• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah dikelola. Adapun instrument yang penulis akan gunakan dalam penelitian untuk mengetahui peran orangtua dalam pembinaan akhlak anak usia dini di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba. Tersebut terdiri atas pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi.

1. Pedoman Observasi

Sugiyono (2010:145). Observasi adalah merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

2. Pedoman angket

(Sugiyono, 2010:142). Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.

3. Pedoman Wawancara

Wawancara, yaitu melakukan wawancara secara langsung kepada orangtua atau pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.

4. Pedoman Dokumentasi

Sugiyono(2008:224), Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi biasa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

G. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2010:224), Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik

pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan metode pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara saksama dan sistematis mengenai gejala- gejala yang akan diteliti.

2. Wawancara, yaitu melakukan wawancara secara langsung kepada orangtua atau pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.

3. Dokumentasi, yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen atau sumber-sumber yang berkaitan dengan objek penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Penelitian ini bersifat analisis deskriptif dengan menggunakan data kualitatif, lalu dibahas secara deduktif dan induktif, serta analisis terhadap tabel frekuensi dan persentase untuk melihat kecenderungan variabel penelitian. Metode analisis deskriptif yaitu analisis terhadap data yang telah diolah. Adapun analisis data yang bersifat kualitatif adalah berupa teori atau pendapat sebagai berikut :

1. Metode Induktif, yaitu suatu cara penganalisaan data dengan bertolak dari data yang bersifat khusus kemudian mengambil kesimpulan yang bersifat umum.

2. Metode Deduktif, yaitu menganalisa data yang dimulai dari hal-hal yang bersifat umum kemudian mengambil suatu kesimpulan yang bersifat khusus.

Sugiyono (1999:37), memberikan pola terhadap pembuatan tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi dengan persentase masing- masing item angket menggunakan rumus:

Keterangan

P = Angket Persentase

f = Frekuensi masing-masing kategori

N = Jumlah sampel Hasil dari perhitungan tersebut, kemudian penulis tabulasikan dalam bentuk tabel frekuensi dan diberikan interpretasi terhadap hasil tabulasi untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.

33

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Kecamatan Kajang

Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba adalah salah satu Kecamatan yang berlokasi di daerah atau wilayah Kassi Desa Lembanna Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, didirikan pada tahun 1985 oleh tokoh masyarakat dan aparat pemerintah Kabupaten Bulukumba yang pada saat itu di nakhodai oleh bupati Andi Cawang setelah proses perjalanan sejarah tersebut maka Kecamatan Kajang yang jarak antara pusat Kota Bulukumba dengan Kecamatan Kajang berjarak 17 kl tempat dan letak geografis kantor Camat sangat strategis, sehingga sangat mudah bagi masyarakat untuk menjangkau kantor tersebut. Dengan letak geografis yang strategis menjadikan kantor camat banyak diminati oleh mahasiswa untuk dijadikan sebagai tempat pengambilan data atau tempat penelitian di kantor tersebut.

Selain itu, Kantor Camat pun dekat dengan sebuah Kantor Urusan Agama (KUA) yang tepat berada di atas Kantor Camat. Kantor camat merupakan kantor yang sudah cukup lama berdiri dan sudah banyak mengangkat pegawai honorer menjadi pegawai tetap. Di kantor kecamatan kajang sudah beberapa kali terjadi pergantian kepala camat, baik itu karena

pensiun maupun karena pertukaran kepala camat baru. Sekarang yang menjabat sebagai Kepala Camat di kantor Kecamatan Kajang adalah Bapak Andi Buyung Saputra.

2. Visi, Misi, Motto dan Nilai Kecamatan Kajang Adapun visi, misi, motto dan nilai Kecamtan Kajang a. Visi

Terwujudnya pemerintahan kecamatan kajang yang terdepan dalam pelayanan demi terciptanya masyarakat yang damai, sejahtera, maju,mandiri, berkualitas dan berbudaya.

b. Misi

1) Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan serta meningkatkan profesionalisme aparatur.

2) Menciptakan manajemen pemerintahan Kecamatan yang baik, sebagai pusat pelayanan masyarakat.

3) Mendorong partisipasi masyarakat dalam meningkatkan stabilitas keamanan dan ketertiban.

4) Meningkatkan pendapatan masyarakat untuk terpenuhinya kebutuhan pendidikan dan kesehatan.

