• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

7. Hasil Observasi

program atau rencana yang mungkin mengalami perubahan karena keadaan, misalnya kerusakan bahan baku ataupun karena kerusakan mesin.

Sebab-sebab yang menimbulkan selisih jika diluar kekuasaan orang yang melakukan suatu pekerjaan atau menjabat suatu fungsi, maka permasalahan itu diserahkan kepada pimpinan yang lebih tinggi kedudukannya agar dapat ditanggulangi sebagaimana mestinya dan disesuaikan dengan program atau rencana semula.

Tabel IV-4 Tabel Hasil Observasi

Nilai Jumlah Skor

Sangat tepat 4 0 0

Tepat 3 10 30

Kurang tepat 2 7 14

Tidak tepat 1 1 1

Jumlah total - 18 45

Dari hasil perhitungan data yang dilakukan penulis dengan cara observasi, maka diperoleh hasil sebesar 2,50. nilai ini terletak pada interval 1,76-2,50 dengan kategori yang kurang memadai. Maka hasil observasi yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa anggaran biaya produksi yang dibuat oleh perusahaan masih kurang memadai sebagai alat pengawasan biaya produksi.hal ini dikarenakan adanya selisih merugikan yang cukup besar terutama pada pos-pos biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Kemudian dari selisih-selisih ini, perusahaan belum mampu melakukan analisa secara tepat terhadap kedua pos biaya tersebut sehingga tindakan korektif yang diambil masih belum tepat.

Variabel penelitian ini diukur dengan menggunakan lembar observasi yang terdiri dari 18 unsur pertanyaan dan diukur dengan menggunakan skala sebagai berikut :

Interval = Nilai tertinggi – nilai terendah

= 4

1 4−

= 0,75

Tabel IV-5

Skala Pengukuran Variabel Penelitian

Kriteria Skor Kondisi

Sangat memadai 3,26-4,00 Anggaran biaya produksi yang dibuat oleh perusahaan sangat memadai sebagai alat pengawasan biaya produksi sehingga dapat menghindari pemborosan biaya produksi.

Memadai 2,51-3,25 Anggaran biaya produksi yang dibuat oleh perusahaan memadai sebagai alat pengawasan biaya produksi sehingga dapat menghindari pemborosan biaya produksi.

Kurang memadai

1,76-2,50 Anggaran biaya produksi yang dibuat oleh perusahaan kurang memadai sebagai alat pengawasan biaya produksi sehingga kurang dapat menghindari pemborosan biaya produksi.

Tidak memadai 1,00-1,75 Anggaran biaya produksi yang dibuat oleh peusahaan tidak memadai sebagai alat pengawasan biaya produksi sehingga tidak dapat menghindari pemborosan biaya produksi.

B. Analisis Hasil Penelitian

Salah satu fungsi manajemen yang harus diperhatikan dan dilaksanakan adalah fungsi pengawasan dimana salah satu alat pengawasan yang digunakan adalah anggaran. Anggaran sebagai alat pengawasan biaya produksi dilakukan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan- penyimpangan dan melakukan tidakan korektif/ perbaikan atas penyimpangan tersebut jika dianggap perlu. Pengawasan biaya produksi yang dilakukan manajemen perusahaan pada PT. Flora Sawita Chemindo

adalah dengan mambuat laporan pertanggungjawaban perbulan, pertriwulan, pertahun dan laporan realisasi anggaran biaya produksi.

Dari laporan-laporan ini pimpinan perusahaan mempelajari laporan- laporan tersebut. Jika didalam laporan tersebut terdapat selisih unfavourable yang cukup besar antara anggaran dengan realisasinya maka dilakukan pengevaluasian terhadap biaya produksi tersebut untuk dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan tindakan perbaikan demi kemajuan perusahaan.

Menurut penulis, pengawasan biaya produksi yang dilakukan manajemen perusahaan sudah cukup baik, dimana semua jenis biaya produksi diawasi dengan menganalisa penyimpangan-penyimpangan yang terjadi serta mengadakan tindakan perbaikan perbaikan untuk masa yang akan datang jika ditemukan perbedaan unfavourable yang cukup besar. Ada beberapa hal yang seharusnya diperhatikan manajemen perusahaan dalam melakukan pengawasan biaya produksi karena masih ada beberapa kekurangan. Kekurangan tersebut terlihat pada pengawasan biaya produksi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan pada pos-pos yang memiliki penyimpangan yang besar saja (material) antara anggaran dengan realiasinya. Sebaiknya manajemen perusahaan juga memperhatikan dan menganalisa secara mendetail selisih (varians) baik yang merugikan walaupun tidak material maupun selisih yang menguntungkan, karena penyebab selisih tersebut bisa saja oleh sistem pengawasan biaya yang

lemah atau bisa saja karena anggaran biaya produksi yang terlalu besar atau mungkin terlalu kecil.

