PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penerapan model pembelajaran artikulasi di kelas IV SDN 41 Ampenan tahun ajaran 2018/2019. Student Team Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan model pembelajaran Articulation untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.8.
9 Anhar, “Skripsi Skripsi Penggunaan Metode Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas V SDN 2 Kalijaga Selatan Kec. 1 Kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Saifuddin adalah sama-sama mengkaji pembelajaran hasil belajar siswa pada mata pelajaran agama Islam, dan metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Sasaran Penelitian
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat dan Hasil Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pimpinan sekolah sebagai acuan dan pengambil kebijakan untuk memperbaiki model pembelajaran agar lebih beragam sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PAI. Peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan yang lebih jelas tentang model pembelajaran articulation, dan bermanfaat bagi peneliti lain untuk menginformasikan penelitian selanjutnya tentang bagaimana menciptakan pembelajaran yang baik bagi siswa.
KAJIAN PUSTAKA dan HIPOTESIS TINDAKAN
Telaah Pustaka
Anhar melakukan penelitian dengan judul tesis “Penerapan Metode Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SDN 2 Kalijaga Selatan Kec. Kemiripan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama mempelajari tentang meningkatkan hasil belajar siswa pada pendidikan agama Islam, dan metode penelitian yang digunakan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research/CRA) Sedangkan perbedaannya penelitian ini menggunakan Metode Reciprocal Teaching untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan metode Reciprocal Teaching. Model Pembelajaran Artikulasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kemiripan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran Articulation dalam penelitiannya. 2 Kemiripan penelitian ini dengan penelitian Anhar adalah sama-sama berhubungan dengan hasil belajar siswa dalam pendidikan agama Islam, dan metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Kajian Teori
- Model Pembelajaran Artikulasi
- Hasil Belajar
- Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Hasil belajar merupakan rangkaian pengalaman yang diperoleh siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar siswa merupakan bagian penting dari proses pembelajaran, untuk mengetahui seberapa besar. Hasil belajar memiliki berbagai jenis yang meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan mengolah (aspek psikomotorik) dan sikap (aspek afektif).21 Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut: . 1) Pemahaman konsep (aspek kognitif).
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. Ada tiga indikator hasil belajar yang dikemukakan oleh para ahli yaitu pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Rencana Tindakan
Keberhasilan proses kegiatan pembelajaran juga terlihat dari hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Sehingga siklus II diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mencapai ketuntasan klasikal. d.Dari . hasil yang diperoleh kemudian direfleksikan pada Siklus II dengan lebih memperhatikan proses belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Articulation.
Pada siklus II proses pembelajaran dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, dimana pada pertemuan pertama dan kedua proses pembelajaran dilakukan melalui model pembelajaran Articulation. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil observasi aktivitas guru selama dua kali pertemuan pada siklus II. Dari pemaparan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa pengamatan aktivitas siswa dialami selama dua kali pertemuan pada siklus II.
Selain membuat kurikulum untuk I. dan II. siklus, peneliti juga menghasilkan lembar observasi untuk kegiatan guru dan kegiatan siswa. Hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran artikulasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menunjukkan adanya peningkatan observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa, serta tes evaluasi siswa. dari I. sampai II. Selama proses pembelajaran diamati aktivitas guru dan siswa, serta tes evaluasi I. dan II.
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I rata-rata nilai pertemuan pertama 65% dan pertemuan kedua 70%. Untuk hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II dengan skor rata-rata pertemuan pertama 85% dan pertemuan kedua 90%, dari hasil pertemuan pertama dan kedua rata-rata skor yang dicapai adalah 87,5% pada kategori sangat baik. Sedangkan pada Siklus II, dari evaluasi hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata 81,93 dan ketuntasan klasikal 93,54%.
Jenis Instrument dan Cara Pengamatan
Pelaksanaan Tindakan
Pengamatan terhadap guru sebagai pelaku PTK tidak dapat digantikan oleh pengamat luar atau alat perekam, betapapun canggihnya. Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan, pengamatan interpretasi proses, dan hasil pelaksanaan tindakan berlangsung karena keduanya merupakan bagian integral dari tindakan pembelajaran. Pada fase ini guru menerapkan skenario pembelajaran, dimana peneliti/observer akan mengamati guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Guru menginstruksikan salah satu siswa dalam pasangan kelompok pencerita untuk membuat catatan kecil, setelah itu keduanya bertukar peran. Guru bergantian/secara acak menugaskan siswa untuk menyampaikan hasil wawancaranya kepada pasangannya sampai sebagian siswa menyerahkan hasil wawancaranya.
Cara Pengamatan (Monitoring)
Observasi di tempat penelitian dilakukan langsung di dalam kelas oleh guru dan peneliti yang menjadi observer. Metode observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk menguji keterlibatan siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam selama proses belajar mengajar dengan menggunakan instrumen observasi selama proses belajar mengajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Artikulasi.
