BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.6 Implikasi Manajerial
kepada perusahaan akan semakin puas, loyalitas nasabah akan membuat nasabah semakin puas, dan expenditures nasabah semakin besar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dalam hal ini peneliti mencoba memberikan analisis tambahan sebagai implikasi manajerial yang dapat dimanfaatkan oleh Bank Jenius BTPN. Berikut merupakan beberapa implikasi yang akan peneliti berikan berdasarkan analisis Average Value dari setiap indikator pernyataan yang memiliki pengaruh positif signifikan pada penelitian sebagai gambaran real pengukuran preferensi konsumen. Berikut merupakan implikasi manajerial berdasarkan hasil yang diperoleh untuk bank Jenius BTPN:
Tabel 4.20 Indikator Pernyataan Degree of Co-Creation
Variabel Measurement Average
per Indikator
Degree of Co-Creation
DOC 1: Di jenius saya dapat terlibat secara aktif dalam mengelola transaksi keuangan saya.
5.41
DOC 2: Di Jenius saya menggunakan pengalaman dari aplikasi perbankan sebelumnya dalam mengelola transaksi keuangan saya.
5.55
DOC 3: Di Jenius ide dalam mengelola transaksi keuangan saya, diusulkan oleh saya sendiri.
5.52
DOC 5: Di Jenius saya dapat memberikan pendapat saya untuk berkontribusi dalam peningkatan layanan.
4.99
Average Value 5.37
Sumber: Data primer (telah diolah kembali) dengan Ms. Excel, 2010 Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.20 menunjukkan bahwa average value dari variabel degree of co-creation sudah cukup baik, dimana hasil
tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata 5.37. Dari keempat indikator yang terdapat pada variabel degree of co-creation terdapat satu indikator yang memiliki nilai rata-rata terendah dari indikator lainnya, yaitu pada DOC5 yang terkait tentang di Jenius nasabah dapat memberikan pendapatnya untuk berkontribusi dalam peningkatan layanan, dengan nilai rata-rata sebesar 4.99.
Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden memilih skala yang relatif rendah jika di bandingkan dengan indikator lain pada variabel degree of co- creation. Indikator tersebut dipilih karena pada umumnya suatu perusahaan yang melakukan kegiatan co-creation akan memberikan fasilitas layanan bagi nasabah untuk dapat menyalurkan pendapatnya agar bisa berkontribusai dalam peningkatan layanan, dimana dalam hal ini nasabah belum merasakan bahwa pendapat yang disalurkan dapat menjadi kontribusi yang maksimal bagi peningkatan layanan Jenius. Sejauh ini Jenius sudah memiliki fasilitas layanan penyampaian pendapat dan mengajak nasabah untuk ikut berkontribusi dalam peningkatan layanan Jenius, namun fasilitas layanan tersebuut belum berfungsi secara maksimal. Oleh karena itu, sebaiknya Jenius sebagai digital banking yang melaksanakan kegiatan co-creation harus lebih banyak lagi mengadakan suatu fasilitas layanan penyampaian pendapat yang lebih efektif bagi nasabah untuk menyalurkan pendapatnya agar dapat berkontribusi lebih banyak lagi dalam kegiatan co-creation Jenius, selain itu Jenius harus lebih giat lagi dalam mempublikasikan kegiatan co-creation-nya pada media sosial, web, dan di aplikasi Jenius yang dimiliki oleh Jenius, dimana apabila di pulikasikan melalui aplikasi Jenius maka nasabah akan mendapatkan notifikasi secara langsung dan melalui notifikasi tersebut nasabah dapat mengisi formulir yang disediakan agar
nasabah tidak mengalami kesulitan dalam mendaftar sehingga nasabah dapat mengikuti kegiatan co-creation yang diadakan oleh Jenius tanpa ada informasi yang terlewatkan. Apabila melalui media sosial dan web informasi kegiatan co- creation tersebut dapat terpublikasikan kepada masyarakat yang bukan nasabah Jenius, kegiatan co-creation yang diikuti oleh masyarakat yang bukan nasabah Jenius BTPN dapat dijadikan sebagai sarana pemasaran bagi Jenius, dimana kegiatan tersebut akan menarik masyarakat yang bukan nasabah bank Jenius BTPN untuk bergabung menjadi nasabah Jenius.
