• Tidak ada hasil yang ditemukan

10. Tahun 2010

4.1.3 Hasil Analisis Peraturan

Keterkaitan antara peraturan dengan strategi implementasi basis akrual dengan mendasarkan pada penilaian dengan melihat pengaruh atas undang-undang tersebut yang diklasifikasikan berdasarkan masa sebelum transisi akuntansi basis akrual dan masa transisi akuntansi basis akrual menuju tahun 2014. Penelitian untuk mengklasifikasikan peraturan sebelum masa transisi menggunakan 15 peraturan sedangkan untuk

53

mengklasifikasikan pada masa transisi digunakan 9 peraturan yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Tabel 4.1.2.1 menunjukkan perbandingan keterikatan peraturan sebelum masa transisi implementasi basis akrual di Indonesia.

Tabel 4.1.2.1

Perbandingan Keterkaitan Peraturan

Sebelum Masa Transisi Implementasi Akuntansi Basis Akrual di Indonesia

Sumber : data diolah penulis, dari berbagai sumber.

Hasil analisis terhadap peraturan yang ada dapat disimpulkan kedalam beberapa alasan sebagai berikut :

1. Pada era sebelum tahun 1982 sampai dengan tahun 2000 Pemerintah belum memiliki wacana untuk menerapkan implementasi akuntansi basis akrual

No Sebelum

Transisi Aturan Tentang

Keterikatan Hubungan Ya Tidak 1 UU 9/1968 Aturan hukum Belanda. Perbendaharaan Indonesia X

2 UU 22/1999 Pemerintahan Daerah X

3 UU 25/1999

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Daerah. X

4 Keppres 17/

2000 Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. X 5 PP 105/ 2000 Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara. X

6

PP 71/ 2000

Tata Cara Pelaksanaan Peran serta masyarakat dan pemberian penghargaan dalam pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana korupsi. X

7

Permendagri 29/2002

Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah serta tata cara

penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah, pelaksanaan tata usaha keuangan daerah dan

penyusunan perhitungan anggaran pendapatan dan

belanja daerah. X

8 KMK 308/

2002

Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah Menteri Keuangan Republik Indonesia.

9 KMK 355/2001 Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Daerah X

10 UU 17/ 2003 Keuangan Negara

11 UU 1/2004 Perbendaharaan Negara

12

Keppres

84/2004 Komite Standar Akuntansi Pemerintah

13 UU 15/ 2004 Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara.

14 UU 32/ 2004 Pemerintahan Daerah.

15

SK MenPAN

KEP/26/2004 Peningkatan Pelayanan Publik.

54

dalam kaitannya perbaikan pengelolaan keuangan negara yang lebih transparan dan akuntabel. Hal ini dibuktikan dengan :

a. Sistem yang digunakan pada masa awal pemerintahan yang merupakan warisan hukum Belanda kemudian disahkan dengan UU No. 9 Tahun 1968 Tentang Perbendaharaan Indonesia saat ini masih digunakan oleh Perbendaharaan Negara didalam aturan ini tidak mengatur pencatatan akuntansi basis akrual tetapi karena aturan ini belum dicabut maka UU 9/1968 ini mendukung rencana pemerintah menerapkan akuntansi basis akrual.

b. UU No 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah menunjukkan bahwa aturan tersebut tidak mengatur mengenai pencatatan perlakuan akuntansi keuangan daerah menggunakan basis akrual, basis akuntansi yang digunakan yaitu basis kas. UU 22/1999 mengatur tuntutan otonomi daerah pada era reformasi, dan UU No. 25 tahun 1999 menuntut adanya kebijakan pembagian hasil antara pusat dan daerah. Kedua aturan ini masih digunakan oleh Pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah sehingga sifatnya mendukung rencana pemerintah menerapkan akuntansi basis akrual tahun 2014.

c. Terkait dengan masih digunakannya PP Nomor 105 tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, ditemukan belum ada landasan hukum secara teknis bagi masing-masing daerah dalam menyusun laporan keuangan daerah. Aturan ini mendukung implementasi basis akrual menuju tahun 2014 dikarenakan peraturan ini tidak bertentangan dengan PP Nomor 71 Tahun 2010.

