Indonesia MenulisNarasi)
Berdasarkan hasil analisis data penilaian skor pretest diperoleh nilai tertinggi dan nilai terendah yang diraih oleh siswa. Nilai tertinggi sebesar 72 dan nilai terendah sebesar 53. Rincian nilai yang diperoleh siswa dengan rentang nilai 51-60 sebanyak dua puluh dua orang, nilai 61-70 sebanyak delapan orang, dan nilai 71-80 sebanyak satu orang.
Aspek yang dinilai pada siswa kelas V-2 tingkat mathayom dalam pembelajaran bahasa Indonesia menulis narasi, meliputi beberapa hal yang dijelaskan berikut ini.
1) Isi
Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata yang diperoleh sebesar 17.
Artinya siswa cukup mampu dalam menulis narasi meskipun, topik yang dibahas kurang sesuai dan tulisan masih sulit dipahami, sehingga pembaca kurang tertarik akan isi cerita.
2) Organisasi Isi
Gagasan tulisan yang
diungkapkan kurang jelas, urutannya tidak logis, hanya terdapat beberapa unsur intriksi. Hal ini dilihat dari hasil yang diperoleh siswa berdasarkan tabel di atas menunjukkan angka 1, yang berarti cukup.
3) Tata bahasa Struktur dan kosa kata Bahasa yang digunakan siswa cenderung kurang komunikatif.
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V-2 Tingkat Mathayom di Islamic Santitham Foundation School thailand Selatan
Dilihat berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 12. Siswa masuk dalam kriteria cukup, karena masih terdapat banyak kesalahan.
4) Pilihan Struktur dan kosa kata Pilihan kata cukup luas digunakan siswa, meskipun masih kurang sesuai. Maka hasil yang didapat berdasarkan tabel di atas sebesar 10, menunjukkan siswa termasuk dalam kriteria cukup.
5) Ejaan
Ejaan yang digunakan cukup sesuai, meskipun masih terdapat kesalahan. Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka sebesar 8 menunjukkan siswa masuk dalam kriteria baik.
6. Pengaruh Media Film Pendek Berjudul Inilah Aku terhadap Kemampuan Menulis Narasi
Berdasarkan hasil analisis data, menyatakan bahwa hasil dari pretest dan posttest tidak memberi pengaruh dan perubahan yang signifikan, meskipun sudah diberi perlakuan. Hal tersebut dapat dibuktikan berdasarkan penghitungan hasil uji-t diketahui dengan harga t hitung sebesar 0,0682. Sedangkan harga t hitung tersebut dikonsultasikan derajat kebebasan (dk) N-1 atau 31-1=30 dengan taraf signifikansi 0,05, maka harga t tabel 1,697. Hal itu menunjukkan bahwa harga t hitung lebih kecil daripada t tabel, karena t hitung berjumlah 0,0682 dan t tabel sebesar 1,697. Apabila t hitung lebih kecil dari t tabel, maka dapat dinyatakan bahwa tidak adanya pengaruh dan signifikan (Arikunto, 2006:310).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas V-2 tingkat mathayom di Islamic Santitham Foundation School provinsi Nakhon Si Thammarat Thailand Selatan, berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hasil penelitian. Pertama, kemampuan awal siswa penutur asing kelas V-2 tingkat mathayom dalam pembelajaran bahasa Indonesia mengenai menulis narasi masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria. Hal ini dibuktikan dari nilai rata- rata yang diperoleh siswa kegiatan pretest sebesar 49,677. Hal ini menunjukkan bahwa siswa penutur asing belum
menguasai penulisan narasi yang sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan.
Kedua, kemampuan menulis narasi siswa kelas V-2 tingkat mathayom, setelah dilaksanakan kegiatan posttest mengalami perubahan yang tidak signifikan sebesar 58,129. Meskipun sudah diberi perlakuan berupa penggunaan media film pendek berjudul Inilah Aku, tetap saja nilai yang diperoleh tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan menulis siswa penutur asing.