Tabel 4.21 Indikator Pernyataan Satisfaction with the Company
Variabel Measurement Average
per Indikator
Satisfaction with the Company
SWC 1: Saya puas dengan fasilitas layanan pelanggan yang tersedia pada aplikasi Jenius.
5.73
SWC 2: Secara keseluruhan, saya sangat puas dengan fasilitas yang ada pada aplikasi Jenius.
5.92
SWC 3: Fasilitas transaksi keuangan yang tersedia pada aplikasi Jenius telah memenuhi harapan saya.
5.68
Average Value 5.78
Sumber: Data primer (telah diolah kembali) dengan Ms. Excel, 2010
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.21 menunjukkan bahwa average value dari variabel satisfaction with the company sudah cukup baik, dimana hasil tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata 5.78. Dari ketiga indikator yang terdapat pada variabel satisfaction with the company terdapat satu indikator yang memiliki nilai rata-rata terendah dari indikator lainnya, yaitu pada SWC3 yang terkait tentang fasilitas transaksi keuangan yang tersedia pada aplikasi Jenius
telah memnuhi harapan nasabah, dengan nilai rata-rata sebesar 5.68. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden memilih skala yang relatif rendah jika di bandingkan dengan indikator lain pada variabel satisfaction with the company.
Indikator tersebut dipilih karena pada umumnya suatu perusahaan yang melakukan kegiatan co-creation akan menyediakan fasilitas transaksi keuangan yang memenuhi harapan nasabah, dimana dalam hal ini nasabah belum merasakan bahwa fasilitas transaksi keuangan yang tersedia di Jenius telah memenuhi harapannya. Sejauh ini Jenius sudah berusaha untuk terus mengembangkan serta meningkatkan fasilitas transaksi keuangan yang dimilikinya agar pelanggan merasa puas dengan layanan transaksi keuangan yang disediakan, namun ada kemungkinan bahwa beberapa fasilitas transaksi keuangan yang diinginkan nasabah belum tersedia pada aplikasi Jenius, sehingga nasabah memiliki persepsi bahwa harapannya belum terpenuhi. Oleh karena itu, Jenius melalui kegiatan co-cretion-nya ada baiknya apabila Jenius melihat masukan tentang fasilitas transaksi keuangan seperti apa yang lebih sering atau lebih banyak nasabah inginkan dan harapan guna menunjang kebutuhan transaksi keuangan mereka, sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh Jenius sebagai digital banking yang melaksanakan kegiatan co-creation untuk meningkatkan layanan transaksi keuangan agar meningkatnya kepuasan nasabah dengan bank Jenius. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa tidak mudah untuk menyediakan suatu fasilitas transaksi keuangan baru yang sesuai dengan keinginan masyarakat luas terutama nasabah Jenius, hal tersebut dikarenakan kebutuhan masing-masing nasabah yang berbeda-beda, serta adanya
ketentuan dan peraturan tentang perbankan di Indonesia yang belum terlalu mencakup luas tentang perbankan digital atau digital banking.
Tabel 4.22 Indikator Pernyataan Loyalty
Variabel Measurement Average
per Indikator
Loyalty
LOY 1: Ke depannya saya cenderung akan lebih sering menggunakan aplikasi Jenius.
5.54
LOY 2: Saya cenderung akan melakukan transaksi keuangan melalui aplikasi Jenius di keesokan hari, ketika saya membutuhkannya.
5.41
LOY 3: Saya akan merekomendasikan aplikasi Jenius ke teman, kerabat dan saudara saya.
5.57
LOY 4: Saya senang mendiskusikan tentang aplikasi Jenius dengan orang lain.