Tabel IV-6

Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tahun 2005-2007

Tahun Anggaran Realisasi Selisih

Rp Rp Rp % F/U

2005 172.831.420.163 165.835.042.430 6.996.377.733 4.04 F 2006 200.833.854.683 194.031.085.072 6.802.769.611 3.38 F 2007 172.724.715.280 147.113.524.659 25.611.190.621 14.83 F Sumber : PT. Flora Sawita Chemindo

Dari data diatas memperlihatkan bahwa setiap tahun anggaran ( tahun 2005-2007 ) mengalami selisih yang menguntungkan pada pos biaya overhead pabrik, sedangkan pada pos biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung mengalami selisih yang merugikan.

Dari analisa diatas, menunjukkan bahwa sebenarnya perusahaan telah melakukan prosedur penyusunan anggaran yang benar sebagai alat pengawasan biaya produksi dan manajemen telah melakukan tindakan korektif yang benar sebagai alat pengawasan biaya produksi terutama pada pos biaya overhead pabrik, sedangkan pada pos biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung manajemen tidak mampu melakukan tindakan korektif.

a. Anggaran biaya bahan baku

Pengawasan biaya bahan baku sudah cukup baik dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan membuat laporan manajemen perbulan,

pertriwulan, dan pertahun. Pengawasan juga dilakukan dengan melakukan survei secara langsung kelapangan seperti mengecek keadaan bahan baku, melakukan penimbangan terhadap kuantitas terhadap bahan baku, melakukan pemeriksaan kualitas bahan baku dilaboratorium dan mengecek harga bahan baku dipasar. Jika didalam laporan tersebut terdapat selisih yang unfavourable maka akan dilakukan tindakan perbaikan.

Tabel IV-7

Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Bahan Baku Tahun 2005-2007

Tahun Anggaran Realisasi Selisih

Rp Rp Rp % F/U

2005 100.212.135.690 106.021.516.130 5.809.380.440 5,80 UF 2006 122.294.843.930 131.170.065.868 8.875.221.938 7,26 UF 2007 79.526.250.000 83.503.704.374 3.977.454.374 5 UF Sumber : PT. Flora Sawita Chemindo

Realisasi biaya bahan baku pada tahun 2005 mencapai Rp.106.021.516.130 atau sekitar 5,80% diatas anggaran yang berjumlah Rp.

100.212.135.690. selisih yang merugikan ini disebabkan adanya kenaikan kuantitas bahan baku yang diproduksi diiringi dengan kenaikan jumlah hasil produksi. Kemudian pada tahun 2006, realisasi biaya bahan baku mencapai Rp. 131.170.065.868 atau sekitar 7,26% diatas anggaran yang berjumlah Rp.122.294.843.930. selisih yang merugikan ini disebabkan adanya penurunan kualitas bahan baku yang diakibatkan oleh kelalaian karyawan dan kenaikan harga bahan baku.

Dari analisa diatas menunjukkan bahwa sebenarnya perusahaan telah melakukan tindakan korektif yang tepat, seperti kebijakan perusahaan dalam penggantian supervisor karena adanya kelalaian dalam pengawasan biaya bahan baku.

b. Anggaran biaya tenaga kerja langsung

Pengawasan biaya bahan baku sudah cukup baik dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan membuat laporan manejemen perbulan, pertriwulan, dan pertahun. Pengawasan ini dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara :

- Kehadiran karyawan diperiksa melalui kartu absensi atau clock card setiap harinya.

- Mencocokkan kehadiran karyawan menurut kartu absensi dengan daftar hadir karyawan. Apabila daftar kehadiran karyawan menurut daftar hadir dan kartu absensi telah benar, maka pengawas akan menandatangani daftar hadir karyawan tersebut dan membuat laporan mengenai jumlah karyawan dan nama karyawan yang hadir pada bagian personalia. Jika didalam laporan tersebut terdapat selisih yang unfavourable maka akan dilakukan tindakan perbaikan.

