• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI LANGSUNG ASUHAN DENGAN EFISIEN DANAMAN . 125

Dalam dokumen BAB II (Halaman 145-154)

demam typoid karena didapatkan data pengkajian pasien mengatakan belum mengerti tentang riwayat penyakit yang dialami pasien sehingga penulis memberikan edukasi pada pasien tentang demam typoid yaitu Pengertian demam typoid, penyebab, tanda dan gejala, cara penularan, dan pencegahan demam typoid.

4.4 IMPLEMENTASI LANGSUNG ASUHAN DENGAN EFISIEN

menggosok gigi setiap hari, Anjurkan makan sedikit tapi sering, Kolabarasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan pemberian nutrisi parentral, Dokumentasikan hasil tindakan dalam catatan rekam medik, Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi, Paracetamol 3x1, Antrain 2 ml 3x1, Ranitidine 50mg/2ml 2x1, Infus Ringer Laktat (RL) 500ml, 28 tetes/menit, Omeprazole 40mg 2x1, Infarsyl.

Pada tanggal 22 Juli 2019 , Pasien mengatakan demam keluhan mual - muntah. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital keadaan umum Lemah, pasien demam (suhu 38,6⁰C), inspeksi lidah kotor, bibir kering dan pecah – pecah,.

Diagnosa keperawanya yaitu Tn“I” umur 25 tahun dengan demam tifoid dalam perawatan hari pertama. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberitahukan hasil pemeriksaan pada pasien dan keluarga dengan hasil keadaan umum lemah, vital sign (suhu : 38,6⁰C nadi : 82 x/menit respirasi : 20 x/menit), melakukan observasi tanda-tanda vital dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai advis dokter (Infus Ringer Laktat (RL) 500mg, 28 tetes/menit. Infarsyl. Injeksi Omeprazole 40mg 2x1. Injeksi Ranitidine 50mg/2ml 2x1. Injeksi Antrain 2 ml 3x1. Paracetamol 3x1). melanjutkan kolaborasi dengan bagian gizi untuk diit makanan dengan hasil pasien telah makan bubur yang diberikan dari Rumah Sakit, menganjurkan pasien untuk meminum air putih yang banyak karena perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak ketika Peningkatan suhu tubuh, menganjurkan pasien dan keluarga agar tidak jajan sembarangan dengan hasil Keluarga dan pasien bersedia untuk tidak jajan sembarangan, menganjurkan keluarga agar pasien tirah baring dan istirahat yang cukup dengan hasil pasien telah istirahat tirah baring.

Hari kedua (23 Juli 2019) Pasien mengatakan demam berangsur angsur menurun dan rasa mual muntah juga sudah berangsur angsur menurun, pasien mulai menghabiskan makanan ¼ porsi. Hasil pemeriksaan keadaan umum cukup, suhu tubuh 37, 0̊C, inspeksi lidah kotor, bibir kering dan pecah – pecah.

Diagnosa keperawatannya yaitu Tn “I” umur 25 tahun dengan demam tifoid dalam perawatan hari kedua. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberitahukan hasil pemeriksaan pada pasiena dan keluarga dengan hasil keadaan umum cukup, vital sign (suhu : 37,0⁰C, nadi : 83 x/menit, respirasi : 20 x/menit, TD : 110/70 mmHg), melakukan observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai advis Dokter (Infus Ringer Laktat (RL) 500mg, 28 tetes/menit. Infarsyl. Injeksi Omeprazole 40mg 2x1.

Injeksi Ranitidine 50mg/2ml 2x1. Injeksi Antrain 2 ml 3x1. Paracetamol 3x1).

melanjutkan kolaborasi dengan bagian gizi untuk diit makanan dengan hasil pasien telah makan bubur yang diberikan dari Rumah Sakit, menganjurkan Keluarga untuk tetap memberikan nutrisi pada anaknya dengan cara memberi makanan sedikit-sedikit tapi seringdengan hasil orangtua bersedia memberikan kebutuhan nutrisi pada anak dengan memberi makan sedikit tapi sering, menganjurkan pasien dan keluarga menjaga kebersihan badan pasien dengan cara mandi dan sikat gigi 2 kali sehari dan ganti baju 2 kali/hari dengan hasil pasien telah disibin dan ganti baju pukul 06.30 WIB.

Pada hari ketiga perawatan (24 Juli 2019) pasien tidak memiliki keluhan apapun dan besok sudah boleh pulang, keadaan umum baik dan suhu tubuh 36,1⁰C, inspeksi mulut dan bibir sudah tidak kering, anak sudah lebih sehat dan lebih bersemangat serta nafsu makan pasien kembali pulih, palpasi tidak ada

nyeri tekan, perkusi tidak ada kembung. Diagnosa keperawatannya yaitu Tn “I”

umur 25 tahun dalam perawatan hari ketiga. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberitahukan hasil pemeriksaan pada pasien dan keluarga dengan hasil keadaan umum baik, vital sign (suhu : 36,1⁰C nadi : 84 x/menit respirasi : 20 x/menit TD : 120/80 mmHg), melakukan observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai advis dokter (Infus Ringer Laktat (RL) 500mg, 28 tetes/menit. Infarsyl. Injeksi Omeprazole 40mg 2x1.

