BAB III METODOLOGI PENELITIAN
G. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan, baik data tentang motivasi belajar, minat belajar dan pembelajaran berbasis daring yang dianalisis secara kuantitatif, yakni dengan menggunakan teknik statistic deskriptif dan infrensial. Dengan langka-langka berikut:
1. Deskripsi data
Data yang diperoleh dari setiap variabel ditabulasikan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan program SPSS 26 dari tabulasi itu kemudian digambarkan tentang skor tertinggi, skor terendah, median, modus, standar deviasi, dan histogram.
2. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi program normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan uji liliefors dengan melihat pada kolmogorof-smininov perhitungan
dibantu dengan menggunakan SPSS 26 pada computer. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikan, lebih besar dari 0,05.
3. Uji linear
Pengujian hipotesis hubungan antar variabel dilakukan dengan menentukan persamaan garis regresinya terlebih dahulu, untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Linieritas dilakukan terhadap variabel-variabel independen yang terdiri dari motivasi belajar dan minat belajar.
Variabel dependennya adalah pembelajaran berbasis daring. Uji yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya adalah menggunakan uji F. Pengujian asumsi linearitas dilakukan dengan program SPSS 26 dengan menggunakan test for linearity pada taraf signifikan 0,05. Setelah didapat harga F, kemudian dikorelasikan dengan harga F pada tabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika harga F hasil analisis (Fa) lebih kecil dari Ftabel (Ft) maka hubungan kriterium dengan prediktor adalah hubungan linier. Jika F hasil analisis (Fa) lebih besar dari Ftabel (Ft) maka hubungan kriterium dengan prediktor adalah hubungan non linier.
4. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel bebas. Menggunakan analisis korelasi akan diperoleh harga interkorelasi antar variabel bebas. Jika harga tolerance antar variabel bebas lebih besar atau sama dengan 0,10
atau nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka tidak terjadi multikolinieritas. Kesimpulannya jika terjadi multikolinieritas antar variabel bebas maka uji kolerasi ganda tidak dapat dilanjutkan.
Akan tetapi jika tidak terjadi multikolinieritas antar variabel maka ujikorelasi ganda dapat dilanjutkan. Pengujian multikolinearitas menggunakan bantuan program SPSS 26.
5. Uji hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan analisis inferiensial.
Bentuk yang digunakan adalah analisis regresif linear berganda.
Perhitungan dalam analisis ini dibantu dengan program SPSS statistic 26 langka-langka dalam pengujian ini adalah:
a. Menentukan persamaan regresi
Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini yang memiliki lebih dari satu variabel koefiesen pridikatornya yaitu sebagai berikut:
𝑌1= a+ 𝑏1𝑥1+𝑏2𝑥2
𝑌1 = nilai yang diprediksi atau kriterium
a = bilangan konstanta
𝑏1𝑥1 = bilangan koefiesien predicator
𝑏2𝑥2 = nilai variabel predicator (independen) b. Menghitung koefiesien korelasi
Analisis pengaruh ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Hasil analisis korelasi ganda dapat dilihat pada output model summary dari hasil analisis regresi linear berganda.
c. Uji t statistik
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model referensi variabel independen secara persial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Rumus t dihitung pada analisis regresi sederhana.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti yaitu bertujuan untuk mengetahui motivasi dan minat belajar terhadap metode pembelajaran berbasis daring yang diambil dari 77 sampel siswa kelas XI SMA 9 Makassar. Data dalam penelitian ini menggunkan hasil angket yang dibagikan secara online melalui google form. Pengambilan data diambil secara daring karena masa pandemi yang masih berlangsung dan tidak adanya proses belajar mengajar di sekolah..
1. Data motivasi belajar
Jumlah butir instrument motivasi belajar teridri 20 butir soal dengan 4 alternatif jawaban. Skor yang diberikan adalah 4,3,2 dan 1 yang berarti skor ideal terendah adalah 20 dan skor ideal tertinggi adalah 80.
Berdasarkan data yang didapatkan dari responden pada penelitian ini diperoleh skor terendah 33 dan skor tertinggi 78. Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS 26 diperoleh harga modus (Mo) sebesar 62, median (Me) sebesar 57, dan standar deviasi sebesar 10,62.
