• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intervensi

Dalam dokumen BAB II (Halaman 56-67)

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Teori

2.2.4 Intervensi

5) kulit teraba panas

R/: Mencegah terjadinya dehidrasi.

6) Berikan anti piretik

R/: Mencegah hipertermi.

7) Berikan pengobatan untuk mengatasi

penyebab demam R/: Mencegah terjadinya demam tinggi dan syok.

8) Selimuti pasien.

R/: dapat memberikan pasien tetap keadaan hangat.

9) Berikan cairan intravena R/: Mencegah dehidrasi.

10) Kompres pasien pada lipat paha dan aksila R/: meralihkan panas secara konduksi dan membantu tubuh menyesuaikan

terhadap panas dan memberikan rasa nyaman.

11) Tingkatkan sirkulasi udara R/: Membantu penurunan suhu tubuh dan memberikan rasanyaman.

12) Monitor suhu minimal tiap 2 jam

R/: Agar tidak terjadi dehidrasi dan proses penguapan.

13) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

R/: Agar memulihkan keadaan pasien.

2.2.4.2 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya intake makanan yang adekuat

Tabel 1. 2 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya

intake makanan yang adekuat N

O

DIAGNOSA KEPERAWATA N

RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI

1 Ketidakseimbang an nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

kurangnya intake makanan yang adekuat

Ditandai dengan DS :

1) klien mengeluh mengalami penurunan nafsu makan

2) klien mengeluh mengalami penurunan berat badan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah keperawatan dapat teratasi dengan criteria hasil:

1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 4) Tidak ada tanda tanda malnutrisi 5) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

1) Kaji adanya alergi makanan R/: Mengetahui jenis makanan yang cocok untuk pasien.

2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

R/: Memberikan diit yang tepat.

3) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitaminC R/: Mencegah kurangnya vitamin dan menjaga 4) Berikan substansi gula

DO:

1) BB sebelum sakit : ...kg, 2) BB sesudah sakit : ...kg

R/: Mencegah terjadinya kondisi lemah pasien.

5) Yakinkan diet yang dimakan mengandung rendah serat untuk mencegah

konstipasi.

R/: Menghindari pasien agar tidak mual, dan

memulihkan usus yang terinfeksi.

6) Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) R/: Menjaga selera makan pasien dan terjamin akan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

7) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi R/: Agar pasien mengetahui makanan apa saja yang harus di

konsumsi ketika sakit, dan tidak memakan makanan yang sembarangan.

8)

Dokumentasikan hasil tindakan dalam catatan rekam medik 9). BB pasien dalam batas normal R/: Mencegah terjadinya penurunan berat badan.

10). Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan menganjurkan pasien untuk istirahat total ketika dilakukan asuhan

keperawatan.

R/: Menstabilkan keadaan pasien 11). Monitor turgor kulit

R/: Mencegah terjadinya

kurangnya nutrisi.

12). Monitor mual dan muntah.

R/: Mengetahui keadaan pasien yang

terkontaminasi virus.

13). Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan

konjungtiva R/: Mencegah terjadinya dehidrasi dan kurangnya nutrisi.

6) Catat jika lidah berwarna

magenta, scarlet R/: Mengetahui keadaan pasien.

2.2.4.3 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) : Ganguan keseimbangan cairan berhubungan dengan out put berlebih

Tabel 1. 3 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) Ganguan keseimbangan cairan berhubungan dengan out put berlebih

N O

DIAGNOSA KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI

3 Ganguan keseimbangan cairan berhubungan dengan out put berlebih ditandai dengan

DS :

1) Klien mengatkan lelah

2) Dan sering buang air Besar/diare

DO:

1) Perubahan status mental

2) Penurunan turgor kulit dan lidah

3) Penurunan haluaran urin

4) Penurunan pengisian vena

5) Kulit dan membrane mukosa kering

6) Kematokrit meningkat 7) Suhu tubuh meningkat

8) Peningkatan

frekuensi nadi, penurunan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah keperawatan dapat teratasi dengan criteria hasil:

1) status mental normal 2) turgor kulit dan lidah normal

3) jumnlah urin normal 4) Penurunan pengisian vena 5) Kulit dan membrane mukosa lembab 6) Kematokri t normal

1) Pantau warna, jumlah dan frekuensi kehilangan cairan

R/: Mencegah terjadinya dehidrasi.

2) Observa si khususnya terhadap kehilangan cairan yang tinggi elektrolit R/: Mencegah terjadinya dehidrasi.

3) Identifik asi factor pengaruh terhadap bertambah buruknya dehidrasi

TD, penurunan volume dan tekanan nadi 9) Konsentrasi urin meningkat

10) Penurunan berat badan yang tiba- tibaKelemahan

7) Suhu tubuh normal 8) frekuensi nadi, penurunan TD, penurunan volume dan tekanan nadi normal 9) berat badan yang normal 10) tidak merasa Kelemahan

R/: Agar pasien tetap terjaga intake cairan.

4) Pantau hasil

laboratorium yang relevan dengan

keseimbangan cairan.

R/: Mencegah terjadinya komplikasi.

5) Pantau status hidrasi R/: Agar pasien tetap terjaga intake outputnya.

6) Pertaruh kan keakuratan catatan asupan dan haluaran R/: Menjaga keadaan pasien agar cepat stabil dan mencegah dehidrasi akut.

2.2.4.4 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) : Gangguan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Tabel 1. 4 NCP (RENCANA KEPERAWATAN) Gangguan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

N O

DIAGNOSA KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI

4 Gangguan aktifitas berhubungan dengan keletihan fase penyakit thypoid ditandai dengan

DS:

1) klien mengatakan

aktivitasnya dibantu 2) klien

mengatakan lemah dan cepat lelah 3) klien

mengatakan adanya sesak membuat klien tidak nyaman saat beraktivias DO:

1) BAB dan BAK diantum oleh keluarga dan perawat

2) terpasang infus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan masalah keperawatan dapat teratasi dengan criteria hasil:

1) Berpartisip asi dalam

aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR 2) Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri

1.) Observasi adanya pembatasan klien dalam

melakukan aktivitas R/: Agar pasien tetap istirahat dan

mencegah terjadinya komplikasi.

2.) Dorong anal untuk

mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan R/: Agar pasien mengetahui pentingnya

pembatasan aktivitas.

3.) Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan R/: Mencegah terjadinya komplikasi.

3) klien terlihat lemah

4.) Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat R/: Menjaga selera makan pasien dan terjamin akan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

5.) Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien R/: Menjaga

terjadinya komplikasi.

6.) Bantu klien untuk

mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan R/: Agar pasien mengetahui

pentingnya istirahat ketika sakit.

7.) Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social

R/: Agar pasien tetap terjaga kesehatanya.

8.) Bantu pasien/keluarga untuk

mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas

R/: Agar pasien tetap terjaga kesehatanya.

Dalam dokumen BAB II (Halaman 56-67)

Dokumen terkait