5) Menjadikan agama dan budaya sebagai pilar pembagunan di Kecamatan Kajang.

c. Motto

Siap melayani setulus hati

d. Nilai-nilai Pelayanan 1. Tulus

Sesungguhnya manusia takkan bisa menikmati surga tanpa ikhlas dihatinya, dan sesungguhnya pun juga manusia takkan bisa mendekati nikmatnya tanpa tulus dihatinya.

2. Tepat waktu

Durasi waktu telah ditentukan bukan untuk dilanggar namun untuk ditepati dengan disiplin kerja dengan memegang prinsip bahwa yang pertama kali mengajukan pelayanan harus lebih dulu dilayani atau diselsaikan.

3. Tuntas

Jangan tunda sampai besok apa yang bisa dikerjakan hari ini agar tuntas pelayanan, tuntas program, tuntas masalah dan tuntas anggaran.

3. Nama Jumlah Desa dan Kelurahan.

Dalam satu Kecamatan terdiri dari beberapa desa dan kelurahan, jumlah desa dan kelurahan sangat penting kita ketahui sebagai seorang masyarakat, dan terutama seseorang yang sedang meneliti mengenai masyarakat (orangtua), karna merupakan salah satu faktor penunjang terselenggaranya suatu penelitian dan tanpa diketahuinya jumlah desa dan kelurahan maka proses penelitian tentulah tidak dapat menunjang berlangsungnya proses penyelesaian skripsi yang baik. Keberadaan jumlah desa dan kelurahan bersifat mutlak.

Jumlah desa dan kelurahan yang dimaksud disini adalah semua desa yang terdapat di Kecamatan Kajang yang terutama di 3 Desa menjadi obyek penelitian, seperti dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel III

Nama dan jumlah Desa / Kelurahan di Kecamatan Kajang Kabupatan Bulukumba 2015

No. Nama Desa/

Kelurahan

Keterangan

Desa Kelurahan

1. Bonto Biraeng 

2. Bontorannu 

3. Lembang 

4. Lembanglohe 

5. Tanah Jaya - 

6. Laikang - 

7. Pantama 

8. Possi Tanah 

9. Lembanna 

10. Tambangan 

11. Sangkala 

12. Bonto Baji 

13. Pattiroang 

14. Sapanang 

15. Batunilamung 

16. Tanah Towa 

17. Malleleng 

18. Mattoanging 

19. Lolisang 

Kajang 17 2

Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bulukumba Tahun 2015

Setelah melihat data diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dengan jumlah desa dan kelurahan yang telah cukup memadai, maka

pelaksanaan segala aktifitas yang ada dalam suatu kecamatan tersebut dapat terlaksana dengan baik sehingga kecamatan tersebut dapat di kembangkan menjadi yang lebih baik, sehingga desa tersebut dapat melahirkan para orangtua yang melaksanakan tugasnya dalam membinbing anaknya menjadi anak yang berahklak mulia.

4. Jumlah Kepala Keluarga (KK)

Salah satu unsur utama dalam pembinaan adalah orangtua, karena orangtua merupakan satu komponen yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan dan pembinaan akhlak anak usia dini. Orangtua tidak hanya bertugas membina dan mendidik anaknya, tetapi juga diberikan beban tanggung jawab moril untuk memberikan teladan yang baik kepada anak-anak mereka dari sejak kecil sehingga anak tersebut dapat memahami dan menanamkan mana akhlak yang baik dan mana akhlak yang buruk.

Dengan demikian nampak jelas bahwa menjadi seorang ayah/ibu bukanlah suatu tugas yang mudah untuk dilaksanakan, sebab keberhasilan suatu anak tergantung kepada aktivitas dan kreativitas seorang ayah/ibu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pembinaan dan bimbingan kepada anak.

