• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Namun pada kenyataannya hingga saat ini matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh sebagian siswa sehingga menyebabkan rendahnya motivasi belajar, rendahnya minat belajar yang pada akhirnya akan menyebabkan hasil belajar siswa menjadi kurang optimal. Hal ini menggambarkan bahwa ketuntasan belajar siswa masih di bawah standar karena mata pelajaran matematika sendiri memiliki nilai patokan 70 untuk KKM.3. Dengan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dapat menimbulkan semangat belajar matematika siswa, minat dan motivasi yang tinggi, dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.

Soekanto dkk berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang menggambarkan suatu proses sistematis untuk mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.4 Salah satu model yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah model pembelajaran penemuan terbimbing. Karena model pembelajaran penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang menuntut siswa untuk menemukan (menemukan) sendiri suatu masalah, yang diajukan oleh guru dalam bentuk pertanyaan untuk dijawab oleh siswa, dan guru membimbingnya ke arah yang benar. . Kami berharap dengan model ini siswa dapat terlibat langsung, sehingga siswa dapat menemukan sesuatu yang belum diketahuinya dengan bimbingan guru, dan dapat menjadi solusi bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa, memahami konsep pelajaran , berbagi ilmu, dan melatih kemampuan siswa, sehingga hasil belajar matematika menjadi lebih baik.

Uraian di atas menunjukkan permasalahan yang muncul, maka peneliti mengangkat judul “Menggunakan Model Pembelajaran Discovery. Dibimbing untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III tahun ajaran SDN 4 Banyu Urip.

Sasaran tindakan

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Hasil Penelitian

Dibimbing untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III SDN 4 Banyu Urip Tahun Pelajaran 2016/2017”. Sebagai pedoman dan salah satu tambahan ilmu bagi guru dalam mewujudkan proses pembelajaran dengan memilih salah satu model pembelajaran di sekolah sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa agar guru tidak terlalu monoton dalam melaksanakan kegiatan edukatif.

KAJIAN PUSTAKA

Model Penemuan Terbimbing

  • Pengertian Model Pembelajaran PenemuanTerbimbing
  • Langkah-Langkah Model Pembelajaran
  • Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan

Hasil Belajar

  • Pengertian Hasil Belajar
  • Macam-Macam Hasil Belajar
  • Indikator Hasil Belajar
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berdasarkan beberapa definisi hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah keterampilan yang dimiliki siswa dan perubahan perilaku siswa setelah mereka memiliki pengalaman belajar, baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai akibatnya. dari kegiatan pembelajaran. . Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan atau memori, pemahaman, aplikasi, analisis sintesa dan evaluasi. Kata operasionalnya adalah definisikan, daftarkan, jelaskan, ingat, kenali, temukan, urutkan, ulangi, beri nama, tetapkan, sebutkan, tempatkan.

Dalam penelitian ini tidak semua taksonomi di atas digunakan dalam perumusan indikator hasil belajar, namun digunakan tiga taksonomi yaitu penciptaan, pemanggilan kembali dan implementasi. Hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu (a) faktor internal dan (b) faktor eksternal: 16.

Faktor yang berasal dari luar diri sendiri dan yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. Minimnya pendapatan keluarga, kurangnya perhatian orang tua juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Mata Pelajaran Matematika

  • Hakekat Matematika
  • Tujuan Mata Pelajaran Matematika
  • Ruang lingkup mata pelajaran matematika
  • Materi Bangun Datar

Matematika adalah ilmu tentang kaidah-kaidah yang tegas.20 Dari pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat matematika adalah memiliki objek objektif yang abstrak, dan bersandar pada kesepakatan. Sedangkan matematika adalah ilmu yang membahas tentang bilangan, bangunan dan dituntut untuk berfikir dan bernalar secara logis untuk memecahkan berbagai masalah atau permasalahan sehari-hari dalam kehidupan. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menerapkan konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam menyelesaikan masalah.

Menggunakan penalaran tentang pola properti, melakukan manipulasi matematis untuk membuat generalisasi, menyintesis bukti, atau menjelaskan ide dan pernyataan. Memiliki disposisi untuk menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat terhadap matematika, serta gigih dan percaya diri dalam memecahkan masalah. Ruang lingkup mata pelajaran matematika yang dipelajari di sekolah harus disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai karena pelajaran matematika tidak ditujukan untuk penguasaan materi matematika dan diposisikan sebagai alat dan sarana untuk mencapai kompetensi.

Mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik, maka ruang lingkup mata pelajaran matematika untuk sekolah dasar (SD/MI) adalah sebagai berikut: 22.

METODE PENELITIAN

  • Setting Penelitian
  • Sasaran Penelitian
  • Rencana Tindakan
  • Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya
  • Pelaksanaan Tindakan
  • Cara Pengamatan
  • Analisis Data dan Refleksi

Sekitar dataran. D. perimeter segi empat tepat 4. Luas sisi segi empat sama ialah .. a.. 7. Segi empat sama mempunyai sisi 7 cm.

