• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipotesis Penelitian

Dalam dokumen MOTTO DAN PERSEMBAHAN (Halaman 52-55)

BAB I PENDAHULUAN

C. Hipotesis Penelitian

Perlakuan:

Permainan puzzle yang dapat melatih sel-sel otak untuk memecahkan masalah dan memberikan pengetahuan

kepada anak untuk mengenal konsep bentuk dan warna

Peningkatan kemampuan anak kelompok A di TK AR Rahman Kab. Maros:

1) anak mampu menyebutkan bentuk geometri sesuai perintah guru.

2) anak mampu menunjukkan bentuk geometri sesuai perintah guru.

3) anak mampu mengambil bentuk geometri

4) anak mampu mengelompokkan bentuk geometri

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir diatas, maka hipotesisnya adalah Ada pengaruh permainan puzzle terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak kelompok A di TK AR Rahman

Kab. Maros Kab. Maros.

36 A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Experimen.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk melihat pengaruh dari penggunaan permainan puzzle terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri. Pendekatan kuantitatif juga dipilih oleh peneliti karena melalui pendekatan ini peneliti bisa memperoleh data yang akurat yang dapat diukur berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian pre experimental design (nondesign) yang menggunakan desain One Group Pretest-Posttest. Desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, sehingga hasilnya lebih akurat.

Ilustrasi penelitian tersebut sebagai berikut :

Sumber: Sugiyono (2016)

O 1 X O 2

Keterangan :

O1 : Nilai pretest kemampuan mengenal bentuk geometri (sebelum diberi treatment permainan puzzle).

X : treatment yang diberikan yaitu permainan puzzle.

O2 : Nilai postetest kemampuan mengenal bentuk geometri (setelah diberi treatment permainan puzzle).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah anak kelompok A1 dan A2 usia 4-5 tahun di TK AR Rahman Kab. Maros Kab. Maros yang berjumlah 30 orang yang beralamat di Kabupaten Maros Kecamatan Mandai. Anak di kelompok A1 dan A2 sama-sama memiliki kemampuan yang masih rendah dalam mengenal bentuk-bentuk geometri.

2. Sampel

Sampel dari penelitian yaitu kelompok A1 dan A2 dengan jumlah siswa 15 orang. Pengambilan sampel dari penelitian menggunakan jenis teknik probability sampling tepatnya penelitian ini menggunakan penelitian simple random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mencatat nama anak dari kelompok A1 dan A2 di kertas kecil lalu peneliti mengambil 15 nama anak secara acak.

C. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Kemampuan mengenal bentuk geometri

Mengenal bentuk geometri merupakan kemampuan anak dalam hal mengenal konsep bentuk geometri, mampu membedakan bentuk-bentuk geometri. Sepeti bentuk lingkaran, persegi, segitiga dan persegi Panjang.

2. Permainan puzzle

Permainan puzzle merupakan alat permainan yang berupa kepingan-kepingan yang dapat dirangkai menjadi sebuah bentuk yang utuh.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan mengumpulkan data agar penelitian ini lebih sistematis sehingga lebih mudah diolah, instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi. Panduan observasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah lembar observasi yang terstruktur dan penyusunannya dalam bentuk skala bertingkat (rating sale).

Pengisiannya cukup dilakukan dengan memberikan tanda checklist (√) apabila yang diamati muncul atau sesuai dengan instrumen dan dengan deskripsi kemampuan yang diharapkan dicapai anak. Instrumen yang digunakan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian berikut ini:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Intrumen

VARIABEL INDIKATOR BUTIR PERNYATAAN

Kemampuan mengenal bentuk geometri

1. Menyebutkan bentuk geometri

1. Anak mampu menyebutkan bentuk geometri yang ada disekitarnya

2. Anak mampu menyebutkan ciri- ciri bentuk geometri

2. Menujukkan bentuk- bentuk geometri

1. Anak mampu menunjuk bentuk geometri sesuai perintah guru 3. Mengambil bentuk

geometri

1. Anak mampu mengumpulkan benda berbentuk geometri yang ada disekitarnya

4. Mengelompokkan bentuk geometri

1. Anak mampu mengelompokkan bentuk geometri berdasarkan warna

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2016:308). Adapun penjelasan teknik pengumpulan data observasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Teknik pengumpulan data observasi dalam penelitian ini dapat mengamati kemampuan mengenal bentuk geometri anak.

Observasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah observasi yang berperan serta di mana peneliti terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh anak.

b. Tes Perlakuan

Teknik pengumpulan data tes dalam penelitian ini menggunakan tes pretest dan posttest untuk mengukur kemampuan mengenal bentuk geometri anak sebelum dan sesudah diterapkannya permainan puzzle. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan memperlihatkan bentuk-bentuk geometri lalu anak diperintahkan menunjukkan, menyebutkan dan mengelompokkan bentuk geometri.

2. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan

Tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan hal-hal yang perlu disiapkan seperti pengurusan izin penelitan.

b. Pemberian Pretest

Peneliti melakukan observasi awal dan menilai perkembangan mengenal bentuk geometri sebelum diberi perlakuan menggunakan permainan puzzle sesuai dengan instrumen yang telah dibuat. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan mengenal bentuk geometri anak sebelum diterapkan permainan puzzle

c. Pemberian Perlakuan (treatment)

Pemberian perlakuan berupa kegiatan bermain puzzle yang akan digunakan selama meneliti dan berpedoman pada skenario yang telah dibuat sebelumnya.

d. Pemberian Posttest

Setelah diberi perlakuan, peneliti memberi penilaian terhadap perkembangan mengenal bentuk geometri anak

setelah peneliti memberikan perlakuan berupa permainan puzzle. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan mengenal bentuk geometri anak setelah diterapkan permainan puzzle.

e. Analisis hasil

Analisis hasil dari penelitian dilaksanakan sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, Tahap ini peneliti membandingkan hasil pretest dan posttest untuk mengetahui apakah terjadi perubahan pada kemampuan mengenal bentuk geometri anak dan juga mengetahui apakah permainan puzzle memiliki pengaruh pada kemampuan mengenal bentuk geometri.

F. Analisis Data

1.

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi melalui penggambaran karakteristik distribusi nilai pencapaian hasil belajar peserta didik.

Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2013) analisis deskriptif adalah β€œMenganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.” Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk membahas data kuantitatif.

Dalam analisis ini dilakukan pembahasan mengenai bagaimana pengaruh permainan puzzle terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak di TK AR Rahman Kab.

Maros Kab. Maros. Selanjutnya guna memperoleh gambaran umum mengenai rata-rata tingkat kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak dilakukan dengan perhitungan persentase menggunakan rumus:

Sumber: Sudijono (2015) Keterangan:

P = Presentase

F = Frekuensi yang dicapai persentasenya N = Jumlah subjek (sampel)

Guna memperoleh gambaran umum tentang kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak kelompok A di TK AR

𝑃 = 𝐹

𝑁 Γ— 100%

Rahman Kab. Maros sebelum (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest) dengan menggunakan permainan puzzle, maka dilakukan perhitungan rata-rata skor peubah dengan rumus :

=

Di mana :

Me : Mean (rata-rata) Xi : Nilai X

N : Banyaknya subjek

2. Analisis Statistik Nonparametrik

Teknik analisis non parametrik merupakan analisis yang tidak memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasi, cara pengujian tidak berdasarkan pada distribusi populasi yang ada, sehingga disebut uji bebas distribusi sejalan dengan pendapat Sugiyono (2015) statistika non parametrik tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal dan untuk data nominal atau ordinal.

Untuk analisis uji beda digunakan analisis beda Wilcoxon dengan rumus sebagai berikut:

𝓏 = 𝑇 βˆ’ 𝑁 𝑁 + 1 4

𝑁 𝑁 + 1 2𝑁 + 1

24

Keterangan:

Z = Landasan pengujian

T = Keseluruhan Jumlah rangking yang bertanda sama N = Jumlah sampel

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik adalah hipotesis operasional yang diterjemahkan ke dalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang dipilih oleh peneliti. Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, maka hipotesis statistik yang diangkat oleh penulis adalah:

1. Ho diterima apabila Z hitung ≀ Z tabel, artinya tidak ada pengaruh permainan puzzle terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri.

2. Ho diterima apabila Z hitung β‰₯ Z tabel, artinya ada pengaruh permainan puzzle terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri.