Mengenai jumlah kepala keluarga (KK) di kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba penulis memberikan gambaran sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini :

Tabel IV

Jumlah kepala keluarga /kk di kecamatan kajang kabupaten bulukumba Tahun 2014/2015

No. Nama Desa /Kelurahan

Jumlah KK Luas Desa(km2)

Kepadatan (orang/km2)

1. Bonto Biraeng 445 7.55 295

2. Bontorannu 477 7.00 298

3. Lembang 508 9.00 241

4. Lembanglohe 454 5.00 395

5. Tanah Jaya 1.464 6.30 972

6. Laikang 485 7.00 303

7. Pantama 288 4.00 418

8. Possi Tanah 627 4.20 283

9. Lembanna 826 4.73 607

10. Tambangan 482 13.00 290

11. Sangkala 825 7.20 335

12. Bonto Baji 374 8.50 467

13. Pattiroang 335 8.18 240

14. Sapanang 456 8.80 172

15. Batunilamung 936 4.20 455

16. Tanah Towa 420 5.25 744

17. Malleleng 421 11.10 152

18. Mattoanging 470 4.05 481

19. Lolisang 437 4.00 564

Kajang 10,730 129.06 370

Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bulukumba Tahun 2014/2015

5. Jumlah Keseluruhan Penduduk

Orangtua merupakan bagian dari komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kecamatan karena orangtua merupakan objek yang sangat penting dalam pembinaan akhlak anak dari sejak kecil karena tanpa terbinanya akhlak dari usia dini itu sangat fatal. Pembinaan tidak mungkin terlaksana tanpa adanya orangtua sebagai objek yang.

Dengan demikian yang menjadi sasaran pokok dalam proses pembinaan adalah orangtua sehingga tujuan dari pembinaan akhlak adalah menanamkan nilai-nilai yang mengandung agama, terutama mengajarkan pada anak yang masih kecil berakhlak sopan kepada kedua orangtua dan sebagainya, sehingga anak tersebut setelah besar nantinya maka akhlak yang telah ditanamkan dari sejak kecil itu akan terbawa nantinya jika sudah dewasa. Untuk mengetahui jumlah keseluruhan penduduk kecamatan kajang kabupaten bulukumba dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel V

Jumlah Keseluruhan Penduduk Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba Tahun 2014/2015

No. Nama Desa /Kelurahan

Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan

1. Bonto Biraeng 2.226 1.042 1.184

2. Bontorannu 2.085 972 1.113

3. Lembang 2.167 989 1.178

4. Lembanglohe 1.976 901 1.075

5. Tanah Jaya 6.124 2.872 3.252

6. Laikang 2.119 991 1.128

7. Pantama 1.673 780 893

8. Possi Tanah 1.188 558 630

9. Lembanna 2.871 1.349 1.522

10. Tambangan 3.770 1.755 2.015

11. Sangkala 2.413 1.219 1.194

12. Bonto Baji 3.966 1.918 2.048

13. Pattiroang 1.965 944 1.021

14. Sapanang 1.517 770 747

15. Batunilamung 1.910 892 1.018

16. Tanah Towa 3.905 1.809 2.096

17. Malleleng 1.685 802 883

18. Mattoanging 1.950 926 1.024

19. Lolisang 2.254 1.122 1.132

Kajang 47,764 22,611 25.153

Sumber Data : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bulukumba Tahun 2014/2015

B. Peran Orangtua Dalam Pembinaan Akhlak Anak Usia Dini di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Semakin banyaknya pengaruh dari Negara lain, maka sekilas umum dituntut untuk meningkatkan hasil peran orangtua dalam proses pembinaan akhlak secara optimal dengan mengacu kepada bagaimana cara orangtua dalam proses pembinaan akhlak anak usia dini yang baik dengan pendekatan keterampilan proses melalui pembinaan. Keterampilan proses melalui pembinaan dimaksudkan agar orangtua mengerti, mengetahui dan melaksanakan proses pembinaan yang sesungguhnya yang mengandung ajaran islam, sehingga dapat memotivasi para orangtua yang lainnya untuk dapat membina akhlak anaknya secara baik dan benar sesuai dengan syariat islam. Dalam hal ini peneliti ikut serta atau mengamati orangtua saat pembinaan secara langsung tentunya yang dilakukan orangtua saat membina dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel VI

Daftar Distribusi Frekuensi tanggapan responden tentang peran orangtua dalam pembinaan akhlak anak usia dini Tahun 2015 No Uraian Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1. Mendidik Langsung 12 40%

