• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Qira`at

BAB I PENDAHULUAN

B. Diskursus Qira`at

1. Gambaran Umum Qira`at

Ulama berbeda pendapat mengenai ujung mana dari lam alif yang merupakan hamzah/alif.

1. Imam Khalil bin Ahmad mengatakan bahwa alif terdapat pada ujung pertama. Ini digunakan oleh ulama maghâribah . 2. Imam ad-Dani mengatakan bahwa alif terdapat pada ujung

kedua.

47 qira`at atau bacaan yang dinisbatkan kepada imam qira`at, yang mana bacaan tersebut merupakan bacaan yang diriwayatkan langsung dari Rasulullah saw.

Qira`at tidak sama dengan tujuh huruf/ahruf sabah, walau dalam penyebutan jumlah keduanya sama. Qira`at hanya merupakan mazhab bacaan Al-Qur`an yang secara ijma„ masih tetap ada dan digunakan umat hingga kini, dan sumbernya ialah perbedaan langgam, cara pengucapan dan sifatnya.

Bacaan-bacaan qira`at tersebut hanya berkisar dalam satu huruf, yaitu huruf Quraisy.83

Dalam ilmu qira`at, ada beberapa istilah tertentu yang harus diketahui, di antaranya sebagai berikut:

1) Qirâ`ât adalah bacaan Al-Qur`an yang disandarkan kepada nama seorang imam qira`at.84 Imam-imam qira`at tersebut telah disepakati bacaannya sesuai dengan bacaan yang diterimanya secara musyafahah dari orang yang ahli sebelumnya sampai kepada Rasulullah.

2) Riwâyah adalah bacaan Al-Qur`an yang disandarkan kepada nama seorang perawi yakni orang yang telah belajar dan meriwayatkan bacaan dari imam qira`at.

3) Thârîq adalah bacaan Al-Qur`an yang disandarkan kepada nama seseorang yang meriwayatkan bacaan dari seorang perawi atau dengan kata lain murid-murid yang belajar ilmu qira`at dari para perawi.

83 Manna Al-Qattan, Mabahits fî „Ulum Al-Qur`an, h. 163

84 Ahmad Fathoni, Tuntunan Praktis Kalimat al-Farsyiyah Plus Surah Al- Baqarah s/d Surah Ali Imran Qiraat Nafi„ Riwayat Qalun, (Tangerang: IIQ Jakarta Press, 2018), cet. ke-3, h. 13

4) Wajh adalah cara baca yang dipilih oleh pembaca dari cara- cara yang ada dan boleh digunakan.

b. Ragam Qira`at

Dalam Al-Itqan fi Ulum Al-Quran, as-Suyuthi menyebutkan bahwa secara kualitas, qira‟at dikelompokkan menjadi beberapa yaitu qira‟at mutawatir, masyhur, ahad, syadz, mudraj, maudhu.85

1) Mutawatir adalah qira‟at yang diriwayatkan oleh sekumpulan orang yang sebelumnya tidak memungkinkan adanya kebohongan dari awal sampai akhir sanad-nya, sesuai dengan kaidah bahasa Arab serta rasm utsmani.

2) Masyhur adalah qira‟at yang shahih sanad-nya namun jumlah perawinya tidak sebanyak qira‟at mutawatir, diiriwayatkan oleh orang yang adil dan terpercaya dari orang yang sama sebelumnya sampai kepada Nabi Muhammad, sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan rasm usmani.

3) Ahad adalah qira‟at yang sahih sanad-nya, namun tidak sesuai dengan rasm usmani atau kaidah bahasa Arab serta periwayatannya tidak masyhur.

4) Syadz adalah qira‟at yang tidak mempunyai sanad yang shahih serta banyak menyalahi kaidah tata bahasa Arab dan rasm utsmani.

85 Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi „Ulum Al-Qur`an, (Beirut: Dar el-Fikr, 2010), h. 107

49 5) Mudraj adalah qira‟at yang di dalamnya disisipkan

penafsiran dari ayat yang bersangkutan.

6) Maudhu adalah qira‟at buatan yang disandarkan kepada seseorang tanpa dasar serta tidak memiliki mata rantai sanad. Qira‟at ini bisa biasa disebut dengan qira‟at palsu.

Adapun secara kuantitas yakni dari segi banyaknya imam qira‟at, maka qira‟at terbagi menjadi qira‟at sab„ah, qira‟at asyrah, dan qira‟at arba„ah asyrah.86

1. Qira‟at sab‟ah atau qira`at tujuh adalah qira‟at yang diriwayatkan oleh tujuh imam qira‟at, yaitu Nafi, Ibnu Katsir, Abu „Amr, Ibn „Amir, Ashim, Hamzah, dan al- Kisa‟i.

