKENG DESA BANYUMULEK

KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT

SKRIPSI

Oleh :

MOH. IRWAN HAMDATULLAH NIM. 153.131.038

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2020

(2)

METODE DAKWAH PIMPINAN PONDOK PESANTREN AN-NUR ABHARI DI DUSUN KERANGKENG DESA BANYUMULEK

KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana

Oleh :

MOH. IRWAN HAMDATULLAH NIM. 153.131.038

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2020

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO































Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi.

tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". (QS:

Yunus: 101.)1

1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV. Penerbit Jumanatul Ali, 2005.

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji syukur bagi penguasa seluruh alam yang selalu memberikan rahmat dan karunia sehingga skripsi ini selesai disusun. Sebuah karya ini tak lepas dari dukungan serta do’a dari semua pihak.

Karya ini kupersembahkan untuk:

1. Buat Bapakku (Muslim), Ibu Rohaniah Tercinta Terima kasih atas pengorbanan, dukungan, dan do’a yang tiada henti. Semoga anaknda bisa membalasnya.

2. Untuk Istri Tercintaku Erlina, Terima kasih yang selalu memberikan semangat dan dukunganku untuk menjalani tugasku sebagai mahasiswa.

3. Terima kasih juga kepada saudaraku dan Sahabat dan Teman Seperjuangan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama saya menyusul skripsi ini

(8)

KATA PENGANTAR يحر أ حر ا ّ سب Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji hanya milik allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayat-nya kepada kita semua sehingga kita bisa melakukan aktivitas dengan baik, sehat wal’afiat khususnya kepda penulis sehingga skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Dakwah Islamiyah di Pondok Pesantren An-Nur Abhari Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat” ini bisa digarap dengan baik.

Tak lupa juga kita sampaikan salam dan sholawat kepada junjungan kita kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengayomi kita semua dengan cinta kasih serta perjuangan beliau sehingga kita bisa menghirup udara segar ini penuh dengan nikmat yang tak akan mampu kita menghitungnya.

Penulis menyadari bahwa selama penelitian sampai penulis skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ahyar, M.Pd sebagai pembimbing I, dan Bapak Najamudin, M.Si sebagai dosen pembimbing II dengan sabar dan ikhlas membimbing penulis sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.

2. Bapak Najamudin, M.Si selaku ketua jurusan KPI yang selalu mendorong, dan memotivasi penulis.

3. Bapak Dr. Abdul Malik, M.Pd. selaku ketua jurusan KPI yang selalu memberikan arahan dan motivasi penulis.

(9)

4. Bapak Dr. H. Subhan Abdullah Acim, M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram yang telah memberikan penulis untuk meneliti, guna untuk menggali permasalahan yang ada difakultas sendiri.

5. Bapak Prof Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram

6. Bapak dan ibu dosen yang telah mengajarkan dan pembimbing peneliti dalam melaksanakan Studi di UIN Mataram.

7. Segenap keluarga besar KPI B yang ikut serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas do’a dan dukungannya.

9. Almamater dan kampus (UIN Mataram) Khusus Fakultas Dakwah dan ilmu Komunikasi jurusan KPI Tercinta.

10. Rekan-rekan pembina tercinta, yang telah sabar mendengarnya kelurahan ku takala kebosanan datang menghampiri, menemani penulis untuk menggali informasi yang lebih baik.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari allah swt. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua yang membaca dan semesta. Aamiiin.

Mataram, 13 Agustus 2020 Penulis,

Moh. Irwan Hamdatullah

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 5

E. Telaah Pustaka ... 6

F. Kerangka Teoritik ... 9

G. Metodologi Penelitian ... 36

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN-TEMUAN ... 48

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren An-Nur Abhari Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek ... 48

B. Metode Dakwah Pimpinan Pondok Pesantren An-Nur Abhari ... 60

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Proses Dakwah Di Pondok Pesantren An-Nur Abhari ... 65

(11)

BAB III PEMBAHASAN ... 67

A. Metode Dakwah Pimpinan Pondok Pesantren An-Nur Abhari ... 67

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Proses Dakwah Di Pondok Pesantren An-Nur Abhari... 73

BAB IV PENUTUP ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran-saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

PELAKSANAAN DAKWAH ISLAMIYAH DI PONDOK PESANTREN AN-NUR ABHARI DUSUN KERANGKENG DESA BANYUMULEK

KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT Oleh:

Moh. Irwan Hamdatullah NIM. 153.131.038

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk Bagaimanakah pelaksanaan Dakwah, tantangan dan hambatan serta Metode-metode dan Media Dakwah apakah yang dipakai dalam pelaksanaan Dakwah Islamiyah di Pondok Pesantren An-Nur Abhari. Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengadakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa Pelaksanaan Dakwah Islamiyah di Pondok Pesantren An-Nur Abhari dibagi menjadi dua macam yaitu : Pertama, kegiatan dakwah yang difokuskan didalam lingkungan Pondok Pesantren serta pemahaman dan pendalaman ajaran agama islam yang diterapkan kepada para santrinya. Kedua, menyampaikan dan mendakwahkan ajaran agama islam kepada masyarakat yang difokuskan di Majelis Ta’lim Masjid Darussalam Pondok pesantren An-Nur Abhari.

Tujuan dakwah islamiyah yang ingin dicapai oleh Pondok Pesantren An- Nur Abhari adalah : a). Mengajak seluruh umat terutama masyarakat yang ada Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek untuk berpartisipasi terhadap pembangunan bangsa, baik pembanguanan di bidang material dan spiritual agar hidupnya bahagia didunia maupun diakhirat. b). Untuk menyebarluaskan ajaran dan pengetahuan tentang islam dan ini harus dilakukan secara terus menerus sehingga islam betul-betul menjadi Rahmatul Lil’alamin dimana ajaran-ajaran yang terkandung didalamnya benar-benar diterapkan oleh masyarakat awam sampai masyarakat intelek.

Metode dan media yang digunakan oleh Pondok Pesantren An-Nur Abhari dalam melaksanakan dakwah ini adalah: a). Metode ceramah: menurut tuan guru taslim alasan diterapkan metode ini adalah dapat digunakan, diterapkan untuk menyebarkan informasi dakwah sebanyak-banyaknya kepada obyek-obyek dakwah. b). Metode Demontrasi: metode ini dipergunakan untuk mengantisipasi kelemahan-kelemahan metode ceramah, adapun penerapan metode ini adalah Kiyai/Ustadz menyampaikan materi dakwah, kemudian apabila ada sifatnya dipraktikkan adalah kegiatan jasmani maka kiayi akan memberikan contoh-contoh atau mempraktekkan kepada masyarakat/ obyek dakwah.n c). Metode Tanya jawab: metode ini sering diterpakan pada waktu kiayi/ tuan guru memberikan materi-materi dakwah kepada para santri di Pondok Pesantren An-Nur Abhari.

Kata Kunci: Pelaksanaan, Islamiyah, Metode, Dakwah dan Majelis Ta’lim

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan dakwah Islam terutama di masa yang akan datang semakin bertambah berat dan kompleks sejalan dengan bergulirnya era reformasi dan globalisasi dewasa ini di mana batas suatu wilayah dan negara tidak lagi menjadi halangan dan persoalan karena kemajuan teknologi komunikasi memberikan pengaruh pada gejala aspek kehidupan umat baik positif maupun negatif tidak diikuti oleh kemajuan akhlak dan budi pekerti Bahkan sebaliknya terlihat adanya tendensi semakin merosotnya nilai-nilai kemanusiaan dan kesenjangan sosial seperti kenakalan remaja gangguan perampokan narkoba blue film dan lain-lainnya sehingga boleh dikatakan manusia dewasa ini sedang mengalami krisis nilai-nilai Insani.

