PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Para orang tua tentu berharap agar anak yang dilahirkannya tumbuh sehat dan menghabiskan masa kecilnya dengan bermain, mempelajari hal-hal baru, hingga tumbuh dewasa. Setiap anak yang dilahirkan mempunyai perbedaan fisik, fisiologis dan mental yang berbeda satu sama lain, dan juga tidak semua anak yang dilahirkan memiliki kesehatan yang optimal; ada anak yang terlahir dengan penyakit genetik atau bawaan dari orang tuanya. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah menyatakan Indonesia sebagai negara sabuk thalassemia, dengan prevalensi pembawa thalassemia mencapai 3,8% dari seluruh penduduk. Berdasarkan data Yayasan Thalassemia Indonesia, terjadi peningkatan jumlah kasus talasemia yang terus menerus dari tahun 2012 hingga tahun 2018. berdasarkan data Uji Kompetensi Kompetensi Hematologi (UKK) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Hasil wawancara dengan perawat di ruang hematologi-onkologi anak RS Kanudjoso Balikpapan, terdapat 35 anak thalassemia yang terdaftar untuk menjalani transfusi darah rutin setiap bulannya, dan hasil wawancara dengan orang tua anak thalassemia yang tergabung dalam kelompok POPTI Balikpapan ( Persatuan Orang Tua Thalassemia Indonesia) Anggota kelompok POPTI Balikpapan yang berjumlah 60 orang juga termasuk orang dewasa. Oleh karena itu, orang tua penderita thalassemia hendaknya mendapat dukungan sosial yang baik agar anak dapat bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan (Marnis dkk, 2018). Jurnal penelitian Ija Intan Darmawisa (2017) berjudul Tugas Keluarga dengan Anak Thalassemia menyebutkan bahwa pada sebagian besar anak penderita thalassemia, peran orang tua sangat berpengaruh saat menjalani pengobatan secara terus menerus dan belum ada kepastian kesembuhan, terutama pada anak kecil yang membutuhkan. perlindungan dan kasih sayang dari orang tua, sehingga anak dapat percaya bahwa orang tuanya tidak akan menelantarkan dirinya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak thalassemia.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Teori Thalasemia
- Definisi Thalasemia
- Klasifikasi
- Anatomi Fisiologi
- Patofisiologi
- Manifestasi Klinis
- Pemeriksaan Penunjang
- Penatalaksanaan
- Komplikasi
- Pathways
Pada kondisi ini tidak terbentuk rantai globin sehingga tidak dihasilkan hemoglobin A atau hemoglobin F. Thalassemia beta adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh kekurangan produksi protein beta. Thalassemia beta terjadi ketika terjadi mutasi pada satu atau dua rantai globin yang sudah ada. Pada thalassemia terjadi penurunan atau tidak adanya produksi satu atau lebih rantai globin.
Penurunan laju sintesis salah satu jenis rantai globin (rantai α atau rantai β) secara signifikan menyebabkan sintesis rantai globin tidak seimbang. Jika pada kondisi normal rantai globin yang disintesis berada dalam keseimbangan antara rantai α dan rantai β yaitu berupa α2β2, maka pada talasemia β0 dimana tidak ada rantai β yang disintesis sama sekali maka rantai globin yang dihasilkan adalah rantai α berlebih. . (α4). Sedangkan pada thalasemia α0, dimana tidak ada rantai α yang disintesis sama sekali, rantai globin yang dihasilkan adalah rantai β yang berlebihan (β4).
Konsep Keperawatan Anak
- Paradigma Keperawatan Anak
- Prinsip keperawatan anak
- Batasan Usia Anak
- Tumbuh Kembang Anak
Pelayanan keperawatan pada anak bertujuan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan yang bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian pada anak karena anak merupakan generasi penerus bangsa. Keperawatan anak merupakan suatu disiplin ilmu kesehatan yang menitikberatkan pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan anak. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, menilai, mengintervensi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka, dengan menggunakan proses keperawatan yang konsisten dengan aspek moral (etika) dan hukum (legal).
Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan pendewasaan anak dan remaja yang sehat sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual dalam keluarga dan masyarakat. Ke depan, tren keperawatan anak akan fokus pada ilmu tumbuh kembang karena mempelajari aspek kehidupan anak. Sedangkan menurut definisi WHO, batasan usia anak adalah dari 52 tahun dalam kandungan hingga 19 tahun.
Konsep Keluarga
- Pengertian Keluarga dan Keperawatan Keluarga
- Tipe Atau Bentuk Keluarga
- Pengkajian
- Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga
- Menentukan Prioritas Masalah
- Perencanaan
- Pelaksanaan
- Evaluasi
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga pada tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan (Depkes RI, 2010) dalam (Widagdo, 2016a). Perawat kesehatan keluarga merupakan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat.
Service Provider, memberikan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit dan pengawasan terhadap pelayanan/pelatihan yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan merawat keluarga. Hasil orientasi berdasarkan tingkat kemandirian keluarga 1) Data umum.. a) Nama kepala keluarga, umur, pendidikan, profesi dan alamat kepala keluarga, susunan anggota keluarga yang terdiri dari nama atau inisial, jenis kelamin . , tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala rumah tangga, status imunisasi setiap anggota keluarga, dan genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi). Selain itu, status sosial ekonomi keluarga juga ditentukan oleh kebutuhan keluarga dan harta kekayaan keluarga. f) Kegiatan rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya terlihat pada saat keluarga berkumpul mengunjungi tempat rekreasi saja, tetapi menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan kegiatan rekreasi, selain itu perlu dicermati pemanfaatan waktu. keluarga bebas atau gratis. g) Analisis masalah kesehatan individu 2) Data evaluasi individu sakit.. a) Nama individu yang sakit b) Sumber dana kesehatan c) Diagnosa medis.
Kondisi rumah, ventilasi, penerangan rumah, pembuangan air limbah, sumber air bersih, jamban yang memenuhi syarat, tempat sampah, perbandingan luas bangunan dengan jumlah anggota keluarga b) PHBS dalam rumah tangga. Etiologi atau penyebab (E) Penyebab diagnosa keperawatan dalam keperawatan keluarga terfokus pada 5 tugas kesehatan keluarga yang meliputi: .. 3) Merawat anggota keluarga yang sakit. Rencana aksi bagi keluarga untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam memberikan perawatan bagi anggota keluarga yang sakit.
Setelah melakukan tindakan keperawatan selama ….x …jam, keluarga memahami perawatan anggota keluarga dengan anak thalassemia. Memberikan rasa percaya diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan mendemonstrasikan cara merawat, menggunakan alat dan fasilitas di rumah, serta mengawasi keluarga dalam melakukan tindakan. Namun tidak semua pelaksanaan tindakan ini berjalan dengan baik, terdapat faktor-faktor penyulit dari dalam keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk bekerja sama melakukan tindakan kesehatan ini, yaitu.
Cara yang dapat digunakan adalah dengan mengamati reaksi verbal dan nonverbal klien dan keluarga, serta mendapatkan masukan dari anggota keluarga lainnya.
METODE PENELITIAN
- Pendekatan/Desain Penelitian
- Subyek Penelitian
- Definisi Operasional
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Prosedur Penelitian
- Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Instrumen Pengumpulan Data
- Keabsahan Data
- Analisa Data
Ibu S yang selalu mendampingi An. Pihak keluarga sudah bisa menjelaskan sekali lagi mengenai thalassemia, pihak keluarga mengatakan bahwa An.N saat ini sudah dikurangi konsumsi livernya. Keluarga mengatakan An.N telah mengurangi konsumsi hati. Keluarga mengatakan saat ini dia lebih mengetahui dan memahami tentang thalassemia.
Pengetahuan keluarga terhadap thalassemia tampak meningkat - Terdapat perubahan perilaku keluarga dalam merawat An.N Resiko terjadinya kelainan tersebut. Keluarga mengatakan mereka akan mencoba memperkenalkan pola makan seimbang - An.N bisa mengatakan dia mengerti cara menghitung BMI. Ibu S lebih mengetahui masalah kesehatan An.N - Ibu S pernah bergabung di grup komunikasi POPTI.
