Implementasi diagnosa pertama yaitu gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan. Pada tanggal 09 Desember 2020 pukul 10.00, Mengidentifikasi masalah gangguan pola tidur klien, karakteristik dan penyebab. Data subjektif : klien mengatakan gangguan pola tidur sedikit berkurang. Data objektif : klien tampak rileks. Pada pukul 10.30 WIB, Menganjurkan klien untuk tidur malam jam 8-4 pagi. Data subjektif : klien mengatakan akan mengatur tidur malam secara teratur.
Data objektif : klien tampak mengatur jadwal tidur. Pada pukul 11.00 WIB, Menganjurkan klien untuk memakai tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal yang nyaman. Data subjektif : klien mengatakan bersedia mengikuti anjuran tersebut. Data objektif : klien tampak lebih tenang.
Implementasi diagnosa kedua yaitu nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis. Implementasi hari pertama dilakukan pada tanggal 10 Desember 2020 pada pukul 09.00 WIB, Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. Data Subjektif : klien mengatakan nyeri dan pusing pada bagian kepala, P : nyeri dirasakan saat melakukan aktifitas, Q : nyeri terasa seperti mencekram, R : nyeri pada bagian kepala, S : skala nyeri 4, T : hilang timbul. Data objektif : klien tampak meringis menahan nyeri. Pada pukul 09.30 WIB, Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri. Data subjektif : klien mengatakan nyeri kepala sangat terasa saat melakukan aktivitas berat dan nyeri berkurang saat
klien beristirahat dengan cukup. Data objektif : klien tampak lemas dan menahan sakit.
Pada pukul 10.00 WIB, Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (tarik nafas dalam). Data subjektif : klien mengatakan bersedia untuk melakukan tarik nafas dalam sesuai dengan yang diajarkan. Data objektif : klien tampak melakukan teknik relaksasi tarik nafas dalam yang sudah diajarkan.
Implementasi diagnosa kedua pada hari kedua, tanggal 10 Desember 2020 pukul 11.00 WIB, Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. Data subjektif : klien mengatakan nyeri dan pusing pada bagian kepala. P : nyeri dirasakan saat melakukan aktifitas, Q : nyeri terasa seperti mencekram, R : nyeri pada bagian kepala, S : skala nyeri 3, T : hilang timbul. Data objektif : klien tampak meringis menahan sakit. Pada pukul 11.15 WIB, Mengidentifikasi faktor memperberat dan memperingan nyeri. Data subjektif : klien mengatakan nyeri kepala masih terasa sakit ketika melakukan aktivitas. Data objektif : klien tampak lemas. Pada pukul 11.30 WIB, Mengajarkan teknik nonfarmakologis (tarik nafas dalam) untuk mengurangi nyeri. Data subjektif : klien mengatakan bersedia untuk melakukan tarik nafas dalam. Data objektif : klien tampak kooperatif.
Implementasi diagnose pertama pada hari ketiga tanggal 11 Desember 2020 pukul 08.00 WIB, Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. Data subjektif : klien mengatakan nyeri dan pusing pada bagian kepala. P : nyeri dirasakan saat melakukan aktifitas, Q : nyeri terasa seperti mencekram, R : nyeri pada bagian kepala, S : skala nyeri 2, T : hilang timbul. Pada pukul 08.15 WIB, Mengidentifikasi faktor memperberat dan memperingan nyeri.
Data subjektif : klien mengatakan nyeri kepala sudah berkurang. Data objektif : klien tampak segar. Pada pukul 08.30 WIB, Mengajarkan teknik nonfarmakologis (tarik nafas dalam) untuk mengurangi nyeri.
Data subjektif : Klien mengatakan mau diajarkan tarik nafas dalam.
Data objektif : klien tampak mempraktekan tarik nafas dalam secara mandiri yang diajarkan oleh perawat.