68
Tabel 8. data frekuensi motivasi belajar
Kategori Interval Frekuensi Presentase Frekuensi
Selalu 69-80 8 10%
Sering 57-68 33 43%
Kadang-kadang 45-56 25 32%
Tidak pernah 33-44 11 14%
Total 77 100%
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa skor yang memiliki frekuensi terbanyak adalah kelas interval 57-68 sebanyak 33 kali. Diperoleh pula bahwa kelas interval 33- 44 terendah sebanyak 11. Sementara di kelas interval 45-56 memiliki frekuensi sebanyak 25 nilai kedua terbanyak dari data frekuensi dan nilai selanjutnya di kelas interval 69-80 dengan kategori selalu memiliki frekuensi sebanyak 8. Berdasarkan tabel 8 dapat dibuatkan diangram batang seperti diagram dibawah ini
Gambar 2. Diagram frekuensi motivasi belajar
10%
43%
32%
14%
0 5 10 15 20 25 30 35
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Frekuensi
Frekuensi
2. Data Minat Belajar
Jumlah butir instrument minat belajar terdidri dari 19 butir soal dengan 4 alternatif jawaban. Skor yang diberikan adalah 4,3,2 dan 1, yang artinya skor ideal terendah yaitu 19 dan skor ideal tertinggi adalah 76. Berdasarkan data yang didapatkan dari responden pada penelitian ini diperoleh skor terendah 27 dan skor tertinggi 72. Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS 26 diperoleh harga mean (M) sebesar 50, median (Me) sebesar 49, modus (Mo) sebesar 42 dan standar deviasi 8,885.
Tabel 9. Data frekuensi Minat belajar
Dari Data tersebut dapat dilihat bahwa skor yang memiliki frekuensi terbanyak adalah kelas interval 37-47 sebanyak 37 kali. Diperoleh pula bahwa kelas terendah interval 26- 36 sebanyak 2. Sementara di kelas interval 48-58 memiliki frekuensi sebanyak 14, selanjutnya di kelas interval 59-68 dengan kategori selalu memiliki frekuensi sebanyak 14.
Kategori Interval Frekuensi Presentasi Frekuensi
Selalu 59-69 14 18%
Sering 48-58 24 31%
Kadang-kadang 37-47 37 48%
Tidak pernah 26-36 2 3%
Total 77 100%
Berdasarkan tabel 9 dapat dibuatkan diangram batang seperti diagram dibawah ini.
Gambar 2. Diagram frekuensi minat belajar 3. Data Pembelajaran berbasis daring
Jumlah butir instrument minat belajar teridri dari 20 butir soal dengan 4 alternatif jawaban. Skor yang diberikan adalah 4,3,2 dan 1, yang artinya skor ideal terendah adalah 20 dan skor ideal tertinggi adalah 80. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden pada penelitian ini diperoleh skor terendah 30 dan skor tertinggi 72. Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan program SPSS 26 diperoleh harga mean (M) sebesar 51, median (Me) sebesar 50, modus (Mo) sebesar 49 dan standar deviasi 8,788
Tabel 10. Data frekuensi pembelajaran berbasis daring Kategori Interval Frekuensi Presentase Frekuensi
Selalu 64-74 10 13%
Sering 53-63 24 31%
18%
31%
48%
3%
0 10 20 30 40 50
Selalu Sering kadang-kadang Tidak pernah
Frekuensi
Frekuensi
Kadang-kadang 42-52 31 40%
Tidak Pernah 31-41 12 16%
Total 77 100%
Dari Data tersebut dapat dilihat bahwa skor yang memiliki frekuensi terbanyak adalah kelas interval 42-52 sebanyak 31 kali.
Diperoleh pula bahwa kelas terendah interval 31-41 terendah sebanyak 12. Sementara di kelas interval 53-63 memiliki frekuensi sebanyak 24, selanjutnya di kelas interval 64-74 dengan kategori selalu memiliki frekuensi sebanyak 10. Berdasarkan tabel 10 dapat dibuatkan diangram batang seperti diagram dibawah ini.
