• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

G. 1. Tujuan/Manfaat Pembiayaan Murabahah

2. Jenis-Jenis Murabahah

Maksudnya ada yang pesan atau tidak ada yang beli atau tidak. Bank Syariah menyediakan dagangannya, penyediaan barang pada murabahah ini tidak terpengaruh atau terkait langsung dengan ada atau tidaknya pesanan atau pembeli.

2. Murabahah berdasarkan pesanan

Bank Syariah baru akan melakukan transaksi murabahah apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan jika ada pesanan. Murabahah ini dibagi menjadi dua :

a. Murabahah berdasarkan pesanan bersifat mengikat maksudnya apabila telah dipesan harus dibeli.

b. Murabahah berdasarkan pesanan yang bersifat tidak mengikat maksudnya walaupun nasabah sudah memesan nasabah bisa menerima atau membatalkan barang tersebut.

H. Analisis Identifikasi Resiko Murabahah dan Fatwa Syariah 1. Analisis dan Identifikasi Resiko Murabahah

Dalam analisis resiko dengan akad murabahah ini akan dibahas dari dua sisi yaitu dari pihak bank sebagai pemberi pembiayaan dan dari pihak nasabah sebagai penerima pembiayaan.

Dari Pihak Bank :

a. Murabahah, sekalipun menyangkut jual beli barang tetapi pada hakekatnya adalah transaksi pembiayaan. Dan fungsi bank tetap sebagai pedagang jasa yang memberikan fasilitas pembiayaan, bukan sebagai pedagang barang.

Karena secara yuridis, adalah nasabah yang membeli barang dari pemasok bukan Bank. Dan Bank hubungannya dengan pemasok barang adalah sebagai kuasa dari dan atas nama nasabah bank.Dengan demikian bank harus dapat menyadari resiko, manakala terjadi penggugatan oleh pemasok barang apabila pemesanan barang dari nasabah dibatalkan. Atau terjadi pembatalan ketika barang tersebut sudah berada di tangan Bank. Dan Bank harus menanggung semua dari pembatalan pemesanan tersebut.

b. Apabila terjadi penundaan kewajiban membayar disebabkan karena ketidakmampuan nasabah, maka bank tidak diperbolehkan meminta nasabah membayar jumlah tambahan sebagai denda tetapi bank menunggu nasabah sampai mampu membayar cicilan. Inilah kerugian yang harus ditanggung bank ketika nasabah tidak mampu membayar sesuai dengan jatuh tempo pembayaran yang disepakati bersama.

c. Fluktuasi harga ini terjadi bila harga suatu barang dipasar naik setelah Bank ketika akad sudah ditandatangani.

d. Penolakan nasabah barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena berbagai sebab :

a). Barang yang kirim rusak dalam perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya, karena itu sebaiknya dilindungi dengan asuransi.

b).Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda dengan yang ia pesang.

e. Dijual karena Murabahah bersifat jual-beli dengan hutang, maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apa pun terhadap aset miliknya tersebut,termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian resiko default akan besar.

Dari Pihak Nasabah :

a. Dalam setiap pendesainan sebuah pembiayaan murabahah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :

1) Kebutuhan nasabah

2) Kemampuan finansial nasabah. Dalam hal kemampuan finansial nasabah ketika dalam perjalanannya sinasabah tidak mampu meneruskan cicilannya ini

yang menjadi beban moral bagi nasabah dan juga kemungkinan ketika ingin mengajukan pembiayaan lagi bank syariah akan berpikir dua kali, apakah nasabah ini ketika pembiayaannya diterima mampu melunasi cicilannya.

b. Barang yang diterima nasabah rusak ketika diterima. Hal ini yang menjadi kerugian bagi nasabah seharusnya bisa memanfaatkan barangnya ketika

diterima dari supplier atau dari Bank.

c. Barang yang diterima tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan sehingga nasabah harus menolak barang yang dikirim oleh pihak supplier atau Bank.

2. Fatwa Syariah

Fatwa syariah tentang ketentuan hukum dan fatwa DSN MUI No.04/DSN Tentang pembiayaan Murabahah :

Pertama : Ketentuan Umum Murabahah dalam Bank Syari’ah :

1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

2. Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh Syari’ah Islam.

3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.

4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah, berikut biaya yang diperlukan.

7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak Bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

9. Jika Bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang,secara prinsip menjadi milik bank.

Kedua : Ketentuan Murabahah kepada nasabah :

1. Nasabah mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu barang atau aset kepada Bank.

2. Jika Bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedangang.

3. Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan janji yang telah disepakatinya, karena secara hukum janji tersebut mengikat kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

4. Dalam jual beli ini Bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan.

5. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut biaya riil Bank harus dibayar dari uang muka tersebut.

6. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh Bank, Bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah.

