• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

7. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi SDN 4 Banyu Urip.45

kualitatif dan kuantitatif dari data tersebut dianalisis dengan metode dan rumus yang di tetapkan sebelumnya. Adapun analisis data masing-masing siklus akan dipaparkan secara rinci sebagai berikut:

1. Siklus I

Siklus I (pertama) dilaksanakan dalam 2 (dua) kali pertemuan, satu minggu terdiri 2 kali pertemuan, setiap pertemuan diberikan tindakan terpadu dengan kegiatan pengembangan kemampuan dasar. Langkah- langkah yang dilakukan dalam penerapan siklus I ini adalah :

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan tindakan c. Observasi

d. Analisis dan refleksi

Untuk lebih jelasnya langkah-langkah pada siklus ini diuraikan secara rinci sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan Pada tahap perencanaan antara lain : 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2) Membuat lembar kerja siswa (LKS)

3) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang akan diperlukan, sumber belajar yang lainnya.

4) Membuat instrumen dan alat evaluasi

Adapun instrument yang dibuat adalah lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa dan lembar

observasi aktivitas guru dan soal evaluasi hasil belajar siswa yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 uraian.

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan penelitian dilaksankan pada : Hari/tanggal : 18April 2016,

Pokok bahasan : keliling persegi dan persegi panjang Kelas/semester : III/2

Waktu : 08.00

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah disusun sebelumnya, yaitu sebagai berikut :

1) Guru mengucapkan salam dan mengajak peserta didik untuk memulai pelajaran dengan berdo’a dan membaca basmalah secara bersama-sama.

2) Guru mengkondisikan siswa untuk duduk dengan rapi.

3) Guru menyampaikan tujuan pelajaran hari ini.

4) Guru melakukan tanya jawab tentang contoh persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari, misalnya bentuk papan tulis, bentuk buku dan lain-lain.

5) Menyampaikan manfaat pembelajaran dari materi yang akan dipelajari, yakni materi ini juga berguna dalam menghitung keliling lapangan yang akan dibuat.

6) Guru membagi siswa dalam kelas menjadi 4 kelompok. Masing- masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa dan dua kelompok terdiri dari 6 orang siswa.

7) Setiap kelompok diberikan lembar tugas berupa lembar kerja siswa dan model-model bangun datar persegi dan persegi panjang. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu memberikan penyelesain.

8) Siswa mengerjakan LKS untuk menemukan rumus keliling persegi dan persegi panjang serta menghitung keliling persegi dan persegi panjang dengan menggunakan model-model bangun datar persegi dan persegi panjang yang dikelilingi dengan benang jahit.

9) Guru meminta siswa secara perwakilan kelompok mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

10) Guru dan siswa Tanya jawab tentang materi yang belum dimengerti.

11) Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang keliling persegi dan persegi panjang.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap observasi ini peneliti menggunakan dua model lembar observasi, yaitu :

1) Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I

Observasi guru ini bertujuan untuk melihat apakah dalam melakukan pembelajaran kegiatan guru sudah berjalan dengan baik. Adapun data hasil observasi guru dapat dilihat pada lampiran 7.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru, maka dapat ditunjukkan bahwa hasil aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing, pada siklus I adalah 36 dengan kategori cukup baik.

Hal ini menunjukkan bahwa indikator penelitian untuk aktivitas guru belum tercapai.

2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Pada siklus I dilakukan observasi aktivitas siswa. Data hasil observasi aktivitas belajar mengajar siklus I dalam pelaksanaan proses belajar berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing, wali kelas III sebagai observer yang bertugas mengobservasi proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan pada tahap perencanaan.

Adapun aspek yang diamati dan data hasil observasi aktivitas siswa adalah tertuang dalam lembar observasi aktivitas siswa dapat lihat pada tabel lembar observasi aktivitas siswa pada lampiran 6.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, maka dapat ditunjukkan bahwa skor rata-rata aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing, pada siklus I adalah 42 dengan kategori cukup aktif.Hal ini menunjukkan bahwa indikator penelitian untuk aktivitas belajar siswa belum tercapai dan perlu dilakukan penelitian ulang agar dapat meningkat sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Data hasil observasi aktivitas siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

d. Data Hasil Tes Evaluasi Beajar Siswa Siklus I

Data hasil analisis pada siklus I, siswa kelas III SDN 4 Banyu Urip pada mata pelajaran Matematika dengan materi keliling persegi dan persegi panjang dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing, diperoleh hasil belajar individu dan ketuntasan klasikal seperti pada tabel berikut ini:

Tabel. IV.7.