Ketiga, penggunaan media film pendek berjudul Inilah Aku pada kemampuan menulis narasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia, tidak cukup membantu siswa dalam meningkatkan kemampuannya dalam menulis. Hal ini terbukti dari tidak adanya perubahan pada kegiatan pretest dan posttest dengan selisih nilai 8,45. Selain itu nilai uji-t pada kegiatan pretest dan posttest dengan hasil t hitung 0,0682 < t tabel 1,697. Hal ini menunjukkan bahwa H yang menyatakan bahwa “media filmₒ pendek berjudul Inilah Aku tidak berpengaruh terhadap kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia” diterima. Maka H₁ yang menyatakan bahwa “media film pendek berjudul Inilah Aku berpengaruh terhadap kemampuan menulis narasi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia” ditolak.
Hasil yang diperoleh siswa pada kegiatan posttest tidak signifikan dibandingkan dengan nilai pada saat pretest. Hal ini dipengaruhi oleh penggunaan media film pendek berjudul Inilah Aku pada saat kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tingga Direktorat Ketenagaan.
Abdulhalk, Ishak dan Deni Darmawan.
2017. Teknologi Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung:
Penerbit Yrama Widya.
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai.
2008. Cermat Berbahasa Indonesia
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V-2 Tingkat Mathayom di Islamic Santitham Foundation School thailand Selatan
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
AKAPRES.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.
Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hidayat, Asep Ahmad. 2006. Filsafat Bahasa Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna, dan Tanda.
Bandung: PT Rosdakarya Offset Bandung
Ibrahim, H., Sihkabuden, Suprijanta, dan Kustiawan, U. 2001. Media Pembelajaran: Bahan Sajian Program Pendidikan Akta Mengjar.
Malang: FIP UM.
Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Kunardi, Hardjoprawiro. 2005.
Pembinaan Pemakaian Bahasa Indonesia. Surakarta: UPT MKU UNS dan UNS Press.
Rohmadi, Muhammad, dkk. 2008. Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Surakarta: UNS Press.
Semi, Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung:
Angkasa.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sumiharsono, Rudi dan Hisbiyatul
Hasanah. 2017. Media
Pembelajaran. Jember: Pustaka Abadi.
Suparno. 2004. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2007.
Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.
Utama Rizal, Setria, dkk. 2015. Media Pembelajaran. Bekasi: CV. Nurani.
Wahyudi, dkk. 2017. Bahasa Indonesia Kesehatan. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Wicaksono, Andri. 2014. Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajarannya. Yogyakarta : Garudhawacana.
Wicaksono, Andri dan Fahrurozi. 2016.
Sekilas Tentang Bahasa Indonesia Catatan Mengenai Kebijakan
Bahasa, Kaidah Ejaan,
Pembelajaran Sastra,
Penerjemahan, dan BIPA.
Yogyakarta: Garudhawacana.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988 Vol. 4, No. 1, September 2019 ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM AKUN-AKUN TWITTER GARIS
LUCUSEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK Winaria Lubis
PBSI Universitas Tama Jagakarsa [email protected]
Abstrak. Penelitian ini memberikan gambaran tentang fenomena munculnya akun twitter yang memberikan alternatif pilihan untuk melihat sesuatu dari sudut yang menghibur. Penelitian difokuskan kepada cuitan/tweet utamanya yang menyangkut peristiwa sosial, politik, keagaamaan dan kebangsaan Indonesia, data diambil secara acak (random) terhadap beberapa akun garis lucu kemudian di teliti dengan menggunakan kajian pragmatik, berupa kajian tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi dan implikaturnya
Kata Kunci: Analisis, tindak tutur, akun twitter garis lucu
Abstract. This study provides an overview of the phenomenon of the emergence of a Twitter account that provides an alternative choice to see things from an entertaining angle. The research is focused on the tweet/main tweet that concerns social events, politics, religion and nationality of Indonesia, the data is taken randomly (random) to some funny accounts and then examined using pragmatic studies, in the form of locus, illocution, perlocution and implicature studies.
Keywords: analysis, speech act, twitter funny account.