Segala persoalan kemasyarakatan yang rumit adalah merupakan masalah yang harus dihadapi dan diatasi oleh para pendukung dan pelaksanaan dakwah lebih-lebih lembaga pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam atau pelopor dakwah harus benar-benar mempersiapkan metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi perkembangan zaman serta kesatuan yang langkah dari pelaku dakwah dan semua umat Islam agar peduli terhadap agamanya Maka insya Allah dapat menjadi filter terhadap pengaruh negatif dari era globalisasi dan informasi.

Menurut H. Roosdi, dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh Para pengembang dakwah untuk

1

(14)

mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah secara bertahap menuju kehidupan yang Islami bukan insidental kebetulan melainkan benar- benar direncanakan dilaksanakan dan di evaluasi secara terus-menerus oleh Para pengembang dakwah dalam rangka mengubah perilaku sasaran dakwah sesuai dengan tujuan yang diinginkan.2

Sudah bukan waktunya lagi dakwah dilakukan asal Jalan tanpa sebuah perencanaan yang matang baik yang menyangkut materi tenaga pelaksanaannya ataupun metode yang dipergunakan memang benar sudah menjadi sunnatullah bahwa yang akan menghancurkan yang batil, tapi setelah ini berkaitan pula dengan sunnatullah yang lain yaitu Bahwasanya Allah sangat mencintai dan meridhoi kebenaran yang diperjuangkan dalam sebuah barisan yang rapi dan teratur.

Sejarah telah menunjukkan bahwa eksistensi agama Islam di dunia adalah berkat Pertolongan Allah dan kegigihan pemeluknya keberadaan dakwah tidak boleh diremehkan karena dakwah merupakan sarana Dalam rangka mempertahankan dan menyebarkan ajaran ajaran Islam sehingga Islam betul- betul menjadi Rahmatan Lil Alamin serta menghilangkan adanya anggapan bahwa tugas dakwah itu adalah tidak hanya ditugaskan kepada orang-orang pondok pesantren saja atau orang yang pernah belajar di lembaga pendidikan agama Islam tetapi kenyataannya ia orang yang mengaku dirinya muslim harus mampu mengemban amanat yang menyerukan Amar ma'ruf nahi mungkar.

Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran

2Didin Hafifudin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), hal. 17.

(15)

Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.3

Pesantren sebagai sentral pendidikan agama yang sangat penting perannya diera sekarang ini. Arus perkembangan zaman yang melaju pesat memungkinkan kita terjebak pada budaya sekuler, hal ini karena proses penyebaran informasi dan budaya yang bebas.

Dalam lembaga pendidikan pondok pesantren, para santri dididik ilmu- ilmu keagamaan untuk menguat daya hati nurani mereka dengan keimanan untuk menuju hal-hal yang baik. Bukan hanya mengaji atau sekolah saja akan tetapi peraturan yang mengikat mereka pun yang medidik mereka untuk selalu disiplin, patuh dan taat serta berkelakuan sesuai dengan ajaran agama Islam.

Pondok pesantren An-Nur Abhari Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam, yang bertujuan untuk membimbing, membina dan mengarahkan masyarakat Desa Banyumulek, agar segala tingkah laku sesuai dengan ajaran agama Islam.

Masyarakat yang ada disekitar Pondok Pesantren dalam mengikuti kegiatan- kegiatan dakwah masih sangat rendah. Hal itu terlihat dengan masih kurangnya minat masyarakat yang yang hadir dalam kegiatan pengajian yang diadakan pada setiap hari minggu pagi di Pondok pesantren An-Nur Abhari Desa Banyumulek masih kurang. Dari uraian latar belakang masalah dan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat masalah dakwah

3Rofiq A.,dkk, Pemberdayaan Pesantren Menuju Kemandirian dan Profesionalisme Santri dengan Metode Daurah Kebudayaan, (Yogyakarta : PT Lkis Printing Cemerlang, 2005), hal. 1.

(16)

dengan judul “Metode Dakwah Pimpinan Pondok Pesantren An-Nur Abhari Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat” B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah di atas, maka peneliti memfokuskan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana metode dakwah yang diterapkan oleh Pimpinan Pondok Pesantren An-Nur Abhari Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam proses dakwah di Pondok Pesantren An-Nur Abhari Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Bagaimana metode dakwah yang diterapkan oleh Pimpinan Pondok Pesantren An-Nur Abhari Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat.

b. Untuk mengetahui Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam proses dakwah di Pondok Pesantren An-Nur Abhari Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat.

(17)

2. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, peneliti mengharapkan agar dapat berguna baik secara teoritis dan praktis.

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini merupakan upaya pengembangan, pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan peneliti, berdasarkan teori-teori yang diperoleh selama dibangku perkulihan dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan yang digunakan pondok pesantren An-Nur Abhari dalam membentuk karakter santri dan masyarakat sehingga mengena pada sasaran.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian dapat meningkatkan Metode Dakwah dalam Membentuk Karakter Santri dan masyarakat di Pondok Pesantren An-Nur Abhari. Dan menjadi bahan referensi dan tambahan khusus bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi yang berkaitan dengan Metode Dakwah.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Berdasarkan alasan yang baik secara geografis mau-pun monografis penulis memilih Pondok Pesantren An-Nur Abhari Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat dengan berbagai alasan sebagai berikut:

Pondok Pesantren An-Nur Abhari Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat dalam menyelenggarakan pendidikan menerapkan dua sistem pendidikan Salaf dan sistem pendidikan

(18)

Khalaf. Pada sistem pendidikan Salaf ini, santri diajarkan berbagai macam kitab klasik, adapun pada sistem pendidikan Khalaf, pondok pesantren ini memasukkan pelajaran umum dalam Kurikulum Madrasah yang diresmikan oleh pemerintah.

Pondok Pesantren An-Nur Abhari ternyata memiliki partisipasi terhadap pelaksanaa Dakwah Islamiyah, dengan mengadakan pengajian-pengajian yang diikuti oleh masyarakat di Abhari Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat .

Pondok Pesantren An-Nur Abhari meskipun dengan sarana dan prasarana yang sederhana mampu menciptakan hasil (output) ysng cukup memadai atau cukup sebanding dengan lembaga lainnya.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka dilakukan untuk menegaskan posisi penelitian yang sedang dilaksanakan. Penelitian ini dilakukan agar peneliti mengetahui bahwa fokus penelitian dalam proposal penelitian ini tidak pernah dilakukan dan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam tinjauan yang dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa penelitian yang sudah dilakukan:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ilham. Skripsi dengan judulPelaksanaan Dakwah Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) Dalam Pembina Remaja Islam Di Kecamatan Medan Perjuangan.” (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018).4

4 Ilham, Skripsi dengan judul Pelaksanaan Dakwah Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) Dalam Pembina Remaja Islam Di Kecamatan Medan Perjuangan”, Skripsi (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018).

(19)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Apa saja Program Dakwah Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) dalam pembinaan remaja Islam di kecamatan Medan Perjuangan dan Bagaimana Pelaksanaan Dakwah Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) dalam pembinaan remaja Islam di Kecamatan Medan Perjuangan.

Hasil dari penelitian ini adalah Pelaksanaan dakwah Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) Pengurus Wilayah Kecamatan Medan Perjuangan dapat dikatan sudah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari program dakwah yang dijalankan oleh Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) Pengurus Wilayah Kecamatan Medan Perjuangan karena di sini mereka membahas secara sistematik maka programnya pun berjalan dengan efektif.

