• Tidak ada hasil yang ditemukan

karya tulis ilmiah - Repository Akper Kerta Cendekia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "karya tulis ilmiah - Repository Akper Kerta Cendekia"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Metode Penulisan

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Penyakit

Stroke hemoragik adalah pendarahan otak yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak sehingga menyebabkan aliran darah tidak normal dan darah merembes ke dalam serta merusak suatu area otak. Stroke hemoragik adalah pendarahan otak yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak pada area tertentu di otak. Peningkatan pesat serangan transiskemik (TIA) dapat mengakibatkan kematian mendadak akibat herniasi otak.

Malformasi arteriovenosa (AVM) dapat ditemukan pada jaringan otak di permukaan atrium dan ventrikel otak, atau di ventrikel otak dan ruang subarachnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya darah ke ruang subarachnoid menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial secara tiba-tiba, peregangan struktur yang peka terhadap nyeri, dan mengakibatkan sakit kepala yang parah. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (sakit kepala, penurunan kesadaran) atau disfungsi fokal (hemiparesis, gangguan hemisensori, afasia, dll) jika kebutuhan otak akan O2 dan glukosa dapat terpenuhi.

Otak tidak mempunyai cadangan O2, sehingga hal ini dapat menyebabkan kerusakan, kurangnya aliran darah ke otak, walaupun dalam waktu singkat akan menyebabkan kegagalan fungsi.

Konsep Klien

Hasil dari kekuatan-kekuatan tersebut akan mendasari proses pengambilan keputusan dalam keluarga seperti misalnya. Tugas perkembangan keluarga : Terbentuknya perkawinan yang memuaskan satu sama lain, terjalin secara harmonis satu sama lain melalui jaringan kekerabatan. Tugas perkembangan keluarga: Membangun keluarga muda sebagai unit yang stabil (memasukkan bayi baru ke dalam keluarga), memperbaiki hubungan setelah konflik mengenai tugas perkembangan dan kebutuhan berbagai anggota keluarga, memelihara hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas peran menjadi orang tua dan kakek-nenek. 3) Tahap ketiga: Keluarga dengan anak prasekolah.

Tahap ketiga siklus hidup dimulai pada saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir pada saat anak berumur 5 tahun. Tugas perkembangan keluarga: Memenuhi kebutuhan anggota keluarga akan rumah, ruang yang cukup untuk privasi dan keamanan, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak kecil sebagai anggota keluarga dengan tetap memenuhi kebutuhan anak lain, menjaga hubungan yang sehat dalam keluarga (perkawinan dan hubungan orang tua-anak) dan di luar keluarga (hubungan dengan keluarga dan masyarakat luas). Setiap orang melakukan tugas perkembangannya, seperti halnya sebuah keluarga berusaha memenuhi tugas perkembangan keluarga.

Tugas perkembangan keluarga: Mensosialisasikan anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan membantu anak mempunyai hubungan yang sehat dengan teman sebayanya, memelihara hubungan perkawinan yang memuaskan, dan memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. Tugas perkembangan keluarga: Menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab seiring dengan kedewasaan remaja. Permulaan fase kehidupan berkeluarga ini ditandai dengan kepergian anak pertama dari rumah orang tuanya dan diakhiri dengan pengosongan rumah, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah.

Tugas pembinaan keluarga: memperluas lingkaran keluarga hingga mencakup anak-anak dewasa, termasuk masuknya anggota keluarga baru hasil perkawinan anak-anaknya, terus memulihkan dan menyesuaikan hubungan perkawinan, membantu orang tua dari suami dan istri yang lanjut usia dan sakit. Tahap ketujuh dalam siklus hidup keluarga merupakan tahap tengah bagi orang tua, yang dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau meninggalnya salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua berusia 45 sampai 55 tahun dan berakhir ketika pasangannya pensiun, biasanya 16 sampai 18 tahun kemudian.

Tugas perkembangan keluarga: Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan, memelihara hubungan yang memuaskan dan bermakna antara orang tua lanjut usia dan anak-anak mereka, memperkuat hubungan perkawinan. Tugas pembinaan keluarga: Memelihara tatanan kehidupan yang memuaskan, menyesuaikan diri dengan berkurangnya pendapatan, memelihara hubungan perkawinan, menyesuaikan diri dengan kehilangan pasangan, memelihara ikatan keluarga antargenerasi, terus merasionalisasi kehilangan anggota keluarga (review hidup dan integrasi).

Konsep Dampak Masalah

Keluarga memberikan kenyamanan emosional kepada anggotanya, membantu anggota membentuk dan mempertahankan identitas pada saat stres. Keluarga menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan istirahat, termasuk penyembuhan dari penyakit. Menurut Tim Pokja DPP PPNI SDKI (2017), berkurangnya mobilitas fisik adalah keterbatasan gerak fisik satu atau lebih anggota tubuh secara mandiri. 2) Etiologi.

