• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Tinjaun Teori

5. Hasil Belajar

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, hasil diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha.26 Sedangkan belajar adalah suatu proses untuk mendapatkan perubahan, baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif yang diambil dari berbagai materi yang telah dipelajari.27 Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan tingka laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.28

Dari devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan diri atau perubahan tingkah laku, baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan serta

23Ummi Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar: Kiat-Kiat Mendidik Ala Rasullulah (Surakarta: Afra Publising, 2007). h, 9-11

24Nur Uhbiyati, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2013). h, 12

25RI, Al-Qur’an Dan Terjemahanya. Op. Cit, 1074

26Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.1 (Jakarta: Pt.

Grenmedia Pustaka Utama, 2008). h.486

27Ahdar Djamaluddin and Wardana, Belajar dan Pembelajaran 4 Pilar Peningkatan Kompetensi Pedagogis, Cet. 1 (Parepare: Cv. Kaaffah Learning Center, 2019). h. 6

28Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Cet. 11 (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2011). h 68

keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari tidak melakukan sesuatu menjadi melakukan sesuatu, dari tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu.

Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku walaupun tidak semua perubahan tingka laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingka laku. Perubahan tingka laku sebagaimna sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan pada aspek efektif, termasuk perubahsn aspek emosinal. Perubahan-perubahan pada aspek iniumumnya tidak mudah dilihat dalam waktu yang singkat, akan tetap dalam rentang waktu yang realita lama. Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan berfikir.29 Jadi hasil belajar pada dasarnya menggambarkan sampai sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.30

6. Aspek-Aspek Hasil Belajar

a. Aspek Hasil Belajar Bidang Kognitif

Aspek hasil belajar bidang kongnitif pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

a) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seszeorang untuk mengingat- ingat kembali (recall) atau menegnal kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.

b) Pemahamman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan dingat.

Peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabilah dapat memberikan

29Aunurrahman, Belajar Dan Pembelajaran (Bandung: alfabeta, 2019). h. 36

30Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Edisi I (Jakarta: Pt. Raja Drafindo Persada, 2005). h 434

penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

c) Penerapan (application) adalah kesanggupan seseoarang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret.

d) Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan antara bagian-bagian atau faktor- faktor yang satu dengan faktor-faktor yang lain.

e) Sintesis (syntesis) adalah kemampuan berfikir, yaitu kebalikan dari berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola baru.

f) Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide.31

b. Aspek Hasil Belajar Bidang Afektif

Aspek hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atensi atau perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan temen sekelas, kebiasaan belajar, dan nilai-nilai.

Ada beberapa tingkatan tersebut dimulai dari tingka yang dasar atau sederhana samapai tingkatan yang kompleks yaitu:

a) Receiving atau attending, yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.

31Sudijono. h 50-52

b) Responding atau tanggapan, yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar.

c) Valuing atau penilaian, yaitu menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.

d) Organization atau mengatur, yakni pengembangan diri nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingka lakunya.32

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Aspek afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai terhadap sesuatu hal.

c. Aspek Hasil Belajar Bidang Psikomotorik

Hasil belajar bidang pisokomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu (seseorang) setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu, ada 6 keterampilan yakni:

a) Gerakan refleks yakni keterampilan pada gerakan yang tidak sadar.

b) Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar.

c) Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual, auditif, motorik dan lain-lain.

32Nana Sudjana, Penilain Hasil Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002). h.

30.

d) Kemampuan bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, ketepatan.

e) Gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan kompleks.33

Aspek psikomotorik adalah kelanjutan dari aspek kognitif dan aspek afektif, psikomotorik bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan (skil) yang dimiliki siswa setwlah mereka memahami prose pembelajaran kognitif dan efektif.

7. Faktor Yang Memepengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagi faktor yang memengaruhi, baik faktor intrnal maupun eksternal. Secara terperinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:

a) Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, mitivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

b) Faktor eksternal faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaru terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang cerai-berai, keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.34

33Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. h. 49.

34Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. h. 12-13.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian dapat menyimpulkan bahwa ada faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu, faktor internal yang bersumber dalam diri peserta didik, dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri peserta didik.

a. Indikator Hasil Belajar

Menetapakan bahwa hasil belajar telah mencapai apabila telah terpenuhi dua indikator berikut, yaitu:

a) Daya serap terhadap materi pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

b) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/ instruksional khusus telah dicapai oleh siswa baik secraa individu maupun kelompok.35

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa hasil belajar tercapai apabilah terpenuhi daya serap terhadap bahan pengajaran dan perilaku yang ingin dicapai dalam tujuan pengajaran telah dicapai.

