• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Deskriptif

Subjek dalam penelitian ini adalah orang dewasa awal yang ada di kota Makassar yang berusia 18-25 tahun. Jumlah keseluruhan sampel yang menjadi subjek dalam penelitian ini sebanyak 350 orang. Terdapat beberapa karakteristik demografi subjek yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu jenis kelamin, pekerjaan, suku, dan waktu rata-rata penggunaan internet perhari berdasarkan tujuan dari penggunaan internet. Selain itu karakteristik demografi subjek seperti jenis kelamin, pekerjaan, dan suku juga akan dianalisis berdasarkan dua variabel yang berbeda yaitu kesepian (loneliness) dan kecanduan internet (internet addiction).

Berikut akan dipaparkan gambaran umum responden berdasarkan demografinya.

1) Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah keseluruhan subjek dalam penelitian ini adalah 350 responden. Dari hasil yang didapat jumlah keseluruhan responden yang ada dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 127 responden (36%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 223 responden (64%). Dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa perempuan lebih banyak menjadi responden dalam penelitian ini.

Berikut diagram gambaran umum berdasarkan jenis kelamin:

Gambar 4.1 Gambaran Demografi Berdasarkan Jenis Kelamin

2) Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Pekerjaan

Responden dalam penelitian ini memiliki beragam profesi pekerjaan yang peneliti kelompokkan menjadi lima kategorisasi yaitu mahasiswa sebanyak 204 responden (58%), pelajar sebanyak 19 responden (5%), karyawan/pegawai sebanyak 93 responden (27%), wiraswasta 9 responden (3%), dan tidak bekerja sebanyak 25 responden (7%). Berikut diagram gambaran umum berdasarkan pekerjaan:

Gambar 4.2 Gambaran Demografi Berdasarkan Pekerjaan Laki-laki

(n=127) Perempuan 36%

(n=223) 64%

Jenis Kelamin

58%

5%

27%

3%

7%

Pekerjaan

Mahasiswa

Pelajar

Karyawan dan pegawai

Wiraswasta

Tidak bekerja

3) Gambaran Umum Berdasarkan Waktu Rata-rata Penggunaan Internet Perhari berdasarkan tujuannya

Berdasarkan waktu rata-rata penggunaan internet perhari, peneliti mengkategorisasikan berdasarkan tujuan dari penggunaan internet responden. Hasil yang didapat penggunaan internet dengan tujuan untuk mengakses sosial media memiliki waktu rata-rata 5,77 jam perhari, penggunaan internet dengan tujuan untuk mencari informasi 3,30 jam perhari, penggunaan internet dengan tujuan untuk akademis 2,22 jam perhari, penggunaan internet dengan tujuan untuk pekerjaan 1,65 jam perhari, penggunaan internet dengan tujuan untuk game online 2,86 jam perhari, penggunaan internet dengan tujuan untuk online shopping 1,10 jam perhari, dan penggunaan internet dengan tujuan untuk hiburan seperti youtube, streaming, musik 2,64 jam perhari. Berikut diagram gambaran umum berdasarkan Waktu Rata-rata Penggunaan Internet Perhari berdasarkan tujuannya:

Gambar 4.3 Gambaran Demografi Berdasarkan Waktu Rata-rata Penggunaan Internet Perhari berdasarkan tujuannya

5,77 jam perhari

3,30 jam perhari 2,21 jam perhari 1,65

jam perhari 2,86 jam

perhari 1,10 jam

perhari 2,64 jam perhari

Waktu Rata-rata Penggunaan Internet Berdasarkan Tujuannya

Sosial Media Informasi Akademis Pekerjaan Game Online Online Shopping Hiburan

Adapun jumlah waktu rata-rata penggunaan internet yang digunakan responden diluar kepentingan untuk akademis, pekerjaan dan informasi yaitu 12,38 jam perhari. Dari data tersebut diketahui bahwa responden menggunakan internet lebih dari 6 jam perhari, maka dapat dikatakan responden dalam penelitian ini cenderung mengalami kecanduan internet (internet addiction). Young (1998) mengemukakan bahwa individu yang menggunakan internet dengan menghabiskan waktu selama 6 jam perhari diluar dari pemakaian untuk kepentingan pendidikan dan pekerjaan, maka individu tersebut dapat dikatakan kecanduan terhadap internet.