2. Skripsi Chandra Syahputra yang berjudul “Pengaruh Metode Dakwah Bil Hal . Terhadap Pembinaan Akhlak Remaja Gampong Meurandeh Dusun Bahagia II Kecamatan Langsa Lama”. (Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, 2013)5

Hasil penelitian bahwasannya metode bil hal adalah metode yang dilakukan bukan berpidato melainkan metode dengan menggunakan pena atau secara tertulis secara nyata untuk membahas dan mengupas yang terjadi di lingkungan masyarakat. Pada kenyataannya akhlak remaja akhir-akhir ini sangat merosot hal ini dikarenakan remaja lebih suka meniru budaya barat

5Chandra Syahputra Skripsi dengan judul Pengaruh Metode Dakwah Bil Hal Terhadap Pembinaan Akhlak Remaja Gampong Meurandeh Dusun Bahagia II Kecamatan Langsa Lama”, Skipsi (Zawiyah Cot Kala Langsa : Jurusan Dakwah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, 2013).

(20)

contohnya minum-minuman keras, berperilaku tidak baik, freesex, narkoba, tidak menghormati orang tua bahkan orang yang lebih tua dan memberikan pengaruh yang tidak baik, tidak menutup aurat, berkelahi dan berjudi.

Perilaku buruk tersebut melanda masyarakat muslim dengan dalil keterbukaan dan reformasi sehingga setiap hari digambarkan dengan kehidupan yang berlawanan dengan nilai-nilai keislaman.

Setelah menelaah dan mengkaji isi dari skripsi tersebut, terdapat perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan yaitu peneliti saat ini lebih memfokuskan penelitian pada Metode Dakwah yang diterapkan oleh Pimpinan Pondok Pesantren An-Nur Abhari Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat dan apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam proses dakwah di Pondok Pesantren An-Nur Abhari Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat.

Dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan saat ini terdapat perbedaan yaitu berbeda Lokasi penelitian dan metode penelitian yang digunakan, peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif, analisis deskriptif dengan menghimpun data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, sehingga data yang diperoleh lebih lengkap dan valid.

(21)

F. Kerangka Teoritik

1. Pengertian Dasar Dakwah Islamiyah dan Tujuannya

Pengertian Dakwah Islamiyah berasal dari bahasa Arab yang artinya perkataan ini bisa bermacam-macam, tergantung pada pemakaiannya didalam kalimat yang bersangkutan. Misalnya: Memanggilnya, menyeru.6 Semua kata-kata yang dirangkaikan di alam kalimat-kalimat diatas merupakan kata kerja. Bila kata kerja itu dibendakan maka terjadinya seperti dibawah ini:

Sejarah, panggilan, undangan, jemputan, bahkan juga dapat berarti sumpahan orang yang melaksanakan pekerjaan berarti orang yang menyeru, orang yang mengundang dan seterus nya. Istilah-istilah Dakwah memiliki nama-nama lain sebagai dasar namanya, yaitu antara lain:

a. Tabligh

Tabligh adalah menyampaikan ajaran Allah dan Rasul terhadap orang lain. orang yang menyampaikan ajaran tersebut dinamakan mubaligh disebut dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 67:

ا يأٓ ي َٱ ۚ ۥهت اسر تغ ب ا ف عفت إ كبر كي إ أ ٓا غ ب سر ٱ

يرف ٱ ق ٱ د ي َ َٱ إ ا ٱ ك صعي

Artinya : “Hai Rasul sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu,

6Nasruddin Razak, Dinul Islam, (Bandung: PT. Al-Makrif, 1973), hal. 87.

(22)

berarti) kamu tidak menyampaikan amanat- Nya. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.7

b. Amar Makruf Nahi Mungkar

Amar Makruf Nahi Mungkar yaitu mengajak dalam kebaikan dan melarang kepada perbuatan yang munkar.

c. Washiyah, Nashihah dan Khotbah

Antara washiyah, nasihah dan khotbah mempunyai arti yang sama, yakni memberi wasiat dan nasihat kepada umat manusia agar menjalankan syari’at Allah, kebenaran dan kebaikan.

d. Jihadah

Jihadah yakni berjuang membela agama Allah, ini bukan dengan cara berperang melawan musuh, namun segala perbuatan yang bersifat mengadakan pembelaan, melestarikan ajaran Allah dapat dikatagorikan berjuang atau berjihad.

e. Mau’idhah dan Mujadalah.

Banyak orang yang mengartikan mau’idhah dengan arti nasehat dan ada pula yang mengartikan dengan pelajaran atau pengajaran. Maksudnya.

mau’idhah disini dapat diartikan dengan dua arti tersebut.

Sedangkan mujadalah diartikan berdebat atau berdiskusi, misalnya berbantahan dengan ahli kitab dengan dengan cara yang baik kemungkinan mereka dapat masuk Islam.

7Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Surabaya: Mahkota, 2000), hal. 172.

(23)

f . Tadzkirah atau Indzar

Tadzkirah artinya peringatan sedangkan Indzar artinya Memberi peringatan atau mengingatkan manusia agar selalu menjauhkan perbuatan yang menyesatkan/ kemungkaran serta agar selalu ingat kepada Allah SWT.8

Menurut Syaikh Ali Mahfudz dakwah diartikan sebagai berikut:

“Medorong manusia agar melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk, meniru perbuatan atau kebajikan dan meninggalkan kemungkaran agar mereka memperoleh kebahagian di dunia dan juga kebahagian di akhirat”.9

Menurut H. Abdul Qadir Muzzakar salah satu guru besar di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : “Dakwah Islamiyah adalah tugas suci atas setiap-tiap muslim dimana dan bila ia berada di dunia ini”.10

Menurut Al Ustadz Abdul Qadir Hasan, seorang pemimpin pesantren Islam Bangil mengemukakan penegertian Dakwah itu sebagai berikut : “Dakwah Islamiyah adalah seruaan dan ajakan untuk mengakui dan menyakini kebenaran agama tauhid yang di bawa oleh Rasulullah SAW berdasarkan sumber wahyu Ilahi Al-Qur’anul Karim”.11

Menurut hasil perumusan musyawarah kerja Nasional (MUSKERNAS) ke-1 pendidikan tinggi dakwah Islam (PTDI) di Jakarta,

8Asmuni Syukur, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Gema Insani, 1998), hal.83.

9Siti Muriah, Metodologi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 2000), hal. 3.

10Nasruddin Razak, Dinul..., hal. 99.

11Ibid, hal. 60.

(24)

bulan Mei 1968 tentang Dakwah adalah sebagai berikut: “Dakwah Islamiyah adalah mengajak atau meniru untuk ,melakukan kebajikan dan mencegah kemungkaran, mengubah umat dari situasi lain jadi yang lebih baik dari segala bidang, merealisasikan ajaran Islam kehidupan sehari- hari bagi seseorang pribadi, keluarga, kelompok atau masa serta bagi kehidupan masyarakat sebagai seluruh hidup beragama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat manusia”. 12

Sedangkan menurut Prof. Toha Jahya Omar NA Dekan Fakultas Usuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengemukakan pengertian tentang dakwah Islamiyah dari dua segi yaitu pengertian dakwah secara umum dan pengertian secara khusus.

Pengertian Dakwah Islamiyah Secara Umum Ialah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan-tuntunan bagaimana seharusnya memberikan perhatian manusai untuk menganut, menyetujui, melaksankan idiologi, pendapat, pekerjaan tertentu.

Pengertian Dakwah Islamiyah Menurut Islam ialah mengajak manusia dengan jalan bijaksana kepada jalan yang sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.

Menurut Endang S. Anshari, membagi pengertian dakwah dalam arti terbatas dan dalam arti luas. Dalam arti terbatas ialah menyampaikan Islam kepada manusia secara lisan, tulisan atau lukisan, sedangkan dalam pengertian luas berarti penjabaran, penterjemahan dan pelaksanaan Islam dalam prikehidupan dan penghidupan manusia termasuk didalamnya

12Ibid, hal. 74.