PENDAHULUAN
Humor menjadi kebutuhan dasar manusia karena bisa memberikan rasa bahagia. Twitter sebagai salah satu platform media sosial menjadi pilihan pengguna media sosial untuk mengekpresikan rasa humor itu melalui akun-akun yang menyertakan hastag Garis Lucu (#GarisLucu), fenomena ini semakin menarik untuk diteliti karena semenjak periode pemilu 2014 media sosial lebih banyak berisi sesuatu yang serius dan kaku, media sosial sebagai jembatan persahabatan telah bergeser menjadi media kampanye, media kelompok kelompok dalam masyarakat hingga kelompok kelompok aliran keagamaan.
Lebih dari itu media sosial berubah menjadi senjata untuk melumpuhkan orang yang dianggap musuh, konten berita palsu (baca: hoax) dan saling hujat menjadi suatu yang kian lumrah.
Kemunculan akun twitter garis lucu ini seolah menyiram kegersangan media sosial khususnya twitter, berawal dari adanya akun dimedia sosial bertagar Garis Lurus, misalkan Islam Garis Lurus, NU Garis Lurus, dan lain lain yang menyuarakan kekerasan verbal (Baca:
fanatisme kelompok) maka setelah itu muncullah akun akun kretaif dan
menghibur sebagai penyeimbang dan menggunakan Tagar Garis Lucu hanya dengan mengubah isi akronim GL dari garis lurus menjadi garis lucu. Oleh karena itu, menurut penelitian Sari Hernawati dalam Atlantis Press (2019), melihat salah satu variabel penelitiannya, akun Twitter @NUgarislucu, punya andil besar terhadap proses deradikalisasi.
Selain karena keterjangkauan platformnya itu sendiri, @NUgarislucu bisa menghibur para generasi muda. Faktor menghibur itu, menjadi salah satu alasan mengapa banyak generasi milenials yang menyukai akun tersebut.
Buktinya, masih menurut penelitian Hernawati (2019) sebanyak 1.828 responden pengguna Twitter, sebanyak 72 persennya mengaku merasa terhibur oleh akun tersebut. Selain itu, penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa “akun media sosial yang lucu, kemungkinan akan lebih banyak mendapat simpati dari para pengikutnya". Ramdan Febrian Arifin, Cara Akun 'Garis Lucu' Meredam Sensitivitas Agama, Era.id. 12 Juni 2019. Di download 09 Agustus 20.19 pukul 20.00
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
Pragmatik kualitatif merupakan prosedur untuk
memecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan objek yang sedang diselidiki (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) berdasarkan fakta-fakta yang aktual.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah memeriksa dari sumber data dengan menggunakan metode observasi yaitu dengan mengamati bentuk- bentuk tuturan yang mematuhi tuturan bahasa dan implikatur bahasa kemudian mendeskripsikanya sesuai dengan analisis pragmatik. Dalam penelitian ini pendekatan pragmatik digunakan untuk mengkaji satuan analisis tindak ujaran atau tindak tutur. Dengan itu dapat diketahui maksud fungsi tindak tutur itu diujarkan oleh penuturnya. Karena setiap ujaran yang dituturkan oleh penutur memiliki makna dan maksud tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing.
Tindak tutur dalam peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terjadi pada suatu proses yaitu proses komunikasi. Di dalam kehidupan manusia tidak bisa lepas dari peristiwa tuturan. Karena dengan tuturan, manusia dapat menyampaikan informasi kepada lawan tuturnya serta dapat dimengerti satu terhadap yang lain.
Tuturan atau tindak tutur itu beraneka ragam jenisnya, salah satunya pengelompokkan berdasarkan sifat hubungannya yang di dalamnya mencakup tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
Dalam jurnal ini penulis membatasi penelitian, hanya menganalisis mengenai jenis tindak tutur berdasarkan sifat hubungannya yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Pembahasannya mengenai pernyataan yang termasuk ke dalam tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi pada cuitan atau meme di akun twitter Garis Lucu.
PEMBAHASAN 1. NU Garis Lucu
Fenomena NU Garis Lucu. Akun ini dibuat tahun 2015 dan sepertinya merupakan akun garis lucu yang paling awal dibuat, hingga hari jumat 09 Agustus telah memiliki pengikut 322 ribu.
