Perhitungan angka indek dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : 1. Angka Indek yang tidak Ditimbang
2. Angka Indek yang Ditimbang
1. Angka Indek yang Tidak Ditimbang
Angka indek yang tidak ditimbang dibagi lagi menjadi 2, yaitu : a. Angka indek Gabungan/Agregatif
b. Angka indek Relatif/Rata-rata Relatif
a. Angka Indek Gabungan/Agregatif.
Angka indek ini umumnya dapat ditentukan dengan mencari rata- rata dari indek tiap bahan yang membentuk gabungan atau dengan cara mencari indek seluruh gabungan atau agregatif.
Sering kali indek yang pakai sehari hari tidak lagi merupakan indek dari masing-masing bahan, tapi indek dari suatu kelompok bahan yang diperlukakan untuk suatu kebutuhan misalnya : menentukan angka indek kebutuhan pokok (beras, gula, minyak goreng, tepung terigu, dan lain-lain) tidak lagi dihitung sendiri-sendiri melainkan sudah merupakan sebuah indek yang mewakili kelompok kebutuhan pokok.
Angka indek ini disebut Angka Indek Gabungan atau Agregratif”.
b. Angka Indek Relatif/Rata-Rata Relatif.
Berbeda dengan angka indek gabungan, maka angka indek relatif adalah angka indek yang tidak digabung melainkan dihitung angka angka indeknya satu per satu dari masing-masing bahan, karena kepentingan relatifnya berbeda-beda misalkan diperlukan 5 kg beras, 2 kg tepung terigu, 3 kg gula pasir, dan 4 liter minyak goreng.
Angka indek agregratif maupun relatif, keduanya tidak ditimbang, maksudnya bahwa setiap jenis barang dianggap memiliki arti penting yang sama. Jadi setiap bahan makanan tidak diperhitungkan kepentingan relatifnya. Kelemahan angka indek tidak ditimbang ialah bahwa setiap bahan dianggap sama pentingnya.
2. Angka Indek yang Ditimbang
Dalam hal angka indek ditimbang, haruslah diperhatikan kepentingan relatifnya dari semua bahan yang membentuk gabungan. Berdasarkan kelemahan pada angka indek tidak ditimbang, maka para ahli berusaha memperbaikinya dengan memperhatikan kepentingan relatif penggunaan barang-barang. Dengan memberi bobot/ ditimbang pada setiap barang, maka dapat diharapkan bahwa angka indek yang diperoleh akan memberikan gambaran yang lebih mendekati keadaan yang sebenarnya.
Angka Indek Ditimbang dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Angka Indek Ditimbang dengan metode Agregatif/Gabungan.
b. Angka Indek Ditimbang dengan metode Relatif.
Untuk menghitung Angka Indek, ada beberapa cara tergantung dari metode dan jenis Angka Indeknya. Di bawah ini disajikan skema
perhitungannya.
Catatan :
1. Pemilihan Tahun Dasar
a. Tahun dasar adalah tahun yang dipakai sebagai dasar dalam pembanding, maka tahun dasar diberi indek 100. Oleh karena tahun dasar dipakai sebagai pembanding, maka tahun dasar ini perlu dipilih secara tepat. Dalam memilih tahun dasar harus dipertimbangkan dua hal :
b. Tahun dasar hendaknya dipilih yang keadaan ekonominya stabil (normal), tidak dalam keadaan perang, bencana alam, resesi, infeksi dan deflasi.
Metode Agregatif
Metode Relatif
Indek Laspeyres
Indek Paasche Indek Drobish
& Bowley Indek Irving
Fisher Indek Marshall
Edgeworth Bila tahun dasar dipakai
sebagai penimbang Bila tahun t dipakai sebagai penimbang Metode
Agregatif
Metode Relatif
Indek Harga Indek Jumlah Indek Nilai
Harga Relatif Jumlah Relatif Rata-rata
Relatif Angka Indek
Angka Indek Ditimbang Angka Indek tidak
Ditimbang
Skema Angka Indek
c. Tahun dasar hendaknya Up to Date artinya tahun dasar hendaknya tidak terlalu lama dengan tahun-tahun yang dibandingkan.
2. Pemilihan Faktor Penimbang
Khusus untuk angka indek yang ditimbang, akan dihadapkan pada masalah penentuan faktor penimbang. Faktor penimbang dipergunakan untuk membedakan arti penting suatu barang terhadap barang lainnya.
Untuk barang yang penting diberikan faktor penimbang yang lebih besar dibandingkan dengan faktor penimbang untuk barang yang kurang penting.
Sebelum menghitung angka indek yang tidak ditimbang maupun yang ditimbang, pertama-tama akan disajikan rumus dari angka-angka indek yang tertera dalam skema 1. (di atas).