Keluarga mengatakan, selama ini An.N rutin diingatkan untuk meminum obat khelasi besi setiap hari. Nyonya S mengatakan kekhawatirannya sudah mereda. Ibu S mengatakan dia menemani An.N meminum obat khelasi besinya. Pertahankan intervensi Instruksikan keluarga untuk memantau An.N dan menggunakan obat kelasi besi secara teratur setiap hari.
Dalam riwayat kesehatan masa lalu, An.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Gambaran Lokasi Penelitian
- Pengkajian
- Analisis Data Keluarga
- Diagnosa Keperawatan
- Perencanaan Tindakan Keperawatan
- Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
- Evaluasi Keperawatan
Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan, keluarga rutin mengikuti An.N sebulan sekali untuk pemeriksaan darah dan transfusi. Keluarga menggunakan fasilitas medis. Pihak keluarga rutin memantau An.I sebulan sekali untuk pemeriksaan darah dan transfusi. Bu S mengatakan bahwa An.
Pihak keluarga mengatakan An.I rutin menimbang berat badan dan mengukur tinggi badannya sebulan sekali saat akan menjalani transfusi. Keluarga dan klien dapat kembali menyebutkan tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk perawatan kulit - Sebelumnya pihak keluarga mengatakan bahwa An.N belum pernah menggunakan pelembab untuk kulit.
Pembahasan
Di keluarga 2, An. Saya bilang dia baru menstruasi di usia 14 tahun, An. Saya bilang siklus haidnya tidak lancar 2 bulan sekali. Hasil asesmen menunjukkan bahwa pengetahuan keluarga 1 tentang thalassemia buruk, sedangkan pada keluarga 2 pengetahuan keluarga tentang thalassemia baik. Pada keluarga 2 diperoleh data bahwa keluarga tersebut mampu melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga.Pada hasil evaluasi kedua keluarga tersebut diperoleh keluhan tentang berbagai permasalahan.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti pada kasus keperawatan pada keluarga dengan anak thalassemia menetapkan masalah keperawatan berdasarkan penelitian yang diperoleh. Berdasarkan hasil pengkajian keluarga I, diagnosa keperawatan yang dilakukan oleh Tn. Pada keluarga 2 yang memiliki tingkat pengetahuan keluarga baik mengenai thalassemia, tidak terdapat masalah dengan caregiver tension.
Didapatkan di keluarga 1 An. Hasil evaluasi pada keluarga 1 yang dilakukan selama 4 hari, permasalahan dalam perawatan, kurangnya pengetahuan pada keluarga Tn. .N. Masalah terpecahkan. dengan hasil peningkatan pengetahuan keluarga tentang thalassemia dan perubahan perilaku keluarga dalam merawat anak penderita thalassemia. Hasil evaluasi tentang keluarga yang dilakukan selama 3 hari, permasalahan pengasuhan, resiko gangguan tumbuh kembang pada keluarga Bapak B khususnya An.I dan kesediaan untuk menambah ilmu pada keluarga Bapak B B. Terselesaikannya permasalahan yang berdampak pada semakin akrabnya keluarga dengan thalassemia dan perubahan perilaku keluarga dalam merawat anak thalassemia.
Hasil penelitian yang diperoleh pada kedua keluarga terdapat permasalahan yang sama dan terdapat permasalahan yang berbeda, pada keluarga 1 dan 2 mempunyai permasalahan yang sama yaitu resiko gangguan tumbuh kembang. Keluarga 1 memiliki pengetahuan yang kurang tentang thalassemia, sedangkan keluarga 2 memiliki pengetahuan yang baik tentang thalassemia. Pada keluarga 1 terdapat masalah ketegangan pengasuh dan risiko terganggunya keutuhan kulit, sedangkan pada keluarga 2 masalah tersebut tidak terjadi.
Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara kasus teoretis dan aktual yang ditemukan pada keluarga dengan anak penderita thalasemia.
KESIMPULAN DAN SARAN