1. Curtain grouting (Grouting tirai) adalah bertujuan membentuk dinding atau tirai yang kedap air di dalam tubuh batuan dan berfungsi sebagai pondasi umumnya sebuah bendungan agar dapat menahan tekanan dan rembesan air, memperkuat dasar pondasi bendungan.
2. Backfill grouting bertujuan mengisi rongga-rongga diantara formasi batuan dengan beton, seperti yang terdapat dalam pembuatan terowongan dan lainnya.
3. Blanket grouting bertujuan untuk membuat lapisan batuan menjadi kedap air sehingga lapisan batuan yang terdapat di bawahnya dapat terhindar atau terlindung dari rembesan dan bcoran air.
4. Contact grouting adalah bertujuan mengisi rongga antara beton dengan batuan(terowongan).
5. Consolidation grouting bertujuan menambah kapasitas daya tahan batuan terhadap beban di atasnya.
6. Pype system grouting bertujuan menyubat sistem rangkaian pipa yang digunakan untuk pendingin conrete atau sistem pipa yang di pasang pada concrete yang digunakan untuk contack grouting.
7. Rimb grouting bertujuan untuk membuat dinding kedap air yang berada di kanan dan kiri tubuh bendungan.
8. Clas grouting bertujuan untuk menutup batuan dasar pondasi yang berupa batulempung agar terhindar dari pengaruh cuaca.
Beberapa cara perbaikan dasar pondasi bendungan yang relatif murah dan baik, apabila batuan dasar terdiri dari batupasir berpori besar adalah dengan beberapa cara untuk mengatasi antara lain :
Campuran Grouting
Banyak material yang dapat digunakan campuran grout, untuk mendapatkan cairan grouting yang sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki. Maksud penambahan material seperti : bentonit, rockflour, alluminium powder, Calsium klorida kedalam semen grouting sebetulnya adalah menambah biaya grouting, akan tetapi hasil yang dicapai jauh lebih baik, karena dalam beberapa hal
seperti adanya struktur di dalam tubuh batuan yang tidak dapat di injeksi dengan hanya memakai semen grouting. Disamping itu biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang dicapai masih menguntungkan.
Fungsi masing-masing material adalah :
1. Mempercepat terjadinya pembekuan (Calsium Klorida, Lumnite) 2. Melumasi (lumbrikan) biasanya ditambah rockflour.
3. Penghambat (retarders) atau memperlambat(setting time) dengan campuran : rockflour, sdium tannate, gipsum.
4. Menambah kekentalan atau mengurangi penyusutan.adalah ditambah aluminium powder.
Gambar 6 – 1: Perbaikan Bendung
Di kupas
As Dam Curtain grouting
Blanket grout
berm
1. Dikupas diganti tanah yang dipadatkan
2. Dilakukan Grouting sepanjang As Dam
3. Memasang selimut pada bagian hulu
(Up stream blanket) 4. Bangunan tambahan dibagian hilir (Down stream berm)
Gambar 6 – 2, Pelaksanaan Grouting
BAB VII
MATERIAL GEOLOGI DAN PELEDAKAN
Material geologi dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis jaitu:
material tanah dan material batu:
7.1. Material Tanah
Faktor-faktor eksplorasi tanah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Keperluan menggunakan tanah yang tersisa sebagai tempat konstruksi (Perkotaan) 2. Keperluan memakai tanah yang telah di reklamasi (gali urug)
3. Syarat-syarat peraturan bangunan setempat
4. Kemungkinan adanya tuntutan hukum(Kehancuran bangunan akibat penurunan pondasi).
Penyelidikan lapangan meliputi,
- Pemetaan rinci berdasarkan kenampakan fisik tanah, warna dan komposisi tanah.
- Tespit / parit uji di beberapa tempat, untuk mengetahui struktur tanah dan ketebalan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Di beberapa lapisan tanah yang berbeda diambil contoh asli (undisturbed )di ambil dengan tabung, alat pengambil contoh piston/kertas logam untuk mengetahui sifat-sifat teknis tanah, analisis kekuatan, stabilitas dan studi aliran air.
sedangkan contoh tanah (disturbed) dapat diperoleh antara lain dari operasi sekop/garpu, pemotongan dengan auger dan uji penetrasi untuk di lakukan uji laboratorium mekanika tanah.
- Pemboran tangan, juga perlu untuk mengetahui kedalaman tanah dan juga dapat dilakukan pengambilan contoh tanah tidak terganggu.