2. Memberikan Keteladanan 7 23,3%

3. Mengajarkan Pendidikan Agama di Rumah

11 36,7%

Jumlah (N) 30 100%

Sumber data : Angket No. 1 Tahun 2015

Dari hasil angket di atas, dapat kami simpulkan bahwa peran orangtua dalam pembinaan akhlak anak usia dini sangat baik, karena telah terbukti dari 30 responden terdapat 12 orang (40%) orangtua yang mendidik anak secara langsung dan pembinaan ini sangat baik, dan adapun 7 orang (23,3%) orangtua memberikan keteladanan yang baik kepada anaknya karena di mana anak akan didik dan di ajarkan bagaimana cara menghargai orangtua, dan selanjutnya ada 11 orang (36,7 %) orangtua yang mengajarkan kepada anaknya pendidikan agama di rumah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat (orangtua), Ibu Rosma Nengsih. mengatakan bahwa peran orangtua dalam pembinaan akhlak anak usia dini telah diterapkan :

Sangat penting karna tanpa kita bina akhlak pada anak usia dini itu sangat tidak baik karna setelah dewasa nanti akhlak anak tersebut tidak akan baik karena terbawa dari sejak kecil. Pembinaan untuk

akhlak anak usia dini yaitu mulai dengan cara mengajarkan hal-hal yang sederhana seperti berkata jujur,menghargai orang lain dan menyayangi kedua orangtua. (Wawancara Tanggal 15 September 2015 Di Rumah).

Sedangkan penuturan lain datangnya dari bapak maulana mengatakan bahwa peran orangtua dalam pembinaan akhlak anak usia dini.

Saya selaku orangtua atau ayah mempunyai tugas yang sangat penting untuk dilaksanakan karena pembinaan akhlak yang di lakukan dari sejak kecil maka itu sangat baik dan dapat menjamin bahwa setelah dewasa nanti maka akhlak anak kami akan menjadi lebih baik daripada akhlak anak yang tidak terlalu di didik semasa waktu kecil. (Wawancara Tanggal 15 September 2015 Di Rumah).

Dari dua hasil wawancara, kami mendefenisikan bahwa pembinaan akhlak pada anak usia dini telah diterapkan di kecamatan kajang desa sapanang dalam proses penanaman akhlak pada anak. Dalam usaha menanamkan akhlak pada anak, sehingga anak tersebut berakhlak mulia, maka diterapkan metode pembinaan ini, karena metode pembinaan mengungkapkan berbagai hikmah ilmu pengetahuan dan pengamalan ibadah, muamalah dan sendi-sendi ajaran agama lainnya. Disamping itu dikemukakan pula berbagai jalan untuk melatih diri dalam menghilangkan akhlak yang buruk dan penyakit hati serta usaha untuk membina akhlak yang mulia. Selanjutnya berbicara dengan peran orangtua dalam pembinaan akhlak anak usia dini, maka orangtua mempunyai peran penting untuk di laksanakan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel VII

Daftar Distribusi Frekuensi tanggapan responden tentang peran penting orangtua terhadap pembinaan akhlak anak usia dini Tahun

2015

No Uraian Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Penting 18 60%

2. Penting 9 30%

3. Kurang Penting 3 10%

Jumlah (N) 30 100%

Sumber data : Angket No. 2 Tahun 2015

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa peran orangtua sangat penting di laksanakan pada anak usia dini karena di mana anak mula-mula menerima pembinaan yaitu pada orangtua, dan kami dapat menyimpulkan bahwa peran orangtua itu sangat penting untuk di laksanakan, karena sudah terbukti dari 30 responden terdapat 18 orang (60%) yang mengatakan sangat penting untuk di laksanakan bagi semua orangtua, 9 orang (30%) mengatakan penting untuk di laksanakan, dan cuma terdapat 3 orang (10 %) yang mengatakan kurang penting.

Berdasarkan hasil wawancara dari orangtua Bapak Andi Bau yang berprofesi sebagai wirasawasta yang kami jumpai di teras rumah lagi berkumpul bersama dengan keluarga tercintanya yang menuturkan bahwa.

Sangat penting, karena kami atau orangtua yang paling utama dan terutama dalam terbentuknya suatu akhlak anak yang baik, dan orangtua juga yang menentukan bahwa anak itu akan menjadi apa nantinya jika sudah dewasa karena dimana anak mula-mula menerima pendidikan informal adalah di lingkungan keluarga, maka dari itu

orangtualah yang paling dekat dengan anak mereka dan mengerti perasaan sikap, karakter, watak, dan pribadi anak tersebut, dan yang paling berperang penting dalam perkembangan akhlak anak adalah ibu karena ibulah yang paling dekat dengan anak-anak mereka.