Tabel III . 2. Rumus Aktivitas Belajar Siswa 40
Tabel III . 2. Rumus Aktivitas Belajar Siswa 40

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Deskripsi Setting Penelitian

Letak geografis SDN 4 Banyu Urip yang dimaksud merupakan gambaran umum letak SDN 4 Banyu Urip yang terletak di Dusun Bantir, Desa Banyu Urip, Kec. Gerung. Kab. Lombok Barat. Lokasi SDN 4 Banyu Urip cukup strategis karena berada di dekat jalan raya, dan merupakan sekolah satu-satunya di tiga dusun yaitu Dusun Bantir, Dusun Bentenu dan Dusun Sambiratik. Guru di SDN 4 Banyu Urip sudah mumpuni, karena masing-masing tenaga pengajar hampir 99% sarjana dan sisanya masih dalam proses akademik sarjana.Melihat hal tersebut dapat disimpulkan bahwa standar pendidikan SDN 4 Banyu Urip sudah sesuai dengan apa yang ada. sudah dibahas oleh lembaga, pendidikan dan kebudayaan.

Guru di SDN 4 Banyu Urip berjumlah 11 orang yang terdiri dari 7 laki-laki dan 4 perempuan. SDN 4 Banyu Urip memiliki kondisi fisik yang permanen dan memiliki fasilitas belajar dan kegiatan penunjang yang memadai. Dari tabel di atas terlihat bahwa sarana dan prasarana di SDN 4 Banyu Urip cukup memadai, hal ini dapat dilihat dari daftar pada tabel di atas.

Hasil Penelitian

Data observasi guru dapat dilihat pada Lampiran 7. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat bahwa hasil aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing pada Siklus I adalah 36 dengan kategori cukup baik. Adapun aspek-aspek yang diamati dan data observasi aktivitas siswa yang dimasukkan dalam lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel lembar observasi aktivitas siswa pada Lampiran 6. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dapat ditunjukkan bahwa nilai rata-rata aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing pada siklus I adalah 42 dengan kategori cukup aktif, hal ini menunjukkan bahwa indikator penelitian untuk aktivitas belajar siswa belum terpenuhi dan perlu dilakukan penelitian kembali. sehingga dapat meningkat sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Persentase tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 85% dari seluruh siswa yang mencapai ≥ 70 maka penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus II. e.

Setelah proses belajar mengajar pada siklus I selesai yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, peneliti melakukan tahap refleksi. Hal ini akan dijadikan sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan hasil analisis kegiatan pembelajaran pada siklus I ditemukan kekurangan pada model pembelajaran penemuan terbimbing, antara lain sebagai berikut.

Perbaikan yang dilakukan pada siklus I antara lain: 1) Memberikan penjelasan prosedur yang lebih detail. atau kaidah-kaidah model pembelajaran penemuan terbimbing yang akan diterapkan. Instrumen yang dibuat adalah lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru serta soal evaluasi hasil belajar siswa yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda. Data observasi siklus kedua ini, guru lebih mengoptimalkan kegiatannya, agar suasana kelas lebih kondusif selama proses penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing berlangsung dibandingkan dengan siklus I. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru, Data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil aktivitas guru meningkat dari 36 pada siklus I kategori cukup baik menjadi 54 pada siklus II kategori sangat baik dan tidak ada kekurangan yang perlu diperhatikan.

Data observasi aktivitas siswa pada siklus II disajikan pada Lampiran 14 penelitian ini. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui bahwa nilai rata-rata aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada siklus meningkat dari 42 pada siklus I dengan kategori cukup aktif menjadi 82 pada siklus II dengan kategori sangat aktif. Dari hasil analisis pada siklus II siswa kelas III SDN 4 Banyu Urip pada materi pelajaran Matematika dengan luas persegi dan persegi panjang dengan menerapkan model pembelajaran discovery.

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil evaluasi pada siklus II menunjukkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal tercapai dari jumlah siswa yang dievaluasi 22 orang, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Analisis data Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II pada Siswa Kelas III SDN 4 Banyu Urip. Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan jumlah persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal dibandingkan siklus I.

Pembahasan

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan data dan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa di SD Negeri 4 Banyu Urip. Hal ini terlihat dari analisis evaluasi pembelajaran siswa pada siklus I, bahwa dari 22 siswa pada pembelajaran siklus I dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing, terdapat 14 siswa yang berhasil mencapai nilai ≥ 70 dengan ketuntasan klasikal. persentase 63,63% dan hasil belajar rata-rata 68,31. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa pada siklus I secara klasikal belum tuntas, sedangkan angka yang diinginkan adalah 85.

Pada siklus II diperoleh data ketuntasan klasikal sebesar 90,90% atau 20 siswa mencapai ≥ 70 dengan rata-rata hasil belajar 80,00.

Saran

Gambar

Tabel III . 2. Rumus Aktivitas Belajar Siswa 40
Tabel III. 3. Kriteria Rumus Aktivitas Guru 42
Tabel Penentuan Kriteria Aktivitas Belajar Siswa
Tabel Penentuan Kriteria Aktivitas Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

A calculation of 3-d model of ground water flux at evaporation from water table using parallel algorithm mpich Masroor Hussain1*, Mychkin V.A2, Kavokin A.A2 1Faculty of Computer