Tabel IV-8

Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2005-2007

Tahun Anggaran Realisasi Selisih

(Rp) (Rp) Rp % F/U

2005 1.396.811.162 1.690.530.822 293.719.660 21.03 UF 2006 1.367.233.695 1.488.540.664 121.306.969 8.87 UF 2007 1.674.446.831 1.673.325.920 1.120.911 0.07 UF Sumber : PT. Flora Sawita Chemindo

Realisasi biaya tenaga kerja langsung tahun 2005 mencapai Rp.1.690.530.822 atau sekitar 21,03% diatas anggaran yang berjumlah Rp.1.396.811.162. Selisih yang merugikan ini disebabkan oleh selisih tarif tenaga kerja dan selisih jam tenaga kerja yaitu adanya upah tenaga kerja langsung dan adanya penambahan jam kerja langsung ( jam lembur), tunjangan gaji dan pajak penghasilan tenga kerja langsung. Sedangkan realisasi biaya tenaga kerja langsung tahun 2006 mencapai Rp.1.488.540.664 atau sekitar 8,87% diatas anggaran yang berjumlah Rp.

1.367.233.695. Selisih yang merugikan ini disebabkan oleh kenaikan gaji karyawan, adanya jam kerja tambahan dalam mengelola bahan baku dan pajak penghasilan.

Dari analisa diatas menunjukkan bahwa sebenarnya perusahaan telah melakukan prosedur yang benar mengenai anggaran tenaga kerja langsung, namun manajemen perusahaan masih belum dapat melakukan tindakan korektif, dari tahun ke tahun terus terjadi selisih yang merugikan walaupun selisih tersebut mengalami penurunan. Salah satu tindakan korektif seperti

memberikan pelatihan dan training bagi karyawan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.

c. Anggaran biaya overhead pabrik

Pengawasan biaya overhead pabrik untuk bahan penolong dilakukan perusahaan sama seperti terhadap bahan baku, dimana setiap bahan baku harus disetujui oleh direktur. Mengenai kualitas harga pasar bahan baku tersebut bagian pembelian harus mengkonsultasikan dengan manajer produksi.

Tabel IV-9

Laporan Anggaran dan Realisasi Biaya Overhead Tahun 2005-2007

Tahun Anggaran Realisasi Selisih

Rp Rp Rp % F/U

2005 62.867.053.113 52.981.350.897 9.885.702.216 15,72 F 2006 69.274.275.578 54.373.472.368 14.900.803.210 21,51 F 2007 81.446.156.658 57.735.284.246 23.710.872.412 29,11 F Sumber : Pt. Flora Sawita Chemindo

Realisasi biaya overhead pabrik tahun 2005-2007 mengalami selisih yang menguntungkan. Hal ini disebabkan adanya penurunan biaya variabel, biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja kontrak, upah lembur, beban asuransi, biaya perawatan mesin, beban depresiasi dan amortisasi serta pajak penghasilan.

Dari analisa diatas menunjukkan bahwa sebenarnya perusahaan telah melakukan prosedur yang benar mengenai anggaran biaya overhead sebagai alat pengawasan. Manajemen perusahaan telah mampu melakukan tindakan

korektif yang tepat, hal ini dapat diketahui dari selisih-selisih yang menguntungkan mengalami peningkatan yang signifikan. Namun demikian manajemen juga harus melakukan analisa varians kenapa selisih yang menguntungkan ini terus terjadi setiap tahun.

Dari ketiga kelompok biaya produksi diatas menunjukkan bahwa selisih-selisih yang terjadi disebabkan oleh biaya yang tidak terkendali(

uncontrollable) dan juga menunjukkan bahwa manajemen perusahaan belum dapat melakukan analisa varians yang tepat terhadap selisih-selisih yang merugikan. Hal ini terlihat pada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Pada dasarnya semua adalah tanggung jawab manajer kepada direktur terhadap penyimpangan yang terjadi. Penulis juga menambahkan bahwa jika terjadi penyimpangan yang merugikan bukan bearti terjadinya pemborosan terhadap unsur-unsur biaya produksi, bisa saja karena perencanaan biaya produksi yang dituangkan dalam anggaran biaya produksi disusun terlalu rendah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Flora Sawita Chemindo mengenai fungsi anggaran biaya produksi dan berdasarkan data-data yang telah penulis uraikan pada bab- bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Anggaran biaya produksi menunjukkan bahwa selisih-selisih yang terjadi lebih banyak disebabkan oleh biaya yang terkendali dan biaya yang tidak terkendali. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaan tidak dapat melakukan analisa varians yang tepat sehingga tindakan korektif yang diambil tidak tepat terhadap selisih-selisih yang merugikan pada biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

2. Dari hasil perhitungan data yang dilakukan penulis dengan cara observasi maka diperoleh hasil sebesar 2,50. nilai ini terdapat pada interval 1,76-2,50 dengan kategori kurang memadai. Maka hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa anggaran biaya produksi yang dibuat oleh perusahaan kurang memadai sebagai alat pengawasan biaya produksi.