46 A. Pelaksanaan Perlakuan

1. Pelaksanaan perlakuan (treatment)

Treatment merupakan suatu perlakuan yang diberikan kepada subjek. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai observer dan guru sebagai pelaku pemberian perlakuan terhadap subjek. Pada penelitian ini menggunakan permainan puzzle. Tujuan peneliti melakukan kegiatan treatment untuk mengetahui apakah ada pengaruh permainan puzzle terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak kelompok A di TK AR Rahman Kab. Maros Kab. Maros. Guru memberikan treatment sebanyak 3 kali dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Treatment pertama

Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam lalu mengajak anak untuk berdoa sebelum belajar, setelah itu guru menanyakan bagaimana kabar anak-anak hari itu, ada anak yang terlihat bersemangat dan ada juga yang terlihat kurang bersemangat.

Guru mengajak anak menyanyikan beberapa lagu agar semua bersemangat sebelum memulai pelajaran. Setelah itu guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang akan diajarkan yaitu mengenal bentuk geometri. Guru menanyakan bentuk-bentuk geometri sambal

memperlihatkan gambarnya lalu satu persatu anak mulai menjawab sesuai apa yang diketahuinya.

Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu bermain puzzle. Sebelum menjelaskan cara bermainnya guru Kembali menjelaskan 4 macam bentuk geometri yaitu, lingkaran, segitiga, segi empat dan persegi panjang. Guru juga menjelaskan ciri-ciri masing- masing bentuk geometri dan memberikan contoh yang ada disekitar anak. Anak terlihat antusias saat guru menjelaskan. Lalu guru membagi anak kedalam 2 kelompok dan memberikan permainan puzzle tersebut. Anak terlihat bersemangat dan berlomba-lomba untuk memasangkan puzzle. Setelah itu terdengar suara bel waktunya makan dan istirahat, bel tanda masuk ke kelas Kembali berbunyi dan anak- anak masuk ke dalam kelas. Guru kembali melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan. Dan guru juga menanyakan bagaimana perasaan anak selama berada di sekolah. Lalu pembelajaran ditutup dengan berdoa dan menyanyikan lagu penutup kelas.

Treatment pertama menggunakan permainan puzzle beberapa peserta didik sudah bisa menyebutkan bentuk- bentuk geometri dengan benar, menunjukkan bentuk geometri yang ada di sekitarnya, serta menjelaskan ciri-ciri bentuk geometri. Namun masih ada juga anak yang masih bingung membedakan bentuk segi empat dan persegi panjang, dan juga masih butuh bimbingan guru untuk menjelaskan ciri- ciri bentuk geometri.

b. Treatment kedua

Treatment kedua dilakukan hampir sama dengan treatment pertama . yaitu masih menggunakan permainan puzzle. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak anak berdoa sebelum belajar. Setelah itu guru mengajak anak menyanyikan beberapa lagu. Lalu guru menanyakan kabar anak, dan mulai melakukan tanya jawab mengenai pelajaran yang kemarin dan pelajaran yang akan dipelajari hari ini. Beberapa anak terlihat antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dan juga terlihat beberapa anak masih mengingat pelajaran yang kemarin. Guru kembali menjelaskan tentang bentuk-bentuk geometri, ciri-ciri geometri dan contoh bentuk geometri yang ada di sekitar anak.

Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan guru membagi anak ke dalam 2 kelompok dan juga membagikan permainan puzzle. Lalu guru mengajak anak bermain mengelompokkan bentuk geometri sesuai warna. Setelah itu guru mempersilahkan anak bermain puzzle hingga bel istirahat berbunyi.

Bel masuk kelas berbunyi dan anak-anak masuk ke dalam kelas.

Setelah anak-anak berkumpul guru melakukan tanya jawab mengenai perasaan anak selama di sekolah dan juga guru mereview ulang pelajaran yang telah dipelajari anak. Lalu pembelajaran di tutup dengan membaca do’a dan menyanyikan lagu penutup kelas.

Pada saat treatment kedua dilakukan menggunakan permainan puzzle anak terlihat sudah mampu menyebutkan bentuk- bentuk geometri dengan benar, menunjukkan bentuk geometri yang ada di sekitarnya, serta menjelaskan ciri-ciri bentuk geometri. Pada saat guru mereview Kembali pelajaran anak sudah mampu membedakan bentuk- bentuk geometri dan mampu mengelompokkan bentuk geometri sesuai warna.

c. Treatment ketiga

Treatment ini dilakukan hampir sama dengan treatment-treatment sebelumnya. Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam dan mengajak anak berdoa sebelum belajar. Setelah itu guru melakukan tanya jawab sebelum masuk ke kegiatan inti. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai bentuk-bentuk geometri, ciri-ciri bentuk geometri dan contoh bentuk geometri yang ada disekitarnya.