8. Pembelajaran IPS

Pendidikan IPS merupakan mata pelajaran yang diberikan di sekolah yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial. Sebagaimana program pendidikan IPS merupakan pengorganisasian ilmu-ilmu sosial dan kegitan-kegiatan dasar manusia dengan segala permasalahannya, yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Melalui pendidikan IPS, peserta didik diarahkan menjadi warga negara dan warga dunia yang baik, yaitu warga yang demokratis, bertanggung jawab, memiliki kepedulian sosial, cinta lingkungan, cinta damai, mengembangkan potensi intelektual emosional dan sosial secara terpadu sesuai karakter budaya bangsa.36

35Susanto. h. 3.

36Rasmi, Pengembangan Karakter Toleran Dalam Pembelajaran IPS Berbasis Keariatif Local (Salatiga: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat LP2M IAIN Salatiga, 2020). h. 4

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humoniora, seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipline dari aspek dancabang ilmu-ilmu sosial. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial; sosilogi, sejarah, gegrafi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.

Masih banyak definisi IPS (Social Studies) yang telah disamapikan para ahli.

Namun, pada umumnya definisi-definisi tersebut menujukkan pengertian bahwa IPS sebagain program pendidikan atau bidang studi dalam kurikulum sekolah yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat serta hubungan atau interaksi antara manusia dengan lingkungan (fisik dan sosial). Isi atau materi IPS diambil dan dipilih dari bagian-bagian pengetahuan/konsep dari ilmu-ilmu sosial disesuaikan tingka pertumbuhan dan usia siswa.37

Tujuan pendidikan di Indonesia pada dasarnya mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knwoledge), keterampilan (skill),sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat dipergubakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.

Tujuan mata pelajaran IPS antara lain yaitu:

a) Meneganl konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.

37Yuliana Siska, Konsep Dasar IPS Untuk SD/MI (Yogyakarta: Garudahawaca, 2016). h. 7

b) Memiliki kemampuan dasar untukberfikir logis dan kritis.rasa ingin tahu, inkuiri,memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sehari- hari.

c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.38

Berdasarkan tujuan IPS tersebut, dapat diketahui bahwa IPS mempunyai tugas yang berat dalam rangkat membentuk good citizen di mana pembelajaran diharapkan memiliki kepekaan sosial yang mampu mengenali permasalahan sosial dan mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, ruang lingkup mata pelajaran IPS mencakup empat aspek, yaitu:

a) Sistem sosial dan budaya, meliputi: individu, keluarga, dan masyarakat, sosiologi sebagai ilmu dan metode, interaksi sosial, sosialisasi, pranata sosial, struktur sosial, kebudayaan, dan perubahan sosial budaya.

b) Manusia, tempat, dan lingkungan, meliputi: sistem informasi geografis, inteaksi gejala fisik dan sosial, struktur internal suatu tempat/wilayah, dan interaksi keuangan, serta persepsi lingkungan dan kewilayahan.

c) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan, meliputi: ketergantungan, spesialisasi,, pembagian kerja, perkoprasian, dan kewirausahaan serta pengelolaan keuangan perusahaan.

d) Waktu, berkelanjutan, dan perubahan meliputi: dasar-dasar ilmu sejarah, fakta, peristiwa, dan proses.39

38Anik Widiastuti, Konsep Dasar dan Manajemen Laboratorium IPS. h. 12

39Siska, Konsep Dasar IPS Untuk SD/MI. h. 20

Ilmu pengetahuan sosial(IPS) adalah ilmupengetahuan yang mempelajari tingka laku manusia baik secara perorangan maupun tingkalaku kelompok. Menurut penulis ada perbedaan antara ilmu sosial dan ilmu pengetahuan sosial, yang banyak orang menyamakan antara keduanya padahal dua hal tersebut sangat lah berbeda, dimana ilmu sosial adalah ilmu yang didasari berdasarkan suatu nilai dalam berkependudukan yang bertempat disuatu Negara, sedangkan ilmu pengetahuan sosial lebih diartikan dengan penelaan atau kajian tentang masyarakat dan juga mengajarkan kita dalam berinteraksi yang baik dengan masyarakat.

Membahas tentang ilmu pengetahuan sosial dimana membahas tentang masyarakat, selain itu membahas juga tentang budaya, keragaman dalam masyarakat.

Contohnya dalam beragama semua masyarakat diberikan kebebasanya dalam memeluk agamanya masing-masing dan begitupun dengan budaya yang ada di Indonesia yang beraneka ragam suku dan budaya. Di dalam pembelajaran IPS semua tentang masyarakat.

Dokumen terkait