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
  • Diagnose Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi
  • Evaluasi

Keyakinan agama sering kali mempengaruhi persepsi keluarga tentang kesehatan dan penyakit serta cara perawatan anggota keluarga yang sakit. Bahasa yang digunakan secara eksklusif, kemampuan anggota keluarga berbicara, dan bahasa yang digunakan di dalam dan di luar rumah. Keluarga sehat adalah keluarga yang aktif dan atas inisiatif sendiri menemukan cara untuk berhubungan dengan kelompok sosial yang berbeda.

Sistem dukungan keluarga meliputi jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Adanya salah satu anggota keluarga penderita CVA hemoragik memerlukan peran informal keluarga dalam merawat anggota keluarga serta adanya support system terhadap anggota keluarga tersebut. Nilai-nilai keluarga diartikan sebagai suatu sistem gagasan, perilaku dan keyakinan tentang nilai suatu benda atau konsep yang secara sadar atau tidak sadar menghubungkan anggota keluarga dalam budaya sehari-hari atau budaya umum.

Pola komunikasi keluarga merupakan ciri khas, pola interaksi melingkar yang berkesinambungan sehingga menghasilkan transaksi bermakna antar anggota keluarga. Dukungan terhadap anggota keluarga penderita stroke hemoragik sangat diperlukan bagi anggota keluarga, seperti mengingat atau menghindari faktor risiko, serta mengingatkan untuk melakukan kontrol. Fungsi afektif merupakan landasan utama baik bagi pembentukan maupun kelangsungan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang terpenting.

Fungsi sosialisasi merupakan fungsi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup masyarakat, yang mengacu pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam keluarga yang bertujuan untuk mendidik anak bagaimana menjalankan fungsi dan mengambil peran sebagai orang dewasa. Stresor jangka pendek merupakan stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Stresor jangka panjang merupakan stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.

Pada kerabat yang terkena stroke, Anda mungkin menemukan peningkatan tekanan darah, kelemahan pada anggota tubuh kiri, dan kesulitan bergerak. Untuk menentukan prioritas diagnosis yang ditemukan perawat keluarga dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala Baylon dan Maglaya).

Tabel 2.1 Skala Bailon dan Maglaya
Tabel 2.1 Skala Bailon dan Maglaya

Kerangka Masalah

Untuk gambaran realistik pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada pasien CVA hemoragik dengan masalah keperawatan dan gangguan mobilitas di desa Petung Akanan, penulis menyajikan kasus yang penulis observasi pada tanggal 8 Maret 2021 sampai dengan 10 Maret 2021 dengan data dari penilaian pada tanggal 8 Maret 2021 pukul 08:00 WIB. Hidung berbentuk simetris, tanpa peradangan, tanpa sekret, lubang hidung bernafas, tanpa kekakuan dan kepekaan. Bentuknya simetris, tidak ada peradangan, tidak ada sekret, lubang hidung bernafas, tidak kaku dan sensitif.

Leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada nyeri tekan. Thorax Bentuk dada simetris, bunyi paru resonan, bunyi nafas vesikuler, tidak ada pembesaran jantung, bunyi jantung S1 dan S2 normal, tidak ada bunyi tambahan. Bentuk dada simetris, bunyi paru resonan, bunyi nafas vesikuler, tidak ada pembesaran jantung, bunyi jantung S1 dan S2 normal, tidak ada bunyi tambahan.

S mengatakan, lengan dan kaki kirinya tidak bisa digerakkan dengan baik, sering pusing saat berjalan, cepat lelah, dan mereka menggunakan tongkat untuk membantunya. Setelah menerapkan intervensi keperawatan 3 x 24 jam, kami berharap keluarga dapat merawat anggota yang sakit dan mobilitas fisik akan meningkat seiring dengan pengukuran hasil. S mengatakan lengan dan kaki kirinya tidak bisa digerakkan dengan baik, sering merasa pusing dan cepat lelah saat berjalan, sehingga dibantu dengan tongkat O : KU : lemas.

S menuturkan, tangan dan kaki kirinya tidak bisa digerakkan dengan baik saat berjalan dan dibantu tongkat. Pada pembahasan kali ini penulis akan memaparkan gap yang terjadi antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan keluarga pada pasien CVA hemoragik dengan gangguan mobilitas fisik di desa Petung Bakalan yang meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini disebabkan oleh gangguan mobilitas fisik dengan tanda dan gejala berkurangnya kekuatan otot, berkurangnya rentang gerak dan kelemahan fisik.

S menuturkan, tangan dan kaki kirinya tidak bisa digerakkan dengan baik, hingga sering pusing dan mudah lelah saat berjalan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, hambatan mobilitas fisik teratasi dengan kriteria : peningkatan mobilitas fisik, peningkatan pergerakan anggota tubuh, peningkatan kekuatan otot, peningkatan rentang gerak.

