Kusuma Wijaya Ridi P S.Kep, NS, MNS, selaku pembimbing utama dalam penulisan artikel ilmiah ini. Faida Annisa, S.Kep, NS, MNS, selaku pembimbing kedua dalam penulisan artikel ilmiah ini.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian .1 Tujuan Umum
Manfaat
Manfaat karya tulis ilmiah ini bagi pasien dan keluarga adalah agar pasien dan keluarga mengetahui tentang Hepatitis dan pengobatan yang tepat sehingga klien dapat memperoleh pengobatan yang tepat.
Metode Penulisan .1 Metode
Teknik pengumpulan data .1 Wawancara
Sumber Data
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari keluarga klien atau orang terdekatnya, rekam medis perawat, hasil pemeriksaan dan tim kesehatan lainnya.
Studi kepustakaan
Sistematika Penulisan Metode
Asuhan keperawatan akan menguraikan permasalahan yang timbul pada penyakit hepatitis dengan melakukan asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, pencernaan, pengkajian.
Konsep Penyakit .1 Pengertian
- Etiologi
- Jenis – jenis Hepatitis .1 Hepatitis A (HAV)
- Hepatitis B (HBV)
- Hepatitis C (HCV)
- Hepatitis D (HDV)
- Hepatitis E (HEV)
- Manifestasi Klinis
- Patofisiologi
- Diagnosa Banding .1 Kolesistisis
- Komplikasi .1 Edema Serebral
- Pemeriksaan Penunjang
- Pencegahan .1 Hepatitis A
- Penatalaksanaan
Sebelum virus hepatitis menimbulkan gejala pada penderitanya, virus tersebut terlebih dahulu akan melalui masa inkubasi. Virus hepatitis B dilepaskan ke dalam aliran darah sehingga menyebabkan kerusakan hati kronis yang disebabkan oleh respon imun pasien terhadap infeksi tersebut (Mustofa & Kurniawaty, 2013).
Dampak Masalah 1.Dampak ekonomi
Pengkajian
Inspeksi: konjungtiva: merah muda, sklera: putih, kelopak mata: normal, strabismus: tidak ada, tajam penglihatan: baik, alat bantu yang digunakan: tidak ada. Telinga : bentuk simetris kanan dan kiri, keluhan : tidak ada keluhan, ketajaman pendengaran : normal, tidak ada alat bantu.
Diagnosa Keperawatan
Hidung : normal, mukosa hidung : basah, sekret : tidak ada sekret, ketajaman penciuman : normal, kelainan lain : tidak ada kelainan.
Intervensi
Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya tentang pemahaman, pengobatan dan terapi yang diberikan mengenai penyakitnya. Tujuan : Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan pola pernafasan klien efektif dengan KH.
Implementasi
Dalam menyelesaikan diagnosis Kecemasan berhubungan dengan ketakutan dan kecemasan terhadap kondisi, perawat membangun hubungan saling percaya antara pasien dan perawat, memahami kecemasan pasien, menilai tingkat kecemasan dan mendiskusikan penyebabnya, mendampingi atau mengatur seseorang untuk mendampingi pasien sesuai indikasi, observasi kembali keadaan umum dan TTV pasien, berikan waktu kepada pasien untuk mengutarakan masalahnya, ceritakan kepada pasien tentang penyakitnya, jelaskan seluruh prosedur dan berikan pengobatan, diskusikan alternatif perilaku coping dan teknik pemecahan masalah. Perawat melakukan pengkajian pemenuhan kebutuhan nutrisi klien, pengkajian penurunan nafsu makan klien, menjelaskan pentingnya makan bagi proses penyembuhan, mengukur tinggi dan berat badan klien, mencatat asupan oral selama 24 jam, riwayat makanan, jumlah kalori yang benar, menciptakan suasana makan yang menyenangkan, menyediakan makanan selagi panas. Perawat akan mengkaji keluhan nyeri klien, mendorong klien mengungkapkan perasaan, memberikan aktivitas rekreasi, melakukan tindakan paliatif, mengajarkan pasien melakukan teknik ambulasi.
Perawat akan menilai masukan produk secara akurat, menimbang berat badan setiap hari, menilai perubahan edema, mengatur asupan cairan dengan hati-hati, memantau infus intravena, memberikan kortikosteroid sesuai resep, memberikan diuretik jika diresepkan. Perawat akan memantau keadaan dehidrasi, memantau asupan dan haluaran cairan, memberikan terapi IV sesuai program, menyarankan pasien untuk meningkatkan asupan oral. Perawat akan menilai frekuensi pernapasan dan ekspansi dada, mendengarkan suara napas dan mencatat adanya suara napas tambahan, mengamati pola batuk dan karakter sekret, menempatkan klien pada posisi semi Fowler, akan bekerja sama dalam memberikan oksigen tambahan, akan memberikan tambahan. pelembaban.