2. Qira‟at „asyr atau qira`at sepuluh adalah qira‟at sab‟ah yang dilengkapi dengan tiga imam qira‟at yakni qira‟at Ya‟qub, Khalaf, dan Yazid bin Qa‟qa‟.

3. Qira‟at arba‟ „asyr atau qira`at empat belas adalah qira‟at

„asyrah yang ditambah empat imam qira‟at yakni Hasan Basri, Ibnu Muhaisin, Yahya al-Yazidi, dan Syanabudz.

c. Imam Qira`at Tujuh

Qira`at sab„ah merupakan qira`at yang disandarkan kepada tujuh imam yang telah disepakati oleh para ulama. Para imam qira`at tujuh ini tentu memiliki banyak murid yang meriwayatkan qira`at darinya. Namun dalam disiplin ilmu qira`at yang dimulai oleh Abu „Amr Ad-Dani (w. 444 H) dan

86 Bahtian Yusup, “Qira‟at Al-Qur‟an: Studi Khilafiyah Qira‟ah Sab‟ah”, dalam jurnal Al-Tadabbur, vol. 4, no. 2, 2019, h. 232

dilanjutkan oleh muridnya yaitu imam as-Syathibi (w. 590 H) hanya diambil dua perawi saja dari masing-masing imam qira`at.87 Para imam dan perawi tersebut diantaranya: 88

1) Nafi‟ al-Madani. Bernama Abu Ruwaim Nafi‟ bin Abdurrahman bin Abu Nu„aim al-Laitsi (w. 169 H).

Perawinya:

a) Qalun. Bernama „Isa bin Mina al-Madani (w. 220 H).

b) Warsy. Bernama „Utsman bin Sa„id al-Mishri (w. 197 H).

2) Ibnu Katsir al-Makki. Bernama Abdullah bin Katsir al- Makki (w. 120 H). Perawinya:

a. Al-Bazzi. Bernama Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Abu Bazzah (w. 250 H).

b. Qunbul. Bernama Muhammad bin Abdurrahman bin Muhammad bin Khalid bin Sa„id al-Makki al- Makhrami (w. 291 H).

3) Abu „Amr al-Bashri. Bernama Zaban bin al-„Ala` bin

„Ammar bin al-„Uryan al-Mazi at-Tamimi al-Bashri (w.

154 H). Perawinya:

a. Ad-Duri. Bernama Abu „Amr Hafsh bin „Abdu al-

„Aziz ad-Duri al-Nahwi (w. 246 H).

b. As-Susi. Bernama Abu Syu„aib Shalih bin Ziyad bin Abdullah as-Susi (w. 261 H).

87 Ahmad Fathoni, Kaidah Qiraat Tujuh 1 dan 2, (Tangerang Selatan: Yayasan Bengkel Metode Maisuro dan Pesantren Takhasus IIQ Jakarta, 2016), h. 6

88 Abu Abdullah Muhammad bin Syuraih al-Ru„aini al-Andalusi, Al-Kafî fî al- Qira`at al-Sab„, (Beirut: Dar al-Kutub al-Islamiyah, 2000), hal. 19

51 4) Ibnu „Amir asy-Syami. Bernama Abdullah bin „Amir asy-

Syami al-Yahshibi (w. 118 H). Perawinya:

a. Hisyam. Bernama Hisyam bin „Ammar bin Nashir al- Qadhi ad-Dimasyqi (w. 234 H).

b. Ibnu Dzakwan. Bernama „Abdullah bin Ahmad bin Basyir bin Dzakwan al-Qurasyi ad-Dimasyqi (w. 242 H).

5) „Ashim al-Kufi. Bernama „Ashim bin Bahdalah Abu an- Nujud al-Asadi (w. 127 H). Perawinya:

a. Syu„bah. Bernama Abu Bakar Syu„bah bin „Iyasy bin Salim al-Kufi (w. 193 H).

b. Hafsh. Bernama Abu „Umar Hafsh bin Sulaiman bin al-Mughirah al-Asadi al-Kufi (w. 180 H).

6) Hamzah al-Kufi. Bernama Hamzah bin Habib bin

„Ammarah az-Zayyat (w. 156 H). Perawinya:

a. Khalaf. Bernama Khalaf bin Hisyam al-Bazzar (w. 229 H).

b. Khallad. Bernama Khallad bin Khalid (w. 220 H).

7) Al-Kisai al-Kufi. Bernama „Ali bin Hamzah an-Nahwi (w.

189 H). Perawinya:

a. Abu al-Harits. Bernama al-Laits bin Khalid al- Baghdadi (w. 204 H).

b. Ad-Duri al-Kisa„i. Bernama Abu „Amr Hafsh bin

„Abd al-„Aziz ad-Duri an-Nahwi (w. 246 H).

Dokumen terkait