Injeksi Ranitidine 50mg/2ml 2x1. Injeksi Antrain 2 ml 3x1. Paracetamol 3x1).

menganjurkan keluarga untuk memberikan makan yang telah disediakan rumah sakit berupa bubur dan lauk-pauk kepada pasiennya dengan cara memberikannya sedikit-sedikit tetapi sering dengan hasil pasien mau makan sediki-sedikit tetapi sering, menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan lingkungan dan makanan yang diberikan pada anak serta menjaga pola makan anak dengan hasil keluarga mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan, mengingatkan keluarga dan pasien agar tidak jajan sembarangan dengan hasil keluarga dan pasien bersedia untuk tidak jajan sembarangan. Pasien rencana pulang.

Pelaksanaan adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik (Iyer et al., 1996). Tujuan dari implementasi adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping. Penyusunan asuhan keperawatan melalui tiga tahap, yaitu : Tahap persiapan terdiri dari : Meninjau ulang tindakan antisipasi dari asuhan keperawatan yang akan dilakukan, menganalisis pengetahuan dan keterampilan

keperawatan yang diperlukan, mengetahui komplikasi yang mungkin muncul., mempersiapkan peralatan yang diperlukan, mempersiapkan lingkungan yang kondusif, mengidentifikasikan aspek-aspek hukum dan kode etik keperawatan.

Tahap intervensi terdiri dari : Fokus tahap implementasi asuhan keperawatan adalah kegiatan implementasi dari perencanaan intervensi untuk memenuhi kebutuhn fisik dan emosional.

Implementasi pada Tn.i dapat dilakukan penulis sesuai rencana tindakan keperawatan yang ada. Penulis melakukan beberapa implementasi keperawatan yang telah direncanakan tanpa mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan pasien dan keluarga kooperatif. Implementasi yang dilakukan adalah sesuai dengan Teori dan tidak ada kesenjangan antara fakta pasien di rumah sakit dan teori karena tindakan yang dilakukan sudah meliputi tindakan Observasi, Nursing, Planning, Education, Colaboration (ONEC), dan sesuai implementasi pada pasien dengan kasus Demam Typoid. Pemberian edukasi atau pendidikan kesehatan pada pasien Tn.I dan keluarga diberikan secara interpersonal pada hari ketiga pada tanggal 24 Juli 2019 di ruang pasien dengan menggunakan metode ceramah. Materi kesehatan sesuai dengan kasus pasien yaitu Demam Typoid.

Dan hasil dari edukasi pada pasien Tn.I dan keluarga mengerti dan mampu menjelaskan kembali pengertian Demam Typoid, penyabab, tanda dan gejala, cara penularan, dan pencegahan Demam Typoid. Dan hal ini terbukti selama 3 hari pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan, keluhan klien berkurang dan diagnosa keperawatan teratasi.

4.5 EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal : 22 Juli 2019 Pukul : 12.00 WIB.

Catatan Perkembangan I

Pada tanggal 22 Juli 2019 , Pasien mengatakan demam keluhan mual - muntah. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital keadaan umum Lemah, pasien demam (suhu 38,6⁰C), inspeksi lidah kotor, bibir kering dan pecah – pecah,.

Diagnosa keperawanya yaitu Tn“I” umur 25 tahun dengan demam tifoid dalam perawatan hari pertama. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberitahukan hasil pemeriksaan pada pasien dan keluarga dengan hasil keadaan umum lemah, vital sign (suhu : 38,6⁰C nadi : 82 x/menit respirasi : 20 x/menit), melakukan observasi tanda-tanda vital dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai advis dokter (Infus Ringer Laktat (RL) 500mg, 28 tetes/menit. Infarsyl. Injeksi Omeprazole 40mg 2x1. Injeksi Ranitidine 50mg/2ml 2x1. Injeksi Antrain 2 ml 3x1. Paracetamol 3x1). melanjutkan kolaborasi dengan bagian gizi untuk diit makanan dengan hasil pasien telah makan bubur yang diberikan dari Rumah Sakit, menganjurkan pasien untuk meminum air putih yang banyak karena perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak ketika Peningkatan suhu tubuh, menganjurkan pasien dan keluarga agar tidak jajan sembarangan dengan hasil Keluarga dan pasien bersedia untuk tidak jajan sembarangan, menganjurkan keluarga agar pasien tirah baring dan istirahat yang cukup dengan hasil pasien telah istirahat tirah baring.

