• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hambatan pemberian Remisi terhadap Narapidana Narkotika

Dalam dokumen analisis pemberian remisi pada narapidana (Halaman 66-71)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hambatan pemberian Remisi terhadap Narapidana Narkotika

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Muhammad Fitrah Hannis62 selaku Staf Subseksi Registrasi Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Sungguminasa dalam pemberian remisi terdapat juga hal-hal yang menghambat pemberian remisi pada warga binaan narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Sungguminasa yaitu:

1. Tidak melengkapi berkas-berkas prosedur dalam pengajuan usulan pemberian remisi, yaitu:

a. Fotokopi putusan hakim dalam putusan pengadilan

62Wawancara dengan Bapak Muhammad Fitrah bagian stap sub seksi registrasi pada tanggal 24 November 2020

54

b. Berita acara pelaksanaan putusan pengadilan c. Surat Penahanan Awal

d. Surat Justice Collabolator (JC) keterangan bersedia bekerjasama untuk membantu membongkar tindak pidana yang dilakukannya yang ditetapkan oleh instansi penegak hukum (khusus warga binaan yang terjerat PP 99 Tahun 2012 Pasal 34A )

e. Surat keterangan tidak sedang menjalani kurungan pengganti denda f. Surat keterangan tidak sedang menjalani Cuti Menjelang Bebas

g. Laporan perkembangan pembinaan yang di tanda tangani oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan

2. Terbit Surat Register F , yaitu surat pelanggaran yang dilakukan oleh warga binaan.

3. Surat daftar perubahan (rincian remisi yang pernah diterima)

Serta penulis juga melakukan wawancara dengan Bapak Wawan Adiputra selaku Pelaksana Sub Bidang Pembinaan Teknologi Informasi dan Kerjasama Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 21 Desember 202063, mengatakan terkait dengan pengusulan remisi yang diajukan oleh Lembaga Pemasyarakatan ke Direktur Jenderal melalui tembusan Kantor Wilayah bahwa setiap pengusulan yang diajukan oleh Lembaga Pemasyarakatan 2 bulan sebelum pemberian remisi karena masih harus melalui proses yang panjang, pengusulan remisi yang diajukan oleh pihaka Lembaga Pemasyarakatan akan di verifikasi di Kantor Wilayah terlebih dahulu, jika ternyata berkas-berkas

63 Wawancara dengan bapak Wawan Adi Putra Bagian Sub Bidang Pembinaan Teknologi Informasi dan Kerjasama pada tanggal 21 Desember 2020

55

pengusulan tidak lengkap maka dibuatkan pernyataan bahwa berkas salah/tidak lengkap lalu di teruskan ke Direktur Jenderal , kemudian Direktur Jenderal memverifikasi lagi berkas yang telah dikirim oleh pihak Kantor Wilayah, apakah berkas yang dikirim benar tidak lengkap atau sudah benar/lengkap. Setelah melalui verifikasi Direktur Jenderal maka di kembalikan ke Lembaga Pemasyarakatan melalui tembusan Kantor Wilayah. Bapak wawan juga menyebutkan berkas yang harus di lengkapi dalam pengusulan remisi yaitu sebagai berikut:

1. Kutipan Putusan Hakim dalam Putusan Pengadilan 2. Berita Acara Pelaksanaan Putusan Pengadilan 3. Surat Penahanan Awal

4. Surat keteranagn tidak sedang menjalani kurungan pengganti denda 5. Surat keterangan tidak sedang menjalani Cuti Menjelang Bebas 6. Keterangan Ekspirasi

7. Salinan Register F (Surat Pelanggaran)

8. Salinan Daftar Perubahan (rincian remisi yang telah diterima)

9. Laporan perkembangan pembinaan yang di tanda tangani oleh Kepala Lembag Pemasyaakatan

10. Surat Justice Collabolator (JC) atau keteranagn bersedia untuk bekerjasama untuk membantu membongkar tindak pidana yang dilakukan yang ditetapkan oleh Instansi Penegak Hukum (khusus Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 Pasal 34A)