Secara bergantian guru mengajak anak berlomba memasangkan puzzle, berlomba mengumpulkan bentuk geometri yang ada di sekitarnya dan juga berlomba mengelompokkan bentuk geometri sesuai dengan warna. Terlihat anak sangat antusias dan bersemangat melakukan kegiatan tersebut. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menjelaskan ciri-ciri bentuk geometri yang sudah diajarkan. Bel istirahat pun berbunyi, ada di perbolehkan untuk keluar kelas dan bermain. Setelah bel masuk Kembali berbunyi anak segera berjalan masuk ke dalam kelas. Semua anak sudah ada di dalam

kelas guru Kembali menanyakan perasaan anak selama ada di sekolah dan mengulang Kembali pelajaran yang telah dipelajari. Pembelajaran ditutup dengan membaca doa dan menyanyikan lagu penutup kelas.

Pada saat treatment ketiga dilakukan semua anak terlihat mampu menyebutkan dan menunjukkan bentuk-bentuk geometri sesuai dengan perintah guru. Semua anak juga sudah mampu menjelaskan ciri-ciri bentuk geometri. Anak juga sudah mampu mengumpulkan bentuk geometri yang ada di sekitarnya dan mampu mengelompokkan bentuk geometri berdasarkan warna.

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Deskriptif

a. Deskriptif Hasil Pretest Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Berdasarkan observasi awal di TK AR Rahman Kab. Maros, peneliti menyimpulkan bahwa anak kelompok A di TK AR Rahman Kab. Maros terlihat belum mampu menyebutkan, menunjukkan dan membedakan bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segitiga, persegi dan persegi empat). Maka dari itu peneliti melakukan pretest sebelum memberikan perlakuan berupa permainan puzzle. Hal ini dilakukan agar peneliti bisa mendapatkan penilaian awal mengenai aspek yang ingin dikembangkan dalam hal ini kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak kelompok A di TK AR Rahman Kab. Maros. Hasil analisis deskriptif pretest dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 berikut:

Tabel 4.1 Data persentase Distribusi Frekuensi Hasil Analisis Data Pretest Kemampuan mengenal bentuk geometri

Indikator No Kategori Frekuensi Presentase

a. Anak mampu menyebutkan bentuk

1

BB MB BSH BSB

6 6 3 0

40%

40%

20%

0%

2

BB MB BSH BSB

6 5 4 0

40%

33%

27%

0%

b. Anak mampu menunjuk bentuk sesuai dengan perintah guru

3

BB MB BSH BSB

5 6 4 0

33%

40%

27%

0%

c. Anak mampu mengambil

bentuk sesuai perintah guru 4

BB MB BSH BSB

6 6 3 0

40%

40%

20%

0%

d. Anak mampu

mengelompokkan bentuk 5

BB MB BSH BSB

0 3 12

0

0%

20%

80%

0%

Sumber: Hasil Penelitian, 2021

Berdasarkan tabel pretest diatas dapat diketahui bahwa persentase mengenal bentuk geometri pada butir nomor 1 (anak mampu menyebutkan bentuk geometri yang ada disekitarnya) pada kategori BB (belum berkembang) sebanyak 6 anak (40%), kategori MB (mulai berkembang) sebanyak 6 anak (40%), kategori BSH (berkembang sesuai harapan) sebanyak 3 anak (20%) dan kategori BSB (berkembang sangat baik) sebanyak 0 anak (0%). Persentase pada butir nomor 2 (anak mampu menyebutkan ciri-ciri bentuk geometri) pada kategori BB (belum berkembang) sebanyak 6 anak (40%), kategori MB (mulai berkembang)

sebanyak 5 anak (33%), kategori BSH (berkembang sesuai harapan) sebanyak 4 anak (27%) dan kategori BSB (berkembang sangat baik) sebanyak 0 anak (0%).