7. Jika uang muka memakai kontrak ‘urbun sebagai alternatif dari uang muka, Maka :

a. Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut ia tinggal membayar sisa harga.

b. Jika nasabah batal membeli uang muka menjadi milik Bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh Bank akibat pembatalan tersebut dan jika uang muka tidak mencukupi nasabah wajib melunasi kekurangannya.

Ketiga : Jaminan dalam Murabahah :

1. Jaminan dalam murabahah dibolehkan agar nasabah serius dengan pesanannya.

2. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang.

Keempat : Utang dalam Murabahah :

1. Secara prinsip penyelesaian utang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kegiatannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan utangnya kepada Bank.

2. Jika nasabah menjual barang terebut sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsurannya.

3. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah tetap harus menyelesaikan utangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu diperhitungkan.

Kelima : Penundaan Pembayaran dalam Murabahah :

1. Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian utangnya.

2. Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja atau jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

Keenam : Bangkrut dalam Murabahah :

Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan utangnya, Bank harus menunda tagihan utang sampai ia menjadi sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Margin Pembiayaan Murabahah

Kontrak murabahah adalah suatu kontrak yang dilakukan minimal dua pihak.Tujuan utama kontrak ini adalah memperoleh hasil investasi. Besar kecilnya hasil investasi dilihat dari beberapa faktor yaitu :

a. Variabel bagi hasil dana pihak ketiga( DPK ) porsi murabahah berpengaruh signifikan terhadap penetapan margin pembiayaan murabahah.

b. Biaya overhead bila terpisah dengan volume pembiayaan tidak terbukti dalam mempengaruhi margin murabahah.

c. Volume pembiayaan tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap penetapan margin murabahah namun mempunyai pengaruh positif pada tingkat keyakinan 87.43 % ketika berubah menjadi recovery cost.

d. Premi resiko mempunyai pengaruh signifikan terhadap margin murabahah.

e. Target profit mempunyai pengaruh signifikan terhadap margin murabahah.

f. Investment rate merupakan persentase aktual dan yang diinvestasikan dari total dana. Jika bank menentukan investment rate sebesar 80 persen, hal ini berarti 20 persen dari total dana dialokasikan untuk memenuhi liquiditas.

g. Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan. Dana tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode :

1) Rata-rata saldo minimun bulanan 2) Rata-rata total saldo harian

h. Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan akan menghasilkan jumlah dana aktual yang digunakan.

i. Nisbah (profit sharing ratio)

Salah satu ciri murabahah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal persetujuan :

1) Salah satu ciri murabahah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal persetujuan.

2) Nisbah antara satu Bank dengan Bank lainnya dapat berbeda.

3) Nisbah juga dapat berbeda dalam waktu ke waktu dalam satu Bank, misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.

4) Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dengan lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya.

J. Kerangka Pikir

Dalam rangka meningkatkan kompetensi usaha perbankan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional, olehnya Bank Syariah mengeluarkan produk-produk yang bersifat kompetitif, salah satunya adalah produk pembiayaan murabahah atau produk pembiayaan berdasarkan akad kerjasama.

Dalam transaksi murabahah dilandasi adanya keinginan para pihak yang ingin bekerja sama untuk meningkatkan aset yang mereka miliki secara bersama-sama.

Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud.

Dalam pembiayaan murabahah faktor-faktor margin pembiayaan murabahah sangat berperan penting dalam meningkatkan margin pembiayaan murabahah.

Oleh karena itu pihak Bank Syariah harus senantiasa memperhatikan seluruh faktor-faktor penetapan tingkat margin pembiayaan murabahah.

Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran yang telah diuraikan tersebut dirangkum dalam skema sebagai berikut :

Gambar : Skema Kerangka Pikir

K. Hipotesis

Faktor-Faktor yang mempengaruhi tingkat margin pembiayaan murabahah pada PT.Bank Sulselbar Syariah Makassar adalah faktor-faktor bagi hasil dana pihak ketiga ( DPK), biaya overhead, volume pembiayaan dan Premi resiko.

PT.Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar

Pembiayaan Murabahah Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Tingkat Margin

Biaya Overhead

Volume Pembiayaan

Premi resiko Variabel

bagi hasil DPK

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT.Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

Sedangkan penelitian sampai dengan penyusunan laporan ini kurang lebih 2 (dua) bulan yaitu mulai bulan Mei sampai Juni.

B. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penunjang utama dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian pustaka (Library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca dan mengutip beberapa pendapat dari berbagai literature, kumpulan bahan ilmiah, dan dokumen-dokumen yang relepan dengan masalah ini.

2. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan secara langsung tentang objek penelitian melalui :

a. Observasi, berupa kegiatan pengamatan langsung pada objek penelitian sesuai dengan kondisi riil yang ada untuk memperoleh informasi dan keterangan yang relevan dengan masalah yang diteliti.

b. Wawancara, yaitu memperoleh data melalui dialog/diskusi dan tanya jawab dengan informasi yang dianggap mengetahui tentang objek dan masalah yang diteliti.

