• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti yaitu bertujuan untuk mengetahui motivasi dan minat belajar terhadap metode pembelajaran berbasis daring yang diambil dari 77 sampel siswa kelas XI SMA 9 Makassar. Data dalam penelitian ini menggunkan hasil angket yang dibagikan secara online melalui google form. Pengambilan data diambil secara daring karena masa pandemi yang masih berlangsung dan tidak adanya proses belajar mengajar di sekolah..

1. Data motivasi belajar

Jumlah butir instrument motivasi belajar teridri 20 butir soal dengan 4 alternatif jawaban. Skor yang diberikan adalah 4,3,2 dan 1 yang berarti skor ideal terendah adalah 20 dan skor ideal tertinggi adalah 80.

Berdasarkan data yang didapatkan dari responden pada penelitian ini diperoleh skor terendah 33 dan skor tertinggi 78. Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS 26 diperoleh harga modus (Mo) sebesar 62, median (Me) sebesar 57, dan standar deviasi sebesar 10,62.

68

Tabel 8. data frekuensi motivasi belajar

Kategori Interval Frekuensi Presentase Frekuensi

Selalu 69-80 8 10%

Sering 57-68 33 43%

Kadang-kadang 45-56 25 32%

Tidak pernah 33-44 11 14%

Total 77 100%

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa skor yang memiliki frekuensi terbanyak adalah kelas interval 57-68 sebanyak 33 kali. Diperoleh pula bahwa kelas interval 33- 44 terendah sebanyak 11. Sementara di kelas interval 45-56 memiliki frekuensi sebanyak 25 nilai kedua terbanyak dari data frekuensi dan nilai selanjutnya di kelas interval 69-80 dengan kategori selalu memiliki frekuensi sebanyak 8. Berdasarkan tabel 8 dapat dibuatkan diangram batang seperti diagram dibawah ini

Gambar 2. Diagram frekuensi motivasi belajar

10%

43%

32%

14%

0 5 10 15 20 25 30 35

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Frekuensi

Frekuensi

2. Data Minat Belajar

Jumlah butir instrument minat belajar terdidri dari 19 butir soal dengan 4 alternatif jawaban. Skor yang diberikan adalah 4,3,2 dan 1, yang artinya skor ideal terendah yaitu 19 dan skor ideal tertinggi adalah 76. Berdasarkan data yang didapatkan dari responden pada penelitian ini diperoleh skor terendah 27 dan skor tertinggi 72. Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS 26 diperoleh harga mean (M) sebesar 50, median (Me) sebesar 49, modus (Mo) sebesar 42 dan standar deviasi 8,885.

Tabel 9. Data frekuensi Minat belajar

Dari Data tersebut dapat dilihat bahwa skor yang memiliki frekuensi terbanyak adalah kelas interval 37-47 sebanyak 37 kali. Diperoleh pula bahwa kelas terendah interval 26- 36 sebanyak 2. Sementara di kelas interval 48-58 memiliki frekuensi sebanyak 14, selanjutnya di kelas interval 59-68 dengan kategori selalu memiliki frekuensi sebanyak 14.

Kategori Interval Frekuensi Presentasi Frekuensi

Selalu 59-69 14 18%

Sering 48-58 24 31%

Kadang-kadang 37-47 37 48%

Tidak pernah 26-36 2 3%

Total 77 100%

Berdasarkan tabel 9 dapat dibuatkan diangram batang seperti diagram dibawah ini.

Gambar 2. Diagram frekuensi minat belajar 3. Data Pembelajaran berbasis daring

Jumlah butir instrument minat belajar teridri dari 20 butir soal dengan 4 alternatif jawaban. Skor yang diberikan adalah 4,3,2 dan 1, yang artinya skor ideal terendah adalah 20 dan skor ideal tertinggi adalah 80. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini diperoleh skor terendah 30 dan skor tertinggi 72. Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS 26 diperoleh harga mean (M) sebesar 51, median (Me) sebesar 50, modus (Mo) sebesar 49 dan standar deviasi 8,788

Tabel 10. Data frekuensi pembelajaran berbasis daring Kategori Interval Frekuensi Presentase Frekuensi

Selalu 64-74 10 13%

Sering 53-63 24 31%

18%

31%

48%

3%

0 10 20 30 40 50

Selalu Sering kadang-kadang Tidak pernah

Frekuensi

Frekuensi

Kadang-kadang 42-52 31 40%

Tidak Pernah 31-41 12 16%

Total 77 100%

Dari Data tersebut dapat dilihat bahwa skor yang memiliki frekuensi terbanyak adalah kelas interval 42-52 sebanyak 31 kali.

Diperoleh pula bahwa kelas terendah interval 31-41 terendah sebanyak 12. Sementara di kelas interval 53-63 memiliki frekuensi sebanyak 24, selanjutnya di kelas interval 64-74 dengan kategori selalu memiliki frekuensi sebanyak 10. Berdasarkan tabel 10 dapat dibuatkan diangram batang seperti diagram dibawah ini.

Gambar 3. Diagram frekuensi pembelajaran daring 4. Pengujian normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran data penelitian berdistribusi normal atau tidak, model regresi yang baik

13%

31%

40%

16%

0 5 10 15 20 25 30 35

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Frekuensi

Frekuensi

adalah memiliki nilai resediual yang berdistribusi normal, sehingga selanjutnya dapat digunakan metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menggunakan SPSS. Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka nilai residual berdistribusi normal. Berikut merupakan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikan 0,2 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai resisual berdistribusi normal. Hasil normalitas tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 11. Hasil uji normalitas

5. Pengujian Linierita

Uji Linieritas bertujuan untuk mengetahui linier atau tidaknya sebaran data penelitian, Uji yang digunakan untuk Pengujian

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardi

zed Residual

N 77

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std.

