• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada tahun 2005, Pemerintah Pusat telah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang bersifat sementara sebelum di terbitkannya PP Nomor 71 Tahun 2010.

Terlepas dari kontroversi dan kelemahan yang sangat mendasar, bahasan dibawah ini akan menjelaskan lingkup dari Standar Akuntansi Pemerintahan (Bastian, 2010).

1) Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Hal tersebut diatur dalam UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

41

2) UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU No.1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara, selanjutnya mengamanatkan tugas penyusunan standar tersebut kepada suatu komite standar yang independen, yang ditetapkan dengan keputusan presiden tentang komite standar akuntansi pemerintahan.

3) Sesuai amanat Undang-undang tersebut diatas, Presiden menetapkan Keputusan Presiden RI Nomor 84 Tahun 2004 tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP) tertanggal 5 Oktober 2004 dan terakhir diubah dengan Keputusan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2004 tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Keppres tersebut menguatkan kedudukan KSAP yang telah dibentuk oleh Menteri Keuangan dengan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 308/KMK.012/2002 tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah tertanggal 13 Juni 2002.

4) KSAP terdiri dari Komite Konsultatif Standar Akuntansi Pemerintahan (Komite Konsultatif) dan Komite Kerja Standar Akuntansi Pemerintahan (Komite Kerja). Komite Konsultatif bertugas memberi konsultasi dan/atau pendapat dalam rangka perumusan konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Komite Kerja bertugas mempersiapkan, merumuskan dan menyusun konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. KSAP menyampaikan konsep Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintah kepada Menteri Keuangan untuk proses penetapan menjadi Peraturan Pemerintah.

42

5) SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.

6) Selain menyusun SAP, KSAP juga berwenang menerbitkan berbagai publikasi lainnya, seperti Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) dan Buletin Teknis.

7) IPSAP dan Buletin Teknis merupakan pedoman dan informasi lebih lanjut yang akan diterbitkan oleh KSAP guna memudahkan pemahaman dan penerapan SAP, serta untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah- masalah akuntansi maupun pelaporan keuangan. Untuk menjaga kualitas Standar Akuntansi Pemerintahan, maka proses penyusunannya melalui mekanisme prosedural yang meliputi tahap-tahap kegiatan. Didalam PP Nomor 24 tahun 2005 diatur mengenai 11 PSAP

1. SAP No. 01 Tentang Penyajian Laporan Keuangan.

Laporan Keuangan yang disusun bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan yang bermanfaat bagi pemrintah dalam pengambilan keputusan dan mewujudkan akuntabilitas publik. Laporan keuangan ini terdiri atas : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

2. SAP No. 02 Tentang Laporan Realisasi Anggaran.

Laporan ini disusun untuk menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk melihat efisiensi dan efektifitas atas pengelolaan sumber daya yang ada. Terkait dengan anggaran pendapatan,

43

belanja, transfer, surplius/defisit, dan pembiayaan yang kemudian diperbandingkan dengan tahun sebelumnya.

3. SAP No. 03 Tentang Laporan Arus Kas.

Informasi arus kas sebagai indikator jumlah arus kas dimasa yang akan datang, untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya, pertanggungjawaban aliran kas masuk dan kas keluar pada periode pelaporan, untuk mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).

4. SAP No. 04 Tentang Catatan Atas Laporan Keuangan.

Catatan Atas Laporan Keuangan disusun untuk memudahkan pengguna dalam memahaminya.Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat menimbulkan potensi kesalahpahaman bagi pengguna, sehingga diperlukan pengungkapan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

5. SAP No. 5 Tentang Akuntansi Persediaan.

Persediaan adalah asset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan barang- barang yang siap untuk dijual kepada masyarakat dalam rangka pelayanan publik.

6. SAP No. 6 Tentang Akuntansi Investasi.

Alasan bagi Pemerintah untuk berinvestasi dalam rfangka memanfaatkan adanya surplus anggaran untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang serta mengoptimalkan penggunaan sumber dana yang belum dimanfaatkan dengan baik yang apabila dikelola dengan baik akan dapat

44

menghasilkan tambahan bagi anggaran pendapatan negara. Penggunaan sumber dana ini juga bisa digunakan untuk jangka pendek dengan syarat, pertama masa manfaat ekonomi dimasa mendatang dan kedua, nilai perolehannya dapat diukur secara memadai (reliable).

7. SAP No. 07 Tentang Akuntansi Aset Tetap.

Aseet tetap dimaksud berupa asset berwujud yang masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan oleh pemerintah maupun masyarakat. Aset tidak termasuk asset yang dikuasai untuk dikonsumsi oleh pemerinntah seperti hutan, dan sumber daya alam.

8. SAP No. 08 Tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan.

Termasuk didalam Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset-aset yang sedang dalam proses pembangunan. Aset tersebut meliputi : tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan , serta aset tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode tertentu dan belum selesai.

9. SAP No. 09 Tentang Akuntansi Kewajiban.

Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu dan penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah merupakan definisi kewajiban. Dalam SAP No. 09 diatur mengenai kewajiban baik kepada pemerintah, masyarakat atau kewajiban kepada pemberi jasa lainnya.

10. SAP No.10 Tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Peristiwa Luar Biasa.

Tujuan adanya laporan ini yaitu untuk mengatur perlakuan akuntansi serta koreksi yang timbul atas kesalahan, adanya perubahan kebijakan

45

akuntansi, kesalahan dalam menginterpretasikan fakta, kecurangan, dan kelalaian yang mungkin ditimbulkan. Kesalahan yang sering terjadi biasanya keterlambatan dalam penyapaian bukti transaksi anggaran.

11. SAP No. 11 Tentang Laporan Keuangan Konsolidasian.

Laporan yang dibuat menggunakan SAP No. 11 ini merupakan Laporan Keuangan Konsolidasian pada tingkat pusat, untuk ditingkat daerah tetap mengacu pada peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri dan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat tetapi tetap mengacu pada SAP. Basis kas menuju akrual yang terdapat pada PP No. 24 Tahun 2005 mengakui basis kas untuk pendapatan dan belanja, sedangkan untuk basis akrual untuk mencatat aset, kewajiban, dan ekuitas. Gabungan antara penggunaan kedua basis ini sebagai langkah awal pemerintah dalam masa transisi menuju implementasi basis akrual sepenuhnya pada tahun 2014. Beberapa penyesuaian yang tetap dilakukan pemerintah seperti penggunaan basis kas bagi entitas yang belum siap mengadopsi basis akrual masih diperbolehkan hingga tahun 2014.

Dokumen terkait