3.5 Evaluasi
Evaluasi pada hari pertama tanggal 09 Desember 2020 pada pukul 12.30 WIB, implementasi diagnosa pertama mendapatkan hasil yaitu data subjektif klien mengatakan sudah mulai bisa tidur dimalam hari dan merasakan ketenangan karena selalu berfikir positif. Data objektif klien terlihat lebih tenang. Assessment dalam penilaian implementasi adalah tujuan teratasi, masalah teratasi. Rencana tindakan menetapkan intervensi dihentikan.
Pada tanggal 10 Desember 2020, pukul 11.30 WIB evaluasi dari implementasi diagnosa kedua yaitu data subjektif klien berkata nyeri sedikit berkurang karena dilakukan perawatan tarik nafas dalam, P : klien mengatakan nyeri pada bagian kepala, Q : nyeri terasa seperti mencekram, R : nyeri pada bagian kepala, S : skala nyeri 4, T : hilang timbul. Assasment dalam penilaian implementasi adalah tujuan teratasi sebagian, masalah belum teratasi. Rencana tindakan menetapkan lanjutan intervensi meliputi identifikasi tempat, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas nyeri, mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, memberikan teknik nonfarmakologis (tarik nafas dalam) untuk mengurangi rasa nyeri.
Pada tanggal 10 Desember 2020, pukul 12.00 WIB evaluasi dari implementasi diagnosa kedua yaitu data subjektif klien mengatakan nyeri sedikit kurang karena dilakukan perawatan tarik nafas dalam untuk mengurangi nyeri. P : klien mengatakan nyeri pada bagian kepala, Q : nyeri terasa seperti mencekram, R : nyeri pada bagian kepala, S : skala nyeri 3, T : hilang timbul. Assasment dalam penilaian implementasi adalah tujuan teratas , masalah teratasi sebagian. Rencana tindakan menetapkan lanjutan intervensi meliputi mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas nyeri, mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, memberikan teknik nonfarmakologis (tarik nafas dalam) untuk mengurangi rasa nyeri.
Pada tanggal 11 Desember 2020, pukul 10.00 WIB evaluasi dari implementasi diagnosa kedua yaitu data subjektif klien mengatakan nyeri sedikit berkurang karena dilakukan perawatan tarik
nafas dalam untuk mengurangi nyeri. P : klien mengatakan nyeri pada bagian kepala, Q : nyeri terasa seperti mencekram, R : nyeri pada bagian kepala, S : skala nyeri 2 , T : hilang timbul. Assasment dalam penilaian implementasi adalah tujuan teratasi, masalah teratasi sebagian. Rencana tindakan menetapkan lanjutan intervensi meliputi mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, memberikan teknik nonfarmakologis (tarik nafas dalam) untuk mengurangi nyeri.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab IV penulis memaparkan hasil analisa asuhan keperawatan pada ibu K dengan diagnose hipertensi di Kota Semarang yang disesuaikan dengan teori yang didapat. Asuhan keperawatan pada ibu K dikelola selama tiga hari pada tanggal 09 Desember 2020 sampai 11 Desember 2020.
Pada bab ini penulis ingin membahas tentang penyelesaian masalah yang ditemukan dan disesuaikan dengan konsep dasar yang terdapat di bab II dengan memperhatikan proses asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Setelah itu penulis akan menyarankan diagnose keperawatan yang seharusnya ada, namun tidak diangkat oleh penulis dan ditambahkan penulis di pembahasan ini serta membahas intervensi utama yang diperkuat dengan hasil penelitian.
5.1 Pengkajian
Dari pengkajian yang telah dilakukan penulis pada hari Rabu 09 Desember 2020 pukul ditemukan pasien ibu K dengan diagnosa Hipertensi. Pengertian dari Hipertensi sendiri ialah suatu keadaan yang mengalami kenaikan tekanan diastol dan sistolik yang lebih diatas batas normal (tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan diastole diatas 90 mmHg) . Akibat dari penyakit hipertensi biasanya seseorang akan mengalami nyeri kepala . Nyeri kepala seperti adanya pergeseran jaringan intracranial yang peka nyeri akibat meningginya tekanan intrakranial.
