• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-Jenis Ekosistem

Dalam dokumen TEORI DAN APLIKASI BIOLOGI UMUM (Halaman 181-191)

Produktifitas Sekunder akan berkurang pada saat perpindahan energi dari satu tingkatan tropik ke tingkatan tropik yang lainnya, sehingga energi kimia yang tersedia bagi konsumen tingkat tertinggi semakin berkurang. Jadi semakin pendek suatu rantai makanan, semakin sedikit kehilangan energi yang dapat digunakan, sehingga produktivitas sekunder makin besar. Gambaran aliran energi pada setiap tropik terlihat pada Gambar 7.4.

Gambar 7.5 Ekosistem Gurun

Sumber: https://www.blendspace.com/lessons

b. Ekosistem padang rumput

Ekosistem ini memiliki curah hujan 25-50 cm/tahun tetapi turun dengan tidak teratur. Terdapat di daerah tropis dan subtropis, yang umumnya bersuhu panas.

Pada ekosistem ini ditemukan organisme tanaman terna dan rumput, zebra, bison, jerapah, singa, anjing liar, serigala, dan ular.

Gambar 7.6 Ekosistem Padang Rumput

Sumber: https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/grassland- biome/

c. Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Ekosistem ini memiliki curah hujan yang sangat tinggi antara 200-450 cm/tahunnya. Matahari bersinar disepnjang tahun dengan suhu lingkungan antara 20-30oC. Pada hutan hujan tropis pohon bisa tumbuh tinggi hingga 55 m dan membentuk kanopi.

Organisme yang tumbuh pada ekosistem ini adalah anggrek sebagai epifit dan liana (rotan), burung, kera, harimau, badak, babi hutan, dan lain-lain.

Gambar 7.7 Ekosistem Hutan Hujan Tropis

Sumber: https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/rain-forest/

d. Ekosistem Tundra

Pada ekosistem ini mendapatkan sedikit energi radiasi matahari, dengan musim dingin yang panjang berlangsung selama 9 bulan dengan suasana yang gelap. Musim panas berlangsung selama 3 bulan, dan vegetasi akan mengalami bertumbuhan dimusim

panas. Organisme khas yang hidup di ekosistem ini adalah bison berbulu tebal dan rusa kutub.

Gambar 7.8 Ekosistem Tundra

Sumber: https://jayliciahatchett.weebly.com/landforms.

e. Ekosistem Taiga

Perbedaan suhu dari musim panas ke musim dingin sangat tinggi, pertumbuhan tanaman terjadi di saat musim panas 3-6 bulan. Taiga merupakan hutan yang hijau sepanjang tahun (evergreen), walaupun suhu pada musim dingi sampai mines puluhan derajat.

Hutan ini biasanya ditumbuhi oleh satu spesies seperti konifer dan pinus. Hewan yang ditemukan pada ekosistem ini adalah moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung.

Gambar 7.9 Ekosistem Taiga

Sumber: https://www.britannica.com/science/taiga

f. Ekosistem hutan gugur

Curah hujan pada ekosistem ini merata antara 75- 100 cm/tahun, ekosistem ini memiliki empat musim panas, dingin, gugur, dan musim semi. Organisme yang hidup pada ekosistem ini adalah burung pelatuk, beruang, rubah, bajing, dan rakoon.

Gambar 7.10 Ekosistem Hutan Gugur

Sumber: https://www.bioexpedition.com/temperate-deciduous-forest- biome/

2. Ekosistem Air Darat

Ekosistem air tawar dibagi menjadi lotik dan lentik.

Ekosistem air tawar lotik memiliki ciri air berarus, contohnya pada sungai. Ekosistem air tawar lentik memiliki ciri air tidak berarus, ekosistem ini meliputi rawa air tawar, rawa gambut, kolam, dan danau. Ekosistem danau dan kolam terdiri dari empat wilayah, yaitu 1) litoral, daerah danau yang dangkal, sehingga cahaya matari mampu menembus, tumbuhan yang hidup di daerah ini merupakan tumbuhan air yang berakar dengan daun yang mencuat ke atas permukaan air. Diwilayah ini juga terdapat berbagai jenis ganggang, siput, remis, ikan, amphibi, dan kura-kura. 2) limnetik,merupakan daerah lebih jauh dari litoral, area ini masih bisa ditembus oleh cahaya matahari. Pada area ini terdapat fitoplankton, zooplankton, dan ikan kecil. 3) profundal, merupakan daerah danau yang dalam dan merupakan area afotik, di area ini ditemukan cacing dan mikroba, dan 4) daerah bentik, merupakan daerah dasar danau, pada area ini ditemukan organisme mati dan bentos.