Hasil Siklus I

Data Analisis Hasil Belajar Siswa Setelah Diberikan Tindakan Siklus I

Pada Siswa Kelas III SDN 4 Banyu Urip Tahun Pelajaran 2016/2017.46

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Putra 1 50 Tidak Tuntas

2. Putri 1 70 Tuntas

3. Putri 2 80 Tuntas

4. Putra 2 60 Tidak Tuntas

5. Putri 3 80 Tuntas

6. Putra 3 50 Tidak Tuntas

7. Putri 4 60 Tidak Tuntas

8. Putra 4 50 Tidak Tuntas

9. Putra 5 80 Tuntas

10. Putra 6 80 Tuntas

11. Putra 7 60 Tidak Tuntas

12. Putri 5 70 Tuntas

13. Putra 8 50 Tidak Tuntas

14 Putri 6 70 Tuntas

15. Putri 7 70 Tuntas

16. Putri 8 80 Tuntas

17. Putra 9 80 Tuntas

18. Putri 9 80 Tuntas

19. Putri 10 80 Tuntas

20. Putra 10 60 Tidak Tuntas

21. Putri 11 80 Tuntas

22. Putri 12 80 Tuntas

Jumlah Skor 1510

Rata-Rata 68,63

Nilai Tertinggi 80

Nilai Terendah 50

Jumlah Siswa Yang Ikut Tes 22

Jumlah Siswa Yang Tuntas 14

Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas 8 Persentase Ketuntasan Klasikal 63,63%

46Dokumentasi “Hasil Siklus I : SDN 4 Banyu Urip”, Tgl 20 April 2017”

Berdasarkan tabel di atas, terlihat nilai tertinggi yang didapat siswa adalah 80 dan nilai terendah adalah 50 dan skor rata- rata siswa adalah 68,63. Jumlah siswa yang tuntas adalah 14 orang dari 22 siswa. Sedangkan untuk persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I hanya 63,63%. Persentase ini belum memenuhi indikator keberhasilan yang sudah ditentukan yakni 85% dari seluruh siswa memperoleh ≥ 70, maka dari itu peneliti ini akan dilanjutkan pada siklus II.

e. Refleksi

Setelah proses belajar mengajar selesai pada siklus I, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan observasi, maka dilakukan tahap refleksi oleh peneliti. Adapun hasil belajar siswa secara klasikal yang diprioritaskan dalam penelitian ini belum mencapai taraf yang ditetapkan yaitu ≥ 85% yang tuntas secara klasikal dari jumlah siswa yang mengikuti tes yaitu 22 orang. Hal ini akan dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus berikutnya, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa, pada mata pelajaran Matematika.

Berdasarkan hasil analisis kegiatan pembelajaran pada siklus I, ditemukan kekurangan-kekurangan dalam model pembelajaran penemuan terbimbing antara lain sebagai berikut :

1) Siswa kurang mengerti tentang peosedur atau aturan model pembelajaran penemuan terbimbing.

2) Siswa belum terbiasa bekerja secara kelompok, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengatur siswa ke dalam kelompok.

3) Sulit mengorganisasi siswa untuk serius dalam bekerjasama dengan kelompoknya.

4) Siswa kurang memahami penyajian masalah pada LKS.

5) Dari serangkaian kegiatan yang dilakukan, siswa masih kesulitan dalam mencari jawaban dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing.

Adapun perbaikan-perbaikan yang dilaksanakan pada siklus I antara lain : 1) Memberikan penjelasan ulang yang lebih detail tentang prosedur

atau aturan model pembelajaran penemuan terbimbing yang akan diterapkan. Sehingga siswa akan lebih cepat dan mudah dalam melakukan kegiatan karena tidak perlu bertanya-tanya lagi.

2) Langkah-langkah kegiatan pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dilengkapi sesuai rencana perbaikan.

3) Peningkatan dalam memberikan bimbingan baik menyangkut pemahaman siswa terhadap masalah maupun cara penyelesain masalah.

4) Penyajian LKS menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami siswa.

5) Memberikan motivasi dan arahan kepada untuk mau bekerja sama dan memecahkan masalah dan menyampaikan pendapat serta

bertanya kepada guru, agar siswa lebih percaya diri dan antusias dalam belajar.