Gambar 3. Diagram frekuensi pembelajaran daring 4. Pengujian normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran data penelitian berdistribusi normal atau tidak, model regresi yang baik
13%
31%
40%
16%
0 5 10 15 20 25 30 35
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah
Frekuensi
Frekuensi
adalah memiliki nilai resediual yang berdistribusi normal, sehingga selanjutnya dapat digunakan metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menggunakan SPSS. Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka nilai residual berdistribusi normal. Berikut merupakan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikan 0,2 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai resisual berdistribusi normal. Hasil normalitas tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 11. Hasil uji normalitas
5. Pengujian Linierita
Uji Linieritas bertujuan untuk mengetahui linier atau tidaknya sebaran data penelitian, Uji yang digunakan untuk Pengujian
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardi
zed Residual
N 77
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std.
Deviation
3.05077594
Most Extreme Differences
Absolute .066
Positive .066
Negative -.042
Test Statistic .066
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Linieritas adalah uji F. Berdasarkan analisis data dengan bantuan program SPSS 26 dapat diketahui Uji linieritas antara variabel bebas (motivasi belajar dan Minat belajar) dengan variabel terikatnya (pembelajaran berbasis daring) dilihat dari deviation from liniarity, Menurut hasil perhitungan didapatkan nilai deviation from liniarity sebesar 0,24 antara Motivasi Belajar dengan pembelajaran berbasis daring, dan sebesar 0,075 antara Minat belajar dengan pembelajaran berbasis daring. Menurut kriterianya jika harga deviation from liniarity lebih besar dari taraf signifikansi yang diambil 0,05 (5%) berarti berhubungan linier.
Dalam penelitian ini terbukti bahwa deviation from liniarity antara variabel bebas dengan variabel terikatnya adalah lebih besar terhadap taraf signifikansinya (0.05), maka dapat disimpulkan bahwa Motivasi belajar dan Minat belajar dengan pembelajaran berbasis daring bersifat linier, artinya hubungan atau korelasi tersebut dapat dinyatakan dengan sebuah garis lurus.
Apabila mempunyai hubungan atau korelasi yang linier positif maka variabel satu akan meningkat, variabel yang lain juga akan meningkat, demikian sebaliknya. Akan tetapi apabila korelasi atau hubungan itu linier negative, variabel satu naik maka variabel yang lain akan turun dan demikian sebaliknya. Rangkuman hasil uji linearitas dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Linearitas
No Variable Sig.
Devination from linierity
Taraf signifikan
kesimpulan
1 Motivasi belajar dengan
pembelajaran berbasis daring
0,190 0,05 Linear
2 Minat belajar dengan
pembelajaran berbasis daring
0,215 0,05 Linear
6. Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas adalah bagian dari uji asumsi klasik dalam analisis linear berganda. Uji multikollineritas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi interkorelasi (hubungan yang kuat) antara variable independent. Model regresi yang baik ditandai dengan tidak terjadi interkorelasi antar variable independent (tidak terjadi gejala multikolineritas), salah satu cara yang paling akurat adalah menggunakan metode tolerance dan vif (variance inflation factor).
Melihat nilai tolrelance jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas. Hasil nilai tolerance yang
telah diolah menggunakan program SPSS adalah 0,996 yang artinya lebih bersar dari 0,10 yang berarti tidak terjadi multikolineritas.
Sementara jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka tidak terjadi multikolinearitas, hasil yang didapatkan pada pengolahan SPSS adalah 1,004 yang artinya tidak multikolineritas karena leih kecil dari nilai 10,00. Berikut hasil uji multikolinieritas yang disajikan pada Tabel Sebagai berikut :
Tabel 13. hasil uji miltikolinearitas Variabel Nilai
tolerance>
0,10
Nilai VIF<
10,00
keterangan
Motivasi belajar
0,927 1,078 Tidak terjadi
multikolineritas Minat belajar 0,927 1,078 Tidak terjadi multikolineritas
7. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini berisi tentang variabel-variabel yang penelitian yang akan di uji hipotesisnya, ada tiga hipotesis yang diuji yaitu Pengaruh antara Motivasi Belajar (X1) terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y), Pengaruh antara Minat Belajar (X2) terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y) dan Pengaruh antara Motivasi Belajar (X1) dan Minat Belajar (X2) secara bersama-
sama terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y) yang akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pengaruh antara Motivasi Belajar (X1) terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y)
Hipotesis yang akan diuji pada bagian ini adalah motivasi belajar berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring siswa kelas XI SMA 9 Makassar. Uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana dengan uji t menggunakan bantuan program SPSS 26. Dari data perhitungan menunjukkan bahwa t hitung lebih besar daripada t table (22,617 >
1,992). Jadi dapat disimpulkan bahwa Motivasi belajar (X1) berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y) siswa kelas XI SMA 9 Makassar.