Keterangan Skema
1. Angka Indek Tidak Tertimbang.
Angka indek tidak di timbang dibagi menjadi 2 metode yaitu : a. Menggunakan Metode Agregatif
• Rumus Angka Indek Harga
• Rumus Angka Indek Jumlah
• Rumus Angka Indek Nilai 1) Rumus Angka Indek Harga
ho.100 Ih ht
∑ ∑
=
Angka Indek Harga adalah angka yang dapat dipakai untuk melihat perubahan mengenai harga-harga barang, baik harga barang sejenis maupun sekelompok barang dalam waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan.
2) Rumus Angka Indek Jumlah (Quantity) Qo.100
IQ Qt
∑ ∑
=
Angka Indek Jumlah adalah angka yang dapat dipakai untuk melihat perubahan mengenai jumlah sejenis barang atau sekelompok barang yang dihasilkan, digunakan, di ekspor, di jual dan sebagainya dalam waktu yang sama atau waktu yang berlainan.
3) Rumus Angka Indek Nilai (Value)
Qt Ht x Vt =
Vo.100 Iv Vt
∑ ∑
=
Angka Indek Nilai adalah angka yang dapat dipakai untuk melihat perubahan nilai uang dari suatu barang yang di produksi, diekspor, diimpor, dikonsumsi dan sebagainya dalam waktu dan tempat yang sama atau berlainan.
b. Menggunakan Metode Relatif
• Angka Indek Harga Relatif
• Angka Indek Jumlah Relatif
• Angka Indek Rata-rata = Harga Relatif 1) Angka Indek Harga Relatif
ho.100 Ihr = ht
Angka Indek Harga Relatif terjadi apabila yang dibandingkan itu menyangkut soal harga, dan hanya satu macam barang saja.
Misalnya Indek harga relatif beras, indek harga relatif gula, indek harga relatif tepung terigu dan lain-lainnya.
2) Angka Indek Jumlah Relatif Qo.100
IQr = Qt
Angka Indek Jumlah Relatif terjadi apabila yang dibandingkan itu menyangkut masalah jumlah, dan hanya satu macam barang saja. Misalnya Indek Jumlah Relatif, Indek Jumlah Relatif gula pasir, dan lain-lainnya.
3) Angka Indek Rata-rata = Harga Relatif
ho .100 ht k
I
xhr1
∑ ∑
=
Angka Indek Rata-rata ini merupakan rata-rata hitung dari angka indek relatif
Keterangan :
ht = harga pada tahun t ho = harga pada tahun dasar Qt = jumlah pada tahun t Qo = jumlah pada tahun dasar Vt = nilai pada tahun t Vo = nilai pada tahun dasar k = jumlah data
2. Angka Indek Ditimbang
Angka indek ditimbang dibagi menjadi dua metode yaitu : a. Menggunakan Metode Agregatif
b. Menggunakan Metode Relatif
a. Dengan Menggunakan Metode Agregatif 1) Rumus Angka Indek Laspeyres
ho.do.100 ht.Qo IL
∑ ∑
=
2) Rumus Angka Indek Paasche ho.Qt.100
ht.Qt IP
∑ ∑
=
3) Rumus Angka Indek Drobish & Bowley 2 P
D IL I
I +
=
4) Rumus Angka Indek Irving Fisher’s
P L
F I I
I = ⋅
5) Rumus Angka Indek Marshall Edgeworth
( ) (
Qo Qt)
ho .100ht Qt Im Qo
+
=
∑
+b. Menggunakan Metode Relatif
1) Apabila Tahun Dasar Dipakai Sebagai Penimbang
ho.Qo .100 .hoQo hoht
I ∑
=∑
2) Apabila Tahun t Dipakai Penimbang
ht.Qt .100 ht.Qt ho ht
I ∑
=∑
Keterangan :
1. Angka indek Laspeyres dan angka indek Paasche masing-masing mempunyai kelemahan yaitu : hasil perhitungan Laspeyres cenderung over estimate (berlebihan keatas) dan hasil perhitungan Paasche cenderung under estimate (berlebihan kebawah). Ahli statistik yang bernama Drobish Bowley dan Irving Fisher membuat rumus baru yang menggabungkan kedua rumus/
angka indek IL dan IP. Tujuannya adalah untuk mengatasi kelemahan- kelemahan dalam perhitungan Laspeyres dan Paasche.
2. Marshall Edgeworth membuat rumus angka indek yang berbeda, namun dalam perhitungan (hasil perhitungan) mendapatkan nilai yang tidak jauh berbeda dengan nilai yang diperoleh oleh Laspeyres, Paasche, Drobish maupun Inrving Fisher.