2. Siklus II

Penerapan Siklus II dilaksanakan selama dua minggu dengan 2 (dua) kali pertemuan. Penerapan siklus II merupakan kelanjutan dari program penelitian dan refleksi dari siklus I guna memperoleh hasil yang lebih baik bagi siswa dan guru secara umum

langkah-langkah yang dilakukan dalam penerapan siklus II ini sama dengan siklus I yaitu :

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain : 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2) Membuat lembar kerja siswa (LKS)

3) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang akan diperlukan, sumber belajar yang lainnya.

4) Membuat instrumen dan alat evaluasi

Adapun instrument yang dibuat adalah lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru dan soal evaluasi hasil belajar siswa yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda.

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan penelitian dilaksankan pada : Hari/Tanggal : 26 April 2017

Pokok Bahasan : Luas Persegi dan Persegi Panjang Kelas/Semester : III/2

Waktu : 08.00

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah disusun sebelumnya, yaitu sebagai berikut :

1) Guru mengucapkan salam dan mengajak peserta didik untuk memulai pelajaran dengan berdo’a dan membaca basmalah secara bersama-sama.

2) Guru mengkondisikan siswa untuk duduk dengan rapi.

3) Guru menyampaikan tujuan pelajaran hari ini.

4) Guru melakukan tanya jawab tentang contoh persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari, misalnya bentuk papan tulis, bentuk buku dan lain-lain.

5) Menyampaikan manfaat pembelajaran dari materi yang akan dipelajari, yakni materi ini juga berguna dalam menghitung luas lapangan yang akan dibuat.

6) Guru membagi siswa dalam kelas menjadi 4 kelompok. Masing- masing kelompok terdiri dari 5 oranng siswa dan dua kelompok terdiri dari 6 orang siswa.

7) Setiap kelompok diberikan lembar tugas berupa lembar kerja siswa dan model-model bangun datar persegi dan persegi panjang. Dalam

kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu memberikan penyelesain.

8) Siswa mengerjakan LKS untuk menemukan rumus luas persegi dan persegi panjang serta menghitung luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan model-model bangun datar persegi dan persegi panjang yang ditutupi dengan persegi yang panjang sisinya 1 cm.

9) Guru meminta siswa secara perwakilan kelompok mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.

10) Guru dan siswa Tanya jawab tentang materi yang belum dimengerti.

11) Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang luas persegi dan persegi panjang.

c. Data Hasil Observasi

Pada tahap observasi ini peneliti menggunakan dua model lembar observasi, yaitu :

1) Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II

Data hasil observasi siklus ke dua ini, guru lebih mengoptimalkan aktivitasnya, sehingga suasana kelas lebih kondusif selama proses penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing berlangsung jika dibandingkan dengan siklus I.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru, data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil aktivitas guru mengalami peningkatan dari 36 pada siklus I berkategori cukup baik menjadi 54 pada siklus II berkategori sangat baik dan tidak ada kekurangan- kekurangan yang perlu direfleksi. Hal ini terlihat pada lampiran 15.

2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus II ini sajikan pada lampiran 14 penelitian ini.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, maka dapat ditunjukkan bahwa skor rata-rata aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus mengalami peningkatan dari 42 pada siklus I dengan kategori cukup aktif menjadi 82 pada siklus II dengan kategori sangat aktif. Pada siklus II ini terlihat bahwa siswa sudah berkonsentrasi dan tekun dalam menyimak materi dan topik pembelajaran, siswa sudah aktif dalam menjawab pertanyaan guru, siswa sudah mampu mengungkapkan ide, pendapat, atau gagasannya dan mampu memecahkan masalah dalam diskusi tersebut, seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:

d. Data Hasil Tes Evaluasi Beajar Siswa Siklus II

Dari hasil analisis pada siklus II, siswa kelas III SDN 4 Banyu Urip pada mata pelajaran Matematika dengan materi luas persegi dan persegi panjang dengan menerapkan model pembelajaran penemuan

terbimbing, diperoleh hasil belajar individu dan ketuntasan klasikal seperti pada tabel berikut ini :

