38
aitem 3, 7, 10, 13, 15, 22, dan 24 karena memiliki nilai Corrected Aitem-Total Correlation kurang dari 0.361 hal ini menunjukkan bahwa aitem tersebut tidak dapat digunakan karena hasilnya tidak valid.
Tabel 9.1 Blue Print Skala Self efficacy setelah TO
Ket : *aitem gugur 4.3.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan reliability coefficient Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 25 for Windows. Bila nilai koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.5, maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas Alpha Cronbach pada masing-masing skala adalah sebagai berikut :
Tabel 10.1 Uji Reabilitas
39
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data terditribusi normal atau tidak. Data yang diuji adalah sebaran data pada skala work stress, skala adversity quotient, dan skala self efficacy. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov- Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Hasil uji normalitas yang telah peneliti dapatkan adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan di SPPS, diperoleh nilai Asimp. Sig(2- tailed) sebesar 0,724 > 0,05 maka dapat diartika data memiliki sebaran yang normal dan sample penelitian dapat mewakili populasi. Pemenuhan asumsi ini dapat juga dilihat dari grafik normal P-P plot yang menunjukkan sebaran residual berada di sekitar garis lurus melintang sesuai dengan aturan.
Gambar 2.1 Grafik Hasil Normalitas P-P Plot 4.4.1.2 Uji Linearitas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variable mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian linieritas dalam penelitian ini menggunakan test for linierity dengan bantuan komputer program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 25.0.
40
Hasil Uji linieritas hubungan antara adversity quotient dengan work stress diperoleh Sig. pada kolom Linierity sebesar 0,14 (0,14 > 0,05). Sedangkan uji linieritas hubungan antara self efficacy dengan work stress diperoleh Sig. pada kolom Linierity sebesar 0,94 (0,94 > 0,05). Dalam pengujian ini didapatkan hasil nilai Uji Linearitas diatas 0,005 dikatakan bahwa variable X1 dan Y, maupun Variable X2 dengan Y tidak memiliki hubungan yang linear.
Pemenuhan hasil asumsi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 11.1 Uji Linearitas
4.4.2 Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang menyatakan apakah ada pengaruh adversity quotient dan self efficacy terhadap work stress dapat dijelaskan melalui uji F dan uji T.
4.4.2.1 Uji F
Analisis regresi ganda digunakan untuk mengetahui nilai F, dengan nilai F dapat diketahui apakah varaibel adversity quotient dan self efficacy secara bersama- sama berkorelasi secara signifikan terhadap variable work stress. Berdasarkan uji anova menunjukkan p-value 0,000 < 0,01 artinya signifikan, sedangkan F hitung 21,126 > F tabel 3,11 artinya signifikan. Maka hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan adversity quotient dan self efficacy secara bersama-sama berkorelasi secara signifikan terhadap work stress, dengan kata lain Hipotesis 3 dapat diterima.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Work Stress - Adversity Quotient 0.14 Work Stress - Self Efficacy 0.94 Sig.
Skala
41
Tabel 12.1 Uji F
4.4.2.2 Uji t
Analisis regresi ganda digunakan untuk mengetahui nilai t, uji t dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh yang signifikan secara parsial koefisien regresi variabel adversity quotient dan self efficacy terhadap variabel work stress. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikansi masing-masing thitung variabel bebas dengan taraf signifikansi 0.05 (p<0,05). Dengan uji t, model persamaan linear berganda dapat diketahui :
Tabel 13.1 Uji t
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: Nilai thitung untuk variabel adversity quotient (X1) sebesar 2.397 dengan taraf signifikansi 0.019 (p<0.05). Hal ini menunjukkan ada pengaruh positif yang signifikan antara variabel adversity quotient terhadap variabel work stress pada dosen universitas binawan.
Nilai thitung untuk variabel self efficacy (X2) sebesar -6.122 dengan taraf signifikansi 0.000 (p<0.05). Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara variabel self efficacy terhadap variabel work stress pada dosen universitas binawan.
Model persamaan linear berganda adalah sebagai berikut: Y = 59.880 + 0.341 X1 + -0.640 X2. Nilai konstanta adalah 59.880 jika variabel X1 (adversity quotient) dan variabel X2 (self efficacy) bernilai 0, maka besarnya pengaruh
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 787,259 2 393,630 21,126 .000a
Residual 1,490,596 80 18,632
Total 2,277,855 82
a. Predictors: (Constant), Self Efficacy, Adversity Quotient b. Dependent Variable: Work Stress
ANOVA(b)
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 59,880 6,310 9,490 .000
Adversity Quotient .341 .142 .289 2,397 .019
Self Efficacy .-640 .105 .-737 -6,122 .000
a. Dependent Variable: Work Stress
Coefficients(a)
42
variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 59.880. Nilai koefisien regresi untuk variabel adversity quotient adalah 0.341 yang berarti bila ada kenaikan sebesar satu satuan pada variabel work stress dan variabel lainnya diasumsikan nol, maka adversity quotient akan mengalami perubahan sebesar 0.341. Nilai koefisien regresi untuk variabel self efficacy sebesar -0.640 yang berarti bila ada kenaikan sebesar satu satuan pada variabel work stress dan variabel lainnya diasumsikan nol, maka self efficacy akan mengalami perubahan sebesar -0.640.
Apabila variabel adversity quotient dan self efficacy mengalami perubahan, maka work stress pada dosen di universitas binawan juga mengalami perubahan.
Koefisien regresi pada variabel bebas bertanda positif menunjukkan bahwa perubahan itu searah, yaitu bila adversity quotient pada dosen meningkat, maka meningkat pula work stress yang dialami. Sedangkan pada koefisien regresi pada variabel bebas bertanda negatif menunjukan bahwa perubahan itu tidak searah, yaitu bila self efficacy dosen meningkat maka menurunnya work stress pada dosen.
Model ini layak digunakan untuk melakukan prediksi.
Kedua variabel bebas memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat, namun yang memiliki nilai koefisien Beta paling besar adalah variabel self efficacy, yaitu sebesar -0.640 Hal ini membuktikan bahwa variabel self efficacy merupakan faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi work stress.
Besarnya kekuatan dari variabel bebas terhadap variabel terikat ditunjukkan melalui tabel berikut ini:
Tabel 14.1 Kekuatan variable adversity quotient dan self efficacy terhadap work stress
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai R sebesar 0.588 yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi dari variabel adversity quotient dan self efficacy terhadap work stress tergolong sangat kuat. Hubungan suatu variabel
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .588a .346 .329 4,317
a. Predictors: (Constant), Self Efficacy, Adversity Quotient Model Summary
43
dikatakan sangat kuat bila nilai R berada di antara 0.5 hingga 0.9. Besarnya kontribusi variabel bebas (X1) dan (X2) secara simultan terhadap variabel terikat (Y) nampak pada nilai koefisien determinasinya (R2), yaitu sebesar 0.346 yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel adversity quotient dan self efficacy sebanyak 34,6% Nilai ini tergolong kecil karena ada sebesar 65,4% variabel lain yang berkontribusi dalam menjelaskan model ini.