Akibat dari hipertensi tersebut juga didapatkan pada pasien. Hipertensi ditandai dengan adanya pusing, sakit kepala, mudah marah, terasa pegal atau nyeri leher akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan mudah lelah. Tanda-tanda tersebut dialami oleh pasien yaitu pasien mengalami sakit kepala, pusing, terasa pegal atau nyeri leher. Pada pengkajian riwayat keluarga penulis akan menjabarkan tidak ada
penyakit keturunan. Klien tinggal serumah dengan suami dan anaknya. Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data yang abnormal pada pemeriksaan pola tidur yaitu pasien megalami sulit tidur, gelisah, tidur terganggu. Pada pemeriksaan vital sign tekanan darah diatas normal yaitu 155/100 mmHg. Pada pemeriksaan fisik mengalami nyeri pada bagian kepala. Dengan ditemukannya hasil abnormal pada saat pengkajian maka penulis menegakkan prioritas diagnosa keperawatan gangguan pola tidur dengan intervensi utama Menganjurkan klien untuk tidur malam jam 8-4 pagi
5.2 Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017) gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor eksternal. Tanggal 08 Desember 2020 penulis mengangkat diagnosa sebab itu saat pengkajian. Diperoleh karena Pasien mengalami sulit tidur selama penyakit tekanan darah tinggi meningkat. Pasien sering terbangun dan merasa gelisah. Batasan karakteristik dalam Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) sudah sesuai ialah keluh sulit tidur dan mengeluh tidak puas tidur dan mengeluh sering terjaga.
Alasan penulis memilih diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan sebagai prioritas diagnosa kedua karena berdasarkan hierarki kebutuhan Abraham Maslow berupa kebutuhan fisiologis. Tidur yakni kondisi rehat yang diperlakukan oleh manusia secara reguler. Tidur memiliki dampak yang sangat besar ialah terhadap kesehatan raga, emosi, mental serta sistem imunitas badan. Seorang yang mutu serta kuantitas tidurnya kurang cenderung lebih gampang terkena penyakit, antara lain merupakan serangan jantung, anemia serta tekanan darah(Susanto 2018). Intervensi untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan selama 3x8
jam. Penulis akan menjabarkan rencana tindakan yang ditegakkan yaitu identifikasi masalah gangguan tidur pada klien, karakteristik dan penyebab, lakukan persiapan untuk tidur malam 8-4 pagi, keadaan tidur yang aman atau lingkungan yang nyaman.
Implementasi dilakukan selama tiga hari mulai tanggal 08 Desember 2020 sampai 10 Desember 2020. Penulis menerapkan jadwal tidur yang baik. Pola tidur meliputi kecepatan tidur yang cocok kebutuhan bagi usia, tidur nyenyak tidak terbangun sebab sesuatu perihal di sela-sela waktu tidur. Sebaiknya pada pola tidur kurang baik meliputi durasi tidur yang kurang dari kebutuhan bagi usia, tidur sangat larut malam serta bangun sangat kilat, tidur tidak nyenyak kerap terbangun sebab sesuatu perihal(Ludyaningrum 2016).
Evaluasi dilakukan selama 3 hari dari tanggal 08 Desember 2020 sampai 10 Desember 2020. Hasil dari evaluasi selama 3 hari masalah pasien telah atasi. Penulis menyarankan agar selalu mengatur pola tidur yang baik dan jadwal tidur yang rutin.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis Bagi (Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017) nyeri akut yakni pengalaman sensorik ataupun emosional yang berkaitan dengan kehancuran jaringan aktual ataupun fungsional, dengan onset tiba- tiba ataupun lelet serta intensitas ringan sehingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. Tanggal 08 Desember 2020 penulis mengangkat diagnosa tersebut karena pada saat pengkajian di dapatkan data pasien sakit kepala disertai nyeri dan pusing TD : 150/100 mmHg. Batasan karakteristik dalam Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) sudah sesuai yaitu adanya mengeluh nyeri dan tekanan darah meningkat.