5.09
LOY 5: Saya akan mendorong teman, kerabat dan saudara saya untuk menggunakan aplikasi Jenius.
5.25
Average Value 5.37
Sumber: Data primer (telah diolah kembali) dengan Ms. Excel, 2010 Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.22 menunjukkan bahwa average value dari variabel loyalty sudah cukup baik, dimana hasil tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata 5.37. Dari kelima indikator yang terdapat pada variabel loyalty terdapat satu indikator yang memiliki nilai rata-rata terendah dari indikator lainnya, yaitu pada LOY4 yang terkait tentang nasabah senang mendiskusikan tentang aplikasi Jenius dengan orang lain, dengan nilai rata-rata sebesar 5.09. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata responden memilih skala yang relatif rendah jika di bandingkan dengan indikator lain pada variabel loyalty. Indikator tersebut dipilih karena loyalitas pelanggan didefinisikan sebagai komitmen yang dipegang teguh oleh pelanggan untuk melakukan
pembelian kembali suatu produk atau penggunaan jasa layanan secara berulang pada produk atau layanan yang disukainya secara konsisten di masa depan (Michels & Bowen, 2005; Grissemann & Stokburger-Sauer, 2012). Menurut Grissemann, 2012 loyalitas pelanggan mengacu pada kunjungan ulang dan niat pelanggan untuk merekomendasikan perusahaan tersebut kepada orang lain.
Namun, dalam hal ini nasabah yang loyal belum sampai pada tahap dimana mereka senang untuk mendiskusikan tentang aplikasi Jenius kepada orang lain.
Berdasarkan pola pembelian yang dilakukan oleh konsumen, loyalty dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu undivided loyalty, dicided loyalty, unstable loyalty, dan no loyalty (Brown 1952; Srinivasan, Anderson, &
Ponnavolu, 2002). Sejauh ini, untuk menjaga dan meningkatkan loyalitas nasabah, Jenius telah memelihara hubungan yang baik dengan nasabah, seperti melakukan penawaran khusus bagi nasabah yang sering melakukan transaksi menggunakan Jenius dan nasabah yang sering menyimpan dana di Jenius, dan Jenius telah bekerja sama dengan beberapa merchant, online shop, cinema, restaurant, dan lain-lain, namun promo yang ditawarkan dirasa masih kurang menarik. Oleh karena itu, sebaiknya Jenius sebagai digital banking yang melaksanakan kegiatan co-creation harus bekerja sama lebih banyak lagi dengan perusahaan merchant, cafe atau restaurant, yang sering dikunjungi oleh anak muda dengan menawarkan promo menarik, sehingga akan banyak masyarakat khususnya digital natives yang akan tertarik untuk melakukan pembelian di toko, cafe atau restaurant tersebut menggunakan Jenius, sehingga Jenius akan lebih sering didiskusikan di kalangan masyarakat.
Tabel 4.23 Indikator Pernyataan Expenditures
Variabel Measurement Average
Expenditures Dalam sebulan kira-kira berapa besar dana yang anda transaksikan dalam Jenius?
Rp. 839.869,-
Sumber: Data primer (telah diolah kembali) dengan Ms. Excel, 2010 Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.23 menunjukkan bahwa rata-rata besarnya dana yang di transaksikan oleh nasabah dalam Jenius selama sebulan adalah sebesar Rp. 839.869,- . Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata dana yang di transaksikan per bulannya sesuai dengan pendapatan responden per bulan, dimana responden merupakan kalangan digital natives di usia 19-29 tahun dengan pendapatan di antara Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 per bulan, dengan rata-rata melakukan transaksi sebanyak 4 kali transaksi per bulannya menggunakan Jenius. Produk atau layanan yang dihasilkan dari kegiatan co- creation memberikan pereferensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan prosuk atau layanan standar, sehingga pelanggan memiliki keinginan untuk membayar lebih tinggi (Grissemann & Stokburger-Sauer, 2012). Oleh karena itu, tingkat co-creation pada bank Jenius yang tinggi akan berdampak pada expenditures nasabah, dimana semakin tingginya tingkat co-creation, maka akan semakin besar pula dana yang akan di transaksikan oleh nasabah menggunakan Jenius, sehingga sebaiknya Jenius terus meningkatkan dan mengefektifkan kegiatan co- creation-nya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Pada sub bab ini penuis akan menarik kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan degree of co-creation terhadap satisfaction with the company, loyalty, dan expenditures. Lalu untuk menguji hubungan moderasi satisfaction with the co-creation performance terhadap hubungan antara degree of co-creation dan satisfaction with the company, loyalty dan expenditures. Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan, penelitian ini menunjukkan 3 hipotesis yang berpengaruh signifikan dan 3 hipotesis yang tidak berpengaruh signifikan.
