PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Fase terminasi adalah fase yang terakhir, dimana perawat meninggalkan pesan yang dapat di terima oleh klien dengan tujuan, ketika di evaluasi nanti nya klien sudah mampu mengikuti saran perawat yang di berikan, maka di katakana berhasil dengan baik komunikasi terpeutik perawat – klien apabila ada umpan balik dari seseorang klien yang telah di berikan tindakan atau Asuhan Keperawatan yang sudah di rencanakan. Jenis penulisan ini adalah deskriftif dalam bentuk studi kasus untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan pada klien lansia dengan post Stroke Non Hemoragik di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda. Perencanaan Keperawatan pada Klien dengan Post Stroke Non Hemoragik di UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda 2019.
Klien sering ke toilet dan lantai toilet licin serta klien mengalami kelemahan pada ekstremitas sehingga semakin meningkatkan risiko klien 2 terjatuh. Evaluasi yang diperoleh selama 4 hari perawatan klien 1 dan klien 2 tidak dilakukan pada klien. Sedangkan pada klien 2 terdapat tiga diagnosa keperawatan yang belum terselesaikan yaitu penurunan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular dan defisiensi nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan dan resiko terjatuh berhubungan dengan faktor resiko penurunan kekuatan otot.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pada klien pasca stroke non hemoragik diperlukan perubahan dan perbaikan, antara lain: Dengan berkembangnya praktik keperawatan diharapkan dapat menambah luas praktik keperawatan dan waktu yang digunakan dapat bertambah dan mendorong pemberian asuhan keperawatan pada klien pasca stroke non hemoragik.
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
Sebagai masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar khususnya mengenai Asuhan Keperawatan pada klien lanjut usia dengan Stroke Non Hemoragik dan sebagai referensi untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang penatalaksanaan klien lanjut usia dengan Stroke Non Hemoragik. Sedangkan hemiparesis (kelemahan) yang terjadi pada klien menyebabkan aktivitas mandiri terhambat dan timbul masalah keperawatan sehingga menghambat mobilitas fisik. Berdasarkan Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) (2011), penatalaksanaan umum lainnya pada klien stroke meliputi pemeriksaan fisik umum, pengendalian kejang, pengendalian suhu tubuh dan pelaksanaan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan jantung dan neurologi.
Pengendalian kejang pada klien Stroke dilakukan dengan diazepam dan antikonvulsan profilaksi pada klien Stroke perdarahan intraserebral, dan untuk pengendalian suhu dilakukan pada klien Strokr yang di sertai demam. Kesadaran pada klien Stroke umumnya mengalami penurunan, kadang mengalami kesulitan berbicara misal, bahasanya susah untuk dimengerti, dan mungkin tidak bisa bicara. Subyek dalam penulisan ini adalah dua orang klien lansia dengan post Stroke Non Hemoragik di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda dengan kriteria subyek sebagai berikut.
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan setiap hari setelah memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan menggunakan format penilaian klien stroke. Hasil riwayat kesehatan klien pasca stroke non hemoragik di UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Puri Samarinda Tahun 2019. Implementasi asuhan keperawatan pada klien 2 Pasca Stroke Non Hemoragik di UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda Tahun 2019.
Klien 2 mengalami penurunan berat badan sebanyak 5 kg, berat awal 75 kg dan berat saat ini 70 kg. Sedangkan klien 2 mengatakan nafsu makannya masih berkurang, makanan yang diberikan belum habis dan berat badan klien 2 juga belum bertambah. Dan pada klien 2 tingkat pengetahuan tentang penyakit klien dan penatalaksanaannya sangat minim. Maka dari itu penulis mengatur intervensi dan melakukan tindakan edukasi kesehatan “ROM pasif” pada klien 1 dan klien 2 dengan harapan akan terjadi peningkatan. dalam pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaan yang perlu dilakukan pada klien.
Pada evaluasi yang peneliti lakukan pada klien 1 berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti terhadap 2 diagnosa yang belum terselesaikan yaitu berkurangnya mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular dan risiko jatuh berhubungan dengan faktor risiko berkurangnya kekuatan otot.
Bagi peneliti
Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
- Konsep dasar lansia
- Definisi
- Batasan Lanjut Usia
- Klasifikasi Lansia
- Masalah Yang Dihadapi Oleh Lansia
- Konsep Dasar Medis
- Definisi Stroke
- Etiologi
- Pathway
- Patofisiologi
- Manifestasi Klinis
- Faktor-faktor Risiko
- Penatalaksanaan
- Pencegahan Stroke
- Penatalaksanaan Konsep Perawatan Lansia di Panti
- Konsep Asuhan Keperawatan
- Pengkajian
- Diagnosa Keperawatan
- Rencana Keperawatan
- Implementasi Keperawatan
- Evaluasi
METODE PENELITIAN
Subyek Penelitian
Batasan Istilah
Berdasarkan data penilaian risiko jatuh pada kedua klien diperoleh bahwa klien 1 mendapat skor 50 menurut skala Morse yang berarti kategori risiko jatuh tinggi. Implementasi keperawatan dilakukan terhadap beberapa diagnosa seperti gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular, defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi, risiko terjatuh berhubungan dengan faktor risiko penurunan kekuatan otot.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Prosedur Penelitian
Metode dan Instrument Pengumpulan Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Instrumen Pengumpulan Data
Persepsi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung kepada klien untuk mengetahui secara mendalam mengenai permasalahan kesehatan klien. Pemeriksaan fisik merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara memeriksa tubuh klien dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe) untuk memperoleh tanda-tanda klinis suatu penyakit.
Alat atau instrumen pengumpul data menggunakan format penilaian Asuhan Keperawatan Gerontik sesuai ketentuan yang berlaku.
Keabsahan Data
Sumber data dikumpulkan dari orang-orang terdekat dengan catatan klien (pelayanan klien dan rekam medis), yaitu penyakit dan pengobatan klien di masa lalu dan sekarang.
Analisis Data
Untuk klien 2 skor yang dicapai dengan skala Morse adalah 45 yang berarti termasuk kategori risiko jatuh tinggi. Menurut asumsi penulis, diagnosis risiko jatuh pada kedua klien didasarkan pada kenyataan bahwa Klien 1 dan Klien 2 disebabkan karena usia yang sudah lanjut dan sama-sama mengalami kelemahan otot, Klien 1 sering ke toilet, dan kondisi lingkungan keduanya. klien terlihat buruk. seolah-olah toiletnya licin, sehingga ada resiko terjatuh bagi kedua klien.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Lokasi Penelitian
Data Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
- Pembahasan
KESEIMPULAN DAN SARAN
Saran
Dan perawat melakukan pendekatan terhadap proses keperawatan secara holistik dengan melibatkan partisipasi klien sehingga dapat mencapai tujuan.