Catatan Perkembangan II

Hari kedua (23 Juli 2019) Pasien mengatakan demam berangsur angsur menurun dan rasa mual muntah juga sudah berangsur angsur menurun, pasien mulai menghabiskan makanan ¼ porsi. Hasil pemeriksaan keadaan umum

cukup, suhu tubuh 37, 0̊C, inspeksi lidah kotor, bibir kering dan pecah – pecah.

Diagnosa keperawatannya yaitu Tn “I” umur 25 tahun dengan demam tifoid dalam perawatan hari kedua. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberitahukan hasil pemeriksaan pada pasiena dan keluarga dengan hasil keadaan umum cukup, vital sign (suhu : 37,0⁰C, nadi : 83 x/menit, respirasi : 20 x/menit, TD : 110/70 mmHg), melakukan observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai advis Dokter (Infus Ringer Laktat (RL) 500mg, 28 tetes/menit. Infarsyl. Injeksi Omeprazole 40mg 2x1.

Injeksi Ranitidine 50mg/2ml 2x1. Injeksi Antrain 2 ml 3x1. Paracetamol 3x1).

melanjutkan kolaborasi dengan bagian gizi untuk diit makanan dengan hasil pasien telah makan bubur yang diberikan dari Rumah Sakit, menganjurkan Keluarga untuk tetap memberikan nutrisi pada anaknya dengan cara memberi makanan sedikit-sedikit tapi seringdengan hasil orangtua bersedia memberikan kebutuhan nutrisi pada anak dengan memberi makan sedikit tapi sering, menganjurkan pasien dan keluarga menjaga kebersihan badan pasien dengan cara mandi dan sikat gigi 2 kali sehari dan ganti baju 2 kali/hari dengan hasil pasien telah disibin dan ganti baju pukul 06.30 WIB.

Catatan Perkembangan III

Pada hari ketiga perawatan (24 Juli 2019) pasien tidak memiliki keluhan apapun dan besok sudah boleh pulang, keadaan umum baik dan suhu tubuh 36,1⁰C, inspeksi mulut dan bibir sudah tidak kering, anak sudah lebih sehat dan lebih bersemangat serta nafsu makan pasien kembali pulih, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi tidak ada kembung. Diagnosa keperawatannya yaitu Tn “I”

umur 25 tahun dalam perawatan hari ketiga. Pelaksanaan yang dilakukan adalah memberitahukan hasil pemeriksaan pada pasien dan keluarga dengan hasil keadaan umum baik, vital sign (suhu : 36,1⁰C nadi : 84 x/menit respirasi : 20 x/menit TD : 120/80 mmHg), melakukan observasi tanda-tanda vital tiap 6 jam dengan hasil terlampir, melanjutkan terapi sesuai advis dokter (Infus Ringer Laktat (RL) 500mg, 28 tetes/menit. Infarsyl. Injeksi Omeprazole 40mg 2x1.

Injeksi Ranitidine 50mg/2ml 2x1. Injeksi Antrain 2 ml 3x1. Paracetamol 3x1).

menganjurkan keluarga untuk memberikan makan yang telah disediakan rumah sakit berupa bubur dan lauk-pauk kepada pasiennya dengan cara memberikannya sedikit-sedikit tetapi sering dengan hasil pasien mau makan sediki-sedikit tetapi sering, menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan lingkungan dan makanan yang diberikan pada anak serta menjaga pola makan anak dengan hasil keluarga mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan, mengingatkan keluarga dan pasien agar tidak jajan sembarangan dengan hasil keluarga dan pasien bersedia untuk tidak jajan sembarangan. Pasien rencana pulang.

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi dan implementasinya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat di lakukan dengan melihat respon pasien terhadap asuhan keperawatan yang di berikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan.

Berdasarkan fakta dan teori dapat mengumpulkan bahan evaluai pada Tn.I

di lakukan dengan metode SOAP. Kebersihan dalam menegluarkan sekret di tunjang oleh beberapa hal diantaranya sudah tidak Deam tinggi, demam batas normal 36.0 ̊C dari keadaan pasien. Hal ini sesuai dengan hasil yang ada bahwa dari seluruh tindakan keperawatan, demam tinggi yang dialami ini disebabkan mereka memiliki penyakit Demam Typoid, sebelum dilakukan tindakan mengompres pada daerah dahi, aksila, lipatan paha, pada evaluasi hari pertama belum menempuh batas normal. Pada evaluasi hari ke2 masalah teratasi sebagian dikarenakan pasien sering minum air sedikit sedikit tetapi sering, menerima pengobatan antibiotic dan antipiretik untuk mengatasi penyebab demam. Pada evaluasi hari ke3 kondisi pasien sudah membaik dengan masalah keseluruhan hampir teratasi di karenakan pasien demam menurun batas normal 36.0 ̊C dan pasien dengan keadaan umum cukup, nafsu makan bertambah, tidak mual.

Kondisi pasien berangsur membaik dalam waktu 3 hari.

Dalam dokumen BAB II (Halaman 145-154)

Dokumen terkait