Dalam pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Variabel Degree of Co-Creation berpengaruh signifikan positif terhadap Satisfaction with the Company berdasarkan data yang dimiliki peneliti.
2. Variabel Degree of Co-Creation berpengaruh signifikan positif terhadap Loyalty berdasarkan data yang dimiliki peneliti.
3. Variabel Degree of Co-Creation berpengaruh signifikan positif terhadap Expenditures berdasarkan data yang dimiliki peneliti.
4. Variabel Satisfaction with the Co-Creation Performance tidak memoderasi pengaruh signifikan positif hubungan antara Degree of Co- Creation dan Expenditures berdasarkan data yang dimiliki peneliti.
5. Variabel Satisfaction with the Co-Creation Performance tidak memoderasi pengaruh signifikan negatif hubungan antara Degree of Co-
Creation dan Satisfaction with the Company berdasarkan data yang dimiliki peneliti.
6. Variabel Satisfaction with the Co-Creation Performance tidak memoderasi pengaruh signifikan negatif hubungan antara Degree of Co- Creation dan Loyalty berdasarkan data yang dimiliki peneliti.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis, pembahasan, implikasi manajerial, dan kesimpulan dari penelitian ini dapat dijadikan saran untuk bank digital Jenius BTPN. Penelitian ini masih memiliki kekurangan dan keterbatasan sehingga masih memerlukan penyempurnaan bagi penelitian di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, berikut beberapa saran yang dapat diberikan kepada bank digital bank Jenius BTPN dan untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Bagi bank digital Jenius BTPN
a. Karena terbukti nasabah digital natives merasa puas dengan bank digital Jenius BTPN karena tingkat co-creation, sehingga bank digital Jenius BTPN perlu meningkatkan kembali kinerja co-creation-nya dengan memperbanyak kegiatan yang melibatkan nasabah, serta mempublikasikannya dengan cara yang unik dan kreatif, mempublikasikan lewat media sosial, web, dan aplikasi Jenius dengan memunculkan notifikasi di aplikasi apabila ada kegiatan co- creation yang akan diselenggarakan oleh bank Jenius BTPN.
b. Meningkatkan hubungan baik dengan nasabah dengan cara maintenance nasabah Jenius dengan memberikan penawaran- penawaran menarik dengan cara menghubungi nasabah secara
langsung dan mengirimkan promo menarik ke aplikasi Jenius yang dimiliki oleh nasabah terpilih yang sering melakukan transaksi menggunakan Jenius dan nasabah yang sering menyimpan dana di Jenius. Karena terbukti bahwa loyalitas nasabah Jenius dipengaruhi oleh tingkat co-creation-nya.
c. Menambah fitur transaksi keuangan baru yang dibutuhkan oleh nasabah Jenius serta melakukan update fitur transaksi keuangan yang sudah tersedia berdasarkan dari hasil kegiatan co-creation.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menguji kembali penelitian ini pada objek yang berbeda, dimana disarankan untuk menguji pada objek perusahaan non-jasa seperti perusahaan dagang yang memproduksi dan menjual produk seperti contohnya produk fashion (pakaian, sepatu, tas, kosmetik) yang mana perusahaan tersebut melibatkan pelanggan dalam kegiatan produksinya atau dapat dibilang bahwa perusahaan tersebut melakukan kegiatan co-creation dalam proses produksinya.