Wilayah danau dapat diilhat pada Gambar 7.11.

Gambar 7.11 Gambar 4 Wilayah Danau Sumber: https://www.dictio.id/t

Berdasarkan produksi materi organiknya, danau dibedakan menjadi, 1) Danau oligortropik, merupakan danau dalam yang memiliki fitoplankton yang tidak produktif, sehingga kekurangan makanan. Danau memiliki air yang jernih, dihuni oleh sedikit organisme, dan terdapat oksigen sepanjang tahun di dasar danau. 2) Danau Eutropik, merupakan danau yang dangkal tetapi memilki fitoplankton yang produktif, sehingga kaya akan kandungan makanan. Airnya keruh, terdapat erbagai macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.

3. Ekosistem Air Laut a. Laut

Air laut memiliki kadar garam yang tinggi dengan suhu yang bervariasi. Rata-rata salinitas (kadar garam) laut adalah 3%, tetapi angka ini bervariasi dari satu wilayah ke wilayah yang lain sesuai dengan

kedalaman dan geografinya. Salinitas tertinggi terdapat di daerah tropis. Pada daerah tropis suhu yang tinggi menyebabkan laju penguapan berlangsung cepat sehingga salinitas laut menjadi tinggi. Contohnya, Laut Merah memiliki salinitas 4%. Sebaliknya, pada geografi yang lebih tinggi, proses penguapan berkurang sehingga salinitasnya rendah. Contohnya, Laut Baltik dengan salinitas 0,7%. Berdasarkan kedalamannya ekosistem laut dibedakan menjadi 1) wilayah pasang (litoral); 2) wilayah laut dangkal (netritic); 3) Wilayah laut dalam (bathyal); dan 4) Wilayah Laut Sangat Dalam (Abysal).

Gambar 7.12 Pembagian Wilayah di Ekosistem Laut Sumber: (https://essay.co.id/)

b. Pantai

Merupakan ekosistem yang letakknya diantara ekosistem darat dan laut, dan berbatasan langsung dengan daerah pasang surut. Karena letaknya,

ekosistem ini dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut. Organisme dominan yang ditemukan pada daerah ini adalah ganggang, moluska, dan remis.

Gambar 7.13 Ekosistem Pantai dan Eustaria

Sumber: https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Estuaries

c. Estuari

Area ini sering juga disebut dengan muara, merupakan tempat pertemuan antara sungai dan laut. Nutrisi dari laut akan dibawa melalui proses erosi oleh sungai dari daratan bisa memperkaya daerah estuaria. Pada saat air pasang, air laut masuk ke badan sungai dan meningkatkan salinitas, sebaliknya saat surut air sungai mengalir dengan volume yang esar, salinitas berubah menjadi rencah sampai menjorok ke arah laut. Estuaria menkjadi tempat kawin bagi sejumlah inventebrata laut dan ikan, serta menjadi tempat makan bagi unggas air. Organisme yang ditemukan pada ekosistem ini adalah rumput rawa garam, ganggang, fitoplankton, cacing, kerang, kepiting, dan ikan.

Gambar 7.14 Diagram Vegetasi Ekosistem Eustaria Sumber: https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Estuaries

d. Terumbu Karang

Ekosistem ini dapat dijumpai pada laut di daerah tropis yang airnya jernih, dan cahaya dapat menembus air dan memungkinkan terjadinya fotosintesis.

Organisme yang ditemukan didominasi oleh karang yang merupakan kelompok Cridaria. Karang akan menghasilkan kalsium karbonat yang memiliki bentuk yang unik dan bervariasi. Selain karang juga ditemukan organisme lainnya seperti ikan, siput, landak laut, gurita, dan bintang laut. Terumbu karangberfungsi sebagai penopang ombak yang kuat, sehingga pantai lebih aman dari kerusakan.

Gambar 7.15 Ekosistem Terumbu Karang Sumber: https://foresteract.com/terumbu-karang/

Dalam dokumen TEORI DAN APLIKASI BIOLOGI UMUM (Halaman 181-191)