Gambar. 1
Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Guntur Romli setuju kalau akun-akun bergenre
"garis lucu" bisa jadi oase di tengah panasnya konflik soal agama, mereka mencoba membawa kembali aura kegembiraan dalam beragama.
Kemunculan akun NU Garis Lucu sebenarnya sebagai bentuk perlawanan terhadap NU garis lurus. Orang-orang yang mengaku sebagai NU Garis Lurus cenderung lebih radikal, suka mengkafir- kafirkan orang. NU Garis Lucu jadi antitesis dari NU garis lurus.Itu sebagai bentuk protes lah terhadap orang yang beragama terlalu serius. (Ramdan Febrian Arifin, Cara Akun 'Garis Lucu' Meredam Sensitivitas Agama,Era.id. 12 Juni 2019.
Di download 09 Agustus 20.19 pukul 20.00)
Gambar. 2
Dalam kicauan diatas akun NU Garis Lucu memberikan tanggapan tentang berita penyebab nilai tukar rupiah yang cenderung fluktuatif, dalam judul itu disebutkan bahwa sentiment pasar yang menyebabkan ketidakstabilan rupiah, namun kata sentimen.
Kata sentimen yang dimaksu oleh Menteri Keuangan tentu berkaitan dengan istilah dalam bidang ekonomi, kata sentiment yang bermaksud aktivitas pasar (lesu atau bergairah) akibat dikeluarkanya kebijakan oleh pemerintah. Hal ini sesuai dengan kaidah Lokusi, namun kata sentimen mengalami dalam KBBI V 2019 berarti pendapat atau pandangan yang didasarkan pada perasaan yang berlebih lebihan terhadap sesuatu (bertentangan dengan pertimbangan pikiran). Kaidah tanggapan dari akun NU Garis Lucu menunjukkan ilokusi dan impilkatur yang berbeda sehingga menimbulakn efek lucu dan menghibur.
Gambar. 3
Pragmatik Twit di atas (gambar. 3) berisi tentang
yang menyiratkan bahwa kopi pahit bisa menjadi solusi atas janji janji manis yang membanjiri masyarakat, pahitnya kopi bisa menjadi penyeimbang agar kita tidak merasa eneg dengan manisnya janji.
Kata pahit dan manis mengalami pengubahan maksud, dan ini merupakan perlokusi karena mengandung maksud ajakan untuk melakukan sesuatu.
Gambar. 4
Twit diatas menerangkan situasi saat pilkada Jawa Timur yang dimenangkan oleh pasangan Khofifah-Emil yang didukung oleh partai Nasdem, PAN, Hanura, Golkar, Demokrat dan PPP, sementara itu pasangan Syaifullah-Puti di dukung oleh PDI P, PKB, Gerindra dan PKS.
Partai Allah yang dimaksud adalah merujuk kepada partai PAN, PKS dan Gerindra yang pernah disebut oleh Amin Rais sebagai Partai Allah, adapun partai setan yang dimaksud adalah merujuk kepada partai selain ketiga partai diatas.
(CNN Indonesia, Jumat 13/04/2018 17:18, di download tanggal 15/08/2019).
Partai Allah dan Partai setan adalah tuturan ilokusi
Gambar. 5
Twit Gambar nomor.5 menyebutkan tentang sebuah sepeda motor yang merujuk kepada presiden Jokowi saat melakukan adegan pembukaan Asean Games 2018, saat itu dalam sebuah tayangan video presisden Jokowi mengendarai sebuah motor, namun hal tersebut menjadi lucu saat akun NU Garis Lucu menyebutkan bahwa motor keren tersebut adalah motor Honda Beat yang telah dimodifikasi. Padahal motor yang dikendarai presiden saat itu adalah Motor Gede (Moge), 4 Silinder 998 cc, Yamaha FIZ1 Fazer yang biasa digunakan oleh Paspampres. (Liputan6.com, 19 Agustus
2018, 11.00 di download tanggal 15/08/2019).
Makna Honda beat modifikasi adalah makna ilokusi adalah tindak tutur yang disertai dengan maksud tertentu antara penutur dan petutur.