Responden menggunakan internet dengan tujuan untuk mengakses sosial media 5,77 jam perhari, untuk mengakses game online 2,86 jam perhari, untuk mengakses online shopping 1,10 jam perhari, dan untuk mengakses hiburan 2,64 jam perhari. Berikut diagram gambaran umum berdasarkan jumlah waktu rata-rata penggunaan internet diluar kepentingan untuk akademis, pekerjaan dan informasi:

Gambar 4.4 Gambaran Demografi Berdasarkan jumlah waktu rata- rata penggunaan internet diluar kepentingan untuk akademis, pekerjaan dan informasi

Sosial Media 5,77 jam

perhari Game Online

2,86 jam perhari

Online Shopping

1,10jam perhari

Hiburan 2,64 jam perhari

Waktu Penggunaan Internet Perhari (diluar kepentingan akademis dan pekerjaan)

b. Deskriptif Variabel

Analisis deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat kecenderungan data, Sugiyono (2013) mengemukakan statistik deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti. Digunakan jenjang (ordinal) untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu kontinum (Azwar, 2012).

Berikut ini merupakan hasil dari analisis deskriptif yang diperoleh dari variabel kesepian (loneliness) dan kecanduan internet (internet addiction):

Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif

Variabel N Mean Skor

Min Maks SD

Kesepian (loneliness) 350 48,60 21,19 76, 44 9, 28 Kecanduan internet

(internet addiction) 350 71,56 37, 05 107,51 12,15 Data yang terlihat pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa variabel kesepian (loneliness) memiliki nilai mean 48,60. Adapun skor minimal yang dicapai oleh responden sebesar 21,19 dan skor maksimal yang dicapai sebesar 76,44. Untuk standar deviasi diperoleh 9,28. Selanjutnya, pada variabel kecanduan internet (internet addiction) diperoleh nilai mean 71,56. Adapun skor minimal yang dicapai sebesar 37,05 dan skor maksimal sebesar 107,51. Untuk standar deviasi dari variabel kecanduan internet (internet addiction) diperoleh 12,15.

1) Kategorisasi Tingkat Kesepian (loneliness)

Hasil distribusi frekuensi skor kesepian (loneliness) pada orang dewasa awal di kota Makassar berdasarkan 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah dengan rumus yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Kategorisasi Skor Variabel Kesepian (loneliness) Skor

Kategorisasi Frekuensi Persentase Kategorisasi

x ≤ 34.68 19 5% Sangat Rendah

34.68 < x ≤ 43.96 94 27% Rendah

43.96 < x ≤ 53.24 135 39% Sedang

53.24 < x ≤ 62.52 84 24% Tinggi

62.52 < x 18 5% Sangat Tinggi

Pada tabel 4.2 distribusi frekuensi skor kesepian (loneliness) dapat dijelaskan bahwa kategori sangat rendah memiliki skor dibawah atau sama dengan 34,68. Kategori rendah memiliki skor di atas 34,68 sampai 43,96. Kategori sedang memiliki skor di atas 43,96 sampai 53,24. Untuk kategori tinggi memiliki skor di atas 53,24 sampai 62,52. Dan untuk kategori sangat tinggi memiliki skor 62,52.