Evaluasi
Pada diagnosa keperawatan kelebihan volume cairan berhubungan dengan asites, setelah 2x24 jam operasi pasien tidak lagi mengalami kelebihan volume cairan dengan kriteria berat badan stabil, berat badan sesuai IMT, tanda vital dalam batas normal, suhu oC, nadi : Kaliber 60-100 menit, RR: 12-24 kali per menit, TD: 120/80 mmHg, tidak ada edema, Lingkar perut normal wanita 90 cm, pria 80 cm, Tidak ada asites. Pada diagnosa keperawatan resiko terjadinya defisit volume cairan berhubungan dengan dehidrasi, setelah tindakan dilakukan selama 2x24 jam pasien tidak lagi mengalami defisit volume cairan dengan kriteria hasil : Mukosa bibir lembab, turgor kulit elastis, TTV dalam batas normal : Suhu oC, Nadi : 60 -100 kali per menit, RR : 12-24 kali per menit, TD : 120/80 mmHg Tidak ada tanda-tanda dehidrasi : Kekenyalan turgor kulit baik, selaput lendir lembab, tidak rasa haus berlebihan. Asupan dan keluaran cairan seimbang. Dalam diagnosa keperawatan pola pernafasan tidak efektif berhubungan dengan sesak nafas, setelah tindakan dilakukan selama 2x24 jam pasien dapat bernafas normal.
Dengan kriteria hasil klien menyatakan sesak nafas menurun/tidak ada, pernafasan dalam batas normal RR : 12 -24 kali per menit, tanpa penggunaan alat pelindung pernafasan.
Kerangka Masalah Kontaminasi virus
BAB 3 TINJAUAN KASUS
Pengkajian
- Persepsi dan Pengetahuan tentang Penyakit dan Penatalaksanaannya
- Status Cairan dan Nutrisi Tabel 3.1 status cairan dan nutrisi
- Genogram
- Pemeriksaan fisik
- Terapi
Inspeksi : Bentuk dada pasien simetris, sebaran ruas tulang belakang normal, tidak ada kifosis, ritme pernafasan benar, tidak ada retraksi otot pernafasan, tidak ada alat pernafasan, tidak ada batuk. . ,RR 20x/menit. Auskultasi : Tidak ada bunyi nafas tambahan, bunyi nafas vesikular. Masalah perawatan: Tidak ada masalah perawatan. 3.1.6.4 Sistem kardiovaskular (B2). Pemeriksaan : Kesadaran Compos Mentis GCS 456, orientasi baik, tidak kejang, tidak ada kekakuan leher, tidak ada Brudzinski, tidak sakit kepala, tidak ada vertigo, pasien tampak gelisah, tidak ada kelainan saraf kranial, pupil isokhorik, refleks cahaya baik.
Pasien mengatakan frekuensi buang air kecil : 3 x/hari, jumlahnya sekitar 1500/24 jam, baunya khas, warnanya kuning tua seperti teh, tempat yang digunakan adalah kamar mandi, tidak ada alat yang digunakan. Gigi : Bersih, pasien mengatakan bahwa ia mempunyai kebiasaan menggosok gigi di rumah 3x sehari, dengan tarif Rp 2x sehari. Tenggorokan: tidak ada Kesulitan menelan, tidak ada kemerahan, tidak ada pembesaran amandel, pasien mengatakan tidak pernah buang air besar selama dirawat di rumah sakit. Bebas, kulit kering, tidak dislokasi, tidak edema, tidak patah tulang, akral hangat, cairan lembab, turgor normal, CRT < 3 detik, kemampuan ADL: pasien melakukan aktivitas sendiri.
Palpasi: tiada pembesaran kelenjar tiroid, tiada pembesaran kelenjar karotid, tiada pembesaran limfa.
Diagnosa Keperawatan
- Daftar Masalah Keperawatan 1. Nyeri akut
- Daftar Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas 1. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri abdomen
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan : Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien dan keluarga pasien memahami tentang penyakit dan.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Evaluasi Keperawatan
Dalam tinjauan kasus, tidak terdapat kesenjangan dengan tinjauan pustaka karena ditemukan data yang sama, antara lain nyeri akibat pembengkakan hati. Dalam tinjauan kasus, tidak terdapat gap dengan tinjauan literatur karena ditemukan kedua data, termasuk tidak memiliki penyakit sebelumnya. Dalam tinjauan kasus, tidak terdapat kesenjangan dengan tinjauan literatur karena ditemukan kedua data, termasuk tidak adanya penyakit keturunan dalam keluarga.
Tidak terdapat gap pada tinjauan kasus dari tinjauan pustaka karena kedua data menunjukkan keduanya mengalami penurunan nafsu makan serta mual dan muntah. Pada pemeriksaan B2 (darah) menurut Putri (2019), tinjauan literatur menunjukkan bahwa data pemeriksaan tidak menunjukkan sianosis, edema atau jari tabuh. Pada sistem pencernaan, tidak ada kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus. Menurut penulis, tinjauan kasus menemukan masalah yang sama, karena sakit perut, seperti pada penusukan.
