• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Berikut ini akan diuraikan hasil analisis statistik deskriptif pada penerapan metode inquiry terbimbing. Pengumpulan data dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung melalui observasi aktivitas siswa dan hasil tes. Proses pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dan 2 kali tes yakni tes awal dan tes akhir.

a. Deskriptif Hasil Belajar Matematika

1) Deskriptif Data Hasil Tes Belajar Matematika Siswa Sebelum Diberikan Perlakuan (pretest)

Dari hasil analisis deskriptif sebagaimana terlampir pada lampiran, maka statistika skor hasil belajar matematika siswa pada kelas VIII B sebelum diberikan perlakuan (pretest) yang dirangkum dalam tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1. Statistik Skor Data Hasil Pretest Matematika Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel

Skor Tertinggi Skor Terendah

Skor Ideal Rentang Skor Skor Rata-rata Standar Deviasi

26 69 10 100

59 38,15 15,58

Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata skor hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Bajeng Kabupaten Gowa sebelum proses pembelajaran melalui penerapan metode inquiry terbimbing (pretest) sebesar 38,15 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 15,58 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata semakin mewakili data dan memiliki sebaran data yang bervariasi. Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan presentase yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Siswa

Skor Rata-rata Jumlah

Kategori Frekuensi Presentase

0 ≤×≤ 54 20 76,92% Sangat Rendah 54˂ × ≤69 6 23,06% Rendah

69 ˂× ≤79 - 0% Sedang

79 ˂ × ≤89 - 0% Tinggi 89˂× ≤ 100 -- 0% Sangat Tinggi

Jumlah 26 100 %

Pada tabel 4.2 menunjukan bahwa dari 26 siswa kelas VIII B yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah adalah 20 siswa (76,92%) , siswa yang memperoleh skor pada kategori rendah ada 6 siswa (23,06%), tidak ada siswa yang memperoleh skor kategori sedang, tidak ada siswa yang memperoleh kategori tinggi dan kategori sangat tinggi. Setelah skor rata-rata hasil belajar siswa dikonversi ke dalam lima kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Bajeng Kabupaten Gowa sebelum diajar melalui penerapan metode inquiry terbimbing tergolong sangat rendah.

Selanjutnya, data hasil belajar sebelum pembelajaran melalui penerapan metode inquiry terbimbing dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3 Ketuntasan Hasil Tes Belajar Siswa Sebelum Diterapkan Metode Inquiry Terbimbing

Skor Kategori Frekuensi Presentase (%) 0 ≤ x < 70

70 ≤ x ≤ 100

Tidak Tuntas Tuntas

26 -

100%

0

Jumlah 26 100%

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil tes belajar matematika siswa sebelum diterapkan metode inquiry terbimbing masih di kategorikan tidak tuntas, baik secara individual maupun klasikal.

Hal ini ditunjukkan dari hasil pretest seluruh siswa kelas VIII B SMP Negeri 3

Bajeng Kabupaten Gowa yang belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70.

2) Deskriptif Data Hasil Tes Belajar Matematika Siswa Setelah Diberikan Perlakuan (posttest)

Dari hasil analisis deskriptif sebagaimana terlampir pada lampiran, maka statistika skor hasil belajar matematika siswa pada kelas VIII B setelah diberikan perlakuan (posttest) yang dirangkum dalam tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Statistik Skor Data Hasil Posttest Matematika Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel

Skor Tertinggi Skor Terendah

Skor Ideal Rentang Skor Skor Rata-rata Standar Deviasi

26 90 65 100

25 80,46

7,5

Pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata skor hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Bajeng Kabupaten Gowa setelah proses pembelajaran melalui penerapan metode inquiry terbimbing (posttest) sebesar 80,46 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 7,5 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata semakin mewakili data dan memiliki sebaran data yang bervariasi. Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan presentase yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Siswa Skor Rata-rata Jumlah

Kategori Frekuensi Presentase

0 ≤×≤ 54 - 0% Sangat Rendah

54˂ × ≤69 2 7,69% Rendah

69 ˂× ≤79 10 38,46% Sedang 79 ˂ × ≤89 11 42,31% Tinggi 89˂× ≤ 100 3 11,53% Sangat Tinggi