b. Pengaruh antara minat belajar (X2) terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y)
Hipotesis yang akan diuji pada bagian ini adalah: minat belajar berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring siswa kelas XI SMA 9 Makassar. Uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana dengan Uji t menggunakan bantuan program SPSS 26. Dari data perhitungan menunjukkan bahwa t hitung lebih besar daripada t table (3,564 > 1,992). Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar (X2) berpengaruh terhadap
metode pembelajaran berbasis daring (Y) siswa kelas XI SMAN 9 Makassar.
c. Pengaruh antara Motivasi Belajar (X1) dan Minat Belajar (X2) secara bersama-sama terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y)
Hipotesis yang akan diuji pada bagian ini adalah motivasi belajar dan minat belajar secara bersama-sama berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring siswa kelas XI SMAN 9 Makassar. Hipotesis tersebut adalah hipotesis alternatif, untuk keperluan uji hipotesis diubah menjadi hipotesi nihil, hipotesis ini menggunankan uji f. berbunyi dari hasil hipotesis tersebut ialah motivasi belajar dan minat belajar secara bersama-sama berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring siswa kelas XI SMA 9 Makassar. Berdasarkan hasil yang didapatkan melalui pengolahan data menggunakan SPSS 26 , diketahui R square sebesar 0,890 yang berarti bahwa pengaruh variabel motivasi belajar dan minat belajar secara bersama-sama berpengaruh terhahadap model pembelajaran berbasis daring adalah sebesar 89%.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMAN 9 Makassar, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI dan dipilih 77 siswa sebagai sampel dalam penelitian ini. Pada pembahasan ini akan dibahas dari setiap hipotesis yang telah diuji dan akan dijabarkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hipotesis tersebut yang akan diuraikan sebagai berikut:
1. Pengaruh motivasi belajar (X1) terhadap metode pembelajaran berbasis daring
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakaukan peneliti dengan mengumpulkan data menggunakan instrumen berupa angket yang selanjutnya dilakukan validitas melalui beberapa ahli dalam bidangnya dan dilanjutkan dengan mengolah hasil angket dengan menggunakan program SPPSS 26 untuk mengetahui tingkat valid setiap butir soalnya. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dengan pembelajaran berbasis daring dilakukan Pengujian Hipotesis (Korelasi X1 terhadap Y) dengan hasil motivasi belajar berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring. Adapun nilai t hitungnya sebesar = 20,979 sementara t tabel sebesar 1,992, karena nilai t hitung < t tabel ( 20,979. > 1,992) artinya motivasi belajar berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring, adapun Motivasi belajar terhadap metode pembelajaran daring berpengaruh sebesar
87,2% sebagaimana hasil dari R square yang yang telah diolah menggunakan SPSS 26 menghasilkan 0,872.
Seperti yang dikemukakan Ratunamasa (2019) Motivasi menentukan seberapa jauh peserta didik tersebut akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh peserta didik tersebut memperoleh pengetahuan dalam suatu kegiatan pembelajaran . peserta didik yang termotivasi untuk belajar sesuatu, akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam belajar, sehingga pengetahuan yang diperolehnya juga lebih baik . Sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas XI SMAN 9 Makassar. Berikut merupakan faktor-faktor yang memengaruhi motivasi belajar dari indikator instrumen terhadap metode pembelajaran berbasis daring
a. Tekun menghadapi tugas
Pada faktor ini didapatkan nilai tertinggi dari hasil angket yang telah dibagkikan dengan pertanyaan Apakah anda mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia, hasil tersebut menghasilkan persentase dengan 59,7%
memilih selalu dan 20,8% memilih sering dan 0%memilih tidak pernah. Sejalan dengan data angket pembelajaran daring masih tetap mengerjakan tugas walau mengumpulakn secara online. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang termotivasi
akan tekun menhadapi tugas yang akan membuat pembelajaran darig berlangsung secara efektif.
b. Kepuasan belajar
Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan data bahwa 61% siswa memilih selalu puas saat menyelesaikan tugas-tugas Bahasa Indonesia yang dikerjakannya dan 0% memilih tidak pernah. Sementara di soal selanjutnya siswa merasa menyelesaikan tugas dengan prestasi yang baik sangat penting dengan 49,4% memili selalu dan hanya 5,2% memilih tidak pernah.
