BAB II Paparan Data danTemuan
C. Upaya guru dalammengatasikekerasan verbal siswa
Segala upaya tentu telah dilakukan oleh semua guru untuk mencegah perilaku kekerasan verbal siswa di Sekolah.Di SDN 4 Mamben Lauk. Upaya yang dilakukan antara lain seperti penjelasan wali kelas III Sekolah SDN 4 Mamben Lauk yang mengatakan bahwa:
“Menurut saya selaku wali kelas III, untuk mengatasi siswa yang melakukan kekerasan verbal antara siswa dilingkungan sekolah yaitu biasanya kita panggil siswa yang bersangkutan kemudian kita catat nama siswa tersebut, kita mencari permasalahan antar siswa yang bersangkutan kemudian kita pertemukan siswa yang melakukan kekerasan verbal dengan siswa yang menjadi korban selanjutnya kedua siswa kita nasehati, dan kita suruh untuk berdamai agar siswa yang melakukan kekerasan verbal kepada temannya tidak lagi mengulangi perbuatannya kepada temannya dan supaya bisa menumbuhkan hubungan yang harmonis sesama siswa”.
.
Berdasarkan penjelasan dari wali kelas III SDN 4 Mamben Lauk, guru harus bisa menangani perilaku kekerasan verbal supaya tidak terjadi lagi dikalangan siswa maupun siswi. Dalam hal ini, untuk menguatkan pendapat di atas peneliti mewawancarai wakil kepala Sekolah SDN 4 Mamben Lauk mengungkapkan bahwa:
“Menurut saya, untuk mengatsi kekerasan verbal siswa terlebih dahulu kita panggil siswa yang bersangkutan, kemudian kita tanya siswa tersebut secara baik – baik apa yang menyebabkan ia melakukan kekerasan verbal kepada teman nya, selain itu jika siswa tersebut terus menerus melakukan kekerasan verbal secara berulang kepada temannya kita sebagai pendidik disini perlu mengatahui latar belakang keluarga siswa yang bersangkutan, dengan cara melakukan pendekatan dengan siswa, mengatahui apakah ada pengaruh dari lingkungan tempat tinggal siswa sehingga berefek pada siswa tersebut dan melakukannya terhadap temannya di sekolah dan mengatahui apakah ada permasalahan siswa dengan keluarga”.34
Berdasarkan penjelasan dari wakil kepala Sekolah SDN 4 Mamben Lauk, Dalam hal ini untuk memperkuat penelitian ini, peneliti mencoba mewawancarai guru yang lainnya di SDN 4 Mamben Lauk yang mengatakan bahwa:
“Jadi menurut saya, untuk mengatasi kekerasan verbal tersebut dengan cara memberikan siswa – siswi nasehat, supaya tidak lagi
34Wawancara dengan Izzati Ihmala wali kelas III SDN 4 Mamben Lauk, 14 Septermber, 2020
mengolok – olok temannya, maupun mengejek nama orang tua temannya supaya tidak terjadi perkelahian”.
Untuk memperkuat lagi penelitian diatas, peneliti mencoba melakukan wawancara dengan kepala sekolah SDN 4 Mamben Lauk. Sebagai berikut:
“Mnurut saya, untuk membantu para guru – guru yang lainnya dalam mengatasi kekerasan verbal yaitu dengan cara menasehati paling utama, kemudian bila dengan cara menasehati tidak didengarkan maka kita sebagai pihak sekolah memanggil siswa yang bersangkutan ke ruang guru kemudian kita tanya penyebab ia melakukan kekerasan verbal kepada temannya dan bila diulangi secara terus menerus maka kita berikan sanksi yang sewajarnya dan jika diulangi kembali setelah diberikan sanksi maka kita panggil orang tua siswa tersebut”.