Jumlah 26 100 %

Pada tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 26 siswa kelas VIII B tidak ada siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah, siswa yang memperoleh skor pada kategori rendah ada 2 siswa (7,69%), siswa yang memperoleh skor kategori sedang adalah 10 siswa (38,46%), yang memperoleh kategori tinggi adalah 11 siswa (42,31%) dan siswa yang memperoleh kategori sangat tinggi adalah 3 siswa (11,53%). Setelah skor rata-rata hasil belajar siswa dikonversi ke dalam lima kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Bajeng Kabupaten Gowa sesudah diajar melalui penerapan metode inquiry terbimbing tergolong tinggi.

Selanjutnya, data hasil belajar sebelum pembelajaran melalui penerapan metode inquiry terbimbing dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut.

Tabel 4.6 Ketuntasan Hasil Tes Belajar Siswa Setelah Diterapkan Metode Inquiry Terbimbing

Skor Kategori Frekuensi Presentase (%) 0 ≤ x < 70

70 ≤ x ≤ 100

Tidak Tuntas Tuntas

2 24

7,69%

92,30%

Jumlah 26 100%

Berdasarkan tabel 4.6 setelah perlakuan (posttest) dengan pembelajaran matematika melalui penerapan metode inquiry terbimbing dapat dinyatakan bahwa yang telah mencapai ketuntasan hasil belajar matematika sebanyak 24 orang dari jumlah keseluruhan 26 orang dengan persentase 92,30% sedangkan yang tidak mencapai ketuntasan hasil belajar matematika sebanyak 2 orang dari jumlah keseluruhan 26 siswa dengan persentase 7,69%.

3) Hasil Analisis Statistik Deskriptif Normalized Gain atau Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diterapkan metode Inquiry Terbimbing.

Data pretest dan posttest siswa selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus normalized gain. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Bajeng setelah diterapkan metode inquiry terbimbing pada pembelajaran matematika. Hasil pengolahan data yang telah dilakukan (Lampiran D) menunjukkan bahwa hasil normalized gain atau rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar dengan menggunakan metode

Inquiry Terbimbing adalah 0,68. Untuk persentase peningkatan hasil belajar matematika siswa dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7 Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah diterapkan Metode Inquiry Terbimbing

Nilai Gain Kategori Frekuensi Persentase (%)

𝑔 < 0,30 Rendah 0 0%

0,30 ≤ 𝑔 <0,70 Sedang 14 53,85%

𝑔 ≥0,70 Tinggi 12 46,15%

Jumlah 26 100%

Berdasarkan nilai gain pada tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa ada 12 atau 46,15% siswa yang nilai gainnya ≥ 0,70 yang artinya peningkatan hasil belajar siswa berada pada kategori tinggi, 14 atau 53,85% siswa yang nilai gainnya berada pada interval 0,30 ≤ g ˂ 0,70 yang artinya peningkatan hasil belajar siswa berada pada kategori sedang. Dari tabel 4.6 juga dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang nilai gainnya < 0,30 atau peningkatan hasil belajar siswa berada pada kategori rendah.

Jika rata-rata gain ternormalitas siswa sebesar 0,68 dikonversi kedalam 3 kategori diatas, maka rata-rata gain ternormalitas siswa berada pada interval 0,30 ≤ g ˂ 0,70.

Itu artinya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Bajeng setelah diterapkan metode inquiry terbimbing umumnya berada pada kategori sedang.

b. Deskripsi Dan Analisi Data Observasi Aktivitas Siswa

Pengamatan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dinyatakan dengan persentase terdapat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Aktivitas Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Matematika Melalui Metode Inquiry Terbimbing