Deviation

3.05077594

Most Extreme Differences

Absolute .066

Positive .066

Negative -.042

Test Statistic .066

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Linieritas adalah uji F. Berdasarkan analisis data dengan bantuan program SPSS 26 dapat diketahui Uji linieritas antara variabel bebas (motivasi belajar dan Minat belajar) dengan variabel terikatnya (pembelajaran berbasis daring) dilihat dari deviation from liniarity, Menurut hasil perhitungan didapatkan nilai deviation from liniarity sebesar 0,24 antara Motivasi Belajar dengan pembelajaran berbasis daring, dan sebesar 0,075 antara Minat belajar dengan pembelajaran berbasis daring. Menurut kriterianya jika harga deviation from liniarity lebih besar dari taraf signifikansi yang diambil 0,05 (5%) berarti berhubungan linier.

Dalam penelitian ini terbukti bahwa deviation from liniarity antara variabel bebas dengan variabel terikatnya adalah lebih besar terhadap taraf signifikansinya (0.05), maka dapat disimpulkan bahwa Motivasi belajar dan Minat belajar dengan pembelajaran berbasis daring bersifat linier, artinya hubungan atau korelasi tersebut dapat dinyatakan dengan sebuah garis lurus.

Apabila mempunyai hubungan atau korelasi yang linier positif maka variabel satu akan meningkat, variabel yang lain juga akan meningkat, demikian sebaliknya. Akan tetapi apabila korelasi atau hubungan itu linier negative, variabel satu naik maka variabel yang lain akan turun dan demikian sebaliknya. Rangkuman hasil uji linearitas dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Linearitas

No Variable Sig.

Devination from linierity

Taraf signifikan

kesimpulan

1 Motivasi belajar dengan

pembelajaran berbasis daring

0,190 0,05 Linear

2 Minat belajar dengan

pembelajaran berbasis daring

0,215 0,05 Linear

6. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas adalah bagian dari uji asumsi klasik dalam analisis linear berganda. Uji multikollineritas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi interkorelasi (hubungan yang kuat) antara variable independent. Model regresi yang baik ditandai dengan tidak terjadi interkorelasi antar variable independent (tidak terjadi gejala multikolineritas), salah satu cara yang paling akurat adalah menggunakan metode tolerance dan vif (variance inflation factor).

Melihat nilai tolrelance jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas. Hasil nilai tolerance yang

telah diolah menggunakan program SPSS adalah 0,996 yang artinya lebih bersar dari 0,10 yang berarti tidak terjadi multikolineritas.

Sementara jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka tidak terjadi multikolinearitas, hasil yang didapatkan pada pengolahan SPSS adalah 1,004 yang artinya tidak multikolineritas karena leih kecil dari nilai 10,00. Berikut hasil uji multikolinieritas yang disajikan pada Tabel Sebagai berikut :

Tabel 13. hasil uji miltikolinearitas Variabel Nilai

tolerance>

0,10

Nilai VIF<

10,00

keterangan

Motivasi belajar

0,927 1,078 Tidak terjadi

multikolineritas Minat belajar 0,927 1,078 Tidak terjadi multikolineritas

7. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini berisi tentang variabel-variabel yang penelitian yang akan di uji hipotesisnya, ada tiga hipotesis yang diuji yaitu Pengaruh antara Motivasi Belajar (X1) terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y), Pengaruh antara Minat Belajar (X2) terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y) dan Pengaruh antara Motivasi Belajar (X1) dan Minat Belajar (X2) secara bersama-

sama terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y) yang akan diuraikan sebagai berikut:

a. Pengaruh antara Motivasi Belajar (X1) terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y)

Hipotesis yang akan diuji pada bagian ini adalah motivasi belajar berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring siswa kelas XI SMA 9 Makassar. Uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana dengan uji t menggunakan bantuan program SPSS 26. Dari data perhitungan menunjukkan bahwa t hitung lebih besar daripada t table (22,617 >

1,992). Jadi dapat disimpulkan bahwa Motivasi belajar (X1) berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y) siswa kelas XI SMA 9 Makassar.

b. Pengaruh antara minat belajar (X2) terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y)

Hipotesis yang akan diuji pada bagian ini adalah: minat belajar berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring siswa kelas XI SMA 9 Makassar. Uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana dengan Uji t menggunakan bantuan program SPSS 26. Dari data perhitungan menunjukkan bahwa t hitung lebih besar daripada t table (3,564 > 1,992). Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar (X2) berpengaruh terhadap

metode pembelajaran berbasis daring (Y) siswa kelas XI SMAN 9 Makassar.

c. Pengaruh antara Motivasi Belajar (X1) dan Minat Belajar (X2) secara bersama-sama terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y)

Hipotesis yang akan diuji pada bagian ini adalah motivasi belajar dan minat belajar secara bersama-sama berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring siswa kelas XI SMAN 9 Makassar. Hipotesis tersebut adalah hipotesis alternatif, untuk keperluan uji hipotesis diubah menjadi hipotesi nihil, hipotesis ini menggunankan uji f. berbunyi dari hasil hipotesis tersebut ialah motivasi belajar dan minat belajar secara bersama-sama berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring siswa kelas XI SMA 9 Makassar. Berdasarkan hasil yang didapatkan melalui pengolahan data menggunakan SPSS 26 , diketahui R square sebesar 0,890 yang berarti bahwa pengaruh variabel motivasi belajar dan minat belajar secara bersama-sama berpengaruh terhahadap model pembelajaran berbasis daring adalah sebesar 89%.

Dokumen terkait