PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bagi pelajar, membantu anak meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometris pada anak usia dini, terutama melalui puzzle. Untuk memperoleh gambaran umum tentang kemampuan mengenal bangun ruang pada anak kelompok A di TK AR. Ho diterima jika Z hitung ≥ Z tabel yang berarti terdapat pengaruh permainan puzzle terhadap kemampuan mengenal bangun ruang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh permainan puzzle terhadap kemampuan anak mengenal bentuk geometris. Pengaruh permainan puzzle terhadap kemampuan mengenal bangun ruang pada anak kelompok A di TK AR Rahman Kab. Instrumen: Lembar hasil observasi: Kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak sebelum (pre-test) dan sesudah (posttest).
Kajian Pustaka
- Hasil Penelitian yang relevan
- Pendidikan Anak Usia Dini
- Permainan Puzzle
- Bentuk Geometri
Kerangka Pikir
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa alat yang menghasilkan pemahaman dan informasi, memberi kesenangan dan mengembangkan imajinasi. Kemampuan mengenal bentuk geometris pada anak usia dini merupakan kemampuan anak dalam mengenal, menunjuk, memberi nama dan mengumpulkan benda-benda disekitarnya berdasarkan bentuk-bentuk geometris seperti lingkaran, persegi panjang, dan segitiga. Permainan puzzle merupakan salah satu alat permainan yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan cara menyusun potongan-potongannya menjadi suatu gambar yang utuh.
Permainan puzzle geometri dapat melatih sel-sel otak dalam memecahkan masalah dan membekali anak dengan pengetahuan mengenal konsep bentuk dan warna, sehingga permainan puzzle geometri dapat lebih meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri dan minat belajar anak akan meningkat dalam mengetahui konsep tersebut. bentuk.geometri. Singkatnya, penelitian ini akan membuktikan apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu permainan puzzle dengan variabel terikat yaitu kemampuan mengenal bentuk geometris pada anak usia dini.
Hipotesis Penelitian
Ho diterima jika Z-hitung ≤ Z-tabel, artinya tidak terdapat pengaruh puzzle terhadap kemampuan mengenal bangun bangun geometri. Hasil pretest deskriptif kemampuan mengenal bangun ruang berdasarkan observasi awal di TK AR Rahman Kab. Kegiatan meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometris melalui puzzle membuat anak semakin tertarik dan antusias.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Anak kelompok A1 dan A2 sama-sama memiliki kemampuan yang rendah dalam mengenal bentuk geometri. Pengambilan sampel penelitian menggunakan jenis teknik pengambilan sampel probabilitas, tepatnya penelitian ini menggunakan simple random sampling. Dikatakan sederhana karena pengambilan sampel anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan mencatat nama anak kelompok A1 dan A2 pada kertas kecil kemudian peneliti mengambil 15 nama anak secara acak.
Definisi Operasional Variabel
Instrumen Penelitian
Cukup dilengkapi dengan memberi tanda checklist (√) apabila observasi muncul atau sesuai dengan instrumen dan dengan gambaran kemampuan yang diharapkan dicapai anak.
Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Peneliti melakukan observasi awal dan menilai kemajuan pengenalan bentuk geometris sebelum memberikan perlakuan pada permainan puzzle sesuai dengan instrumen yang telah dibuat. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan anak dalam mengenal bentuk geometri sebelum melaksanakan puzzle. Perlakuannya berupa kegiatan bermain puzzle yang akan digunakan selama eksplorasi dan dipandu oleh skenario yang telah dibuat sebelumnya.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan pengenalan bentuk geometris anak setelah dilaksanakannya permainan puzzle. Analisis hasil penelitian berlangsung sesuai dengan metode penelitian yang digunakan. Pada tahap ini peneliti membandingkan hasil pre-test dan post-test untuk melihat apakah ada perubahan pada kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri dan juga untuk mengetahui apakah permainan puzzle mempunyai pengaruh terhadap kemampuan anak dalam mengenal bentuk geometri. mengenali bentuk geometris mengenali bentuk.
Analisis Data
Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2013) analisis deskriptif adalah “Analisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengilustrasikan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya, tanpa bertujuan untuk membuat kesimpulan yang bersifat umum atau generalisasi”. Analisis deskriptif digunakan untuk membahas data kuantitatif. Pada analisis ini dilakukan pembahasan mengenai dampak permainan puzzle terhadap kemampuan mengenal bentuk geometris pada anak di TK AR Rahman Kab. Maros sebelum (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest) menggunakan permainan puzzle, rata-rata skor variabel dihitung menggunakan rumus.