No Aktivitas Yang Diamati Pertemuan Rata-

rata

Persentase (%) I II III IV V

Aktivitas Positif

1 Siswa yang mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru.

P R E T E S T

26 25 26

P O

S T T E S T

25,67 98,73%

2 Siswa mengikuti instruksi yang

diberikan oleh guru 25 24 22 23,67 91,03%

3 Siswa yang mengidentifikasi

masalah 19 17 20 18,67 71,80%

4 Siswa memperhatikan masalah

dalam LKS 25 23 19 22,33 85,88%

5 Siswa yang menentukan

hipotesis dari permasalahan 16 20 18 18 69,23%

6 Siswa yang mengumpulkan informasi atau data dengan cara menjawab pertanyaan- pertanyaan yang terdapat dalam LKS.

24 23 21 22,67 87,19%

7 Siswa yang membuat kesimpulan dari proses pembelajaran.

16 26 18 20 79,92%

JUMLAH 583,78

Rata-rata persentase 83,39%

Aktivitas Negatif

8 Siswa yang melakukan aktivitas lain selama proses pembelajaran (bermain, ribut, mengganggu teman, dll)

3 4 4 3,67 14,11%

Jumlah 14,11

Rata-rata Persentase 14,11%

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika melalui metide inquiry terbimbing sebanyak 3 kali pertemuan menunjukan bahwa :

1) Persentase siswa yang mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru memperoleh 98,73%.

2) Persentase siswa mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru memperoleh 91,03%.

3) Persentase siswa yang mengidentifikasi masalah memperoleh 71,80%.

4) Persentase siswa memperhatikan masalah dalam LKS memperoleh 85,88%.

5) Persentase siswa yang menentukan hipotesis dari permasalahan memperoleh 69,23%.

6) Persentase siswa yang mengumpulkan informasi atau data dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKS memperoleh 87,19%.

7) Persentase siswa yang membuat kesimpulan dari proses pembelajaran memperoleh 79,92%.

8) Persentase siswa yang melakukan aktivitas lain selama proses pembelajaran (bermain, ribut, mengganggu teman, dll) memperoleh 14,11%.

Dari deskripsi di atas persentase aktivitas positif siswa melalui penerapan metode inquiry terbimbing adalah 83,39% selama proses pembelajaran dan persentase aktivitas negatif siswa adalah 14,11% selama proses pembelajaran.

Sehingga aktivitas siswa dikatakan efektif karena telah memenuhi kriteria aktivitas siswa siswa secara klasikal yaitu ≥ 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

c. Deskripsi Respon Siswa

Data respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui metode inquiry terbimbing diperoleh melalui pemberian angket respon siswa yang selanjutnya dikumpulkan dan dianalisis terdapat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Angket Respon Siswa Terhadap Proses Pembelajaran Melalui Meteode Inquiry Terbimbing

No Pertanyaan Frekuensi Persentase (%)

Ya Tidak Ya Tidak 1 Apakah anda menyukai pelajaran

matematika ? 23 3 88,46% 11,53%

2

Apakah anda menyukai cara mengajar yang diterapakan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry terbimbing?

22 4 84,61% 15,38%

3

Apakah metode inquiry terbimbing setelah diterapkan, anda termotivasi untuk belajar matematika?

21 5 80,76% 19,23%

4

Apakah dengan metode inquiry terbimbing dapat membantu dan mempermudah anda memahami materi pelajaran matematika?

24 2 92,30% 7,69%

5

Apakah dengan metode inquiry terbimbing membuat anda lebih aktif dalam pembelajaran?

22 4 84,61% 15,38%

6

Apakah anda mendapat pengetahuan dan pengalaman setelah diterapkan metode inquiry terbimbing?

26 0 100% 0%

7

Apakah belajar dengan metode inquiry terbimbing meningkatkan rasa percaya diri anda?

25 1 96,15% 3,84%

8

Apakah dengan metode inquiry terbimbing membuat anda merasa ada kemajuan?

24 2 92,30% 7,69%

9

Apakah anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru dengan menggunakan metode inquiry terbimbing?

23 3 88,46% 11,53%

10 Apakah anda merasa senang jika dalam 24 2 92,30% 7,69%

pembelajaran selanjutnya diterapkan metode inquiry terbimbing?

Jumlah 904,95% 99,96%

Rata-rata 90% 10%

Berdasarkan angket respon siswa pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa rata-rata persentasi dari respon positif atau yang menjawab “Ya” siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Bajeng terhadap proses pembelajaran melalui metode inquiry terbimbing adalah 90%. Oleh karena itu, siswa menunjukan respon yang positif dan dikatakan efektif karena respon siswa telah mencapai kriteria yang ditentukan ≥ 75%.

Dokumen terkait