11. Surat Keterangan Operator (tidak mutlak)

56

Syarat-syarat pengusulan remisi dilakukan melalui Sistem Database Pemasyarakatan (SDP). Pihak Kanwil juga kadang memberi kelonggaran pada pihak Lapas untuk memperbaiki kelengkapan berkas yang dinyatakan tidak lengkap lalu diusulkan kembali.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Sungguminasa dengan adanya pemberian remisi diharapkan dapat menjadi pemicu sekaligus sebagai motivasi bagi para warga Binaan Masyarakat yang masih menjalani pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan, yang dimana ini juga merupakan salah satu fasilitas pembinaan yang diberikan kepada warga binaan pemasyarakatan dalam rangka mencapai tujuan pemasyarakatan dan juga mempersingkat masa penahanan warga binaan. Terkait mengenai hambatan dalam pemberian remisi, pihak Lembaga Pemasyarakatan dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sul-Sel telah menjalankannya sesuai dengan alur pemberian remisi tanpa adanya diskriminasi, dan untuk pihak Lembaga Pemasyarakatan agar lebih detail dalam mengirim berkas pengajuan pengusulan remisi warga binaan. .

57 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:

1. Pelaksanakan hak narapidana narkotika berupa remisi di lembaga pemasyarakatan berpedoman pada peraturan perundangan-perundangan yang berlaku sesuai dengan Ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang syarat dan tata cara pelaksanaan hak warga binaan pemasyarakatan Pelaksanaan pemberian remisi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Sungguminasa telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Narapidana narkotika yang diusulkan untuk mendapatkan remisi disetujui permohonannya selama narapidana tersebut telah menjalani masa pidana selama 6 bulan, berkelakuan baik dan bersedia membatu penegak hukum dalam membongkar perkara tindak pidana yang dilakukannya

2. Faktor penghambat dalam pemberian remisi di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Sungguminasa, berkaitan dengan kelengkapan berkas- berkas dalam pengusulan pemberian remisi dan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh warga binaan pemasyarakatan selama menjalani masa pidana.

58 B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan penulis terhadap judul yang penulis angkat maka ada beberapa saran yang perlu diperhatikan:

1. Pemberian remisi terhadap warga binaan terlebih kepada warga binaan kasus narkotika seharusnya diadakan uji kelayakan yang lebih dari pada warga binaan yang lainnya, mengingat kasus narkotika termasuk kedalam kejahatan luar biasa atau extra ordinary crime.

2. Diharapkan agar kegiatan penyuluhan terhadap warga binaan kasus narkoba lebih masif di lakukan agar meningkatkan kesadaran warga binaan tentang bahaya menggunakan narkotika, agar setelah menjalani masa pidana dan kembali kepada masyarakat tidak mengulangi perbuatan yang sama.

59

DAFTAR PUSTAKA

Angga, Andi Indra. 2016. Pemberian Remis Terhadap Narapidana Narkotika.

Skripsi. Fakultas Hukum. Universitas Bosowa.

Artonang. 2016. Unsur-unsur Tindak Pidana. Http://Artonang.blogspot.com.

Diakses Pada Tanggal 10 Februari 2020, Pukul 16:10.

Chazawi, Adami. 2002. Pelajaran Hukum Pidana, Bagian 1 ; Stelsel Pidana, Teori-teori Pemidanaan & Batas Berlakunya Hukum Pidana. PT Raja Grafindo. Jakarta.

Halim, Andreas. 1999. Kamus Lengkap 10 Milyar. Sulita Jaya. Surabaya.

Hamzah, Andi. 1994. Asas-Asas Hukum Pidana. Rineka Cipta. Jakarta.

Hamzah, Andi. 2001. Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Handar Subhandi, Pengertian Narapidana Dan Hak-hak Narapidana, (http://handarsubhandi.blogspot.com/2014/11/pengertian-narapidana- dan-hak-hak.html), Diakses pada tanggal 16 Februari 2020, Pukul 01:53.

Harsosno, C.I. 1995. Sistem Baru Pembinaan Narapidana.Penerbit Djambata.

Jakarta.

Media, Tim. 2012. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Media Centre. Jakarta.

Ilyas, Amir. 2012. “Asas-Asas Hukum Pidana”. Rangkang Education Yogyakarta

& PuKAP-Indoensia, Yogyakarta.

Lamintang, P.A.F. 2014. Dasar-Dasar Hukum Pidana Di Indonesia, Jakarta, PT Sinar Grafika.

Makarao, Muhammad Taufik. 2003. Tindak Pidana Narkotika. Ghalia Indonesia.

Jakarta.

Partodiharjo, Subagyo. 2007. Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaanya, Erlangga. Jakarta.

