BAB III METODE PENELITIAN
C. Informan
Informan merupakan orang-orang yang dapat memberikan informasi tentang penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel sumber data didasarkan dengan tujuan dan pertimbangan tertentu yang berkaitan dengan studi kasus yang diteliti dan tujuan peneliti. Informan yang dipilih adalah orang yang dianggap mampu memberikan atau melengkapi informasi mengenai bagaimana peranan kepala Desa dalam pelaksanaan rekrutmen perangkat Desa Lambo Lemo Kecamatan Samaturu Kabupaten Kolaka.
Adapun informan dalam penelitian ini yaitu tertera pada tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1: Informan Penelitian
No Nama Informan Jabatan Ket.
1. Usman Kepala Desa Informan Utama
2. Nurdin Sekretaris Desa Informan Kunci
3. Adi Iswandi Staff Kantor Desa Informan Tambahan
4. AK Anggota BPD Informan Tambahan
5. IL Karang Taruna (X1) Informan Tambahan
6. MR Masyarakat (X2) Informan Tambahan
7. LH Masyarakat (X3) Informan Tambahan
D. Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis Dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Untuk memperoleh data dan informasi yang sesuai dan dibutuhkan dalam penelitian ini untuk memperkuat hasil penelitian, maka teknik yang digunakan yaitu:
1. Observasi
Nasution (1998) menyatakan bahwa,observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui obesrvasi.
Observasi difokuskan pada pengamatan langsung terhadap peranan kepala desa yang ada di Kantor Desa Lambo Lemo, Kecamatan Samaturu, Kabupaten Kolaka.
Dengan melakukan obervasi peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, dengan demikian peneliti dapat memperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.
2. Wawancara
Esterberg (2002), Mengatakan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontribusikan makna dalam suatu topic tertentu. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data primer mengenai peranan kepala Desa dalam pelaksanaan rekrutmen perangkat Desa Lambo Lemo Kecamatan Samaturu Kabupaten Kolaka.
3. Studi Dokumentasi
Pengumpulan dokumen dilakukan untuk mengecek kebenaran atau ketepatan informasi yang diperoleh saat melakukan wawancara mendalam. Studi
35
dokumentasi dilakukan guna mendapatkan data sekunder dengan cara melakukan kajian data-data dokumen pribadi dan dokumen resmi, baik visual maupun berupa tulisan yang berkaitan dengan masalah penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data interaktif dari Miles dan Huberman yang dikutip dari Sugiyono (2017), yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi data (data reduction)
Reduksi data dilakukan dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan pola dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanutnya.
2. Penyajian data (data display)
Dalam penelitian kualitatif, Penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya dalam hal ini Miles dan Muberman (1984) menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalaha dengan teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan kesimpulan (conclusions)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih samar-samar atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Dengan demikian, penarikan kesimpulan dilakukan dengan mendeskripsikan atau memverifikasi data yang
akan diinterpretasi kedalam narasi kualitatif sehingga dapat menarik kesimpulan terhadap makna-makna yang muncul dari data yang ada .
Adapun model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar 3.1, sebagai berikut:
Gambar 3.1: Model Analisis Data Interaktif dari Miles dan Huberman
F. Teknik Pengabsahan Data
Teknik pengabsahan data dalam penelitian ini memuat teknik untuk pengabsahan data penelitian kualitatif dengan menggunakan triangulasi menurut Sugiyono (2017), yaitu:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini, peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara, serta dokumen-dokumen yang ada. Setelah itu, peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara sekaligus membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.
Data
collection Data display
Data reduction
Conclusions drawing/verifying
37
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini, data-data yang diperoleh melalui wawancara, kemudian dipantau kembali dengan observasi dan dokumen.
Apabila ketiga teknik tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peniliti melakukan diskusi lanjutan kepada narasumber yang bersangkutan ataupun narasumber yang lain, untuk menentukan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar dari sudut pandang yang berbeda.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga seringkali mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan melalui wawancara dipagi hari saat narasumber masih segar, akan memberikan data yang lebih valid. Oleh karena itu, pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan melakukan verifikasi dengan wawancara, observasi ataupun teknik lain pada waktu dan situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda dengan data yang diperoleh sebelumnya, maka dilakukan pengecekan kembali secara berulang sampai ditemukan kepastian datanya.