Teknik analisis non parametrik adalah analisis yang tidak memerlukan asumsi mengenai sebaran data populasi, cara pengujiannya tidak berdasarkan sebaran populasi yang ada, sehingga menurut Sugiyono (2015) disebut uji bebas distribusi. bahwa statistik non parametrik tidak memerlukan banyak asumsi yang harus dipenuhi, misalnya data yang akan dianalisis tidak perlu berdistribusi normal dan berupa data nominal atau ordinal.
Hipotesis Statistik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Perlakuan (treatment)
Setelahnya guru melakukan tanya jawab tentang materi yang akan diajarkan yaitu pengenalan bangun ruang. Guru juga menjelaskan ciri-ciri setiap bangun geometri dan memberikan contoh yang ada di sekitar anak. Perlakuan pertama menggunakan permainan puzzle, beberapa siswa mampu menyebutkan bangun-bangun geometri dengan benar, menunjukkan bangun-bangun geometri disekitarnya dan menjelaskan ciri-ciri bangun geometri.
Guru kembali menjelaskan bangun-bangun geometri, ciri-ciri geometri dan contoh bangun-bangun geometri yang ada di sekitar anak. Pada saat dilakukan perlakuan kedua dengan menggunakan permainan puzzle, diperoleh hasil bahwa anak dapat menyebutkan bangun-bangun geometri dengan benar, menunjukkan bangun-bangun geometri disekitarnya dan menjelaskan ciri-ciri bangun geometri. Selama guru menjalani pembelajaran, anak-anak dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk geometris dan mengelompokkan bentuk-bentuk geometris berdasarkan warna.
Guru mengajukan pertanyaan tentang bangun geometri, ciri-ciri bangun geometri dan contoh bangun geometri tentangnya. Secara bergantian guru mengajak anak berkompetisi dalam mencocokkan puzzle, berkompetisi mengumpulkan bentuk-bentuk geometris yang ada disekitarnya, dan juga berkompetisi mengelompokkan bentuk-bentuk geometris berdasarkan warna. Guru kemudian memberikan kesempatan kepada anak untuk menjelaskan ciri-ciri bangun geometri yang telah dipelajari.
Pada saat dilakukan perlakuan ketiga, semua anak tampak mampu menyebutkan dan menunjuk bangun-bangun geometri sesuai petunjuk guru. Anak juga dapat mengumpulkan bentuk-bentuk geometris yang ada disekitarnya dan dapat mengelompokkannya ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan warna.
Hasil Penelitian
- Hasil Analisis Deskriptif
- Uji Statistik Nonparametrik
Berdasarkan tabel pre-test di atas terlihat persentase pengenalan bangun ruang pada tugas nomor 1 (anak dapat menyebutkan bangun ruang disekitarnya) kategori BB (belum berkembang) sebanyak 6 anak (40%). ). , kategori MB (mulai berkembang) sebanyak 6 anak (40%), kategori BSH (berkembang sesuai harapan) sebanyak 3 anak (20%), dan kategori BSB (perkembangan sangat baik) sebanyak 0 anak. anak-anak (0%). Porsi butir 2 (anak dapat menyebutkan sifat-sifat bangun datar) pada kategori BB (belum berkembang) sebanyak 6 anak (40%), pada kategori MB (mulai berkembang). Proporsi anak yang dapat menggabungkan bentuk pada tugas nomor 5 (anak dapat menggabungkan bentuk geometris sesuai warna) pada kategori BB (belum berkembang) sebanyak 0 anak (0%), kategori MB (mulai berkembang) sebanyak 3 anak (20%), kategori BSH (berkembang sesuai harapan) sebanyak 12 anak (80%) dan kategori BSB (berkembang sangat baik) sebanyak 0 anak (0%).
Persentase pada poin nomor 4 (anak mampu mengambil bangun-bangun geometri disekitarnya) pada kategori kurang berkembang 0 anak (0%) mulai berkembang 2 anak (14%) yang berkembang sesuai harapan 3 anak (20%) dan 10 anak-anak (66%) berkembang dengan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa persentase kemampuan mengenal bentuk geometri berada pada kategori berkembang sangat baik (BSB), berkembang sesuai harapan (BSH) dan mulai berkembang (MB), namun lebih dominan pada kategori berkembang sangat baik (BSB). ). . Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan data hasil observasi sebelum dan sesudah melaksanakan perlakuan, sehingga dapat diketahui pengaruh puzzle terhadap kemampuan mengenal bentuk geometris.