Pada tabel 4.2 juga menunjukkan bahwa terdapat 19 responden atau 5% dari 350 responden memiliki tingkat kesepian (loneliness) sangat rendah, 94 responden atau 27%

dari 350 responden memiliki tingkat kesepian (loneliness) rendah. Adapun responden yang memiliki tingkat kesepian (loneliness) sedang sebanyak 135 responden atau 39% dari

350 responden, 84 responden atau 24% dari 350 responden memiliki tingkat kesepian (loneliness) tinggi, dan 18 responden atau 5% dari 350 responden memiliki tingkat kesepian (loneliness) sangat tinggi. Berikut merupakan diagram dari tingkat kesepian (loneliness):

Gambar 4.5 Gambaran Tingkat Kesepian (loneliness)

Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat bahwa tingkat kesepian (loneliness) pada orang dewasa awal di kota Makassar berada dalam kategori sedang. Hal ini dikarenakan 39% memiliki skor kesepian (loneliness) yang berada antara 43,96 sampai dengan 53,24 dimana rentang skor tersebut termasuk dalam tingkat kategori sedang.

2) Kategorisasi Tingkat Kecanduan Internet (internet addiction) Hasil distribusi frekuensi skor kecanduan internet (internet addiction) pada orang dewasa awal di kota Makassar berdasarkan 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah dengan rumus yang dapat dilihat pada tabel berikut:

5%

24% 39%

27%

5%

Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Kategorisasi Kesepian (loneliness)

Tabel 4.3 Kategorisasi Skor Variabel Kecanduan Internet (internet addiction)

Skor

Kategorisasi Frekuensi Persentase Kategorisasi

x ≤ 53.32 33 9% Sangat Rendah

53.32 < x ≤ 65.48 81 23% Rendah

65.48 < x ≤ 77.64 145 41% Sedang

77.64 < x ≤ 89.79 77 22% Tinggi

89.79 < x 14 4% Sangat Tinggi

Pada tabel 4.3 distribusi frekuensi skor kecanduan internet (internet addiction) dapat dijelaskan bahwa kategori sangat rendah memiliki skor dibawah atau sama dengan 53,32. Kategori rendah memiliki skor di atas 53,32 sampai 65,48. Kategori sedang memiliki skor di atas 65,48 sampai 77,64. Untuk kategori tinggi memiliki skor di atas 77,64 sampai 89,79. Dan untuk kategori sangat tinggi memiliki skor 89,79.

Pada tabel 4.3 juga menunjukkan bahwa terdapat 33 responden atau 9% dari 350 responden memiliki tingkat kecanduan internet (internet addiction) sangat rendah, 81 responden atau 23% dari 350 responden memiliki tingkat kecanduan internet (internet addiction) rendah. Adapun responden yang memiliki tingkat kecanduan internet (internet addiction) sedang sebanyak 145 responden atau 41% dari 350 responden, 77 responden atau 22% dari 350 responden memiliki tingkat kecanduan internet (internet addiction) tinggi,

dan 14 responden atau 4% dari 350 responden memiliki tingkat kecanduan internet (internet addiction) sangat tinggi.

Gambar 4.6 Gambaran Tingkat Kecanduan internet (internet addiction)

Berdasarkan gambar 4.7 dapat dilihat bahwa tingkat kecanduan internet (internet addiction) pada orang dewasa awal di kota Makassar berada dalam kategori sedang. Rata- rata responden dalam penelitian ini berada dalam kategori sedang. Hal ini dikarenakan 41% memiliki skor kecanduan internet (internet addiction) yang berada antara 65,48 sampai dengan 77,64 dimana rentang skor tersebut termasuk dalam tingkat kategori sedang.

c. Deskriptif Kesepian (loneliness) Berdasarkan Demografi 1) Kesepian (loneliness) berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil dari skor tingkat kesepian (loneliness) pada orang dewasa awal di kota Makassar berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

4%

22%

41%

23%

9%

Sangat Tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kategorisasi Kecanduan Internet (internet

addiction)

Gambar 4.7 Gambaran Tingkat Kesepian (loneliness) Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada data yang terlihat digambar 4.8, diperoleh 6% atau sebanyak 7 responden yang berjenis kelamin laki-laki dan 5%

atau sebanyak 12 responden yang berjenis kelamin perempuan dalam kategori tingkat kesepian (loneliness) yang sangat rendah. Adapun hasil persentase untuk kategori tingkat kesepian (loneliness) yang rendah sebesar 23% atau sebanyak 29 responden yang berjenis kelamin laki-laki dan 29% atau sebanyak 65 responden berjenis kelamin perempuan.