38 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Kondisi Geografis Kabupaten Kolaka
Kabupaten Kolaka adalah sebuah kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibu kota kabupaten Kolaka berada di kecamatan Kolaka. Kabupaten Kolaka (induk) telah dua kali mengalami pemekaran, yakni Kabupaten Kolaka Utara, dan yang terbaru adalah Kabupaten Kolaka Timur yang telah disahkan pada akhir tahun 2012. Pasca pemekaran, kabupaten Kolaka mencakup daratan dan kepulauan yang memiliki wilayah seluas 3.283,59 Km2, dan wilayah perairan (laut) diperkirakan seluas ± 15.000 Km².
Jumlah penduduk kabupaten ini pada tahun 2021 berjumlah 238.352 jiwa, dengan kepadatan 73 jiwa/km2.
Keadaan permukaan wilayah Kabupaten Kolaka umumnya terdiri dari gunung dan bukit yang memanjang dari utara ke selatan, memiliki beberapa sungai yang memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber tenaga, kebutuhan industri, kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan irigasi serta pariwisata. Kabupaten Kolaka dipandang dari sudut oseanografi memiliki perairan (laut) yang sangat luas, yaitu diperkirakan mencapai ± 15.000 km2.
Wilayah daratan Kabupaten Kolaka mempunyai ketinggian umumnya di bawah 1.000 meter dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah khatulistiwa maka daerah ini beriklim tropis dengan suhu udara minimum sekitar 10°C dan maksimum 31°C atau rata-rata antara 24 °C - 28 °C.
39
2. Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Kolaka
Visi adalah gambaran besar, tujuan utama dan cita-cita suatu perusahaan, instansi, pribadi atau organisasi di masa depan. Visi berupa cita-cita jangka panjang dan berorientasi kedepan. Misi berupa cita-cita jangka pendek dan berorientasi masa kini. Berikut merupakan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Kolaka 2018-2023.
Visi :
“Kabupaten Kolaka yang Semakin Maju Berkeadilan, dan Sejahtera”
Misi :
1) Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan serta penguatan sendi- sendi sosial, budaya, dan agama
2) peningkatan kinerja ekonomi melalui ekonomi kerakyatan 3) percepatan pembangunan infrastruktur wilayah
4) penerapan tata kelola pemerintahan yang baik, efisien, bersih dan bermartabat
5) optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan perlindungan lingkungan hidup
3. Gambaran Khusus Lokasi Penelitian
Desa Lambolemo adalah sebuah Nama Desa yang berdiri sejak Tahun 1997 sesuai dengan SK Gubernur Sulawesi Tenggara Lambolemo sebelumnya adalah Desa Pemekaran Dari Desa leluhur kategori Desa tertua di Kec.Wolo sebelum mekar menjadi Kec.Samaturu, adalah Desa Tamboli yang menurut penelusuran sejarah sebagai Desa berdiamnya para petuah dan Bangsawan
Mekongga. Karena adanya UU tentang pemekaran Desa, Desa Tamboli pecah menjadi 3 Desa pemekaran antara lain, Desa Woea Tamboli DEsa Lambolemo dan Desa PUU Tamboli. Nama Lambolemo dulunya adalah hanya sebuah Dusun Desa Tamboli yang bernama Dusun Lambo, Namun setelah dimekarkan para tokoh Desa Tamboli Pribumi dan Tokoh Desa Lambo pendatang sepakat untuk memberikan nama Lambolemo dimana Lambolemo berasal dari 2 kata . Lambo artinya perahu atau Kapal, Lemo artinya Jeruk atau pohon jeruk yang besar.
Adapun yang menjadi batas wilayah Desa Lambolemo yaitu:
1) Sebelah Timur berbatasan dengan Kec.Mowewe 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Awa 3) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ulaweng 4) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tamboli Selanjutnya Dusun yang berada di Desa Lambolemo 1) Dusun I Mappasseddie
2) Dusun II Padang Loang 3) Dusun III Mega Buana 4) Dusun IV Sinar Harapan 5) Dusun V Puncak Jaya 6) Dusun VI Mappajajie
41
a. Visi dan Misi Desa Lambolemo
Visi Pemerintahan Desa Lambolemo
“Terciptanya Pemerintahan Desa Lambolemo yang maju, mandiri,aman sejahtera dan Religius”
Misi Pemerintahan Desa Lambolemo
1. Melaksanakan roda Pemerintahan Desa Lambolemo yang tertib lancar dan transparan
2. Membangun Desa sesuai kultur dan budaya yang ada di Desa Lambolemo
3. Membangun Sarana dan Prasarana Desa Yang lebih baik dan sehat 4. Mendorong Masyarakat untuk berkreasi, berinovasi secara sehat dan
mandiri.