Dari data tersebut dapat tercermin bahwa motivasi siswa sangat besar dalam merasakan kepuasaan belajarnya.
Jadi dapat disimpulkan proses kognitif yang lebih tinggi dalam belajar mebuat pengetahuan yang diperolehnya juga lebih baik dengan tekun dalam mengerjakan tugas dan merasakan kepuasaan saat mengerjakan tugas dengan baik. Membuat motivasi belajar terhadap metode pembelajaran berbasis daring berpengaruh. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mendorong dirinya untuk belajar dengan penuh semnagat dan proses pembelajaran daring akan berlangsung dengan lebih aktif sekaligus menyenagkan.
2. Pengaruh antara minat belajar (X2) terhadap metode pembelajaran berbasis daring (Y)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas XI SMA 9 Makassar , Pengujian Hipotesis (Korelasi X2 terhadap Y), minat belajar berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring. Adapun nilai t hitungnya sebesar = 3,564 sementara t tabel sebesar 1,992, karena nilai t hitung > t tabel (3,913> 1,992) artinya minat belajar berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring. Hasil R square 0,145 jadi sebanyak 14,5% minat belajar berpengaruh terhadap metode pembelajaran daring, pengaruh sebesar 14,5% termasuk memiliki tingkat hubungan yang rendah antara minat belajar dengan metode pembelajaran daring.
Berikut merupkann faktor-faktor yang memengaruhi minat sejalan dengan dengan pendapat Ratumana (2019) menyatakan Minat adalah kecenderungan yang bersifat tetap untuk memerhatikan aktivitas tertentu. Minat dikaitkan dengan rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau suatu aktivitas tanpa diminta atau disuruh orang lainterhadap metode pembelajaran berbasis daring.
a. Perhatian siswa
Pada faktor ini didapatkan data bahwa 42,9% menjawab selalu, saat guru menjelaskan siswa akan memerhatikan apa yang sedang dijelaskan guru saat pemeblajaran daring.
Sementara pada pilihan tidak pernah data yang didapatkan 0%
atau tidak ada sama sekali yang memilih tidak pernah, Selajutnya pilihan sering memiliki data sebanyak 19,5%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa minat siswa masih terlihat saat pembelajaran daring berlangsung karena masih memerhatikan guru saat menjelaskan materi yang diajarkan.
Melekatnya pembelajaran terlaksana seorang siswa berminat pada pembelajarannya.
b. Kesan suka dan ketertarikan
Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan data 61%
siswa senang dengan cara mengajar guru Bahasa Indonesia dan 1,3% menjawab tidak menyukainya. Cara guru mengajar membuat proses pembelajaran menyenangkan dengan seperi itu akan tumbuh minat belajar siswa yang memperkecil keboosangan siswa saat belajar, selain itu data 41,6% siswa memulai pembelajaran Bahasa Indonesia dengan semangat sementara 3,9% memulai pembelajaran dengan tidak semangat. Minat juga berpengaruh pada faktor perasaan dan
emosi dengan adanya semangat atau kuatnya minat akan berlangsungnya pembelajaran yang diingikan.
c. Keterlibaran siswa
Minat siswa dalam menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia dengan hasil yang baik sebanyak 50,6% dengan adanya niat menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia dengan perasaan ingin hasil yang baik membuat siswa akan terpacu dengan lebih aktif dalam pembelajaran daring, walau data yang lain menyatakan sebanyak 46,8% siswa kadang-kadang merasa bosan dengan pengulangan pembelajaran Bahasa Indonesia. Rasa bosan yang muncul pada siswa bisa terjadi karena sulitnya sebuah pembelajaran atau sebaliknya pelajaran tersebut terlalu mudah bagi siswa sehingga tidak minat untuk memerhatikan penjelasan ulang guru dalam proses pembelajaran.