55

d. PP 71/2000 tidak berkaitan erat dengan rencana implementasi basis akrual menuju tahun 2014, hal ini karena peranan penting dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah menemukan alat bukti atas hasil kejahatan yang dilakukan oleh oknum-oknum jajaran pemerintah sehingga aturan dasar yang digunakan oleh KPK tidak hanya mendasarkan pada laporan keuangan tetapi fokus pada pemeriksaan atas hasil kejahatan. Jika diperhatikan lebih dalam adanya undang-undang ini tentunya membuat efek hukum yang terjadi dapat membuat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah lebih berhati-hati dalam menyajikan laporan keuangan yang transparan dan akuntabel.

e. Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK semester 2 Tahun 2010 terhadap LKPP Tahun 2010 menunjukkan bahwa Permendagri 29/2002 cukup bertentangan dengan PP No 71 Tahun 2010, hal ini dikarenakan pada tingkat daerah belum adanya standar akuntansi yang dijadikan acuan dalam penyusunan laporan keuangan daerah, Pemerintah belum memiliki acuan dikarenakan belum adanya aturan yang jelas dari Pemerintah Pusat mengenai SAP berbasis akrual.

f. Keputusan Menteri Keuangan untuk mendukung pemerintahan yang transparan dan akuntabel serta memenuhi prinsip tata kelola secara nyata dapat dilihat dengan adanya KMK 308/2002. Aturan ini dijadikan dasar bagi pemerintah dalam membentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah Menteri Keuangan Republik Indonesia, dengan adanya dasar ini, pembentukkan KSAP dapat segera dilakukan sehingga rencana pemerintah untuk menerapkan akuntansi basis akrual pada tahun 2014 dapat terlaksana dengan baik. Komite yang dibentuk

56

bertugas untuk menyusun Standar Akuntansi Pemerintah melalui kerjasama dengan Ikatan Akuntansi Indonesia. SAP yang disusun oleh KSAP berdasarkan basis akuntansi akrual.

g. Dukungan pemerintah sebagai bentuk nyata dalam membuat payung hukum yang jelas bagi akuntansi pemerintahan yaitu dengan diberlakukannya tiga paket undang-undang yang fungsinya mendukung implementasi basis akrual di Indonesia. Tiga paket undang-undang terdiri dari : UU Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, dan UU Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Ketiga undang-undang ini sangat membantu dalam penyusunan PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Ketiga undang-undang ini digunakan oleh Pemerintah Pusat oleh Kementerian Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan sebagai lembaga independen dalam mengaudit serta kementerian-kementerian/

Lembaga Republik Indonesia.

h. Terkait dengan pencabutan UU No 22 Tahun 2009 Tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah menerbitkan UU No. 32 Tahun 2004 undang- undang ini kemudian dijadikan acuan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun Laporan Realisasi APBD, Neraca APBD. Didalam aturan ini telah diatur pencatatan akuntansi basis kas sehingga diharapkan lebih mudah dalam mengadopsi pencatatan akuntansi basis akrual.

i. Tujuan pemerintah dalam hal peningkatan pelayanan publik, SK MenPAN KEP/26/2004 dijadikan dasar dalam penyusunan RUU Administrasi Publik. SK MenPAN mengatur mengenai manajemen

57

internal Pemerintahan dalam mendukung implementasi basis akrual Tahun 2014. Tertuang dalam SK MenPAN KEP/26/2004 memberikan keleluasaan bagi masing-masing Pemerintah Daerah untuk mengelola birokrasi.

Tabel 4.1.2.2

Perbandingan Keterkaitan Peraturan

Pada Masa Transisi Implementasi Akuntansi Basis Akrual di Indonesia

No Setelah

Transisi Aturan Tentang

Keterikatan Hubungan Ya Tidak 1

RUU

Administrasi Pemerintah

Dasar peningkatan tata kepemerintahan yang baik

(good governance

2 UU No. 25

Tahun 2009 Pelayanan Publik

3 PP 24/ 2005 Standar Akuntansi Pemerintah Basis Kas Menuju Akrual 4 Permendagri

13/2006 Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. X

5 Permendagri

59/2007 Perubahan atas Permendagri 13/2006 Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah.