(25)

politik, ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesenian, kekeluargaan dan sebagainya.13

Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bemtuk lisan, tulisan, tingkah laku yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik individual maupun secara kelompok agar timbul pada dirinya suatu pengertian kesadaran,sikap penghayatan serta pengamalan terdapat ajaran Agama massage yang disampaikan dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.Dengan demikian esensi Dakwah adalah terletak pada ajakan,dorongan,ransangan serta bimbingan terhadap orang untuk menerima ajaran dengan penuh kesadaran untuk keuntungan pribadinya sendiri.

Dari beberapa definisi dan penjelasan ahli tersebut diatas maka dapatlah menyimpulkan bahwa dakwah adalah segala usaha dan kegiatan yang di sengaja, berencana dalam wujud sikap,ucapan,perbuatan yang mengandung ajakan dan seruan baik langsung atau tidak langsung ditujukan pada orang-perorangan, masyarakat maupun golongan, upaya tergugah jiwanya, terpanngil hatinya terhadap ajaran Islam untuk selanjutnya mempelajari dan menghayati serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dakwah Islam paling tidak diharapkan dalam dua arah, pertama mampu memberikan output terhadap masyarakat dalam arti memberikan dasar filosofi, arah dan dorongan untuk membentuk realitas baru yang

13Siti Muriah, Metodologi..., hal. 20.

(26)

lebih baik, kedua dakwah Islam harus dapat mengubah visi kehidupan sosial dimana sosial kultural yang ada tidak hanya di pandang sebagai suatu kelaziman saja, tetapi juga dijadikan kondusif bagi terciptanya Baldatun Toyyibatun Warabbun Ghafur.

2. Tujuan Dakwah Islamiyah.

Dakwah sebagai suatu aktivitas dan usaha pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sebab tanpa tujuan ini maka segala bentuk pengorbanaan dalam rangka kegiatan dakwah ini menjadi sia-sia belakang oleh karna itu tujuan dakwah harus jelas dan konkrit, agar usaha dakwah itu dapat diukur berhasil atau gagal .

Menurut (Masyhur Amien, 1997) tujuan dakwah segi obyek dapat dibagi menjadi empat macam yaitu sebagai berikut:

a. Tujuan Perorangan, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang mempunyai iman yang kuat berprilaku sesuai hukum-hukum yang disyariatkan Allah SWT dan berakhlak karimah. Diharapkan agar pribadi-pribadi umat itu menjadi muslim secara tuntas berujung rambut sampai kedua tumit telapak kakinya, sebagaimana diperintahkan Allah SWT “Masuklah kamu kedalam Islam secara keseluruhan (QS Al-Baqarah, 2:208) dan Allah SWT memuji kebagusan orang yang berpribadi muslim sebagai berikut:





































(27)

Artinya: “ Dan siapakah yang lebih baik agama nya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan diri ( Islam ) kepada Allah , seraya berbuat baik dan mengikuti agama ibrahim yang lurus” ( QS An-Nisa :125 ).14

b.Tujuan untuk keluarga, yaitu terbentuknya keluarga bahagia penuh ketentraman dan cinta kasih antara anggota keluarga. Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an surah Ar-Ruum ayat 21:











































Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan ialah Dia menciptakan jodoh-jodoh mu dari golongan mu sendiri, agar kamu cendrung dan merasa tentram kepadanya dan di jadikan rasa cinta dan belas kasih di antara kamu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang perpikir”.15 c.Tujuan untuk masyarakat, yaitu terbentuknya masayarakat sejahtera yang

penuh rasa keIslaman. Suatu masyarakat diamana anggota-anggota mematuhi peraturan yang tealah diisyaratkan oleh Allah SWT, baik yang berkaitan hubungan manusia dengan tuhannya, manusia dengan sesama, manusia dengan alam sekitarnya saling bantu-membantu, penuh rasa persaudaraan, persamaan dan senasib sepenanggungan.16

Tujuan untuk umat manusia seluruh dunia yaitu terbentuknya masyarakat dunia yang penuh dengan kedamaian dan ketengan dengan tegaknya keadilan, persamaan hak dan kewajiban, tidak adanya

14Departeman Agama RI, Al-Qur’an..., hal. 142.

15Ibid, hal. 644.

16Masyuhur Amin, Dakwah Islamiah dan Pesan Moral, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1997), hal. 201.

(28)

diskiriminasi dan ekploitasi, saling tolong-menolong,dan saling hormat- menghormati. Dengan demikian alam semesta ini seluruhnya dapat menikmati Islam sebaga Rahmatal Lil-Alamin. Tujuan umum dakwah sebagaimana telah dijelaskan diatas dalam mengajak umat manusia (meliputi orang mukmin atau kafir atau musrik) kepada jalan yang benar atau jalan yang direstui oleh Allah SWT.

Menurut Basrah Lubis, tujuan Dakwah jangka panjang ialah untuk menjadikan umat ini, umat yang tunduk dan patuh terhadap perintah Allah SWT, serta menjauhi segala larangannya, agar bahagia dan selamat dunia dan akhirat kelak.17 Hal ini sering atau sejalan dengan firman Allah dalam Surah Yunus Ayat 25 yang berbunyi:

























Artinya: “Dan Allah mengajak mereka ke Darussalam (Syurga) yang penuh kedamaian”.18

Di samping tujuan-tujuan tersebut diatas terdapat juga pembagian tujuan dakwah yang ditinjau dari sudut materi dakwah menurut Masyhur Amin ialah :

1. Tujuan akidah ialah tertanamnya sebuah akidah yang mantap disetiap hati seseorang, sehingga keyakinan tentang ajaran-ajaran Islam itu tidak lagi dicampuri dengan rasa keraguan. Realisasi dari tujuan ini ialah bagi orang yang belum beriman menjadi orang yang beriman karna melalui bukti-bukti dalil naqli dan aqli, sebagai orang

17Basrah Lubis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: CV. Tursina, 1993), hal. 35.

18Departemen Agama RI, Al-Qur’an ..., hal. 310.

(29)

yang imanya masih diliputi dengan keraguan menjadi orang yang imanya mantap sepenuh hati. Untuk melihat keberhasilan tujuan ini melalu perbuatannya sehari-hari sebab hanya amal perbuatanya yang membuktikan keadaan iman seseorang berakar atau tidaknya didalam hatinya.

Tujuan hukum yaitu kepatuhan setiap orang terhadap hukum- hukum yang tealah disyariatkan oleh Allah SWT. Realisai orang yang belum melakukan ibadah menjadi orang yang mau melakukan ibadah dengan penuh kesadaran, bagi orang yang belum mematuhi peraturan-peraturan agama Islam tentang rumah tangga, perdata, pidana, dan ketatanegaraan yang telah diundang-undangkan menurut syariat Islam.

2. Tujuan akhlak, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang berbudi luhur, dihiasi dengan sifat-sifat yang terpuji dan bersih dari sifat yang tercela.