Diagnosa nyeri akut menjadi diagnosa prioritas pertama karena dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman menurut Abraham Maslow. Kebutuhan nyaman serta aman ialah salah satu kebutuhan yang wajib padati oleh manusia. Hal inilah dapat mengetahui nyeri berskala 4 atau 3. Oleh karena itu diagnose nyeri akut ditegakkan agar masalah tersebut dapat diselesaikan.
Intervensi untuk nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis selama 3x8 jam. Penulis akan menjabarkan rencana Tindakan keperawatan yang ditegakkan adalah identifikasi lokasi, karakteristik,durasi,frekuensi,intesitas, dan skala nyeri, identifikasi factor yang memperberat dan memperingan, berikan Teknik non- farmakologis.
Penulis dalam melakukan implementasi sudah sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditetapkan. Penulis memberikan terknik non farmakologis dengan cara tarik nafas dalam kepada Ibu K. Ibu K sebelumnya konsumsi obat anti hipertensi. Setiap implementasi yang diberikan oleh penulis, Ibu K melakukan secara kooperatif dan mandiri. Penulis melakukan implementasi selama 3 hari tanggal 08 Desember 2020 sampai 10 Desember 2020.
Evaluasi dari implementasi yang dilakukan berdasarkan capaian kriteria hasil yang telah ditetapkan. Hasil dari assessment penilaian masalah teratasi Sebagian dibuktikan dengan nyeri berkurang dari skala 4 menjadi skala 2. Setelah dilakukan implementasi selama 3 hari Ibu K tampak lebih membaik.
5.3 Tambahan Diagnosa Keperawatan
Tidak hanya mengulas permasalahan yang timbul pada permasalahan Ibu K penulis pula hendak mengulas diagnosa tambahan yang tidak di tegakkan oleh penulis antara lain :
1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
Defisit pengetahuan ialah ketiadaan ataupun kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu(Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017). Batasan karakteristik Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia meliputi menanyakan permasalahan yang dialami, menampilkan sikap yang tidak cocok anjuran serta menampilkan galat terhadap permasalahan.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
a. Pengkajian pada Ibu K dilakukan pada hari Senin tanggal 08 Desember 2020. Berdasarkan pengkajian tersebut didapatkan Ibu K mengalami sakit kepala, pusing dan nyeri kepala.
b. Masalah keperawatan yang timbul pada Ibu K adalah diagnosa keperawatan yang pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, sedangkan diagnosa kedua gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan.
c. Rencana tindakan yang ditetapkan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Sedangkan fokus intervensi yang diberikan pada Ibu K diagnosa pertama yaitu melakukan tarik nafas dalam.
Implementasi dilakukan selama tiga hari sesuai dengan intervensi keperawatan yang disusun sebelumnya.
d. Hasil evaluasi yang didapatkan pada diagnosa pertama masalah Ibu K telah teratasi sebagian. Sedangkan diagnose kedua masalah Ibu K telah teratasi. Penulis menyarankan kepada Ibu K untuk melakukan tarik nafas dalam secara mandiri.
5.2 Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi diharapkan dapat dikembangkan ilmu keperawatan untuk perawat yang berkompetensi dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang komprehensif.
2. Bagi Profesi Keperawatan
Memberikan asuhan keperawatan pada gerontik dengan penyakit hipertensi dan meningkatkan kemampuan perawat dalam keperawatan gerontik.
3. Bagi Lahan Praktik
Sebagai pembelajaran dalam asuhan keperawatan pada gerontik yang mengalami hipertensi serta untuk meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas khususnya pada lansia.