(Wawancara Tanggal 15 September 2015 Di Rumah).

Sedangkan penuturan lain datangnya dari Ibu Kukang yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga mengatakan bahwa peran orangtua dalam pembinaan akhlak anak usia dini di Kecamatan Kajang.

Penting karena terbinanya suatu akhlak anak sejak usia dini maka itu sangat berguna bagi anak kita nantinya jika telah dewasa, karena kita ibaratkan tanaman, jika kalian ingin mendapatkan hasil yang bagus atau memuaskan maka tanamlah bibit yang bagus, nah begitupun dengan akhlak anak kita jika kita sebagai orangtua mengiginkan akhlak anak itu baik maka didiklah akhlak anak kita dari sejak kecil.

(Wawancara Tanggal 15 September 2015 Di Rumah).

Hasil wawancara di atas kami mendefinisikan bahwa orangtua sangat berperang penting dalam pembinaan akhlak anak usia dini, karena orangtualah yang dapat membentuk akhlak anak mereka dari sejak kecil, dan orangtua juga yang mempunyai tanggung jawab yang luar biasa atas terbentuknya akhlak anak dan orangtua pula yang paling utama dalam menanamkan akhlak anak, baik itu akhlak buruk maupun akhlak baik (mulia).

Pada suatu pagi hari yang sangat ceria saya bekeliling dilingkungan masyarakat desa sapanang kecamatan kajang dan saya melihat orangtua duduk bersama anaknya dan saya mencoba mendekati orangtua anak tersebut dan saya mulai membuka pembicaraan kepada orangtua tersebut

dan mewancarainya mengenai bagaimana peran orangtua dalam pembinaan akhlak anak usia dini di kecamatan kajang kabupaten bulukumba.

Hasil wawancara dengan Bapak Sainuddin, mengatakan bahwa peran orangtua dalam pembinaan akhlak anak usia dini di kecamatan kajang kabupaten bulukumba desa sapanang telah diterapkan:

Pembinaan akhlak anak usia dini diterapkan dalam proses menanamkan akhlak mulia pada anak tersebut, agar supaya anak terbiasa berkata sopan, melaksanakan ibadah dan melakukan hal-hal yang positif seperti mengaji, pergi sekolah dan meniru gerak beribadah dan selalu mengikuti aturan serta berperilaku baik dan sopan santun terhadap guru dan orang tua. (Wawancara Tanggal 15 September 2015 Di Rumah).

Sedangkan penuturan lain dari orangtua Ibu Erni, yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga selaku orangtua anak usia dini di kecamatan kajang.

Cara menerapkan metode pembinaan dalam menanamkan akhlak pada anak usia dini yaitu, orangtua selalu mendidik, membimbing, dan mengajarkan hal-hal yang positif, dan orangtua juga harus melakukannya setiap hari, ketika anak lupa maka kita sebagai orangtua harus mengingatkan kembali, dan kita sebagai orangtua juga selalu memberikan pujian kepada anak agar anak tersebut selalu melakukan hal-hal yang mengandung ajaran islam. (Wawancara Tanggal 15 September 2015 Di Rumah).

Dari dua hasil wawancara orangtua di atas dapat kami simpulkan bahwa pembinaan akhlak telah diterapkan di kecamatan kajang dalam proses pembinaan akhlak seperti mendidik, membimbing dan mengajarkan sopan santun dengan tujuan memberikan latihan-latihan kepada anak, supaya anak dapat memiliki kepribadian Islami.

Sore yang begituh panas tapi itu tidak menghalangi langkahku untuk mendatangi seseorang yang lagi duduk di teras rumahnya dan saya mulai membuka pembicaraan dan bertanya kepada orangtua ibu masnia, menuturkan bahwa peran orangtua dalam pembinaan akhlak anak usia dini di kecamatan kajang kabupaten bulukumba telah di terapkan.

Orangtua mempunyai peran yang sangat penting karna orangtualah yang paling dekat dengan anak-anaknya orangtua juga mengerti sikap dan kondisi anak itu dalam proses perkembangan akhlaknya.

(Wawancara Tanggal 15 September 2015 Di Rumah).