Semua tujuan diatas merupakan penunjang daripada tujuan final upaya Dakwah. Tujuan final upaya dakwah ialah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan manusia lahir batin di dunia kini dan di akhirat nanti di dalam naungan “Mardhatillah”, tujuan akhir ini dapat terbaca dari Do’a sapujagat yang menjadi tujuan umat manusia yang beriman kepada Allah SWT, di dalam surah Al-Baqarah 201 berbunyi:

(30)































Artinya: “Intinya Tuhan kami datangkanlah kepada kami kebahagiaan di dunia dan kebahagian di akhirat. Serta peliharalah kami dari siksa Neraka.”19

3. Metode Dakwah Islamiyah

Perkataan metode berasal dari kata bahasa latin yaitu meta dan hodos. Meta artinya Meneliti Hodos Artinya jalan atau cara, jadi yang dimaksud dengan metode ialah menurut jalan atau cara. Sedangkan menurut istilah suatu sistem atau cara untuk mengatur suatu ide dan keinginan.20

Dalam bahsa Arab, Metode ini terkadang diterjemahkan dalam kata-kata kaifiat dan istilah “Thariqatud Dakwah”. Kalau definisi itu dikaitkan dengan dakwah, maka yang dimaksud dengan metode dakwah ialah suatu cara untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif dan efisien”.21 Metode dakwah bermacam-macam tergantung pada situasi dan kondisi komunikasi, sudah bkan waktunya lagi, dakwah dilakukan asal jalan, tanpa sebuah perencanaan yang matang baik yang mencakup materi, teanaga pelaksanaannya ataupun metode yang dipergunakan. Dalam dakwah tergantung kemauan, keahlian, kemampuan dan kesempatan metode dakwah menurut pendapat Slamet sebagai berikut:

19Ibid, hal. 49.

20Siti Muriah, Metodologi..., hal. 27.

21Basrah Lubis, Ilmu..., hal. 61.

(31)

a.Metode Rasulullah

Kalau ditelusuri perjalanan Dakwah Rasulullah SAW maka akan sampai pada satu kesimpulan bahwa yang namanya dakwah itu tidaklah gampang, menghadapi halangan dan rintangan, dan tidak segampang membalik telapak tangan, akan tetapi dituntut oleh sebuah kesungguhan, dengan kata lain tidak bisa dikerjakan asal jalan. Tetapi memerlukan profesionalisme dan perencanaan yang matang.

Rasulallah dalam dakwah mempunyai sebuah perhitungan dan pertimbangan. Baik itu mengetahui situasi dan kondisi yang sedang berkembang, catatan dakwah pertama kali Rasulullah SAW adalah dengan cara diam-diam. Hal ini dikarnakan perhitungan situasi dan kondisi yang tidak memungkinan pengikut Rasulallah waktu itu belum seberapa, bahkan belum ada. Sementara orang yang tidak seakidah, jumlahnya luar biasa banyak, apalagi kedepan masyarakat kota Makkah pada waktu itu diwarnani dengan kezaliman dan kebiadaban, mereka tidak mengenal prikemanusiaan, keadilan dan kebenaran berada ditangan penguasa. Setelah turun wahyu kedua barulah Rasulullah berdakwah secara terang-terangan, sebagaimana firman Allah dalam Al- Quran surat Al- Mudatsir 1-2:













Artinya : “Hai orang yang berselimut, bangunlah maka hendaklah kamu beri peringatan”.22

22Departemen Agama RI, Al-Qur’an..., hal. 992.

(32)

Selain dari itu metode yang dilakukan oleh Rasulullah dalam berdakwah ialah dengan sistem hijrah, meninggalkan tempat yang membahayakan ke tempat yang lebih aman, Rasulullah hijrah ke Madinah untuk menyusun kekuatan, setelah itu baru kembali merebut Kota Makkah dan yang tidak kalah pentingnya yang pernah juga dilakukan oleh Rasulullah dalam berdakwah adalah dengan cara surat menyurat, mengoftimalkan fungsi masjid, menegakkan persaudaraan dan persatuan serta pendidikan.23

Dalam hal materi dakwah Rasulullah memulainya dari segi Aqidah dengan kata lain bukanlah masalah hukum, bukan masalah Halal dan haram dan tidak pula masalah sunat dan wajib, tetapi masalah pemantapan akidah. Tiga belas tahun lamanya Rasulullah berdakwah di Makkah hanya berfokus masalah aqidah Islamiyah.

Motede dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah itu merupakan contoh yang terbaik, yang harus dikembangkan oleh subyek dakwah.

Atau Da’i menunjang keberhasilan dakwah di era kemajuan teknologi informasi agar umat Islam tidak ketinggalan, dan harus bisa memanfaatkan peluang yang ada.

b. Metode Dari Segi Yang Ada

Seperti telah sedikit diuraikan bahwa metode dalam dakwah bermacam-macam bergantung pada situasi dan kondisi, maka dari segi penyampaian metode dakwah dapat dibagi dalam dua cara, cara tradisional dan cara moderen menurut Slamet sebagai berikut.

23Irfan Hilmi, Dakwah Bil-Hikmah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002), hal. 63.

(33)

Cara tradisional, termasuk didalamnya adalah system ceramah umum. Dalam metode ini Da’i aktif berbicara dan mendominasi situasi sedangkan komunikasi hanya pasif saja, mendengar apa yang disampaikan dan yang di pidatokan Da’i komunikasi hanya berlangsung satu arah yaitu dari komunikator/Da’i kepada komunikan.

Metode ceramah umum tersbut biasanya disukai oleh masyarakat desa, karena metode ini tidak menuntut komunikan untuk memahami, tidak ada yang mengawasi sejauh mana komunikan mengikuti ceramah tersebut. Seakan tidak ada beban tanggung jawab komunikan dalam mengikuti ceramah, mau mendengarkan atau tidak mendengarkan tidak ada yang mengawasi sejauh tidak mengganggu orang lain yang benar-benar sedang mendengarkannya. Disamping itu bagi masyarakat desa Ceramah umum bisa dijadikan hiburan pengisi kesepian, dengan mengikuti

Kelebihan metode ceramah adalah sangat tepatnya untuk menyebarkan sesuatu/ informasi kepada masyarakat banyak secara serentak lagi pula jika Da’i / komunikan mempunyai kesanggupan yang cukup dalam berpidato dengan bumbu-bumbunya yang menarik, maka metode ceramah ini sangat disukai oleh masyarakat awam. Sedangkan kelemahan metode ini adalah komunikan/Audien tidak dapat memonitor/ dipantau sejauh mana mereka memahami informasi yang disebarkan Da’i.

Cara Modern, termasuk dalam metode ini adalah diskusi, seminar dan sejenisnya yang didalamnya terjadi komunikasi dua arah

(34)

dan yang penting dalam metode ini terjadi proses tanya jawab antara peserta dan komunikator. Keadaan tersebut menuntut peserta untuk benar-benar mengikuti pembicaraan mulai dari awal sampai selesai karena dengan mengikuti pembicaraan dengan baik berarti dia dapat mengikuti proses tanya jawab dan sebaliknya.

Metode diskusi dan seminar biasanya sangat disukai oleh kalangan yang cukup tinggi dalam bidang pendidikan maupun wawasan. Masyarakat awam tidak menyukai metode ini bahkan metode ini bukan dianggap metode dakwah. Gambaran dakwah yang ada dalam pikiran mereka adalah berkumpulnya orang.

Banyak dalam suatu tempat menghadapi orang yang berdiri dimimbar yang berapi-api menyampaikan pidatonya.

Kelebihan metode ini adalah bahwa setelah peserta mengikuti diskusi dan seminar ia akan mempunyai persepsi yang jelas tentang pokok persoalan yang dibicarakan. Sedangkan kelemahan metode ini adalah keterbatasan menampung peserta dalam jumlah yang banyak, juga hanya cocok untuk kalangan yang berpendidikan cukup dan berwawasan luas.