Selanjutnya pada tingkat kesepian (loneliness) dalam kategorisasi sedang diperoleh persentase sebesar 41% atau sebanyak 52 responden berjenis kelamin laki-laki dan 37%

atau sebanyak 83 responden berjenis kelamin perempuan.

Hasil persentase tingkat kesepian (loneliness) dalam kategorisasi tinggi diperoleh persentase sebesar 25% atau sebanyak 32 responden berjenis kelamin laki-laki dan 23%

atau sebanyak 52 responden berjenis kelamin perempuan.

6%

25%

41%

23%

5% 6%

23%

37%

29%

5%

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kesepian Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki (n=127) Perempuan (n=223)

Pada tingkat kesepian (loneliness) dalam kategorisasi sangat tinggi diperoleh persentase sebesar 6% atau sebanyak 7 responden berjenis kelamin laki-laki dan 5% atau sebanyak 11 responden berjenis kelamin perempuan.

2) Kesepian (loneliness) Berdasarkan Pekerjaan

Hasil dari skor tingkat kesepian (loneliness) pada orang dewasa awal di kota Makassar berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.8 Gambaran Tingkat Kesepian (loneliness) Berdasarkan Pekerjaan

Pada data yang terlihat digambar 4.10, diperoleh 3% atau 7 responden mahasiswa, 11% atau 2 responden pelajar, 4%

atau 4 responden karyawan dan pegawai, 11% atau 1 responden wiraswasta, 20% atau 5 responden tidak bekerja dalam tingkat kesepian (loneliness) yang sangat rendah.

Adapun data yang diperoleh untuk kategori tingkat kesepian (loneliness) yang rendah, sejumlah 59 atau 29%

5%

23%

39%

29%

3%

0%

16%

47%

26%

11%

8%

28%

39%

22%

4%

0%

33% 33%

22%

11%

0%

20%

28%

32%

20%

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Kesepian Berdasarkan Pekerjaan

Mahasiswa Pelajar

Karyawan dan pegawai Wiraswasta Tidak bekerja

responden mahasiswa, sejumlah 5 atau 26% responden pelajar, sejumlah 20 atau 22% responden karyawan dan pegawai, sejumlah 2 atau 22% responden wiraswasta, sejumlah 8 atau 32% responden tidak bekerja.

Untuk kategori tingkat kesepian (loneliness) yang sedang, sejumlah 80 atau 39% responden mahasiswa, sejumlah 9 atau 47% responden pelajar, sejumlah 36 atau 39% responden karyawan dan pegawai, sejumlah 3 atau 33%

responden wiraswasta, sejumlah 7 atau 28% responden tidak bekerja.

Pada kategori tingkat kesepian (loneliness) yang tinggi, sejumlah 47 atau 23% responden mahasiswa, sejumlah 3 atau 16% responden pelajar, sejumlah 26 atau 28%

responden karyawan dan pegawai, sejumlah 3 atau 33%

responden wiraswasta, sejumlah 5 atau 20% responden tidak bekerja.

Selanjutnya kategori tingkat kesepian (loneliness) yang sangat tinggi, sejumlah 11 atau 5% responden mahasiswa, sejumlah 0 atau 0% responden pelajar, sejumlah 7 atau 8%

responden karyawan dan pegawai, sejumlah 0 atau 0%

responden wiraswasta dan responden tidak bekerja.

d. Deskriptif Kecanduan Internet (internet addiction) Berdasarkan Demografi

1) Kecanduan Internet (internet addiction) Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil dari skor tingkat kecanduan internet (internet addiction) pada orang dewasa awal di kota Makassar berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.9 Gambaran Tingkat Kecanduan Internet (internet addiction) Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada data yang terlihat digambar 4.9, diperoleh 10% atau sebanyak 13 responden yang berjenis kelamin laki-laki dan 9% atau sebanyak 20 responden yang berjenis kelamin perempuan dalam kategori tingkat kecanduan internet (internet addiction) yang sangat rendah. Adapun hasil persentase untuk kategori tingkat kecanduan internet (internet addiction) yang rendah sebesar 17% atau sebanyak 22 responden yang berjenis kelamin laki-laki dan 26% atau sebanyak 59 responden berjenis kelamin perempuan.