Pada sistem sensori tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus, pada tinjauan pustaka menurut penulis terdapat kemiripan antara tinjauan kasus, karena skleranya berwarna kuning.
Diagnosa Keperawatan
Dengan data obyektif pasien menyatakan tidak nafsu makan, porsi pasien 5 sendok makan, berat badan sebelum sakit 70 kg, berat badan setelah sakit 60 kg, keadaan umum lemah. Menurut penulis hal ini dikarenakan pasien tidak nafsu makan, pasien juga mendapat terapi antiemetik, dan klien mendapat pendidikan kesehatan dari perawat untuk makan sedikit tapi sering. Berdasarkan penelitian antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, diagnosis hipertermia berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh, tidak ditemukan perbedaan alasan mengapa pasien tidak mengalami peningkatan suhu.
Pada intervensi tinjauan pustaka menurut (Adzimah, 2016), intervensi yang sama juga dilakukan pada tinjauan kasus, alasannya karena data yang diperoleh pasien mengeluh nyeri pada usus. Intervensi tinjauan pustaka melakukan intervensi yang sama dengan tinjauan kasus, alasannya pasien mengatakan tidak nafsu makan, porsi makan pasien 5 sendok makan, berat badan sebelum sakit 70 kg, berat badan setelah sakit 60 kg . kg, keadaan umum lemah. Intervensi yang sama seperti studi kasus juga dilakukan pada intervensi tinjauan literatur, dengan alasan pasien mengatakan tidak mengetahui penyakitnya. Data objektif yang mendukung pasien dan keluarga pasien sering menanyakan kepada perawat tentang kondisi anaknya. Tujuannya adalah setelah melakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3x24 jam diharapkan pasien dan keluarga pasien mendapat wawasan tentang penyakitnya dan cara pencegahannya, dengan kriteria pasien dan keluarganya mengidap penyakit tersebut, memahaminya. kondisi dan prognosisnya. dan program pengobatan, pasien dan keluarga dapat melakukan tindakan yang dijelaskan dengan benar, keluarga pasien dapat menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan perawat. Intervensi dilakukan untuk menilai pengetahuan klien tentang penyakitnya, menjelaskan proses penyakit (tanda dan gejala), menjelaskan program pengobatan, mendiskusikan perubahan gaya hidup yang dapat digunakan untuk mencegah komplikasi, menanyakan kembali pengetahuan klien tentang penyakitnya. , prosedur perawatan dan pengobatan.
Menurut penulis, untuk mengatasi kurangnya pengetahuan pada pasien dan keluarganya, sebaiknya perawat selalu menjelaskan penyakit pasien, cara pengobatannya dan pantangan yang harus dihindari.
Implementasi
Dalam pelaksanaan tinjauan pustaka menurut (Adzimah, 2016), sama seperti tinjauan kasus, dilakukan tindakan untuk mencatat karakteristik nyeri, lokalisasi nyeri dan intensitas durasi nyeri, memposisikan pasien sebagai senyaman mungkin, ajarkan teknik distraksi dan relaksasi, kerjasama dengan tim dalam pemberian obat nyeri (injeksi antrain 3 x 2 ml). Untuk mengatasi nyeri yang dialami pasien menurut penulis dapat dilakukan secara farmakologis dan nonfarmakologis yaitu dengan cara teknik relaksasi, teknik relaksasi dengan menarik napas dalam-dalam melalui hidung kemudian dihembuskan perlahan melalui mulut dan teknik distraksi dengan cara. mengalihkan rasa sakit, misalnya saat menonton televisi. Menurut penulis Untuk mengatasi defisit pengetahuan pasien dan keluarga pasien, perawat harus selalu menjelaskan penyakit pasien, cara pengobatannya dan pantangan yang harus dihindari, menurut penulis.
Evaluasi
Pada tinjauan kasus, pada saat dilakukan evaluasi, ketidakseimbangan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia dapat teratasi karena pasien telah melakukan tindakan yang tepat selama 3 x 24 jam dan tujuan kriteria outcome telah tercapai. dengan Karena kondisi umum pasien baik, nafsu makan meningkat. Dalam tinjauan kasus, pada saat evaluasi dilakukan, defisit pengetahuan terkait kurangnya komunikasi dapat teratasi karena pasien mendapat tindakan yang tepat dan obyektif selama 3 x 24 jam dan kriteria hasil terpenuhi dengan pasien dan pasien. keluarga memahami apa itu hepatitis. Pada akhir evaluasi, seluruh tujuan dan kriteria hasil dapat dicapai melalui kerjasama yang baik.
Setelah melakukan observasi dan melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien kasus hepatitis di bangsal Melati 7C RSUD Bangil Pasuruan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan serta saran yang dapat membantu dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. untuk klien dengan hepatitis.
Simpulan
Saran