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

R mengatakan, jika ada anggota yang sakit, dibawa ke puskesmas atau rumah sakit dan menggunakan BPJS jika ada kebutuhan dana yang mendesak. E berperan sebagai cucu sekaligus membantu merawat neneknya dan juga mendukung penuh kesembuhan ibunya. R menuturkan, dalam keluarganya, sebagai kepala keluarga dan juga sebagai pengambil keputusan, menurutnya setiap anggota keluarga mempunyai hak masing-masing untuk mengemukakan pendapat, jika ada masalah selalu dibicarakan bersama.

Hal ini terjadi karena setiap anggota keluarga berusaha menghormati aturan yang ada, misalnya saling menghormati dan menghargai. Ia berjalan keliling pekarangan rumah hanya dengan menggunakan tongkat, memijat anggota tubuh yang lemah dan kadang membantu gerak anak cucunya serta dipijat oleh anak cucunya serta menyiapkan makanan yang selalu dimasak terdiri dari nasi, lauk pauk dan sayur mayur dengan frekuensi 3 kali sehari. dan apabila ada anggota keluarga yang sakit maka keluarga tersebut mengobatinya dan mengantarkannya ke puskesmas atau petugas kesehatan terdekat. Saling menyayangi, saling menghormati dan bila ada anggota keluarga yang membutuhkan, maka anggota keluarga yang lain membantu.

S cukup cepat tanggap terhadap masalah, saling terbuka dan berbagi jika ada masalah, saling memberikan solusi.

Gambar 3.1 Genogram
Gambar 3.1 Genogram

Analisa data

Komunikasi verbal menurun Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan keluarga mampu merawat anggota yang sakit dan komunikasi verbal meningkat seiring dengan meningkatnya kriteria hasil. S mulai bergerak di atas tempat tidur, duduk dan berdiri, mengajarinya sisi kanan dan kiri kepada Ny. Berdasarkan data aktual dan teori peneliti tidak menemukan kesenjangan karena menurut intervensi keperawatan yang peneliti gunakan pada Ny.

Berdasarkan data faktual dan teori tidak terjadi kesenjangan karena menurut peneliti penerapan keperawatan pada Ny. Terdapat perbedaan dan perubahan kondisi dari tangan dan kaki kiri tidak dapat digerakkan dengan baik menggunakan tongkat menjadi tangan dan kaki kiri dapat bergerak secara mandiri dan tanpa menggunakan tongkat lagi. Berdasarkan data faktual dan teori, peneliti tidak menemukan kesenjangan, karena menurut peneliti, hasil evaluasi keperawatan.

Tabel 3.15 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga Gangguan  Komunikasi Verbal Pada Ny
Tabel 3.15 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga Gangguan Komunikasi Verbal Pada Ny

Daftar diagnosa keperawatan

Rencana keperawatan

Tindakan keperawatan

Catatan perkembangan

Evaluasi

PEMBAHASAN

Pembahasan

  • Penkajian
  • Diagnosa keperawatan
  • Perencanaan
  • Pelaksanaan
  • Evaluasi

S mempunyai kelainan pada ekstremitas kiri atas dan kiri bawah dan juga faktor risiko yang menjadi penyebabnya yaitu ga. Intervensi keperawatan adalah segala bentuk terapi yang dilakukan perawat berdasarkan pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai perbaikan, pencegahan dan pemulihan kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat (Tim PPNI SIKI, 2018).

Keterbatasan kasus

PENUTUP

Simpulan

Saran

Gambar

Tabel 2.1 Skala Bailon dan Maglaya
Tabel 2.2 Intervensi keperawatan pada CVA Hemoragik
Gambar 2.1 pathway masalah keperawatan CVA Hemoragik
Tabel 3.2 Komposisi Keluarga  No  Nama  Jenis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memperoleh gambaran nyata dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien Tn.I dengan gangguan dengan gangguan sistem Imunologi pada

4.2 Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan yang muncul pada pasien pneumonia menurut Nurarif & Kusuma 2015 adalah : 4.2.1 Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan

BAB IV PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada pasien

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penerapan Asuhan Keperawatan pada Klien 1 dan Klien 2 dengan penyakit Post Stroke Non Hemoragik di UPTD Panti

4.2 Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan tinjauan pustaka yaitu : 4.2.1 Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue 4.2.2 Ketidakseimbangan

Pada diagnosa keperawatan Hambatan mobilitas di tempat tidur berhubungan dengan penurunan kekuatan otot terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjuan kasus, yaitu pada

3.5CATATANPERKEMBANGAN Tabel3.9catatanperkembangandatapadaNy.M dengandiagnosamedih Hipertensi Tanggal Diagnosa Keperawatan CatatanPerkembangan Paraf 08Maret 2021 Nyeri akut b.d

3.6 Evaluasi Nama Px : An.H Ruang/ kamar : Asoka Umur : 1 Tahun 8 bulan RM : 3588XX Tabel 3.6 Evaluasi Keperawatan Pada An.H Dengan Dignosa Medis Kejang Demam Di Ruang Ashoka RSUD