6 PP 71/2010 Standar Akuntansi Pemerintah

7 PP 56/2006 Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah 8 PP 8/ 2006 Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah 9 SEMenPAN

10/2010 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

tahun 2010 dan 2011

Sumber : data diolah penulis, dari berbagai sumber

Dengan melihat adanya keterkaitan antara peraturan tersebut maka dapat disimpulkan : 1. RUU Administrasi Pemerintah

Dalam aturan tersebut pemerintah telah menyusun rencana dalam hal peningkatan kualitas pelayanan administrasi publik, RUU belum disahkan karena dalam pengesahan di butuhkan prosedur yang cukup panjang melalui rapat bersama Komisi DPR yang mengkaji aturan tersebut. RUU tersebut digunakan bersama dengan UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan publik sebagai acuan dasar dalam menyelenggarakan kualitas pelayanan publik terkait dengan standar pelayanan, pelaksanaan prosedur birokrasi, ketepatan waktu

58

pelayanan, moto pelayanan, tanggung jawab pejabat berwenang pada lingkungan pemerintahan tersebut. Pengesahan UU No. 25 Tahun 2009 yang sebelumnya berupa RUU Pelayanan publik, mendapat sambutan antusias dari para instansi yang sangat terkait langsung dengan masyarakat seperti Kantor Pelayanan Pajak. UU No. 25 Tahun 2009 ini telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual. Dalam pasal 4 Bagian kedua diatur mengenai Sumber Pendapatan Asli Daerah berupa : hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

2. PP Nomor 24 Tahun 2005

Peraturan ini sangat mendukung Pemerintah untuk menuju suksesnya implementasi basis akrual, karena Peraturan ini dibuat sebagai Standar Akuntansi Pemerintah yang bersifat sementara sebelum diundangkannya PP Nomor 71 Tahun 2010. PP Nomor 24 Tahun 2005 menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis kas menuju akrual. Dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 Lampiran II berisi seluruh aturan PP Nomor 24 Tahun 2005, karena pemerintah masih memberikan keleluasaan bagi entitas yang belum siap untuk mengadopsi akuntansi basis akrual secara penuh.

3. Permendagri 13 Tahun 2006 jo. Permendagri 59 Tahun 2007

Peraturan yang dikeluarkan oleh menteri dalam negeri ini mengatur tentang proses konsolidasi antara entitas akuntansi dengan entitas pelaporan. Basis akuntansi yang diatur dalam aturan ini basis kas menuju akrual tetapi peraturan ini tidak dijadikan acuan dalam penyusunan SAP Berbasis Akrual oleh KSAP.

4. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) diatur dalam PP 56/2006, adanya peraturan ini membantu Pemerintah dalam penerapan standar akuntansi

59

yang terkomputerisasi dengan baik, sehingga dalam pengembangan jaringan komputerisasi akan lebih mudah didaptasi oleh Pemerintah Daerah. Pemerintah saat ini telah mempersiapakan suatu sitem terpadu yang memudahkan proses konsolidasi antara pusat dan daerah yang diharapkan pada tahun 2014 seluruh sistem telah terintegrasi dengan baik antara pusat dan daerah.

5. Berdasarkan PP Nomor 8 Tahun 2006 tertuang jelas dalam memorandum Komite Standar Akuntansi Pemerintah mewajibkan penyusunan laporan keuangan dan laporan kinerja hal ini dikarenakan Pemerintah menetapkan target pencapaian kinerja yang harus disusun untuk hal efektivitas dan efisiensi atas pengelolaan APBN maupun APBD. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan peraturan ini hanya berupa Catatan Atas Laporan Keuangan yang dalam Laporan Keuangan Komersial dikenal dengan istilah pengungkapan (disclosure).

6. SEMenPAN 10/2010 Tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2010 dan 2011.

Peraturan yang dikeluarkan terkait dengan akuntabilitas kinerja mencerminkan keseriusan pemerintah untuk mendukung kesuksesan implementasi basis akrual dengan melihat pencapaian kinerja yang berhasil diraih oleh instansi-instansi pemerintahan. LAKIP ini dijadikan dasar untuk rencana pemerintah melakukan remunerasi sebagai salah satu bentuk reward atas pencapaian kinerja, mengingat seperti disampaikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Azwar Abubakar pada tahun 2013 instansi pusat maupun instansi daerah akan menjalani program Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) secara online terhadap 139 instansi (kemenPAN, 2012) indikator utama dalam penilaian program ini adalah manajemen perubahan, sistem

60

penguatan SDM, efisiensi organisasi, tata laksana, pengawasan akuntabilitas kinerja, peningkatan pelayanan publik, penataan perundang-undangan, monitoring dan evaluasi. Peraturan ini berkaitan dengan strategi pemerintah dalam menerapkan implementasi basis akrual karena efektivitas dan efisiensi pencapaian hasil dilihat dari ketepatan dalam alokasi sumber daya.

4.2 Menentukan Variabel Penentu Keberhasilan

Dokumen terkait