Sesuai dengan hasil pengamatan wali kelas, peneliti mengetahui tindakan wali kelas saat menangani siswa bermasalah diantaranya yaitu :
1. M, Wali kelas memanggil siswa yang bernama M, keruang guru dia dipanggil karena sering mengolok-olok N. Wali kelas mencatat permasalahan tersebut kedalam buku catatan guru. Setelah M, dipanggil selanjutnya wali kelas memanggil korban dari M, yaitu N. dipanggil supaya guru dapat mengklarifikasi permasalahan yang terjadi, sehingga wali kelas mengetahui permasalahan yang terjadi. Selanjutnya guru mempertemukan kedua siswa tersebut untuk menanyakan kebenaran tentang permasalahan yang terjadi antara M dan N . Dan ternyata setelah siswa tersebut ditanya
mengenai masalah yang dilakukan M kepada N , wali kelas mendapatkan informasi dari N bahwa ternyata benar M mengolok-olok N. Guru / wali kelas memberikan nasehat kepada kedua siswa tersebut untuk tidak saling mengolok baik di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah supaya tidak terjadi perkelahian dan meminta kedua siswa tersebut untuk saling memafkan dan menyuruh siswa tersebut berjanji untuk tidak mengulangi kembali kekersan verbal kepada teman nya.
2. A , Wali kelas memanggil A, karena dia menjahili temannya yang bernama L, A di panggil supaya dapat mengklraifikasi permasalahan tersebut.
Setelah A, di panggil ternyata benar bahwa dia sering menjahili L, kemudian wali kelas mempertemukan mereka untuk di berikan nasehat supaya permasalahan tersebut tidak terulang lagi.
3. I, Wali kelas memanggil I karena dia sering mengolok temannya yang bernama Z, Wali kelas mencatat permasalahan tersebut kedalam buku catatan guru. Setelah I dipanggil selanjutnya wali kelas memanggil korban dari I yaitu Z. Z, dipanggil supaya guru dapat mengklarifikasi permasalahan yang permasalahan yang terjadi, sehingga wali kelas mengetahui permasalahan yang terjadi. Selanjutnya guru mempertemukan kedua siswa tersebut untuk menanyakan kebenaran tentang permasalahan yang terjadi. Dan ternyata benar bahwa I mengolok-olok Z. Akhirnya guru meminta kedua siswa tersebut untuk saling memafkan, dan berjanji untuk tidak mengulangi permasalahn tersebut.
Pada saat terjadi perilaku kekerasan verbal antar siswa, peneliti juga mengamati wali kelas ketika mengatasi perilaku kekerasan verbal. Pada saat itu ketika jam pelajaran berlangsusng dan pada saat jam istirahat peneliti melihat “ A” sedang mengolok-olok “L” dengan mengatakan
“Tarok, Ago-Ago”. disni peneliti melihat Wali kelas mengadapi “A” sebagai pelaku kekerasan verbal dengan sabar dan tidak langsung menyudutkan “A”, setelah itu wali kelas memanggil “A” secra baik – baik untuk diberikan nasehat dan mengarahkan pelaku pada hal yang positif untuk menumbuhkan hubungan harmonis siswa.
Dari hasil penelitian di atas peneliti dapat mengetahui upaya kepala sekolah dan guru kelas dalam mengatasi kekerasan verbal yang terjadi dilingkungan sekolah. Sehingga perilaku kekerasan verbal tidak terulang lagi pada saat proses pembelajaran maupun pada saat jam istirahat.
D.Terbentuknya perilaku kekerasan verbal siswa kelas III di SD Negeri 4 Mamben Lauk
Perilaku kekerasan verbal sering ditemukan dalam kehidupan sehari- hari bahkan dalam lingkungan sekolah tetapi tidak semua orang menyadari bahwa perilaku kekerasan verbal sering terjadi. Terbentuknya perilaku kekerasan verbal di SD Negeri 4 Mamben Lauk dapat diketahui peneliti saat melakukan wawancara bersama siswa dan wali kelas III, dari hasil pengamatan peneliti dapat mengetahui faktor yang melatar belakangi terbentuknya kekerasan verbal siswa diantaranya disebabkan oleh latar belakang keluarga yang tidak rukun,
dan karakter individu itu sendiri dan status sosial siswa memberi pengaruh besar terhadap siswa dalam melakukan perilaku kekerasan verbal ketika di dalam kelas dan di lingkungan sekolah.
Terbentuknya perilaku kekerasan verbal sendiri karena adanya kata- kata yang tidak sepantasnya didengar korban sehingga korban merasa takut dan teraniaya. Dapat diketahui bahwa kekerasan verbal, antara lain dipicu oleh belum adanya kesamaan presepsi antara pihak sekolah, orang tua maupun masyarakat dalam melihat pentingnya permasalahan kekerasan verbal serta penaganannya. 35
35Ponny Retno Astuti, “ Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi kekerasan pada Anak, ( Jakarta: PT Grasindo, anggota IKAPI, 2008 ) hlm.
BAB III