Dakwah perorangan yaitu dakwah yang dilakukan terhadap orang seseorang secara langsung. Metode ini kelihatannya tidak efektif tapi nyatanya dakwah perorangan lebih efektif jika dilakukan terhadap orang yang mempunyai pengaruh terhadap suatu lingkungan. Dakwah perorangan tidak mengenal ruang dan waktu, dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Dakwah semacam ini tidak nampak kegiatannya

(35)

karena dilakukan sambil cerita, bincang–bincang kesana kemari dan akhirnya sedikit demi sedikit dimasukkan misinya (dakwah)

Dakwah kelompok, yaitu dakwah yang dilakukan terhadap kelompok tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Misalnya terhadap suatu pemuda dalam suatu, kelompok ibu-ibu dan sebagainya.

Dakwah kelompok ini efektif karena audien biasanya sudah mempunyai suatu ikatan tersendiri dalam kelompok tersebut sehingga didalamnya terdapat persaudaraan kelompok yang berarti mempermudah dai dalam menyampaikan dakwahnya.

Kelebihan dakwah kelompok adalah keefektifannya, hal ini karena adanya keterikatan kelompok yang mendukung keseragaman pola pikir, sedangkan kelemahannya adalah seringnya suasana dakwah hanyut dalam suasana seremonial kelompok.24

Melihat keadaan semacam itu, maka para Da’i mengambil suatu alternatif metode dakwah tidak langsung dan ternyata sambutannya cukup positif disamping hasilnya cukup menggembirakan.

Khususnya dikota-kota besar dakwah tidak bisa langsung dilihat baik melalui radio, penerbitan-penerbitan maupun lainnya. Hampir setiap saatmelalui gelombang radio dapat didengar siaran-siaran pengajian begitupun setiap hari dapat dibaca tulisan-tulisan tentang dakwah melalui berbagai penerbitan harian atau bulanan.

24Slamet, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1994), hal. 26.

(36)

c. Metode dari segi penyampaian isi

Al-Qur’an sebagai sumber utama materi dakwah terdiri dari 124 surat yang masing-masing mempunyai kekuhususan kandungan begitu pula As-Sunah yang merupakan sumber kedua mempunyai kekhususan sendiri, ada yang membahas masalah hukum, adab, himbauan dan sebagainya.

Dalam menyampaikan isi dakwah baik yang diambil dari Alqur’an maupun As-Sunnah tidaklah memungkinkan semuanya dapat dilakukan secara serentak dalam sekali dakwah dapat tuntas selesai.

Dalam pokok-pokok bahasan yang praktis mungkin dapat dilakukan sekali tuntas tapi dalam hal-hal yang banyak kaitannya tentu akan selesai setelah malalui berkali-kali dilakukan dakwah. Dari segi inilah dakwah dapat digolongkan menjadi dua cara menurut Slamet yaitu cara serentak dan cara bertahap dapat penulis jelaskan sebagai berikut:

Cara serentak, cara ini dilakukan untuk pokok bahasan yang praktis dan tidak terlalu banyak kaitannya dengan masalah-masalah lain. Walaupun demikian dai harus tetap menjaga keutuhan permasalahan jangan sampai karena kecilnya pokok bahasan kemudian pembahasan hanya sepintas kilas saja.

Kelebihan cara ini adalah bahwa audien dalam sekali mengikuti dakwah dapat secara tuntas memahami permasalahan yang dibahas dai. Namun tentu terbatas pada masalah-masalah yang praktis saja. Sedangkan kelemahannya adalah seringnya Da’i terlena pada

(37)

kecepatan menyelesaikan pokok bahasan sementara audien belum faham benar tentang masalah yang dibahas.

Cara bertahap, cara ini dilakukan terhadap pokok-pokok bahasan yang banyak kaitannya dengan masalah lain. Dalam hal pokok bahasan semacam ini dai harus pandai-pandai membagi pokok bahasan dalam sub-sub yang lebih kecil tetapi tidak lepas dari pokok- pokok bahasan utamanya. Dalam penyampaiannya pun Da’i harus mampu mengurutkan mana yang harus didahulukan dan mana yang berikutnya. Da’i juga harus mampu menjaga keseimbangan sub-sub bahasan yang telah dibahas sebelumnya dengan sub-sub yang akan dibahas berikutnya.

Dapat penulis simpulkan metode dakwah adalah suatu cara yang dipergunakan dalam pelaksanaan dakwah dengan menyesuaikan materi dengan situasi dan kondisi sasaran tujuan yang hendak dicapai.

Disinilah dibutuhkan keterampilan dan kecakapan juru dakwah serta motivasi yang kuat dalam kesempatan melaksanakan dakwah, maka metode dakwah sebagai sarana obyektif yang bersumber dari ajaran Allah dan Rasulnya itu harus mampu dijalankan dan dapat diterapkan kepada seluruh lapisan masyarakat, oleh karena itu metode-metode ini harus terus dikembangkan mengikuti lajunya zaman dan pesatnya ilmu pengetahuan serta canggihnya ilmu teknologi, melalui pendekatan- pendekatan dari berbagai disiplin ilmu, agar tetap up-to-date, actual dan rasional.

(38)

Artinya dengan metode itu juru dakwah harus mampu menjabarkan kebenaran sesuai dengan keperluan, kebutuhan, permintaan dan tuntutan masyarakat.

4. Media Dakwah

Di dalam pembangunan seperti sekarang ini dakwah harus menyesuaikan situasi dan kondisi yang semakin berubah kearah yang lebih maju, dituntut efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan dakwah tidak hanya asal melaksanakan Dakwah tapi harus dipikirkan apakah dakwah yang dilakukan sudah mengena atau belum, apakah berhasil atau tidak. Untuk itulah disamping keberhasilan dakwah ditentukan oleh dai sendiri tetapi juga ditentukan oleh sarana dan prasarana. Dialam pembangunan seperti sekarang ini banyak muncul instrumen yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kegiatan dakwah. Instrumen-instrumen tersebut dapat dijadikan alat pendukung dakwa. Meliputi instrumen yang bersifat visual, auditif ataupun audio-visual.

Media artinya perantara. Dan tidak jarang diterjemahkan orang dengan arti penghubung/penengah. Dalam bahasa arab dikenal dengan istilah washilah. Adapun mediator, orangnya atau pelakunya. Dalam gramatika bahasa arab disebut dengan istilah fa’ilnya. Maka segala alat bantu yang

Digunakan oleh Da’i untuk menyampaikan pesan dakwah kepada si Mad’u (obyek) itulah yang disebut media Dakwah.25

Menurut Toto Tasmara, 1998 media dakwah ini terbagi menjadi tig bagian, atau tiga bentuk yaitu penulis dapat menjbarkan sebagai berikut:

25Ibid, hal. 64.

(39)

a. Dakwah Bil Islam

Termasuk dalam kategori Dakwah Bil Islam, ceramah, khutbah diskusi, seminar obrolan dan sejenisnya. Rasulullah sudah melakukan sejak awal, yang dikenal istilah man to man atau face to face.

b. Dakwah Bil Kitabah

Yang termasuk dalam kategori Dakwah Bil Kitabah ini, tulisan, cetakan tulisan, dan audio visual, dan bil kitabah ini sering juga disebut orang dengan istilah dakwah Bil Qalam (pena).

c. Dakwah Bil Hal

Yang termasuk dalam dakwah bil hal ini, ialah berdakwah dengan bentuk perbuatan. Mulai dari cara berpakaian, bertutur kata dan tingkah laku, sampai kepada bentuk kerja nyata. Seperti halny mendirikan Pantai Asuhn Anak Yatim, menyantuni fakir miskin, mendirikan sekolah, rumah sakit dan tempt-tempat sosial lainnya.26

Namun belakangan ini, oleh pakar-pakar dakwah, media dakwah ini dikembangkan lagi sehingga pembahagiannya lebih banyak dan lebih luas.