Berdasarkan hal tersebut diharapkan penelitian pada customer co- creation dimasa yang akan datang dapat mengukur dan mnganalisa studi empiris dengan menghasilkan hasil penelitian yang lebih baik dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Aladwani, M. A. (2001). Online Banking: A field study of drivers, development challenges abd expectations. International Journal of Information
Management, 21(3), 213–225.
Anderson, D. R., Sweeney, D. J., Williams, T. A., Camm, J. D., & Cochran, J. J.
(2014). Statistics For Business and Economics 12e (12th ed.). Canada:
Cengage Learning.
Apriyani. (2017). Jenius Masuk Dalam Top 50 Digital Only Banks 2017 Dari Financial IT. Retrieved from http://infobanknews.com/jenius-masuk-dalam- top-50-digital-banks-2017-dari-financial/
Auta, E. M. (2010). E-Banking in Developing Economy: Empirical Evidence From Nigeria. Journal of Applied Quantitative Methods, 5, 212–222.
Retrieved from
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=a9h&AN=6302168 8&site=ehost-live
Bank BTPN. (2016). Jenius. Retrieved from https://www.btpn.com/id/tentang- kami/segmen-usaha/jenius
Barquin, S., & HV, V. (2015). Digital Banking in Asia : What do consumers really want? McKinsey, (March), 1–12. Retrieved from
http://www.mckinsey.com/~/media/McKinsey
Offices/Malaysia/PDFs/Digital_Banking_in_Asia_What_do_consumers_re ally_want.ashx
Benckendorff, P., Moscardo, G., & Pendergast, D. (2010). Tourism and Generation Y. Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53).
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Cambra-Fierro, J., Pérez, L., & Grott, E. (2017). “Towards a co-creation framework in the retail banking services industry: Do demographics influence?” Journal of Retailing and Consumer Services, 34(October 2016), 219–228. https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2016.10.007 Cicilia, S. (2018). Pengguna layanan digital banking BTPN Jenius tembus
350.000. Retrieved from http://keuangan.kontan.co.id/news/pengguna- layanan-digital-banking-btpn-jenius-tembus-350000
Combes, B. (2009). Generation Y : Are they really digital natives or more like digital refugees ? Synergy, 7(1), 31–40.
https://doi.org/https://doi.org/10.1177/1329878X0009400133
Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2011). Business Research Methods (eleventh e). New York: Mc Graw-Hil/Irwinl.
De Wulf, K., Odekerken-Schroder, G., & Iacobucci, D. (2014). Investments and
Relationships : Exploration. Journal of Marketing, 65(4), 33–50.
Dong, B., Evans, K. R., & Zou, S. (2008). The effects of customer participation in co-created service recovery. Journal of the Academy of Marketing Science, 36(1), 123–137. https://doi.org/10.1007/s11747-007-0059-8 East, R., Gendall, P., Hammond, K., & Lomax, W. (2005). Consumer Loyalty:
Singular, Additive or Interactive? Australasian Marketing Journal, 13(2), 10–26. https://doi.org/10.1016/S1441-3582(05)70074-4
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan program SPSS 23.
Semarang.
Giese, J. L., & Cote, J. a. (2009). Defining Consumer Satisfaction. Academy of Marketing Science Review, 1(3), 272–278. https://doi.org/10.1111/j.1365- 2850.2008.01371.x
Grissemann, U. S., & Stokburger-Sauer, N. E. (2012). Customer co-creation of travel services: The role of company support and customer satisfaction with co-creation performance. Tourism Management, 33(6), 1483–1492.