5. Meningkatkan mutu IMTAK dan IMTEK Masyarakat Desa Lambolemo.
b. Susunan Pemerintahan Aparat Desa Lambolemo
Berikut merupakan susunan pemerintahan aparat Desa Lambolemo Kecamatan Samaturu Kabupaten Kolaka.
Tabel 4. 1 Susunan Perangkat Desa Lambolemo Tahun 2017-2024
No JABATAN NAMA
1 KepalaDesa Usman
2 Sekertaris Desa Muh Nurdin Dm 3 Kaur Tata usaha dan umum Adi Iswandi 4 Kaur keuangan Herianto S,Pd
5 Kaur Perencanaan Umar 6 Kasi Pemerintahan Djumadil 7 Kasi Kesejahteraan Arsyad
8 Kasi Pelayanan Syamsul Alam S,Pd 9 Kepala Dusun I Mappasseddie Achmad
10 Kepala Dusun II Padang Loang Ismail 11 Kepala Dusun III Mega Buana Songke 12 Kepala Dusun IV Sinar Harapan Samsuriadi 13 Kepala Dusun V Puncakjaya Oslan 14 Kepala Dusun VI Mappajajie Ambo Itte Sumber: Arsip Desa Lambo Lemo Tahun 2018
c. Tugas dan Fungsi
Tugas dan fungsi Kepala Desa dan Perangkat Desa sesuai dengan Permendagri Nomor 84 tahun 2015.
1) Kepala Desa Pasal 6
a) Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa yang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
b) Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
c) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Desa memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut
43
- Menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata praja Pemerintahan, penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya perlindungan masyarakat, administrasi kependudukan, dan penataan dan pengelolaan wilayah.
- Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan.
- Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.
- Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.
- Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga lainnya.
2) Sekretaris Desa Pasal 7
a) Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan Sekretariat Desa.
b) Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang administrasi pemerintahan.
c) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretaris Desa mempunyai fungsi:
- Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi.
- Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum.
- Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber- sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan administrasi penghasilan kepala desa, perangkat desa, bpd, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.
- Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta penyusunan laporan
3) Kepala Urusan (Tata Usaha Dan Umum, Keuangan, Perencanaan) Pasal 8
a) Kepala Urusan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.
b) Kepala Urusan bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.
45
c) Untuk melaksanakan tugas Kepala Urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai fungsi:
- Kepala urusan tata usaha dan umum memiliki fungsi seperti melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi, dan penataan administrasi perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum.
- Kepala urusan keuangan memiliki fungsi seperti melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber- sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan administrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.
- Kepala urusan perencanaan memiliki fungsi mengkoordinasikan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta penyusunan laporan.
4) Kepala Seksi (Pemerintahan, Kesejahteraan, Pelayanan) Pasal 9
a) Kepala Seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis.
b) Kepala Seksi bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional.
c) Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai fungsi:
- Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi melaksanakan manajemen tata praja Pemerintahan, menyusun rancangan regulasi desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan ketenteraman dan ketrtiban, pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, kependudukan, penataan dan pengelolaan wilayah, serta pendataan dan pengelolaan Profil Desa.
- Kepala Seksi Kesejahteraan mempunyai fungsi melaksanakan pembangunan sarana prasarana perdesaan, pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, dan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.
- Kepala Seksi Pelayanan memiliki fungsi melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat, meningkatkan upaya partisipasi masyarakat, pelestarian nilai sosial budaya masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.
47
5) Kepala Kewilayahan (Kadus) Pasal 10
a) Kepala Kewilayahan atau sebutan lainnya berkedudukan sebagai unsur satuan tugas kewilayahan yang bertugas membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya di wilayahnya.
b) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Kewilayahan atau sebutan lainnya memiliki fungsi:
- pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan dan pengelolaan wilayah.
- mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.
- melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.
- melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Gambar 4. 1 Bagan Struktur Perangkat Desa Lambo Lemo Sumber: Arsip Desa Lambo Lemo Tahun 2018
49
B. Hasil Penelitian
Dalam peraturan menteri Nomor 85 Tahun 2015 tentang pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa wewenang Kepala Yakni membentuk Tim yang terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris dan minimal seorang anggota, melakukan penjaringan dan penyaringan calon Perangkat Desa yang dilakukan oleh Tim.