3. Manajemen perusahaan belum mampu melakukan tindakan korektif yang benar terhadap selisih yang merugikan pada anggaran biaya bahan baku dan anggaran biaya tenaga kerja langsung.

B. Saran

Berikut ini disajikan saran-saran sehubungan dengan fungsi anggaran biaya produksi pada PT. Flora Sawita Chemindo :

1. Sebaiknya perusahaan melakukan analisa varians yang lebih akurat lagi.

Analisa ini harus diikuti dengan tindakan koreksi yang nantinya diharapkan dapat memperkecil selisih-selisih terutama selisih yang merugikan.

2. Sistem pengawasan biaya produksi hendaknya dijalankan dengan sebaik- baiknya agar rencana perusahaan dapat berjalan dengan lancar serta efisiensi biaya produksi dapat tercapai dalam menentukan pengambilan keputusan/

kebijaksanaan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Arfan Iksan dan Muhammad Ishak, 2005. Akuntansi Keprilakuan. Salemba Empat, Jakarta.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Akuntansi, 2004.

Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan

Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri, 2001. Anggaran Perusahan, Buku I, Cetakan V, Edisi ketiga, BPFE, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Budgeting Peranggaran : Perencanaan Lengkap Untuk Membantu Manajemen, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indnesia, 2003. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Kartadinata, Abas, 2000. Akuntansi dan Analisis Biaya : Suatu pendekatan terhadap Tingkah laku Biaya, Rineka Cipta, Jakarta.

Matz dan Usry. 2004. Akuntansi Biaya, Edisi kedelapan, Jilid I, Erlangga, Jakarta.

M. Iqbal Hasan, 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta.

M. Nafarin, 2000. Pengangguran Perusahaan. Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2000. Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Aditya Media, Jakarta.

---. 2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta.

Munandar, 2000. Budgeting : Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja, BPFE, Yogyakarta.

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2000. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Rika Yesfi, 2008. Anggaran dan Biaya Produksi Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Suryamas Lestari Prima Tanjung Morawa, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumareta Utara

Situngkir Benny, 2006. Perencanaan dan Pengawasan Biaya Produksi Pada PT.

Bandar Sumatera Indonesia Medan, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

LEMBAR OBSERVASI

Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Tempat Observasi :

Observer :

No Unsur Observasi Hasil Observasi Ket

ST T KT TT

1.

Perusahaan telah melakukan pengawasan anggaran biaya bahan baku

Biaya bahan baku 

2. Perusahaan telah melakukan pengawasan biaya bahan baku dengan membuat laporan manajemen bulanan, triwulan, dan tahunan

3. Selisih/ varians antara anggaran biaya bahan baku dengan realisasinya jarang terjadi

4. Analisa varians yang dilakukan dalam pengawasan biaya bahan

baku yaitu dengan membandingkan secara langsung

antara anggaran dengan realisasi biaya bahan baku

5. Tindakan korektif yang dilakukan oleh perusahaan secara berkala

 6.

Perusahaan telah melakukan pengawasan anggaran biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung 

7. Perusahaan telah melakukan pengawasan biaya tenaga kerja langsung dengan membuat laporan manajemen bulanan, triwulan, dan tahunan

8. Selisih/ varians antara anggaran biaya tenaga kerja langsung dengan realisasinya jarang terjadi

9. Analisa varians yang dilakukan dalam pengawasan biaya tenaga kerja langsung yaitu dengan membandingkan secara langsung antara anggaran dengan realisasi tenaga kerja langsung

10. Tindakan korektif yang dilakukan oleh perusahaan secara berkala

 11.

Perusahaan telah melakukan pengawasan anggaran biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik 

12. Perusahaan telah melakukan pengawasan biaya overhead pabrik dengan membuat laporan manajemen bulanan, triwulan, dan tahunan

13. Selisih/ varians antara anggaran biaya overhead pabrik dengan realisasinya jarang terjadi

14. Analisa varians yang dilakukan dalam pengawasan biaya overhead

pabrik yaitu dengan membandingkan secara langsung antara anggaran dengan realisasi overhead pabrik

15. Tindakan korektif yang dilakukan oleh perusahaan secara berkala

 16.