Analisis Data dan Refleksi
- Refleksi
Seperti pada siklus pertama, siklus kedua juga diamati. siklus saat guru melakukan tindakan kelas. Total hasil penelitian pada II. siklus, mereka meningkat baik dengan mengamati aktivitas guru, siswa dan hasil tes evaluasi, sehingga tidak perlu melanjutkan penelitian pada siklus berikutnya. Nilai rata-rata aktivitas guru pada tahap pertama dari 67,5% meningkat menjadi 90% pada tahap kedua.
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
Deskripsi Setting dan Penelitian
Hasil Penelitian
Pada siklus I proses pembelajaran dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit, dimana pada sesi pertama dan kedua proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Articulation. Kemudian guru menugaskan satu kelompok pada satu waktu untuk maju ke depan menceritakan materi yang disampaikan guru, guru menginstruksikan salah satu siswa pasangan kelompok yang sedang menceritakan materi untuk mencatat penjelasan teman kelompoknya, kemudian keduanya bertukar peran. Langkah selanjutnya guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai selama proses pembelajaran, guru menyajikan materi secara umum tentang “Tata Cara Wudhu”, kemudian guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari dua (2) orang untuk mengetahui bagaimana cara siswa menyerap debu. materi yang disampaikan oleh guru.
Guru kemudian menugaskan salah satu kelompok untuk maju ke depan menunjukkan materi yang disampaikan guru, guru menginstruksikan salah satu siswa dari pasangan kelompok yang sedang menceritakan materi membuat catatan kecil dari penjelasan teman satu kelompok, lalu keduanya berganti peran. Pada siklus I pertemuan pertama skor total 13 dengan persentase rata-rata 65%, dan pada pertemuan kedua skor total 14 dengan persentase rata-rata 70%, dengan skor maksimal 20. Refleksi dilakukan oleh peneliti bersama guru PAI kelas IV setelah siklus I. Peneliti mengamati bahwa dari proses pembelajaran yang terjadi pada siklus I masih banyak kekurangan dalam kegiatan guru yang belum sesuai dengan RPP dan siswa. ’ kegiatan yang masih padat selama proses pembelajaran.
Langkah selanjutnya adalah guru menyampaikan kompetensi yang akan diperoleh selama proses pembelajaran, guru menyajikan materi umum tentang Tata Cara Tayammum, kemudian guru membentuk kelompok kecil yang terdiri dari dua (2) orang untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi. disampaikan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi siklus II terlihat adanya peningkatan baik aktivitas siswa, aktivitas guru maupun aktivitas pembelajaran.Kekurangan yang muncul pada siklus I dapat diatasi. Adapun hasil skor siklus II dapat dijelaskan bahwa skor tertinggi 100 dan skor terendah 60, dengan skor rata-rata 81,93 dan ketuntasan klasikal telah mencapai 93,54%.
Pembahasan
Selama proses pembelajaran guru menerapkan model pembelajaran artikulasi untuk meningkatkan hasil belajar PAI siswa, karena model pembelajaran artikulasi sangat membantu dalam membuat siswa lebih mandiri saat belajar, siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan materi pembelajaran, terdapat interaksi antar siswa dalam kelompok kecil, terjadi interaksi antar kelompok kecil dan setiap siswa berkesempatan tampil di depan kelas untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya.66 Pada materi prosedur pemurnian pada siklus I dan II, penelitian ini mengalami peningkatan pembelajaran. hasil pada siklus II. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan komitmen waktu 2x35 menit yang dilaksanakan pada tanggal 13-20 November 2018 untuk Siklus I dan 27 November-4 Desember 2018 untuk Siklus II. Hal ini sesuai dengan hasil observasi aktivitas guru, dengan skor rata-rata 85% pada pertemuan pertama dan 95% pada pertemuan kedua, dari pertemuan pertama dan kedua rata-rata skor yang dicapai adalah 90% dengan kategori sangat baik. .
Mengenai hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama sebesar 50% dan pertemuan kedua sebesar 65%, dari pertemuan pertama dan kedua sehingga rata-rata skor dalam kategori kurang dari 57,5%. Peningkatan ini terlihat pada evaluasi tes hasil belajar siswa pada siklus I yaitu perolehan nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 70,64 dan kesempurnaan klasikalnya sebesar 67,74. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran artikulasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
Bagi guru, penerapan model pembelajaran artikulasi dalam pembelajaran akan lebih meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Anhar, Penggunaan Metode Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pendidikan Agama Islam Kelas V SDN 2 Kalijaga Selatan Kec.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan dan pembahasan data maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Articulation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas IV SDN 41 Ampenan tahun ajaran 2018/2019.
Saran
Saifuddin, Menggunakan Model Pembelajaran Kolaboratif STAD (Student Team Achievement Division) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X SMA NW Lendang Kekah Tahun Pelajaran 2013/2014. Masalah Siswa dapat menjelaskan pengertian membersihkan 1,2,3 Siswa dapat menyebutkan tata cara membersihkan 4 Siswa dapat menunjukkan alat kebersihan 5,6.