Terkait dengan fokus penelitian yaitu peran kepala desa dala proses perekrutan staff atau pegawai di Desa Lambo Lemo terdapat empat indikator yang digunakan. Yaitu Organisasi, Tanggung Jawab, Fungsi, dan Orientasi.
1. Organisasi
Pada sub indikator peran kepala desa dalam organisasi, kedudukan (status) pemerintah desa ditinjau dalam pengambilan keputusan suatu organisasi pemerintahan desa. Yaitu kepala desa berperan sebagai pucuk pimpinan.
Berdasarkan wawancara dengan kepala desa Lambo Lemo menerangkan:
“..Dalam rekrutmen aparat desa kantor Desa Lambo Lemo, saya selaku kepala desa berperan untuk membuat keputusan untuk menyeleksi dan mengangkat aparat baru sesuai dengan peraturan undang-undang yang berlaku”
Senada dengan wawancara aparat di Desa Lambo Lemo Nurdin selaku Sekretaris Desa, mengatakan bahwa:
“…Yang membuat keputusan pengangkatan aparat desa disini yaitu Kepala Desa. Beliau mengeluarkan Surat Keputusan (SK) pengangkatan aparatur baru ketika terjadi kekosongan”
Pengangkatan perangkat desa oleh pemerintah Desa juga didasarkan hasil wawancara dengan narasumber Umar mengatakan”
“… Kepala Desa melalui Tugasnya, beliau mempunyai wewenang berdasarkan peraturan untuk melakukan pengangkatan perangkat desa baru. Hal itu didasarkan pada pembuatan surat keputusan dan dilaksanakan oleh tim yang dibentuk oleh Kepala Desa”
Selanjutnya, Kepala Desa Lambo Lemo menambahkan,
“.. Iya betul, saya menerbitkan SK pembentukan Tim penyeleksi perangkat Desa, yang dimana terdapat Ketua tim, sekretaris dan anggota. Semuanya sudah saya arahkan dan mandatkan untuk mengerjakan proses rekrutmen aparat baru”.
Berdasarkan hasil wawancara dan data yang didapatkan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa, peran kepala desa pada organisasi telah dilaksanakan dengan baik. Hal itu dibuktikan dengan kewenangan kepala desa Lambo Lemo yang seorang pimpinan membentuk tim penyeleksi. Hal itu didasarkan pada kedudukan dan kewenangannya dalam mengambil sikap maupun keputusan dalam organisasi.
Adapun data yang didapatkan oleh peneliti berkaitan dengan susunan aparat Desa Lambo Lemo pada periode sebelumnya yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2. Daftar perangkat Desa Lambo Lemo periode 2013-2017
NO NAMA JABATAN
1 Herman Kaur Pemerintahan
2 Umar Kaur Umum
3 Anton Kaur Pelayanan
4 Salama’ Kadus I
5 Ambo Dg. Pabiring Kadus II
6 Agge Kadus III
7 Fatahudin Kadus IV
8 Ismail Kadus V
9 Kanta Kadus VI
Sumber: Arsip Desa Lambo Lemo tahun 2018
51
2. Tanggung Jawab
Dalam proses rekrutmen aparat desa di Desa Lambo Lemo, peran Kepala desa lainnya adalah tanggung jawab. Pada indikator tanggung jawab peneliti merangkum dalam beberapa poin yaitu Tanggung jawab pemerintah desa dalam pengambilan keputusan dalam pengkatan perangkat Desa, Tujuan pemerintah desa dalam pengakatan perangkat desa, Pengawasan pelaksaan pengangkatan perangkat desa, dan Memperhatikan kebaikan untuk masyarakat desa.
Hasil yang didapatkan pada indikator ini adalah didasarkan pada pengamatan dan hasil wawancara pada aparat desa dan masyarakat juga melibatkan wawancara dengan Badan Pengawasan Desa (BPD).
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada Kepala Desa Lambo Lemo, Kepala Desa menerangkan bahwa:
“.. Saya memiliki tanggung jawab yaitu melaksanakan semua kewajiban saya sebagai kepala desa. Diantaranya melaksanakan visi dan misi. Dan juga tidak terlepas dari peraturan perundang-undangan desa. Sehingga saya harapkan mampu membawa desa ini semakin maju”.
Lebih lanjut, Kepala desa menerangkan:
“…Terkait dengan rekrutmen, itu sudah menjadi tugas saya ketika diharuskan mengangkat aparat baru. Tentunya harus mempunyai dasar yang kuat. Dan semua itu ada pada wewenang sebagai kepala desa.