Tabel. IV.8 Hasil Siklus II

Data Analisis Hasil Belajar Siswa Setelah Diberikan Tindakan Siklus II

Pada Siswa Kelas III SDN 4 Banyu Urip Tahun Pelajaran 2016/2017.47

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1. Putra 1 70 Tuntas

2. Putri 1 80 Tuntas

3. Putri 2 90 Tuntas

4. Putra 2 70 Tuntas

5. Putri 3 80 Tuntas

6. Putra 3 70 Tuntas

7. Putri 4 70 Tuntas

8. Putra 4 60 Tidak Tuntas

9. Putra 5 90 Tuntas

10. Putra 6 90 Tuntas

11. Putra 7 70 Tuntas

12. Putri 5 70 Tuntas

13. Putra 8 60 Tidak Tuntas

14 Putri 6 80 Tuntas

15. Putri 7 80 Tuntas

16. Putri 8 90 Tuntas

17. Putra 9 90 Tuntas

18. Putri 9 90 Tuntas

19. Putri 10 90 Tuntas

20. Putra 10 70 Tuntas

21. Putri 11 100 Tuntas

22. Putri 12 100 Tuntas

Jumlah Skor 1760

Rata-Rata 80

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 60

Jumlah Siswa Yang Ikut 22

47Dokumentasi “Hasil Siklus II : SDN 4 Banyu Urip”, Tgl 28 April 2017”

Tes

Jumlah Siswa Yang Tuntas 20 Jumlah Siswa Yang Tidak

Tuntas

2 Persentase Ketuntasan

Klasikal

90,90%

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa hasil evaluasi pada siklus II menunjukkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai dari jumlah siswa yang dievaluasi 22 orang, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Jumlah siswa yang tuntas 20 orang sedangkan yang tidak tuntas 2 orang, dengan nilai rata-rata 80 dan ketuntasan belajar secara klasikal adalah 90,90 % sehingga dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa sudah melebihi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 85 %. Oleh sebab itu, penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus III. Untuk melihat perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan II dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel. IV. 9.

Data Analisis Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II Pada Siswa Kelas III SDN 4 Banyu Urip

Tahun Pelajaran 2016/2017.48

48Dokumentasi “Hasil Siklus I & II SDN 4 Banyu Urip, Tgl 28 April 2017”

No Nama Siswa

Kondisi Setelah Siklus I

Kondisi Setelah Siklus II Skor Kategori Skor Kategori

1. Putra 1 50 Tidak Tuntas 71 Tuntas

2. Putri 1 70 Tuntas 77 Tuntas

3. Putri 2 80 Tuntas 80 Tuntas

4. Putra 2 60 Tidak Tuntas 74 Tuntas

5. Putri 3 80 Tuntas 74 Tuntas

6. Putra 3 50 Tidak Tuntas 74 Tuntas

7. Putri 4 60 Tidak Tuntas 74 Tuntas

8. Putra 4 50 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas

9 Putra 5 80 Tuntas 89 Tuntas

Putra 6 80 Tuntas 89 Tuntas

11. Putra 7 60 Tidak Tuntas 74 Tuntas

12. Putri 5 70 Tuntas 74 Tuntas

13. Putra 8 50 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas

14 Putri 6 70 Tuntas 74 Tuntas

15. Putri 7 70 Tuntas 74 Tuntas

16. Putri 8 80 Tuntas 90 Tuntas

17. Putra 9 80 Tuntas 90 Tuntas

18. Putri 9 80 Tuntas 90 Tuntas

19. Putri 10 70 Tuntas 90 Tuntas

20. Putra 10 60 Tidak Tuntas 70 Tuntas

21. Putri 11 80 Tuntas 100 Tuntas

22. Putri 12 80 Tuntas 100 Tuntas

Jumlah Skor 1510 1760

Rata-Rata 68,63 80

Nilai Tertinggi 80 100

Nilai Terendah 50 60

Jumlah Siswa Yang

Ikut Tes 22 22

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada peningkatan jumlah persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal jika dibandingkan pada siklus I. Persentasi ketuntasan untuk siklus II, yaitu terdapat 90,90 % siswa yang tuntas secara klasikal dari jumlah siswa yang mengikuti tes yakni 22 orang, persentasi ketuntasan ini sudah mencapai taraf ketuntasan hasil belajarsiswa secara klasikal > 85%.

e. Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi siklus II, dapat dikatakan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal telah mencapai ketuntasan yaitu 90,90 % sehingga dalam upaya mengoptimalkan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dilaksanakan dalam dua siklus seperti yang telah direncanakan sebelumnya, oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika khusunya pada siswa kelas III SD Negeri 4 Banyu Urip tahun pelajaran 2016/2017.

Jumlah Siswa Yang

Tuntas 14 20

Jumlah Siswa Yang

Tidak Tuntas 8 2

Persentase Ketuntasan Klasikal

63,63

%

90,90

%

Dokumen terkait