Bahkan ada yang berpendapat bahwa diantara tiga unsur diatas itu tidak termasuk kepada apa yang disebut dengan media dakwah. Akan tetapi termsuk kedalam kelompok metode dakwah. Seperti halnya dakwah bil lisan dan dakwah bil hal. Sebab yang demikian itu bukan media, tapi adalah cara atau metode.

26Basrah Lubis, Ilmu..., hal. 93.

(40)

Menurut hemat saya yang demikian itu tidak prinsip. Dan tidak perlu diperdebatkan. Apakah itu termasuk media atau metode dakwah.

Yang penting, bagaimana kita bisa menyampaikan dakwah ini sampai kepada sasarannya.

Tempat atau ruang lingkup yang bisa dijadikan sebagai media dakwah cukup banyak, antara lain:

1) Lingkungan Keluarga

Dalam dunia pendidikan, lingkungan keluaraga sangat menentukan sekalipun terhadap pembentukan watak anak. Demikian juga halnya dalam dunia dakwah. Pelaksana dakwah yang sangat efektif itu walaupun dalam lingkungan yang terbatas, yaitu media rumah tangga. Kemudian baru dengan Jiran atau tetangga sebelah menyebelah. Kalau kita melihat kepada sejarah, Rasulullah pun melakukan demikian, yaitu dakwahnya itu dimulai dari lingkungan keluarga.

Adapun mengenai metode yang dilakukan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Apakah dengan cara bil lisan dan bil hal. Menurut hemat penulis, yang lebih efektif adalah dakwah bil hal.

2) Lembaga Pendidikan

Media dakwah yang tidak kalah perannya ialah lembaga pendidikan, sebab ditempat inilah anak-anak di didik secara langsung sesuai dengan apa yang kita mau. Maka kepribadian dan watak anak akan ditentukan oleh kurikulum yang sudah dipersiapkan. Penggunaan lembaga pendidikan ini untuk dakwah sngat efektif disamping sifatnya

(41)

rutin, juga kemampuan atau daya tangkap mereka tidak jauh beda satu dengan yang lainnya/ bukan hanya sekedar itu, tapi mudah untuk diadakan evalusi.

3) Lembaga Organisasi

Berdakwah melalui organisasi cukup efektif. Sebab beberap orang anggot atau katakanlah massa, bisa berkumpul dengan suatu wadah. Melalui wadah ini bisa dilakukan pembinaan. Demikian halnya pula untuk keluar. Maksudnya berdakwah dengan membawa nama sebuah organisasi bobot nilainya akan bertambah ketimbang hanya membawa nama pribdi atau perorang. Apalagi kalau nama itu belum dikenal orang. Lain halnya dengan membawa nama sebuah organisasi.

Walaupun nama pribadi kita belum dikenal, tapi bobot wibawa kita akan jadi bertambah.

4) Melalui Seni Budaya

Akhir-akhir ini semakin menampak beberapa group kesenian mengarah kepada dakwah dan pendidikan. Bukan saja lagi terbatas pada group dangdut atau kasidah, tapi sudah menjalar sampai ke musik rock, sandiwara dan sebagainya. Sebagaimana yang telah dirilis oleh Didi Yudha prawira, dengan menampilkan music-musik modern, dengan irama-irama lagu yang disenangi oleh anak-anak muda zaman sekarang.

Tapi intinya itu adalah dakwah. Dan ternyata pengaruhnya besar sekali.

Terutama sekali dikalangan remaja, yang merasa dirinya modern. Sebab music yang semacam itu dianggap tidak ketinggalan zaman.

(42)

Belakangan ini muncul Setiawan Djodi, Iwan Fals dan kawan- kawannya menampilkan music gaya sekarang, dengan bertemakan dakwah. Bahkan mereka telah mendirikan sebuah yayasan yang mereka beri sebuah nama Yayasan HIRA, yang dipimpin oleh muballigh kondang Zainuddin, MZ sebagai ketuanya. Yang mereka jadikan moto dalam kegiatan ini adalah “Dakwah Lintas Sektoral”. Maksudnya menggabungkan potensi dari berbagai macam profesi untuk tujun dakwah.

Demikian juga halnya seperti yang dilakukan oleh Rhoma Irama.

Dengan berbagai lagu dangdutnya, yang syairnya diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi, ternyata membawa dampak yang positif terhadap umat. Termasuk Ki Anom Suroto berdakwah lewat wayang kulit. Demikian juga H. Fhatallah Akbar dengan “Seni Lundruk Sari Waminya”, mampu membawa misi dakwahnya menuju kelestarian dan pengembangan Islam.

Menurut hemat penulis, dakwah melalui seni budaya yang seperti ini yng perlu dikembangkan. Serta pengaruhnya terhadap umat besar sekali, apalagi yang namanya sandiwara. Terutama sekali film, pengaruhnya kepada penonton luar biasa. Salah satu contoh film Film the Massage, yang dibintangi oleh Antoni Quin. Tidak sedikit orang jepang dn Negara-negara lainnya setelah menonton film tersebut termasuk Islam.

Dikarenakan itu, maka orang yang tidak senang dengan Islam ini, lalu memberi master film tersebut dan dihancurkannya. Maka sekarang sulit untuk mendapatkan film tersebut.

(43)

5) Melalui Media Massa

Kalau kita bicara tentang media dakwah, maka mau tidak mau kita akan berbicara pula tentang pemanfaatan media komunikasi. Sebab antara media dakwah dengan media komunikasi erat hubungannya.

Lebih-lebih lagi zaman sekarang, zaman yang dikenal dengan istilah era informasi dan komunikasi. Maksudnya, orang yng menguasai informasi dan komunikasi lah yang punya banyak peluang untuk menuju sekses.

Media massa ini pada dasarnya terbagi dua yaitu media cetk dan media elektronik.

a) Media Cetak.

Media cetak jangkauannya luas. Bahkan tidak mengenal batas waktu. Maksudnya, kapan saja bisa dinikmati. Sifatnya boleh dikatakan agak abadi. Bisa diulang-ulang kapan saja kita punya mau.

Yang termasuk media cetak, bukan saja Koran, majalah, bulletin dan buku, tetapi juga termasuk foto Graphi, lukisan dan ukiran.

b) Media Elektronik

Media elektronik bukan saja jangkauannya lebih luas, tetapi boleh dikatakan tidak mengenal tapal batas. Tidak mengenal territorial suatu Negara. Mampu menerobos dinding tembok, bahkan sampai ke kamar-kamar tidur. Yang termasuk dalam media elektronik ini adalah radio, TV, Video. 27

27Basrah Lubis, Ilmu..., hal. 76.

(44)

Demikianlah beberpa media yang bisa kita manfaatkan, untuk pengembangan dakwah Islam ini. Tinggal lagi bagaimana caranya kita memnfaatkannya, sehingga berhasil guna dan berdaya guna.

5. Lembaga-Lembaga Dakwah Islamiyah

Lembaga dakwah adalah organisasi kemasyarakatan Islam yang bergerak dalam bidang dakwah, lembaga ini dalam bentuknya yang sederhana sudah tumbuh dan berkembang sejak masuknya Islam ke Indonesia. Bidang tugasnya yang utama dan pertama adalah menyederhanakan dan mengembangkan ajaran Islam kepada penduduk dan masyarakat indnesia.

Berdasarkan surat keputusan Menteri Agama No. 60 Tahun 1979 tentang susunan organisasi Departemen Agama. Lembaga dakwah dimaksudkan organisasi Islam baik yang sifatnya local, berlevel daerah atau nasional, dijelaskan bahwa lembaga dakwah meliputi empat kelompok organisasi yaitu: badan-badan dakwah, majelis-majelis ta’lim, pengajian- pengjian dan organisasi kemakmuran masjid dan mushalla.

a.Badan Dakwah

Badan dakwah adalah organisasi Islam yang bersifat umum, yang memungkinkan melaksanakan berbagai kegiatan seperti masalah pendidikan, ekonomi, keterampilan social dan lain-lain. Organisasi ini, yang selama ini sering disebut organisasi Islam, beraneka ragam dari segi kelahirannya, banyak yang sudah berumur tua seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dan Majelis Dakwah Islamiyah.