PT. Flora Sawita Chemindo belum membentuk panitia/ tim khusus dalam melakukan pengawasan biaya produksi

Biaya produksi 

17. Kemungkinan revisi anggaran biaya produksi dalam tahun anggaran sangat jarang terjadi

18. Diakhir tahun anggaran, perusahaan membuat laporan realisasi atau laporan realisasi atau laporan kinerja dari anggaran biaya produksi

LEMBAR WAWANCARA Nama Responden : Muaikhyar

Tempat Observasi : PT. Flora Sawita Chemindo Jabatan : Staff Accounting

No Pertanyaan Jawaban

1.

Apakah perusahaan telah melakukan pengawasan anggaran biaya bahan baku?

Biaya Bahan Baku

Ya, perusahaan telah melakukan pengawasan biaya bahan baku

2. Bagaimana perusahaan melakukan pengawasan biaya bahan baku?

Pengawasan biaya bahan baku dilakukan dengan membuat laporan manajemen bulanan, triwulan dan tahunan serta melakukan survei langsung kelapangan misalnya, memeriksa bahan baku digudang

3. Apakah selalu terjadi selisih/

varians antara anggaran biaya bahan baku dengan realisasi biaya bahan baku?

Ya, sering terjadi selisih atau varians

4. Apakah perusahaan telah melakukan analisa varians dalam melakukan pengawasan biaya bahan baku?

Ya, yaitu membandingkan secara langsung antara anggaran dengan realisasi biaya bahan baku.

5. Apakah ada tindakan korektif yang dilakukan oleh perusahaan jika ditemukan suatu selisih?

Ada, setiap triwulan dan tahunan akan diadakan rapat direksi yang membahas kinerja dan kebijakan yang akan diambil untuk periode berikutnya.

6.

Apakah perusahaan telah melakukan pengawasan anggaran biaya tenaga kerja langsung?

Biaya Tenaga kerja langsung

Ya, perusahaan telah melakukan pengawasan biaya tenaga kerja langsung.

7. Bagaimana perusahaan melakukan pengawasan biaya tenaga kerja langsung?

Pengawasan biaya tenaga kerja langsung dilakukan dengan membuat laporan manajemen bulanan, triwulan, dan tahunan serta melakukan survei langsung kelapangan misalnya, digunakan kartu daftar hadir tenaga kerja langsung.

8. Apakah selalu terjadi selisih/

varians antara anggaran biaya tenaga kerja langsung dengan realisasinya?

Ya, sering terjadi selisih atau varians

9. Apakah perusahaan telah melakukan analisa varians dalam melakukan pengawasan biaya tenaga kerja langsung?

Ya, yaitu membandingkan secara langsung antara anggaran dengan realisasi biaya tenaga kerja langsung 10. Apakah ada tindakan korektif yang

dilakukan oleh perusahaan jika ditemukan selisih?

Ada, setiap triwulan dan tahunan akan diadakan rapat direksi yang membahas kinerja dan kebijakan yang akan diambil untuk periode berikutnya

11.

Apakah perusahaan telah melakukan pengawasan anggaran biaya overhead?

Biaya overhead pabrik

Ya, perusahaan telah melakukan pengawasan biaya overhead 12. Bagaimana perusahaan melakukan

pengawasan biaya overhead?

Pengawasan biaya overhead dilakukan dengan membuat laporan manajemen bulanan, triwulan dan tahunan serta melakukan survei kelapangan misalnya, memeriksa keadaan bahan penolong seperti bahan kimia

13. Apakah selalu terjadi selisih/

varians antara anggaran biaya overhead dengan realisasi biaya overhead?

Ya, sering terjadi selisih atau varians

14. Apakah perusahaan telah melakukan analisa varians dalam melakukan pengawasan biaya overhead?

Ya, yaitu membandingkan secara langsung antara anggaran dengan realisasi biaya overhead

15. Apakah ada tindakan korektif yang dilakukan oleh perusahaan jika ditemukan suatu selisih?

Ada, setiap triwulan dan tahunan akan dilakukan rapat direksi yang membahas kinerja dan kebijakan yang akan diambil untuk periode berikutnya.

16.

Apakah PT. Flora Sawita Chemindo sudah membuat suatu panitia/ tim khusus dalam melakukan pengawasan biaya produksi?

Biaya produksi

Pengawasan hanya dilakukan oleh masing-masing manajer ataupun pusat biaya seperti asisten pabrik dan dibantu juga oleh manajer keuangan yang selanjutnya diaudit oleh internal audit

17. Apakah ada kemungkinan revisi anggaran biaya produksi dalam tahun anggaran?

Ada, jika itu memang benar-benar diperlukan dan ini sangat jarang dilakukan

18. Apakah diakhir tahun anggaran Ya, sudah tentu

Dokumen terkait