4. Bagi Masyarakat
Untuk meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang pentingnya kesehatan lansia, mencegah komplikasi hipertensi
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Yanti. 2020. “Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Jakarta.” 5(1): 41–47.
Angshera, Rike, Fuji Rahmawati, and Eka Yulia Fitri Y. 2020. “Dukungan Keluarga Pra Lansia Yang Menderita Hipertensi Di Kelurahan Indralaya Mulya.” Seminar Nasional Keperawatan
“Pemenuhan Kebutuhan Dasar dalam Perawatan Paliatif pada Era Normal Baru”: 14–19.
Annisa, Dona Fitri, and Ifdil Ifdil. 2016. “Konsep Kecemasan (Anxiety) Pada Lanjut Usia (Lansia).”
Konselor 5(2): 93.
Ansar J, Dwinata I, M. APRIANI. 2019. “Determinan Kejadian Hipertensi Pada Pengunjung Posbindu Di Wilayah Kerja Puskesmas Ballaparang Kota Makassar.” Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan 1:
28–35.
Aspiani. 2019. “Efektifitas Terapi Relaksasi Benson Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.” Interest : Jurnal Ilmu Kesehatan 8(1): 51–60.
Handa Gustiawan. 2019. “No TitleΕΛΕΝΗ.” Αγαη 8(5): 55.
Idaiani, Sri, and Herlina Sri Wahyuni. 2017. “Hubungan Gangguan Mental Emosional Dengan Hipertensi Pada Penduduk Indonesia.” Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 26(3): 137–44.
Istichomah, Istichomah. 2020. “Penyuluhan Kesehatan Tentang Hipertensi Pada Lansia Di Dukuh Turi, Bambanglipuro, Bantul.” Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI) 2(1): 24.
Kuswati, Ani, Taat Sumedi, and Hartati. 2020. “Pengaruh Reminiscence Therapy Terhadap Fungsi Kognitif Pada Lansia.” Jurnal keperawatan mersi 8(2019): 1–6. http://ejournal.poltekkes- smg.ac.id/ojs/index.php/jkm/article/view/5853/1704.
Ludyaningrum, Rezkha Mala. 2016. “PERILAKU BERKENDARA DAN JARAK TEMPUH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA Driving Behavior and Mileage with the Incidence of URI on Students at Universitas Airlangga Surabaya.” Jurnal Berkala Epidemiologi 4(3): 384–95.
Pambudi, Hubertus Agung, Meidiana Dwidiyanti, and Diyan Yuli Wijayanti. 2018. “Pandangan Lansia Tentang Seksualitas Pada Lanjut Usia.” Jurnal Kesehatan 9(1): 154.
Pranata, Lilik, Sri Indaryati, and Aniska Indah Fari. 2020. “Pendampingan Lansia Dalam
Meningkatkan Fungsi Kognitif Dengan Metode Senam Otak.” Jurnal madaniyah 1(4): 172–76.
Richard, Selvia David. 2013. “Jurnal STIKES Volume 6, No. 1, Juli 2013.” 6(1): 63–73.
Rohadi, Slamet, Suci Tuty Putri, and Aniq Dini Karimah. 2016. “Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Activities Daily.” Pendidikan Keperawatan Indonesia 2(1): 17.
Rosita, Marlina Dwi. 2012. “Hubungan Antara Fungsi Kognitif Dengan Kemampuan Interaksi Sosial Pada Lansia Di Kelurahan Mandan Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo.” : 1–17.
Susanto, Hari. 2018. “Asuhan Keperawatan Pasien Gout Arthitis Pada Tn. M Dan Ny. S Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Di UPT PTWS Jember.”