(45)

b. Majelis Ta’lim

Majelis Ta’lim adalah organisasi pelenggara pendidikan non formal dibidang agama Islam untuk orang dewasa. Dibeberapa daerah kegiatan ini diberi nama pengajian, kelompok ini jumlahnya sangat besar disetiap kota.

c. Pengajian

Dengan pengajian dimaksud adalah organisasi umat Islam yang mengelola pengajian, yakni pendidikan non formal dibidang agama Islam untuk anak-anak. Pengajian biasa diadakan dirumah-rumah atau dimasjid- masjid.

d. Organisasi kemakmuran masjid dan mushalla

Dimaksudkan ialah organisasi yang dibentuk untuk mengelola masjid atau mushalla dan melaksanakan berbagai kegiatan didalam masjid atau mushalla seperti pendidikan, perpustakaan, kesehatan dan koperasi.

Diperkirakan bahwa untuk tiap masjid atau mushalla aka ada organisasi yang mengelolanya.

Dengan demikian potensi lembaga dakwah dan juru dakwahnya yang cukup besar dengan dukungan jamaahnya akan merupakan modal dasar yang kuat bagi pembinaan dan pengembangan masyarakat. Untuk itu perlu adanya perangkat untuk mengarahkan dan membina serta membimbing lembaga dakwah yaitu adanya suatu landasan dan dasar yang kuat untuk titik pijaknya serta pola pembinaan yang mantap agar potensi lembaga dapat benar-benar difungsikan.

(46)

Lembaga juga dapat dikaitkan dengan organisasi dakwah, karena kalau kamus umum bahasa Indonesia, arti kata lembaga juga ditulis sebagai suatu badan (organisasi) yang bermaksud melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha. Juga dikatakan bahwa organisasi adalah wadah kegiatan dari pada orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Dalam dakwah kegiatan itu setiap orang harus jelas tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.

Sedangkan yang dimaksud dengan organisasi dakwah ialah merupakan wadah untuk melaksanakan dakwah untuk mencapai tujuan dakwah secara efektif dan efisien. Pengertian organisasi dakwah menurut Zaini Muchtarom, adalah organisasi dakwah merupakan alat untuk melaksanakan dakwah agar mencapai tujuan yang telah ditentukan. Mengorganisir dakwah berarti menghimpun dan mengatur sumber daya dan tenaga kedalam seuatu kerangka struktur dan hubungan menurut pola tertentu sehingga dapat melakukan kegiatan dakwah. 28

Setiap kegiatan dakwah betapapun sederhananya mengandung unsur-unsur organisasi yang lengkap yaitu sekurang-kurangnya terdiri dari da’i atau mubaligh pihak yang menyampaikan seruan dan ma’du pihak yang menerima seruan, penyediaan sarana dan fasilitas melalui pembagaian fungsi dan tugas, kesemunya berkehendak bekerjasama

28 Mukhtaram Zaini, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Jakarta: Al-Amin, IKAFA, 1996), hal. 15.

(47)

untuk mengumpulkan pesan dakwah kearah tercapainya tujuan berupa aktualisasi isi pesan dakwah.

Tujuan organisasi atau lembaga dakwah menurut Zaini Mukhtarom, ialah usaha bersama untuk menanamkan keyakinan menumbuhkan sikap dan membina perilaku umat manusia baik perorangan maupun kelompok dengan cara lisan dan perbuatan menurut nilai-nilai dan ajaran agama Islam untuk dihayati dalam kehidupan sehari-hari secara pribadi, berkeluarga dan bermasyarakat sehingga menjadi umat yang sejahtera lahir dan batin.29

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, organisasi dakwah harus digerakkan dengan sesuatu kegiatan yang dinamis yang disebut Manajemen. Merupakan suatu proses kegiatan untuk mencapai tujuan itu harus terdapat hampir dalam seluruh kegiatan manusia baik dipabrik, kantor, sekolah, rumah sakit, panti asuahan, lembaga social dan lainnya.

Memerlukan Manajemen oleh karena itu lembaga dakwah tidak akan terlaksana jika tanpa adanya manajemen.

Kegiatan lembaga dakwah yang dilaksanakan menurut prinsip- prinsip manajemen akan menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan lembaga yang bersangkutan dan menumbuhkan citra profesionalisme dalam masyarakat, khususnya para pengguna jasa dari profesi Da’i. pengaturan dakwah secara managerial ini tidak harus dipertentangkan dengan dakwah sebagai ibadah, karena ibadah dalam

29Mukhtaram Zaini, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Jakarta: Al-Amin, IKAFA, 1996), hal. 50.

(48)

arti luas dapat dilakukan melalui berbagai macam profesi seperti apoteker, insinyur dan lainnya sejauh kegiatan profesi itu didasari oleh niat untuk mengabdi kepada tuhan dan berbakti kepada umat manusia.

Bahkan lebih dari itu agama memerintahkan agar setip perilaku dan tindakan yang diperbuat manusia selain bermanfaat bagi sesama juga harus selalu dilakukan secara tertib dan teratur. Firman Allah dalam Al- Qur’an surat Al-Imran ayat 103 yang artinya:

“Dan perpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (msih jhiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu lalu menjadikan kamu Karen nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada ditepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikinlah Allah menerangkan Ayat-ayatnya kepada kamu, agar kamu mendapat petunjuk”.30

G. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dengan mengacu pada judul penelitian tentang pelaksanaan Dakwah Islamlamiyah Di Pondok Pesantren An-Nur Abhari Dusun Kerangkeng Desa Banyumulek, maka penelitian yang digunakan adalah “Suatu pendekatan dalam melakukan penelitian dengan berorientasi pada gejala- gejala yang bersifat alamiah”.

30Departemen Agama RI, Al-Qur’an..., hal. 93.

(49)

Karena orientasinya demikian maka sifatnya naturalistik dan mendasar, bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan dilabolatorium, melainkan di lapangan.

Pernyataan diatas dipertegas oleh Noeng Muhadjir, yang menyatakan:

“Metode penelitian kualitatif mengejar kebenaran lewat ditemukanya sumber terpecaya sehingga hal-hal yang hakiki, yang intristik, yang esensial dapat ditemukan.” 31

Penelitian kualitatif sering pula disebut metode etnografik, metode fenomenologis atau metode impresionistik. Interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistematis. Oleh sebab itu penelitian kualitatif lebih bersifat deskristif analitik.

Menurut Nana Sujana, ada lima ciri pokok dalam penelitian kualitatif. Ciri-ciri tersebut sebagai berikut adalah :

a. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung.

Penelitian mengamati, mencatat, bertanaya, menggali sumber yang erat hubungannya dengan pristiwa yang terjadi pada saat itu.

Penggunaan alat bantu untuk merekam gejala bisa dimungkinkan, seperti tape recorder, tustel, vidiotape, dan lain-lain.

b. Penelitian kualitatif bersifat bersifat deskristif analitik.

Data yang diperbolehkan dari penelitian kualitatif seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, cuplikan tertulis dari

31Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998), hal. 32.

Referensi

Dokumen terkait

Selain santri yang bertugas kultum saya juga bertanya pada salah satu pendengar kultum atau mad’u yang hadir pada saat itu bernama kayla mutiara ia menyatakan : “Setelah mendengar