Sedangkan penuturan lain datangnya dari Bapak Bahtiar, yang berprofesi sebagai sopir mobil mengatakan bahwa peran orangtua dalam pembinaan akhlak anak usia dini di kecamatan kajang kabupaten bulukumba.

Sangat dibutuhkan artinya pembinaan itu sangat penting bagi perkembangan akhlak anak usia dini. Karena tercapainya suatu pembinaan akhlak yang baik tergantung dalam lingkungan keluarga, karena dimana didalamnya yang berperan penting yaitu orangtua yang paling memahami anak-anaknya. Dan orangtua pula yang nantinya akan menjadikan anak-anak mereka menjadi seorang anak yang memiliki kepribadian yang baik ataukah buruk. (Wawancara Tanggal 15, September 2015 Di Rumah).

Kesimpulan dari dua penjelasan di atas menguraikan bahwa tercapainya suatu pembinaan akhlak pada anak usia dini, tergantung dari orangtua mereka, dan orangtua pula nantinya akan menjadikan mereka anak yang memiliki kepribadian yang baik. Dan orangtua juga mempunyai peran sangat penting karna keberhasilan seorang anak itu tergantung dari orangtuanya, bagaimana caranya dalam membina.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Eni, selaku orangtua anak usia dini di kecamatan kajang khususnya di desa sapanang berpendapat bahwa :

Sangat penting karena tanpa kita bina akhlak anak dari sejak kecil itu sangat merugikan bagi anak nantinya. Maka dari itu kami sebagai orangtua mempunyai peran sangat penting untuk dilaksanakan pada anak usia dini, dan kami juga mempunyai harapan agar anak-anak kami tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, tahu membedakan apa yang baik dan yang tidak baik, tidak mudah terjerumus dalam perbuatan-perbutan yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun merugikan orang lain. (Wawancara Tanggal 15, September 2015 Di Rumah).

Penjelasan di atas dapat kami simpulkan bahwa orangtua

mempunyai harapan yang sangat besar kepada anaknya, sehingga mereka memaksimalkan peranya dalam membina akhlak anaknya dari sejak kecil, dan orangtua juga mengharapkan anak mereka setelah dewasa nantinya mereka dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Bedasarkan hasil wawancara dengan masyarakat atau orangtua Bapak Andi Osbeno yang berprofesi sebagai petani. Mengatakan bahwa peran orangtua dalam pembinaan akhlak anak usia dini kecamatan kajang kabupaten bulukumba telah diterapkan:

Sangat penting untuk di lakukan, karena tanpa adanya campur tangan dari orangtua dalam pembinaan akhlak sejak kecil, maka akhlak anak tersebut tidak bakal pernah terbina dengan baik. (Wawancara Tanggal 15, September 2015 Di Rumah).

Berikut penuturan datangnya dari orangtua yang lain Ibu Risma, selaku orangtua anak usia dini di kecamatan kajang berpendapat bahwa:

Penting karena kita selaku orangtua berperan penting dalam terbinanya akhlak anak tanpa kita bina akhlak anak usia dini maka anak tersebut tidak bakal pernah kita jamin bahwa setelah dewasa anak tersebut akhlaknya akan menjadi baik dan terpuji. (Wawancara Tanggal 15, September 2015 Di Rumah).

Berdasarkan hasil wawancara dari dua orangtua di atas kami mendefenisikan bahwa pembinaan itu sangat penting bagi anak, maka dari itu orangtua mempunyai tugas penting dalam terbentuknya akhlak anak, karena suatu akhlak tanpa dibina dari sejak kecil itu tidak bakal menjamin bahwa akhlak anak setelah dewasa nantinya akan menjadi lebih baik seperti yang diiginkan oleh kedua orangtua. Dan orangtua juga sangat berperan penting untuk pembinaan akhlak anak usia dini, karena orangtualah yang pertama dan utama dalam membentuk akhlak anak baik itu akhlak buruk maupun akhlak baik.

C. Faktor Pembinaan Akhlak Anak Usia Dini di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

a. Mendidik Anak Di Rumah

Pembelajaran anak di rumah berbeda dengan di sekolah. Sedangkan

pembelajaran di sekolah terikat dengan tempat, waktu, jadwal, kurikulum, dan seterusnya. Adapun mendidik anak di rumah berlaku setiap hari, bahkan setiap saat. Di tambah lagi banyaknya faktor pendukung yang diperlukan.

Dokumen terkait