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2012.02.002
Gupta, S., & Zeithaml, V. (2006). Customer Metrics and Their Impact on Financial Performance. Marketing Science, 25(6), 718–739.
https://doi.org/10.1287/mksc.1060.0221
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2010). Multivariate Data Analysis. Vectors. https://doi.org/10.1016/j.ijpharm.2011.02.019 Hoyer, W. D., Chandy, R., Dorotic, M., Krafft, M., & Singh, S. S. (2010).
Consumer Cocreation in New Product Development. Journal of Service Research, 13(3), 283–296. https://doi.org/10.1177/1094670510375604 Jenius. (2018a). Features. Retrieved from https://www.jenius.com/features/send-
it/
Jenius. (2018b). Jenius: tabungan di dalam smartphone-mu. Retrieved from https://www.jenius.com/
Kristensson, P., Matthing, J., & Johansson, N. (2008). Key strategies for the successful involvement of customers in the co - creation of new technology - based services. International Journal of Service Industry Management, 19(4), 474–491. https://doi.org/10.1108/09564230810891914
Liana, L. (2009). Penggunaan MRA dengan Spss untuk Menguji Pengaruh Variabel Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, XIV(2), 90–97.
Lovelock, C., & Wirtz, J. (2011). Service Marketing People, Technology, Strategy (Seventh Ed). United Kingdom: Pearson.
Lupiyoadi, R. (2013). Manajemen Pemasaran Jasa (3rd ed.). Jakarta: Salemba
Empat.
Malhotra, N. K. (2010). Marketing Research An Applied Orientation (6th ed.).
New Jersey: Pearson.
Mathis, E. F., Kim, H. L., Uysal, M., Sirgy, J. M., & Prebensen, N. K. (2016).
The effect of co-creation experience on outcome variable. Annals of
Tourism Research, 57, 62–75. https://doi.org/10.1016/j.annals.2015.11.023 Michels, N., & Bowen, D. (2005). The relevance of retail loyalty strategy and
practice for leisure/tourism. Journal of Vacation Marketing, 11(1), 5–19.
https://doi.org/10.1177/1356766705050839
Oliver, R. L. (1976). Effect of expectation and disconfirmation on postexposure product evaluations: An alternative interpretation. Journal of Applied Psychology, 62(4), 480–486. https://doi.org/10.1037/0021-9010.62.4.480 Oliver, R. L. (1999). Whence Consumer Loyalty ?, 63(1999), 33–44. Retrieved
from http://pubsonline.informs.org/doi/10.1287/mksc.1060.0221
Ordanini, A., & Parasuraman, A. (2011). Service innovation viewed through a service-dominant logic lens: A conceptual framework and empirical analysis. Journal of Service Research, 14(1), 3–23.
https://doi.org/10.1177/1094670510385332
Payne, A. F., Storbacka, K., & Frow, P. (2008). Managing the co-creation of value, 83–96. https://doi.org/10.1007/s11747-007-0070-0
Pikkarainen, T., Pikkarainen, K., Karjaluoto, H., & Pahnila, S. (2004).
Consumer acceptance of online banking: an extension of the technology acceptance model. Internet Research, 14(3), 224–235.
https://doi.org/10.1108/10662240410542652
Prahalad, C. K., & Ramaswamy, V. (2004). Co-creation experiences: The next practice in value creation. Journal of Interactive Marketing, 18(3), 5–14.
https://doi.org/10.1002/dir.20015
Prensky, M. (2001). Digital Natives,Digital Immigrants Part 1.
Roberts, D., & Hughes, M. (2014). Exploring consumers ’ motivations to engage in innovation through co-creation activitiesa, 48(1), 147–169.
https://doi.org/10.1108/EJM-12-2010-0637
Ryan, D., & Jones, C. (2016). Understanding Digital Marketing Marketing strategies for engaging the digital generation. Kogan Page.
Salehi, M., & Alipour, M. (2010). E-Banking in Emerging Economy: Empirical Evidence of Iran. International Journal of Economics and Finance, 2, 201–
209. https://doi.org/10.5539/ijef.v2n1p201
Satish Nambisan, Nambiisan, S., & Nambisan, S. (2002). Designing Virtual Customer Environments For New Product Development: Toward a Theory.