Tanggung jawabnya yaitu tetap pada aturan tadi, seperti membentuk tim seleksi, mengawasi, dan mengangkat perangkat desa yang baru melalui seleksi”
Peneliti juga mendapatkan informasi dari narasumber yaitu aparat desa Lambo Lemo yang mengatakan:
“… Tujuan dari perekrutan aparat baru merupakan perintah dari kepala desa, tujuannya adalah mengisi kekosongan dan juga ketika memang diharuskan mengangkat aparat yang baru. Semua itu merupakan tugas dan
tanggung jawab kepala desa dan dikerjakan oleh tim penyeleksi. Menurut saya hal itu sudah sesuai dengan aturan dan kebutuhan”.
Kepala desa Lambo Lemo menambahkan:
“… Seluruh proses seleksi sampai pada pengangkatan itu sudah menjadi tanggung jawab saya selaku pimpinan. Saya juga turut mengawasi dari awal hingga akhir agar supaya proses rekrutmen ini transparan kepada publik, kami juga telah menginformasikan kepada masyarakat akan hal tersebut”
Namun pada informan lain yaitu masyarakat yang berinisial MR, mengungkapkan hal yang berbeda. Yang mengatakan bahwa:
“… Proses rekrutmen aparat desa di Desa Lambo Lemo kami tidak mengetahui. Tidak ada info kepada masyarakat luas terkait perekrutan.
Hal senada juga dikatakan oleh anggota BPD berinisial AK, mengatakan:
“… Kami tidak melihat adanya transparansi terkait rekrutmen aparat desa, semuanya terkesan tertutup dan tidak diketahui masyarakat. Itu dibuktikan dengan tiba-tiba sudah ada aparatur baru”.
Lebih lanjut hasil wawancara dengan salah seorang anggota karang taruna berinisial IL di Desa Lambo Lemo menuturkan:
“… Tidak ada transparansi kepada masyarakat. Untuk informasinyapun tidak ada. Kami juga merasa bahwa rekrutmen aparat desa terkesan hanya orang-orang terdekatnya saja yang diangkat. Proses seleksinyapun kami tidak tahu sampai pengangkatannya”
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa adanya ketidak cocokan antara pernyataan dari pihak Desa dan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya transparansi terkait dengan proses hingga pelantikan aparat desa di Desa Lambo Lemo. Selain itu, bukti yang kongkrit juga peneliti tidak temukan dilokasi penelitian seperti papan informasi rekrutmen, informasi media online maupun informasi berupa himbauan.
53
Selain itu, peneliti juga dapat menyimpulkan bahwa proses rekrutmen di Desa Lambo Lemo juga belum bisa memperhatikan kebaikan masyarakat. Karena tidak transparansinya proses perekrutan itu sendiri. Maka dalam hal ini kepala desa Lambo Lemo belum memenuhi kriteria pada indikator tanggungjawab.
3. Fungsi
Fungsi dan peran penting kepala desa dalam pengambilan keputusan dan juga bagaimana strategi kepala desa dalam pelayanan terhadap masyarakat dalam hal ini adalah terkait rekrutmen aparat desa dapat tergambar pada hasil wawancara peneliti dan beberapa informan.
Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Desa Lambo Lemo mengatakan:
“… Strategi yang saya lakukan untuk proses rekrutmen adalah membentuk tim penyeleksi. Agar bekerja menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk rekrutmen. Semua persyaratan juga dibuat sesuai aturan. Tentu untuk diketahui juga oleh masyarakat”.
Kemudian Kepala Desa Lambo Lemo menambahkan:
“… Setelah dibentuk tim seleksi, kami melakukan penjaringan dan penyaringan. Sebelumnya juga ada yang namanya seleksi. Setelah itu baru dibuatkan SK pengangkatan yang disetujui oleh Camat”.
Informan lain yaitu Nurdi sebagai Sekretaris Desa mengatakan:
“… Kami melaksanakan rekrutmen itu berdasar pada keputusan kepala desa. Semua tahapan juga transparan. Kami informasikan kepada publik agar yang ingin menjadi aparat bisa ikut bagi yang berminat:.
Lebih lanjut informan Adi Iswandi selaku staff mengatakan:
“… Ada prosesnya, semua itu sudah kami sampaikan. Mulai dari meberikan informasi perekrutan, sosialisasi, tata cara mendaftar dan sebagainya. Tidak terlepas dari aturan dan arahan dari kepala desa. Kami hanya melaksanakan sesuai dengan arahan dan aturan”.