Persentase anak mampu menyebutkan bentuk pada butir nomor 3 (anak mampu menunjuk bentuk geometri sesuai petunjuk guru) pada kategori BB (Belum Berkembang) sebanyak 5 orang anak (33%), Kategori MB (mulai berkembang) sebanyak 6 anak (40%), Kategori BSH (berkembang sesuai harapan) sebanyak 4 anak (27%) dan Kategori (berkembang sangat baik) sebanyak 0 anak (0%). Persentase anak mampu mengambil bentuk sesuai perintah guru pada butir nomor 4 (anak mampu mengambil bentuk geometri yang ada disekitarnya) pada kategori BB (belum berkembang) sebanyak 6 anak (40%), kategori MB (mulai berkembang) sebanyak 6 anak (40%), kategori BSH (berkembang sesuai harapan) sebanyak 3 anak (20%) dan kategori BSB (berkembang sangat baik) sebanyak 0 anak (0%).

Persentase anak mampu mengelompokkan bentuk pada butir nomor 5 (anak mampu Mengelompokkan bentuk geometri berdasarkan warna) pada kategori BB (belum berkembang) sebanyak 0 anak (0%), kategori MB (mulai berkembang) sebanyak 3 anak (20%), kategori BSH (berkembang sesuai harapan) sebanyak 12 anak (80%) dan kategori BSB (berkembang sangat baik) 0 anak (0%). Adapun hasil analisis deskriptif kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Data Perhitungan Hasil Analisis Data Pretest kemampuan mengenal bentuk geometri

Data Perhitungan Data Pretest

N Mean Skor Minimal Skor Maksimal

15 10,2

6 15 Sumber: Hasil Penelitian, 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa data pretest menunjukkan rata-rata skor adalah 10,2 skor minimal 6 dan skor maksimal sebesar 15.

b. Deskriptif Hasil Posttest kemampuan mengenal bentuk geometri Setelah memberikan perlakuan, maka peneliti memberikan posttest. Dari data posttest selanjutnya dilakukan analisis deskriptif.

Adapun hasil analisis data posttest tersebut dapat dilihat data tabel 4.3 dan tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data persentase Distribusi Frekuensi Hasil Analisis Data Posttest Kemampuan mengenal bentuk geometri.

Indikator No Kategori Frekuensi Presentase

a. Anak mampu

menyebutkan bentuk 1

BB MB BSH BSB

0 2 4 9

0%

14%

26%

60%

Indikator No Kategori Frekuensi Presentase

2

BB MB BSH BSB

0 2 4 9

0%

14%

26%

60%

b. Anak mampu menunjuk bentuk sesuai dengan perintah guru

3

BB MB BSH BSB

0 2 3 10

0%

14%

20%

66%

c. Anak mampu

mengambil bentuk sesuai perintah guru

4

BB MB BSH BSB

0 2 3 10

0%

14%

20%

66%

d. Anak mampu

mengelompokkan bentuk 5

BB MB BSH BSB

0 0 0 15

0%

0%

0%

100%

Sumber: Hasil penelitian, 2021

Berdasarkan tabel posttest diatas dapat diketahui bahwa Persentase anak mampu menyebutkan bentuk pada butir nomor 1 (anak mampu menyebutkan bentuk geometri yang ada disekitarnya) pada kategori belum berkembang 0 anak (0%) mulai berkembang 2 anak (14%) berkembang sesuai harapan 4 anak (26%) dan berkembang sangat baik 9 anak (60%).

persentase mengenal bentuk geometri pada butir nomor 2 (anak mampu menyebutkan ciri-ciri bentuk geometri) pada kategori belum

berkembang 0 anak (0%) mulai berkembang 2 anak (14%) berkembang sesuai harapan 4 anak (26%) dan berkembang sangat baik 9 anak (60%).

Persentase anak mampu mengambil bentuk sesuai perintah guru pada butir nomor 3 (anak mampu menunjuk bentuk geometri sesuai petunjuk guru) pada kategori belum berkembang 0 anak (0%) mulai berkembang 2 anak (14%) berkembang sesuai harapan 3 anak (20%) dan berkembang sangat baik 10 anak (66%). Persentase pada butir nomor 4 (anak mampu mengambil bentuk geometri yang ada disekitarnya) pada kategori belum berkembang 0 anak (0%) mulai berkembang 2 anak (14%) berkembang sesuai harapan 3 anak (20%) dan berkembang sangat baik 10 anak (66%).