Pelaksanaan Pemeberia Remisi Dalam Pemasyarakatan http://junaidimaulana.blogspot.com / 2013/ 02/ pelaksanaan-pemberian- remisi-dalam.html, Diakses pada 11 Februari 2020, Pukul 19;23.

60

Pengantar Hukum Pidana Khusus.

Http://elearnilmuhukum.blogspot.com/2011/10/pengantar-hukum- pidana-khusus.html, Diakses pada Tanggal 10 Februari 2020, Pukul 18:34.

Pramesti, Tri Jata Ayu. Prosedur Pemberian Remisi.

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl1425/prosedur- pemberian-remisi/. Diakses Pada Tanggal 2 Maret 2020. Pukul 02:39.

Prasetyo, Teguh. 2010. Hukum Pidana. PT.RajaGrafindo Persada : Jakarta.

Priyatno, Dwidja. 2006. Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia.

PT.Refika Aditama. Bandung.

Puspaningtyas Diajeng Arianti. ,2011. “Pembinaan Narapidana Penyalahgunaan Narkotika” Skripsi. Fakultas Hukum. UPN Veteran Jawa Timur.

Surabaya.

Radian Adi, “Pemilik Puntung Ganja = Pengedar Ganja?”,

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5141cd01a7dac/pemilik- puntung-ganja-pengedar-ganja.html. Diakses pada Tanggal 17 Februari 2020, Pukul 21:22.

Ramdlon Naning. 1983. HAM Di Indonesia, Jakarta, Lembaga Kriminologi UI, Makalah.

Renggong, Ruslan. 2016. Hukum Pidana Khusus. KENCANA : Jakarta.

Sanksi Hukum Bandar,Pengedar,Dan Kurir Narkoba irvanviktorsh.blogspot.com, Diakses pada tanggal 15 Februari 2020, Pukul 23:27.

Sasangka, Hari. 2003. Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana, Bandung:Mandar Maju.

Simandjuntak, B. 1981 Pengantar Krimonologi Dan Patologi Sosial, Parsito , Bandung.

Simorangkir Dan Panjaitan. 1995. LAPAS Dalam Perspektif Sistem Peradilan Pidana. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.

S.R, Sianturi. 1982. Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia Dan Penerapannya, Jakarta: Alumni.

Supramono, Gatot. 2009. Hukum Narkotika Indonesia, Djambatan, Jakarta.

61

Tindak Pidana (Strafbaar Feit)”

Https://Istilahhukum.Wordpress.Com/2012/09/09/Tindak-Pidana- Strafbaar-Feit/. Diakses Pada Tanggal 16 Februari 2020, Pukul 21:19.

Sumber Peraturan Perundang – Undangan

Undang-undang No.12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan.

Undang-undang No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan

Peraturan Pemerintah RI No.28 Tahun 2006 tentang Perubahan atas PP No.32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Hak Warga Binaan Masyarakat.

Peraturan Pemerintah No.99 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1999 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

Keputusan Presiden Republik Indoensia (Kepres) No.174 Tahun 1999 Tentang Remisi.

Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI Nomor M.04- HN.02.01 Tahun 2000 tentang Remisi tambahan.

Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor M.01-HN.02.01 Tahun 2005 tentang penetapan pengurangan masa hukuman secara khusus pada peringatan enam puluh tahun Kemerdekaan RI.

Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asassi Manusia Nomor M.HH-01.PK.02.02 Tahun 2010 Tentang Remisi Susulan.

Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 03 Tahun 2018 Tentang Syarat Dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Dan Cuti Bersyarat.

62

LAMPIRAN

Foto Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Sungguminasa

63

Wawancara dengan Bapak Awaluddin Sam,S.H. selaku Kepala Subseksi Registrasi Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Sungguminasa

64

Foto bersama dengan Bapak Awaluddin Sam, S.H. selaku Kepala Subseksi Registrasi Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA

Sungguminasa

65

Pengenalan aplikasi Sistem Database Pemasyarakatan (SDP) oleh Bapak Wawan Adiputra selaku Bagian Sub Bidang Teknologi Informasi dan Kerjasama Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia Sulawesi Selatan

66

Foto bersama dengan Bapak Wawan Adiputra dan Pegawai Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi

Selatan

67

68

69

Dalam dokumen analisis pemberian remisi pada narapidana (Halaman 66-71)

Dokumen terkait