3. Pengaruh anatara motivas belajar (X1) dan minat belajar (X2) secara bersama-sama tehadap metode pembelajaran berbasis daring
Pada pengujian hipotesi (korelasi ganda) motivasi belajar dan minat belajar secara bersama-sama berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring. Berdasarkan output yang didapatkan R square sebesar 0,890 melalui pengolahan data menggunakan SPSS 26, hal ini mengandung arti bahwa motivasi
belajar dan minat belajar sebanyak 89% secara bersama-sama berpengaruh terhadap metode pembelajaran berbasis daring.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas XI SMAN 9 Makassar hasil analisis data beserta interprestasinya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Motivasi belajar berpengaruh terhadap metode pembelajaran daring Berdasarkan interpretasi , maka t hitung sebesar 22,617 lebih besar darippada t tabel 1,992 dan persentase sumbangan pengaruh motivasi belajar terhadap pembelajaran berbasis daring 87,2 %.
2. Minat belajar berpengaruh terhadap metode pembelajaran daring.
Dengan nilai t hitung sebesar 3,564. Hasil persentase 14,5%
memiliki tingkat hubungan yang rendah antara kedua variabel pada hipotesis
3. Motivasi dan Minat belajar berpengaruh secara bersama-sama terhadap metode pembelajaran berbasis daring dengan persentase 89%.
B. SARAN
Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian pengaruh Motivasi belajar dan minat belajar terhadap metode pembelajaran berbasis daring siswa kelas XI SMAN 9 Makassar maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
85
1. Kepada para pendidik dan calon pendidik khususnya guru SMAN 9 Makassar, agar dapat memerhatikan motivasi dan minat belajar siswa agar terlaksananya pembelajaran yang alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah agar dapat mengaktifkan proses pembelajaran.
2. Kepada siswa agar dapat mulai beradaptasi dengan proses pembelajaran daring sehinggah proses pembelajaran yang diharapkan dapat berjalan sesuia harapan.
3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan mengkaji metode pembelajaran daring lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Adhe, K. R. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran Daring Matakuliah Kajian PAUD di Jurusan PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Journal of Early Childhood Care and Education, 1(1), 26.
Anzar, S. F., & Mardhatillah. (2017). Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri 20 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun Ajaran 2015/2016. Bina Gogik, 4(1 Maret 2017), 53–64.
Arikunto, Suharismi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Asmani, Jamal Ma’ruf. 2009. Manajemen Strategis Pendidikan Anak Usia Dini.Yogyakarta: DIVA Press
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayah, N. (2015). Penanaman Nilai-nilai Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 2(2), 190–204.
Humaira, D. (2012). Pelaksanaan Pembelajaran Bhahasa Indonesia Bagi Anak Tunagrahita Ringan Kelas III di SLB Sabiluna Pariaman. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, 1(September), 95–109.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu
Irmalia Susi Anggraini. 2001. Motivasi Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh: Sebuah Kajian Pada Interaksi Pembelajaran Mahasiswa Irmalia Susi Anggraini *. Jurnal Mahasiswa, 1, 100–109.
Joenaidy, abdul. 2019. Konsep dan strategi pemeblajaran di era revolusi industry 4.0. Yogyakarta:laksana.
Jumiatmoko, M. 2016. Whatsapp Messenger Dalam Tinjauan Manfaat Dan Adab. Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 3(1), 51.
Lutvaidah, U. 2016. Pengaruh Metode dan Pendekatan Pembelajaran terhadap Penguasaan Konsep Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 5(3), 279–285.
Meidawati, dan S., & Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, U. 2019.
Pengaruh Daring Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar Abstrak. Seminar Nasional Sains & Entrepreneurship, 1(1), 1–
5.
Mustofa, A., & Roniwijaya, P. 2013. The Effect of Industrial Work Performance Practice and Performance Automotive Electrical Prakti entrepreneurial n Against Interests Automotive Mechanics Class XII Smk Diponegoro Depok Sleman. Taman Vokasi, 1(2).
Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi dan Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, M. K. 2017. Penggunaan metode pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa. STUDIA DIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan, 11(1), 9–16.
Prihatini, E. 2017. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 7(2), 171–179.
Puryadi, Sahono, B., & Turdjai. 2017. Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Dan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 7(2), 132–140.
Rahmawati, K. P., Djaja, S., & Suyadi, B. 2018. Pengaruh Minat Belajar Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri 1 Prajekan Kabupaten Bondowoso Tahun Ajaran 2016/2017. JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial, 11(2), 61.