Berdasarkan tabel 4.5 mengenai data kemampuan mengenal bangun bangun geometri diketahui bahwa sebelum dan sesudah menggunakan permainan puzzle menunjukkan rangking yang diberi tanda (+) = 120 dan banyaknya rangking yang diberi tanda (-) = 0 Dalam pengambilan keputusan jika Z hitung ≤ Z tabel berarti Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh permainan puzzle terhadap kemampuan mengenal bangun ruang pada anak kelompok A. Maros dan apabila Z-score ≥ Z-tabel berarti Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh permainan puzzle terhadap kemampuan bangun geometri anak kelompok A di TK AR. Mengakui distrik Rahman.
Nilai Z hitung yang diperoleh sebesar 3,4 dan Z tabel (1,645), sehingga diperoleh Z hitung (3,4) ≥ Z tabel (1,645) sehingga Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh permainan dengan puzzle. dalam kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak kelompok.A di TK AR Rahman Kab. Hasil tes menunjukkan terdapat perbedaan poin kemampuan mengenal bangun ruang sebelum dan sesudah mendapat perlakuan berupa permainan puzzle.
Pembahasan
Oleh karena itu, peneliti mencoba mengambil langkah untuk meningkatkan kemampuan mengenali bentuk geometris melalui teka-teki. Peneliti membuktikan bahwa penggunaan puzzle dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometris pada anak TK di AR Rahman Kab. Peningkatan kemampuan mengenal bentuk geometris terlihat dari hasil rata-rata skor sebelum tindakan dan sesudah tindakan.
Dalam kegiatan mengenal bangun-bangun geometri melalui permainan puzzle, anak mendapat kesempatan untuk menyebutkan nama-nama bangun geometri secara langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan puzzle memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan kognitif siswa khususnya kemampuan mengenal bentuk geometris. 2 Sebutkan ciri-ciri bangun geometri 3 Tunjukkan bangun-bangun geometri sesuai petunjuk guru 4 Ambillah bangun-bangun geometri disekelilingnya 5 Kelompokkan bangun-bangun geometri berdasarkan.
3 Menampilkan bangun-bangun geometri sesuai petunjuk guru. 4 Melingkari bangun-bangun geometri 5 Menggabungkan bangun-bangun geometri berdasarkan alasnya.
SIMPULAN DAN SARAN
Saran
Guru khususnya yang sedang belajar mengenal bentuk geometri disarankan untuk menggunakan puzzle dalam proses belajar mengajar. Harapannya pada saat belajar mengenal bangun bangun geometri dapat langsung memegang media edukasi atau alat permainan agar anak mudah mengingatnya dalam pembelajaran selanjutnya. Guru diharapkan memperhatikan dan mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk memainkan puzzle bentuk geometris.
Guru melakukan pretest dengan menunjukkan bangun-bangun geometri yang disiapkan dalam bentuk puzzle, kemudian guru meminta anak satu persatu menyebutkan dan menunjukkan bangun-bangun geometri tersebut, kemudian guru meminta mereka menyebutkan sifat-sifat setiap bangun geometri, kemudian bertanya Guru juga anak-anak menyebutkan nama benda-benda yang berbentuk geometris disekitarnya. Kemudian guru menunjukkan sebuah puzzle dan menjelaskan kepada anak cara memainkannya. Setelah anak selesai bermain puzzle, guru meminta anak satu per satu menyebutkan sifat-sifat dan bangun-bangun geometri. Setelah anak bermain puzzle, guru mengajak anak untuk menyebutkan bangun-bangun geometri yang dimiliki guru, setelah itu guru meminta anak untuk mengumpulkan bangun-bangun geometri yang ada disekitarnya.
Guru melakukan posttest dengan memperlihatkan bangun-bangun geometri yang telah diberikan, kemudian guru meminta anak satu persatu menyebutkan dan menunjukkan bangun-bangun geometri tersebut, setelah itu guru meminta mereka menyebutkan ciri-ciri setiap bangun geometri setelah bermain. permainan puzzle, guru meminta anak menyebutkan dan mengumpulkan bangun-bangun geometri yang ada disekitarnya, kemudian guru meminta anak mengelompokkan bangun-bangun geometri berdasarkan warna.