BAB II KAJIAN PUSTAKA dan HIPOTESIS TINDAKAN
B. Kajian Teori
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Beberapa pengertian tentang hasil belajar akan dipaparkan secara rinci di bawah ini.
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan.18 Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Tujuan pendidikan bersifat ideal, sedangkan hasil belajar bersifat aktual. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya.19
Hasil belajar peserta didik merupakan bagian yang penting dalam proses pembelajaran, guna mengetahui seberapa besar
18 Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2015), hlm. 67.
19 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013), hlm. 46-47.
keberhasilan peserta didik menguasai atau memahami materi yang diajarkan oleh gurunya. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.20
Dari beberapa pengertian hasil belajar diatas, dapat disimpulan bahwa hasil belajar adalah bentuk-bentuk kemampuan yang dimiliki siswa setelah melalui tahapan pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru. Bentuk-bentuk kemampuan tersebut meliputi kognitif, afektif maupun psikomotorik.
b. Macam-Macam Hasil Belajar
Hasil belajar memiliki macam-macam yang meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap (aspek afektif).21 Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskna sebagai berikut:
1) Pemahaman Konsep (Aspek Kognitif)
Aspek kognitif adalah aspek yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom dalam Ahmad Susanto mengatakan:
Pemahaman konsep diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.22
20 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), hlm. 22.
21 Ahmad Susanto, Teori…, hlm. 6.
22 Ibid.,
2) Keterampilan Proses (Aspek Psikomotorik)
Aspek psikomotorik merupakan aspek yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang tersebut menerima pengalaman belajar tertentu.23
Menurut Usman dan Setiawati dalam Ahmad Susanto:
Mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kamampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.24
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.
Sedangkan menurut Indrawati: Merumuskan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi).
Dengan kata lain, keterampilan ini diguanakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip, dan teori.25 3) Sikap Siswa (Aspek Afektif)
Selanjutnya aspek afektif dijelaskan sebagai aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Aspek afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat
23 Joko Prasetiyo, Evaluasi Dan Remediasi Belajar, (Jakarta: Trans Info Media, 2013), hlm. 61.
24 Ahmad Susanto, Teori…, hlm. 9.
25 Ibid.,
pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal.26 Menurut Sardiman dalam Ahmad Susanto mengatakan:
Sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.27
Dalam hubungan dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dalam pemahaman konsep, maka domain yang sangat berperan adalah domain kognitif.28
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor internal maupun faktir eksternal.29 Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebabagai berikut:
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
26 Muhammad Nurman, Evaluasi Pendidikan, (Mataram: IAIN, 2015), hlm. 31.
27 Ahmad Susanto, Teori..., hlm. 10.
28 Ibid., hlm. 11.
29 Ibid., hlm. 12.
2) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
Menurut Sudjana dalam bukunya Ahmad Susanto, bahwa
“hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan”.30
d. Indikator Hasil Belajar
Ada tiga indikator hasil belajar yang dikemukakan oleh para ahli yakni pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.31
1. Ranah Kognitif
Bloom membagi dan menyusun ranah kognitif menjadi enam yakni: hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
30 Ibid., hlm.18.
31 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), hlm. 50-53.
2. Ranah Afektif
Krathwol membagi hasil belajar afektif menjadi lima tingkatan yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
3. Ranah Psikomotorik
Simpson mengklasifikasikan hasil belajar menjadi enam bagian yakni: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks dan kreativitas.
Dari ketiga ranah yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut, peneliti ingin memunculkan ranah kognitif dengan memunculkan tiga dari enam bagian ranah kognitif yang dikemukakan oleh Bloom yakni; hafalan, pemahaman dan penerapan. Dengan rincian sebagai berikut:
a. Hafalan (C1), merupakan kemampuan kognitif yang paling rendah. Kemampuan ini merupakan kemampuan memanggil kembali fakta yang disimpan dalam otak digunakan untuk merespon suatu masalah. Adapun kata operasional yang digunakan yaitu: (menentukan, mengutip, menyebutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, member label, memasangkan, menandai, membaca, menyadari, menghafal, meniru, mencatat, mengulang memproduksi, meninjau, memilih, menyatakan, menulis, menentukan).
b. Pemahaman (C2), merupakan kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta, menghafal fakta tidak lagi cukup
karena pemahaman menuntut pengetahuan akan fakta dan hubungannya atau dengan kata lain kemampuan untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru.
Adapun kata operasional yang digunakan yaitu; (menuliskan, memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan, membandingkan, menjalin, membedakan, mendiskusikan, menggali, mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan, memperluas, menyimpilkan, meramalkan, merangkum, menjabarkan).
c. Penerapan (C3), merupakan kemampuan untuk memahami aturan, hokum, rumus, dan sebagainya, dan juga di gunakan untuk memecahkan masalah. Adapun kata operasional yang digunakan yaitu: (mengurutkan, menentukan, menerapkan, menyesuaikan, membangun, mengurutkan, membiasakan, menggambarkan, menggunakan, menilai, melatih, mengadaptasi, menyelidiki, mempersoalkan, mengonsepkan, melaksanakan, mengaitkan, menyusun).