7.2. Material Batu
Material batu untuk kepentingan banguan diperlukan data sifat-sifat batuan, antara lain:
porositas, kerapatan, kekuatan dan ketahanan.
Beberapa uji material batu antara lain:
1. Uji kuat tekan berporos tunggal(Gambar 7- 1).
Kegunaannya untuk mengetahui nilai kekuatan batu.
Pelaksanaannya:
- siapkan contoh inti pemboran batuan ( P : Ф = 2 : 1), datar di ke 2 ujungnya - letakan contoh dalam bangku tekan
- ditekan perlahan lahan sampai contoh hancur
- catat nilai pengukuran beban(arloji pembebanan)
Tabel 7-1 Kuat tekan(u.c.s), Klasifikasi Deere
Kelas u.c.s.(Mpa) Skala kekuatan
A B C D E
200 100 – 200
50 – 100 25 – 50
< 25
Luar biasa kuat Sangat kuat Kuat Cukup kuat Lemah
2. Uji Tumbukan Palu
Sifat material batu dapat diketahui dengan uji lapangan dengan cara sederhana yaitu dengan metode uji tumbukan palu, menghubungkan suara, pantulan, dan kemungkinan tapak tumbukan palu dengan kekuatan material. Dengan latihan dan dibandingkan dengan kekuatan kuat tekan, maka dapat diperoleh sebuah gambaran yang lengkap tentang suatu material.(Tabel 7 – 3)
Tabel 7-2. nilai-nilai u.c.s. untuk batuan alam dan beton Gambar 7- 1: Kuat tekan berporos tunggal
Tabel 7-3: Uji tumbukan palu (Matthewson)
Pengamatan
Skala kekuatan
Tumbukan keras, jelas , pantulannya kuat, tidak meninggalkan bekas
Luar biasa kuat
Tumbukan keras, bergedebuk, terjadi pantulan, sedikit berbekas
atau sedikit menimbulkan kerapatan Sangat kuat
Tumbukan bergedebuk, tiada pantulan, berbekas, dan
menimbulkan patahan Kuat
Tumbukan bergedebuk, meninggalkan tapak palu, terjadi keretakan
Cukup kuat
Palu terbenam, terjadi keretakan lemah
3. Uji Beban Titik
Sebuah metode tidak langsung yang paling banyak digunakan untuk mengetahui kuat tekan material , adalah metode uji beban titik. Percobaan ini dengan menggunakan contoh batuanyang tidak beraturan . benda uji ditempatkan diantara konus yang terbuat dari baja keras dan beban ditambah hingga terjadi benda uji menjadi hancur.
Kekuatan beban titik adalah : Is = P/D2 Keterangan:
P = beban dalam keadaan kehilangan ketahanan D = Jarak antara kedua buah konus.
Diameter Benda uji akan mempengaruhi hasil percobaan, oleh karena itu diperlukan grafik kalibrasi, yang menghubungkan D pada suatu diameter standar, D = 50 mm, sehingga Is(50) dapat ditentukan : u.c.s = ± 24 I s(50)
Tabel 7 – 4: Nilai-nilai khas uji beban titik(Bell)
MATERIAL
Is(50) MPa
U.C.S MPa Granit Eskdale
Andesit Somerset Basalt (Derbyshire)
12,0 14,8 16,9
198,3 204,3 321,0
Sabak (North Wales) Skis (Abandeenshire) Gneis
Batu pasir aneka warna (Edwinstone) Kapur Karbon (Buxton)
7,9 7,2 12,7 0,7 3,5
98,4 82,7 162,0 11,6 106,2
Gambar 7-2. Uji beban titik
4. RQD (Rock Quality Designation) & Recovery ratio
Hasil pemboran inti dapat di interpretasikan kualitasnya, berdasarkan kondisi/keadaan inti batuan, yang dipengaruhi terutama oleh proses pemboran. Recovery ratio adalah prosentasi hasil perolehan inti, yang mungkin terjadi hancur/lepas karena sifat/kondisi batuan itu sendiri, sedangkan RQD adalah jumlah panjang inti batuan 10 cm lebih dibagi kedalaman lubang bor . (Gambar 7-3)
Inti (cm)
Inti >
10 cm Recovery ratio : X100 78.1
1600
1249 %
RQD = X100 67.7 1600
1083 %
Kualitas batuan (DEERE, 1968)
15 132 10 139 18 23 120 116 22 222
14
242
18 112 46
132
139
120 116
222
242
112
Jml 1249 1083
Gambar 7 – 3 : Log bor dan RQD