6%

24%

43%

17%

10%

3%

21%

40%

26%

9%

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kecanduan Internet Berdasarkan Jenis

Kelamin

Laki-laki (n=127) Perempuan (n=223)

Selanjutnya pada tingkat kecanduan internet (internet addiction) dalam kategorisasi sedang diperoleh persentase sebesar 43% atau sebanyak 55 responden berjenis kelamin laki-laki dan 40% atau sebanyak 90 responden berjenis kelamin perempuan. Hasil persentase tingkat kecanduan internet (internet addiction) dalam kategorisasi tinggi diperoleh persentase sebesar 24% atau sebanyak 30 responden berjenis kelamin laki-laki dan 21% atau sebanyak 47 responden berjenis kelamin perempuan. Pada tingkat kecanduan internet (internet addiction) dalam kategorisasi sangat tinggi diperoleh skor yang sama pada responden laki- laki sebesar 9% dan responden perempuan sebesar 10% atau sebanyak 7 responden.

2) Kecanduan Internet (internet addiction) Berdasarkan Pekerjaan

Hasil dari skor tingkat kecanduan internet (internet addiction) pada orang dewasa awal di kota Makassar berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.10 Gambaran Tingkat Kecanduan Internet (internet addiction) berdasarkan Pekerjaan

3%

25%

46%

18%

9%

16% 21%

42%

21%

4% 0%

23% 34% 26%

13%

0%

11%

56%

22% 11%

0% 4%

28%

60%

8%

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Kecanduan Internet Berdasarkan Pekerjaan

Mahasiswa Pelajar

Karyawan dan pegawai Wiraswasta Tidak bekerja

Pada data yang terlihat digambar 4.10, diperoleh 9% atau 18 responden mahasiswa, 0% atau 0 responden pelajar, 13%

atau 12 responden karyawan dan pegawai, 11% atau 1 responden wiraswasta, 8% atau 2 responden tidak bekerja dalam tingkat kecanduan internet (internet addiction)yang sangat rendah.

Adapun data yang diperoleh untuk kategori tingkat kecanduan internet (internet addiction) yang rendah, sejumlah 36 atau 18% responden mahasiswa, sejumlah 4 atau 21%

responden pelajar, sejumlah 24 atau 26% responden karyawan dan pegawai, sejumlah 2 atau 22% responden wiraswasta, sejumlah 15 atau 60% responden tidak bekerja.

Untuk kategori tingkat kecanduan internet (internet addiction) yang sedang, sejumlah 93 atau 46% responden mahasiswa, sejumlah 8 atau 42% responden pelajar, sejumlah 32 atau 34% responden karyawan dan pegawai, sejumlah 5 atau 56% responden wiraswasta, sejumlah 7 atau 28% responden tidak bekerja.

Pada kategori tingkat kecanduan internet (internet addiction) yang tinggi, sejumlah 50 atau 25% responden mahasiswa, sejumlah 4 atau 21% responden pelajar, sejumlah 21 atau 23% responden karyawan dan pegawai, sejumlah 1 atau 11% responden wiraswasta, sejumlah 1 atau 4% responden tidak bekerja.

Selanjutnya kategori tingkat kecanduan internet (internet addiction) yang sangat tinggi, sejumlah 7 atau 3% responden mahasiswa, sejumlah 3 atau 16% responden pelajar, sejumlah 4 atau 4% responden karyawan dan pegawai, sejumlah 0 atau 0% responden wiraswasta dan responden tidak bekerja.

Dokumen terkait