Persentase anak mampu mengelompokkan bentuk pada butir nomor 5 (anak mampu Mengelompokkan bentuk geometri berdasarkan warna) pada kategori belum berkembang 0 anak (0%) mulai berkembang 0 anak (0%) berkembang sesuai harapan 0 anak (0%) dan berkembang sangat baik 15 anak (100%). Hal tersebut menunjukkan bahwa persentase kemampuan mengenal bentuk geometri berada pada kategori berkembang sangat baik (BSB), berkembang sesuai harapan (BSH) dan mulai berkembang (MB), akan tetapi lebih dominan pada kategori berkembang sangat baik (BSB). Hal ini menunjukkan bahwa persentase anak yang berada pada kategori berkembang sangat baik (BSB) lebih tinggi dibandingkan persentase anak yang berada pada kategori mulai

berkembang (MB). Adapun hasil analisis statistik deskriptif kemampuan mengenal bentuk dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Data Perhitungan Hasil Analisis Data Postest kemampuan mengenal bentuk geometri

Data Perhitungan Data Postest N

Mean Skor Minimal Skor Maksimal

15 17,9

12 20 Sumber: Hasil Penelitian, 2021

2. Uji Statistik Non Parametrik

Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan data dari hasil observasi sebelum dan setelah melakukan perlakuan, maka dapat diketahui bahwa pengaruh permainan Puzzle terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri. Kemudian dilakukan uji hipotesis dengan analisis uji wilcoxon.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Data sebelum (O1) dan sesudah (O2) perlakuan diterapkan beda selisih skor

b. Membuat rangking dari keseluruhan jumlah anak (tanpa memperdulikan tanda) dengan cara mengurutkan nilai dari yang tertinggi sampai yang terendah. Kemudian diberi angka yang menunjukkan rangking mulai dari angka 1, 2, dan seterusnya. Nilai

yang sama harus diberikan ranking yang sama pula yaitu dengan membagi bilangan nilai rangking secara adil pada semua pemilik nilai yang sama. Bubuhkan pada setiap rangking tanda (+ atau -)

c. Untuk menetapkan nilai T nilai tanda yang terkecil dijumlahkan dari kedua kelompok rangking yang memiliki tanda yang sama dan N didapatkan dari jumlah sampel yang diteliti.

d. Kemudian dilakukan perbandingan antara nilai T yang diperoleh dengan nilai T pada uji bertanda Wilcoxon.

Untuk lebih jelasnya hasil data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:

No Nama Anak

Nilai Statistik Kemampuan Sains Mengenal bentuk

geometri Selisih Nilai (O2)-(O1)

Rangking

Tanda rangking

Sebelum O1

Sesudah O2

+ -

1 AVD 9 17 8 9 9

2 AA 15 20 5 14 14

3 DY 10 20 10 1,5 1,5

4 WS 7 12 5 14 14

5 ADP 11 20 9 5 5

6 IK 11 20 9 5 5

7 MAH 15 20 5 14 14

8 MZE 7 16 9 5 5

Tabel 4.5 Pengaruh permainan puzzle terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri.

Sumber: Hasil Penelitian, 2021

Berdasarkan tabel 4.5 mengenai data kemampuan mengenal bentuk geometri ditemukan bahwa sebelum dan sesudah penggunaan permainan puzzle menunjukkan bahwa ranking yang bertanda (+) = 120 dan jumlah ranking yang bertanda (-) = 0.

Dalam pengambilan keputusan jika Z hitung ≀ Z tabel artinya Ho diterima dan H1 ditolak artinya tidak ada pengaruh permainan puzzle terhadap kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak kelompok A

9 PFN 12 20 8 9 9

10 RAA 14 20 6 11,5 11,5

11 SN 6 12 6 11,5 11,5

No Nama Anak

Nilai Statistik Kemampuan Sains Mengenal bentuk

geometri Selisih Nilai (O2)-(O1)

Rangking

Tanda rangking

Sebelum O1

Sesudah O2

+ -

12 SR 6 16 10 1,5 1,5

13 SDR 12 20 8 9 9

14 AI 7 16 9 5 5

15 AKA 11 20 9 5 5

Jumlah Nilai 153 269 116

Nilai T = 120 Nilai Rata-rata 10,2 17,9 7,7

Dalam dokumen MOTTO DAN PERSEMBAHAN (Halaman 52-55)

Dokumen terkait