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
DAFTAR TABEL
1. Tabel Pengajian status fungsional dengan pemeriksaan index katz
Skor Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar mandi, berpakaian, dan mandi
B Kemandirian dalam melakukan kegiatan sehari-hari kecuali salah satu dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam melakukan kegiatan sehari hari kecuali makan, dan salah satu fungsi lainnya
D Kemandirian dalam melakukan kegiatan sehari-hari kecuali makan, minum, dan salah satu fungsi lainnya
E Kemandirian dalam melakukan kegiatan sehari hari kecuali makan, minum, berpindah dan salah satu fungsi lainnya F Kemandirian dalam melakukan kegiatan sehari-hari kecuali
makan, minum, berpindah, ke kamar mandi dan salah satu fungsi lainnya
G Ketergantungan seluruhnya yaitu: makan, minum, berpindah, ke kamar mandi, berpakaian, dan mandi.
2. Tabel Pengkajian status kognitif SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionaire)
No Pertanyaan Benar Salah
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang?
3 Apa tempat ini?
4 Dimana alamat anda?
5 Berapa umur anda?
6 Kapan anda lahir? (Minimal tahun) 7 Siapa presiden indonesia sekarang?
8 Siapa presiden indonesia sebelumnya?
9 Siapa nama ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 setiap angka baru, lakukan secara menurun
LAMPIRAN
Jurnal :
Hartanti, RD 2016, Terapi Relaksasi Napas Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi, Stikes Muhammadiyah pekajangan pekalongan
Lampiran 1
SURAT KESEDIAAN MEMBIMBING
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ns. Moch Aspihan, M.Kep., Sp.Kep.Kom NIDN : 0613057602
Perkerjaan : Dosen
Menyatakan bersedia menjadi pembimbing Karya Tulis Ilmiah atas nama mahasiswa prodi D-III Keperawatan FIK UNISSULA Semarang, sebagai berikut :
Nama : Fadia Kansha Tamara NIM : 40901800032
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ibu K Dengan Penyakit Hipertensi di Kota Semarang
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 26 Mei 2021 Pembimbing
Ns. Moch Aspihan, M.Kep, Sp.Kep.Kom NIDN : 0613057602
Lampiran 2
SURAT KETERANGAN KONSULTASI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ns. Moch Aspihan, M.Kep., Sp.Kep.Kom NIDN : 0613057602
Perkerjaan : Dosen
Menyatakan bersedia menjadi pembimbing Karya Tulis Ilmiah atas nama mahasiswa prodi D-III Keperawatan FIK UNISSULA Semarang, sebagai berikut :
Nama : Fadia Kansha Tamara NIM : 40901800032
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ibu K Dengan Penyakit Hipertensi di Kota Semarang
Menyatakan bahwa mahasiswa seperti yang disebutkan diatas benar-benar telah melakukan konsultasi pada pembimbing KTI mulai tanggal 23 januari 2021 sampai dengan 24 Mei 2021 secara virtual menggunakan google meet.
Semarang, 26 Mei 2021 Pembimbing
Ns. Moch Aspihan, M.Kep, Sp.Kep.Kom NIDN : 0613057602
Lampiran 3
LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA PRODI D-III KEPERAWATAN
FIK UNISULA 2021
Nama Mahasiswa : Fadia Kansha Tamara
NIM : 40901800032
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Ibu K Dengan Penyakit Hipertensi di Kota Semarang
Pembimbing : Ns. Moch Aspihan, M.Kep., Sp.Kep.Kom
Hari/ Tanggal Materi Konsultasi Saran Pembimbing TTD Pembimbing Selasa, 9
Februari 2021
Pembahasaan judul dan cara penulisan bab 1
Judul acc,
melanjutkan bab 1
Senin, 15 Februari 2021
Bab 1 Melanjutkan bab 1
Rabu, 24 Februari 2021
Bab 2 Melanjutkan bab 2
Selasa, 9 Maret 2021
Bab 3 Melanjutkan bab 3
Kamis, 18 Maret 2021
Bab 4 Melanjutkan bab 4