• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intervensi

Dalam dokumen KARYA TULIS ILMIAH (Halaman 37-48)

2.2 Dampak Masalah 1.Dampak ekonomi

2.2.3 Intervensi

Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan.( Safiera, 2015 )

Tabel 2.1 Hipertermi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh.

Tujuan /

kriteriahasil

Intervensi Rasional

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama2x24 jam diharapakan masalah hipertermi teratasi.

Kriteriahasil : 1.Menunjukkan penurunan suhu

1.Observasi keadaan umum pasien.

2.Observasi tanda – tanda vital.

3.Anjurkan pasien untuk banyak minum.

4. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat.

5.Anjurkan pasien untuk

1.Mengetahui

perkembangan keadaan umum dari pasien.

2. Mengetahui perubahan tanda – tanda vital pasien.

3. Mencegah terjadinya dehidrasi sewaktu panas.

4. Meminimalisir produksi panas yang produksi panas yang di produksi tubuh.

5.Membantu

tubuh.

2.Akral pasien tidak teraba hangat / panas.

3.Pasien tampak tidak lemas.

4.Mukosa bibir lembab.

5.Suhu normal 36,5 – 37,2oC

memakai baju tipis.

6.Beri kompres hangat di beberapa bagian.

7. Beri health education ke pasien dan keluarganya mengenai pengertian, penanganan, dan terapi yang diberikan tentang penyakitnya.

8. Kolaborasi/ delegatif dalam pemberian obat sesuai indikasi. Contoh : paracetamol

mempermudah penguapan panas.

6.Mempercepat dalam penurunan produksi panas.

7.Meningkatkan

pengetahuan dan

pemahaman dari pasien dan keluarga.

8.Membantu dalam penurunan panas.

Tabel 2.2 Ansietas berhubungan dengan rasa takut dan cemas akan kondisinya.

Tujuan/ kriteria hasil

Intervensi Rasional

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

1. Gunakan pendekatan yang menenangkan 2.Jelaskan semua prosedur

1.Agar cemas pasien berkurang

2.Menambah pengetahuan

1x24 jam cemas dapat berkurang Kriteria hasil : 1.Klien mampu mengidentifikasikan dan

mengungkapkan gejala cemas 2.Postur tubuh, ekspresi wajah dan tingkat kecemasan menunjukkan berkurangnya kecemasan

3. TTV dalam batas normal

Suhu : 37,5 – 38oC Nadi : 60-100 kali per menit

RR: 12-24 kali per menit

dan apa yang dirasakan selama prosedur

pemulihan

3.Ajarkan pada pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan 4.Anjurkan untuk

mengungkapkan perasaan dan ketakutan.

5.Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

pasien dan mengurangirasa takut.

3.Untuk menambah

pengetahuan pasien tentang kecemasan.

4.Untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien

TD : 120/80 mmHg.

Tabel 2.3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional Tujuan : Setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi secara adekuat.

Kriteria hasil:

1. Mempertahankan berat badan dalam batas normal.

2. Klien mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan.

3. Klien mengalami

1. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien.

2. Kaji penurunan nafsu makan klien.

3. Jelaskan pentingnya

makanan bagi proses

penyembuhan.

4. Ukur tinggi dan berat badan klien.

5. Dokumentasikan masukan oral selama 24 jam, riwayat makanan, jumlah kalori

1. Mengetahui kekurangan nutrisi klien.

2. Agar dapat dilakukan intervensi dalam pemberian makanan pada klien.

3. Dengan pengetahuan yang baik tentang nutrisi akan motivasi untuk

meningkatkan

peningkatan nafsu makan.

4. Berat badan sesuai IMT.

Rumus :

IMT : Berat Badan (kg) Tinggi badan (m)

dengan tepat (intake).

6. Ciptakan suasana

makan yang

menyenangkan.

7. Berikan makanan selagi hangat.

pemenuhan nutrisi.

4. Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein – kalori,

khususnya bila berat badan kurang dari normal.

5. Mengidentifik asi

ketidakseimba ngan

kebutuhan nutrisi.

6. Membantu waktu makan lebih

menyenangkan , yang dapat meningkatkan

nafsu makan.

7. Untuk

meningkatkan nafsu makan, untuk

memudahkan proses makan.

Tabel 2.4 Nyeri akut berhubungan dengan nyeri bagian abdomen.

Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional

Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 jam diharapkan nyeri pasien dapat berkurang / hilang.

Kriteria hasil : 1. Pasien

menunjukkan ekspresi wajah rileks.

2. Pasien dapat tidur atau

1. Kaji keluhan nyeri, perhatkan lokasi,intensitas (skala 0-5), frekuensi, dan waktu.

Menandai gejala nonverbal misalnya gelisah,

takikardia, dan meringis.

2. Dorong

1. Mengindikasi kan

kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda – tanda perkembanga n/ resolusi komplikasi.

2. Dapat mengurangi ansietas dan

istirahat secara adekuat.