Academy of Management Review, 27(3), 392–413.
https://doi.org/10.2307/4134386
Srinivasan, S. S., Anderson, R., & Ponnavolu, K. (2002). Customer loyalty in e- commerce: An exploration of its antecedents and consequences. Journal of Retailing, 78(1), 41–50. https://doi.org/10.1016/S0022-4359(01)00065-3 Vargo, S. L., & Lusch, R. F. (2004). Evolving to a New Dominant Logic for
Marketing. Journal of Marketing, 68(1), 1–17.
https://doi.org/10.1509/jmkg.68.1.1.24036
Wibowo. (2016). Analisa Regulasi Fintech dalam Membangun Perekonomian di Indonesia. Ekonomi Dan Bisnis.
Wymbs, C. (2011). Digital marketing: The time for a new “academic major” has arrived. Journal of Marketing Education, 33(1), 93–106.
https://doi.org/10.1177/0273475310392544
Yang, Z., & Peterson, R. T. (2004). Customer perceived value, satisfaction, and loyalty: The role of switching costs. Psychology and Marketing, 21(10), 799–822. https://doi.org/10.1002/mar.20030
LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian (Lanjutan)
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian (Lanjutan)
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian (Lanjutan)
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian (Lanjutan)
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian (Lanjutan)
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian (Lanjutan)
Lampiran 2: Uji Validitas Pre-Test 1. Degree of Co-Creation
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,720 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 53,927
df 10
Sig. ,000
Anti-image Matrices
DOC1 DOC2 DOC3 DOC4 DOC5
Anti-image Covariance DOC1 ,343 -,229 -,195 -,057 ,069
DOC2 -,229 ,461 ,016 ,068 -,179
DOC3 -,195 ,016 ,431 -,154 -,112
DOC4 -,057 ,068 -,154 ,677 -,177
DOC5 ,069 -,179 -,112 -,177 ,674
Anti-image Correlation DOC1 ,669a -,576 -,506 -,119 ,144
DOC2 -,576 ,688a ,035 ,122 -,321
DOC3 -,506 ,035 ,758a -,285 -,208
DOC4 -,119 ,122 -,285 ,790a -,263
DOC5 ,144 -,321 -,208 -,263 ,747a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Component Matrixa
Component 1
DOC1 ,850
DOC2 ,772
DOC3 ,842
DOC4 ,659
DOC5 ,675
Extraction Method:
Principal Component Analysis.
a. 1 components extracted.
Lampiran 2: Uji Validitas Pre-Test (Lanjutan) 2. Satisfaction with the Co-Creation Performance
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,697 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 38,583
df 3
Sig. ,000
Anti-image Matrices
SCP1 SCP2 SCP3
Anti-image Covariance SCP1 ,373 -,243 -,121
SCP2 -,243 ,370 -,126
SCP3 -,121 -,126 ,607
Anti-image Correlation SCP1 ,657a -,655 -,254
SCP2 -,655 ,656a -,266
SCP3 -,254 -,266 ,837a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Component Matrixa
Component 1
SCP1 ,905
SCP2 ,906
SCP3 ,818
Extraction Method:
Principal Component Analysis.
a. 1 components extracted.
Lampiran 2: Uji Validitas Pre-Test (Lanjutan) 3. Satisfaction with the Company
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,663 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 46,557
df 3
Sig. ,000
Anti-image Matrices
SWC1 SWC2 SWC3
Anti-image Covariance SWC1 ,335 -,212 -,005
SWC2 -,212 ,262 -,175
SWC3 -,005 -,175 ,537
Anti-image Correlation SWC1 ,656a -,716 -,011
SWC2 -,716 ,607a -,467
SWC3 -,011 -,467 ,780a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Component Matrixa
Component 1
SWC1 ,895
SWC2 ,941
SWC3 ,830
Extraction Method:
Principal Component Analysis.
a. 1 components extracted.