• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.4 Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini digunakan 3 instrumen berupa kuesioner MBTI, soal open ended tes kemampuan berpikir kritis siswa pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV), dan pedoman wawancara.

1. Soal tes kemampuan berpikir kritis berbasis open ended

Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik dari suatu objek. Objek ini menurut dapat berupa kemampuan peserta didik, sikap, minat, maupun

motivasi. Agar dapat menghasilkan instrumen tes yang baik, terdapat beberapa tahap yang harus dilalui. Terdapat ada sembilan langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil atau prestasi belajar, yaitu menyusun spesifikasi tes, menulis soal tes, menelaah soal tes, melakukan uji coba tes, menganalisis butir soal, memperbaiki tes, merakit tes, melaksanakan tes, dan menafsirkan hasil tes. Instrumen tes yang baik dapat meningkatkan kualitas hasil penilaian yaitu profil kemampuan peserta didik (Pardimin, Widodo, &

Purwaningsih, 2017).

Menurut Arikunto (2016) tes memiliki fungsi salah satunya fungsi tes di dalam kelas untuk menentukan tingkat pencapaian siswa. Sehingga tes dapat mengukur tingkat kemampuan yang dimiliki siswa, agar guru dapat mengevaluasi dan menentukan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

Soal open ended tes kemampuan berpikir kritis siswa terdiri dari soal uraian permasalahan kontekstual pada materi Sistem Persamaan Lienar Dua Variabel (SPLDV). Dipilihnya bentuk soal tes kemampuan berpikir kritis dalam bentuk uraian agar peneliti dapat melihat langkah-langkah siswa dalam menyelesaikan soal, sehingga peneliti dapat menganalisis dan menyelidiki setiap Langkah-langkah jawaban siswa sesuai indikator kemampuan berpikir kritis yang sudah dirancang sebelumnya.

Peneliti berusaha merancang soal instrumen berupa soal dengan permasalahn kontekstual. Soal yang dirancang memungkinkan siswa menunjukkan indikator dari kemampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa. Soal instrumen tes kemampuan berpikir kritis siswa sebelum diberikan

ke siswa akan dilakukan tahapan validitas ahli, sehingga soal yang diberikan kepada siswa sudah valid.

2. Tes Kepribadian MBTI (Myers-Briggs Type Indicator)

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) merupakan psikotes yang dirancang untuk mengukur preferensi psikologis seseorang dalam melihat dunia dan membuat keputusan. MBTI dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers pada sejak 1940. Psikotes ini dirancang untuk mengukur kecerdasan individu, bakat, dan tipe kepribadian seseorang. MBTI merupakan instrumen yang paling banyak digunakan. Telah diperbarui dan divalidasi secara ketat selama lebih dari tujuh puluh tahun (Rabbani, Nasrun, Si, & Setianingsih, 2020).

Tes kepribadian MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) dilakukan untuk menentukan tipe kepribadian siswa baik introvert maupun ekstrovert. Tes ini terdiri dari 25 pertanyaan. Setiap pertanyaan terdapat 2 dua pilihan yaitu a dan b.

Untuk metode penskoran apabila banyak siswa memilih a maka siswa tersebut berkepribadian ekstrovert. Sebaliknya, jika siswa banyak yang memilih b maka siswa tersebut berkepribadian introvert (Zaman dan Abdillah, 2009:69-73).

Setelah selesai melakukan tes MBTI selanjutnya, siswa dijadikan subjek penelitian yang akan diberikan soal open ended untuk menilai kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara adalah pedoman peneliti dalam wawancara subjek penelitian untuk mencari dan menggali informasi mengenai jawaban dari soal kemampuan berpikir kritis yang diberikan. Selain untuk mencari informasi mengenai jawaban dari soal kemampuan berpikir kritis yang diberikan, peneliti

juga mencari informasi berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa.

Data hasil wawancara berupa transkip wawancara. Transkip tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan peneliti yang ditujukan kepada subjek dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh peneliti. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti ialah wawancara semi terstruktur sehingga peneliti dapat menggali informasi kemampuan berpikir kritis siswa dan faktor-faktor kemampuan berpikir kritis siswa tanpa terlalu bergantung dengan pedoman wawancara yang dirancang.

Kisi-kisi pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Kisi-kisi pedoman wawancara kemampuan berpikir kritis

Ruang Lingkup Penelitian

Indikator Berpikir

Kritis Deskriptor Pertanyaan

Proses Berpikir Kritis Siswa

Tipe Introvert dan

Ekstrovert Dalam Menyelesaik an Soal-Soal Open Ended

1. Menginterpretasi Memahami masalah yang ditujukan dengan menulis diketahui maupun ditanyakan soal yang tepat

• Apa permasalahan yang ada pada soal tersebut?

• Apa konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut?

• Apa ada konsep lain?

2. Menganalisis Mengidentifikasi hubungan-hubungan antara pernyataan- pernyataan,

pertanyaan-pertanyaan, dan konsep-konsep yang diberikan dalam soal yang ditujukan dengan membuat model matematika dengan tepat dan memberi penjelasan dengan tepat

• Apa maksud dari informasi yang telah tersebut?

• Bagaimana cara kamu bisa menyelesaikan

permasalahan pada soal tersebut?

• Apakah semua informasi yang ada pada soal tersebut bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah?

3. Mengevaluasi Menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal, lengkap dan benar dalam melakukan perhitungan

• Setelah kamu memperoleh jawabannya, apakah kamu memeriksa kembali hasilnya?

• Apa kamu yakin dengan jawaban yang kamu peroleh?

4. Menginferensi Membuat kesimpulan yang benar

Dapatkah kamu mengambil kesimpulan dari soal tersebut?

Selain mencari informasi kemampuan berpikir kritis siswa, peneliti juga mencari informasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa. Tujuannya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa kelas IX SMPN 11 Kota Jambi. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti ialah wawancara semi terstruktur sehingga peneliti dapat menggali informasi kemampuan berpikir kritis siswa tanpa terlalu bergantung dengan pedoman wawancara yang dirancang. Adapun kisi-kisi pedoman wawancara faktor-faktor kemampuan berpikir kritis siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi pedoman wawancara faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis

No.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa

Panduan Wawancara 1 Kondisi fisik • Apa kabar kamu hari ini?

• Apakah kamu merasa siap mengerjakan soal SPLDV?

• Apakah kamu mengantuk pada saat pelajaran SPLDV berlangsung?

2 Motivasi • Apa yang membuat kamu termotivasi untuk mengerjakan soal materi SPLDV?

3 Kecemasan • Apakah kamu merasa cemas dalam mengerjakan soal SPLDV?

• Mengapa kamu merasa cemas pada saat mengerjakan soal SPLDV?

4 Perkembangan intelektual • Bagaimana cara kamu memecahkan masalah pada soal tersebut?

5 Kebiasaan rutinitas • Apa kegiatan kamu sepulang sekolah?

• Apa saja yang menjadi kebiasaan kamu?

Dokumen terkait