3. Pasien menyatakan nyerinya berkurang.(S kala nyeri ringan 1-3).

4. Pasien tidak mengeluh kesakitan.

pengungkapan perasaan.

3. Beri aktivitas hiburan,

misalnya : membaca, berkunjung, dll.

4. Lakukan tindakan paliatif, misalnya:

perubahan posisi, massase, rentang gerak pada sendi yang sakit.

5. Instrusikan pasien/ dorong untuk

menggunakan visualisasi/

bimbingan imajinasi, relaksasi

rasa takut, sehingga mengurangi persepsi akan intensitas rasa sakit.

3. Memfokuska n kembali perhatian;

mungkin daoat meningkatka n

kemampuan untuk

menanggulan gi.

4. Meningkatka n relaksasi/

menurunkan ketegangan otot.

5. Meningkatka n relaksasi

progresif, teknik nafas dalam.

dan perasaan sehat.

Tabel 2.5 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan asites.

Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional

Tujuan :Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kelebihan volume cairan pasien dapat berkurang.

Kriteria hasil :

1. BB stabil berat badan sesuai dengan IMT 2. tanda-tanda vital

dalam batas normal.

Suhu : 37,5 – 38oC Nadi : 60-100 kali per

menit

RR: 12-24 kali

1. Kaji masukan yang relative terhadap keluaran secara akurat.

2. Timbang berat badan setiap hari.

3. Kaji

perubahanedema : ukiur lingkar abdomenpada umbilicus serta pantau edema sekitar mata.

4. Atur masukan cairan dengan cermat.

5. Pantau infuse intravena.

1. perlu untuk menentukan fungsi ginjal, kebutuhan

penggantian cairan dan penurunan resiko kelebihan cairan.

2. mengkaji retensi cairan.

3. untuk mengkaji asites dan merupakan sisi umum edema.

4. agar tidak mendapatkan lebih dari jumlah yang dibutuhkan.

per menit TD :120/80 mmHg.

3. tidak ada edema.

4. Lingkar perut normal wanita 90 cm, laki – laki 80 cm.

5. Tidak adanya asites.

6. Berikan kortikosteroid sesuai ketentuan.

7. Berikan deuretik bila diresepkan.

5. untuk

mempertahankan masukan yang diresepkan.

6. untuk menurunkan ekskresi proteinuria.

7. untuk

menghilangkan penghilangan sementara dari edema.

Tabel 2.6 Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan dehidrasi.

Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam di

harapkan dapat

Mempertahankan

keseimbangan cairan dan

1. Pantau status hidrasi.

2. Monitor intake cairan dan output.

3. Berikan terapi IV, sesuai program.

1. Untuk mengetahui adanya tanda-tanda dehidrasi dan mencegah

elektrolit Kriteria hasil :

1. Mukosa bibir lembab.

2. Turgor kulit elastisc.

3. TTV dalam batas normal.

Suhu : 37,5 – 38oC Nadi : 60-100 kali per

menit

RR: 12-24 kali per menit

TD :120/80 mmHg.

4. Tidak ada tanda- tanda dehidrasi.

- Elastisitas turgor kulit baik.

- Membrane mukosa lembab.

- Tidak ada rasa

4. Anjurkan pasien untuk

meningkatkan asupan oral.

syok

hipovolemik.

2. Untuk mengumpulk

an dan

menganalisis data pasien untuk

mengatur keseimbanga n cairan.

3. Untuk memberikan hidrasi cairan tubuh secara parenteral.

4. Untuk mempertahan kan cairan.

haus yang berlebihan.

5. Intake dan output cairan seimbang.

Rumus :

Intake cairan - Output Cairan

Tabel 2.7 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak nafas.

Tujuan/kriteria hasil

Intervensi Rasional

Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan 2x24 jam di harapkan pola nafas klien efektif dengan KH :

1. Kli en mengungk apkan

1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.

2. Auskultasi bunyi nafas, dan catat adanya bunyi nafas

tambahan.

1. Untuk mengetahui frekuensi & kedalam pernafasan karena kedalamam pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas.

2. Perubahan bunyi nafas menunjukan obstruksi sekunder.

3. Kongesti alveolar

ses ak berkurang / tidak ses ak.

2. Respi rasi dal am bat as norm al .R R: 12 -24 kali per menit 3. Tidak

mengguna kanal at bantu nafas.

3. Observasi pola batuk dan karakter secret 4. Berikan pada

klien posisi semi fowler.

5. Kolaborasi dalam pemberian oksigen tambahan.

6. Berikan humidifikasi tambahan.

mengakibatkan batuk kering / iritatif.

4. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan.

5. Memaksimalkan

pernafasan dan

menurunkan kerja nafas.

6. . Memberikan

kelembaban pada membrane mukosa dan membantu pengenceran secret.

Dalam dokumen KARYA TULIS ILMIAH (Halaman 37-48)

Dokumen terkait