C. Jenis Dan Sumber Data

Adapun jenis sumber data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Jenis Data

a. Data Kualitatif, yaitu data yang berbentuk informasi lisan mengenai faktor- faktor margin pembiayaan murabahah.

b. Data Kuantitatif, yaitu jenis angka dalam bentuk angka-angka mengenai perkembangan margin pembiayaan murabahah.

2. Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari Bank yang diteliti mengenai faktor-faktor margin pembiayaan murabahah melalui pengamatan langsung atau interview dengan pimpinan, dan staff serta karyawan pada PT.Bank Sulselbar Syariah Makassar.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan laporan-laporan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

D. Metode Analisis

Untuk menguji sejauh mana kebenaran hipotesis yang dikemukakan sebelumnya dapat digunakan metode analisis sebagai berikut :

Analisis Deskriptif untuk menjelaskan tentang faktor-faktor margin pembiayaan murabahah pada PT.Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar dalam aktifitasnya sehari-hari pada perusahaan.

E. Defenisi Operasional

1. Pembiayaan Murabahah merupakan jasa pembiayaan yang mengambil bentuk transaksi jual beli untuk barang atau jasa dengan kesepakatan keuntungan dan jangka waktu tertentu. Mekanisme ini biasanya digunakan untuk kebutuhan modal kerja atau kepemilikan sebuah barang dengan cara dicicil dengan menyatakan harga perolehan dan margin keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Sedangkan kerugian ditanggung secara proposional sampai batas modal masing-masing. Secara umum dapat diartikan patungan modal usaha dengan bagi hasil menurut kesepakatan.

2. Margin adalah hasil dari proyek usaha yang telah dibagi hasilkan sesuai dengan modal yang disetorkan. Masing-masing pihak berdasarkan akad yang telah disepakati bersama.

3. Bank Syariah adalah merupakan lembaga intermediasi yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian (masyir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), prinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal.

4. Biaya overhead adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

5. Premi Resiko adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh nasabah yang berfungsi sebagai penukar ketidakpastian akan resiko yang terjadi dalam hidup.

6. Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

dilakukan sendirimaupun lembaga. Dengan kata lain pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.

7. Bagi hasil dana pihak ketiga (Dpk)yaitu keuntungan/hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana baik investasi maupun transaksi jual beli yang diberikan kepada nasabah.

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT.Bank Sulselbar Syariah

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan di Makassar pada tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara sesuai dengan Akta Notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95 tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 67 tanggal 13 Juli 1961 nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.

Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No.

002 tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, nama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dengan modal dasar Rp250.000.000.

Dengan pemisahan antara Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Propinsi Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.

Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan penetapan modal dasar menjadi Rp25 milyar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan Bank BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah (PD).

Selanjutnya dalam rangka perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 tahun 2003

tentang Perubahan Status Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan Modal Dasar Rp. 650 milyar. Akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C-31541.HT.01.01 tanggal 29 Desember 2004 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat Bank Sulsel, dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 13 tanggal 15 Februari 2005, Tambahan No. 1655/2005.

Kemudian rencana masuknya pemerintah provinsi Sulawesi Barat dalam jajaran pemegang saham terbesar di bank pembangunan daerah ini yang didukung oleh keputusan Para Pemegang Saham (RUPS). Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI serta keputusan Gubernur Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan (PT Bank SulSel)berubah nama menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat disingkat PT. Bank SulselBar pada tanggal 26 mei 2011. Sehingga setiap perjanjian atau kontrak baik dengan nasabah maupun mitra usaha tetap berlaku dan dipergunakan sampai dengan batas waktu yang disepakati.

Perubahan status PT. Bank SulSelBar dilakukan melalui pelaksanaan peluncuran logo baru PT. Bank SulSelBar ke publik yang kemudian menandai dimulainya lembaran baru perjalanan Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulaesi Barat yang menampilkan wajah baru dengan panggilan PT.

Bank SulSelBar dengan logo baru yang berupa layar berkembang yang sarat makna dan dinamis dalam mengiringi setiap langkah PT. Bank SulSelBar untuk

senantiasa menjadi Bank kebanggaan seluruh masyarakat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

1. Kemajuan dan Harapan

PT. Bank SulSelbar yang dahulu dikenal dengan Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan atau disingkat dengan BPD SulSel merupakan salah satu perbankan yang beroperasi diwilayah Provinsi Sulawesi Selatan dimana pemegang saham dari Perseroan Terbatas ini adalah Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat (setelah pemekaran), dan kabupaten-kabupaten kedua provinsi tersebut. Selama ini kinerja PT. Bank SulSelbar sudah memenuhi harapan dari para pemegang saham. Sehingga bank tersebut merupakan salah satu bank terbaik Sulawesi Selatan bahkan pada tingkat nasional.

PT. Bank SulSelbar selalu diidentikkan dengan bank milik pegawai ne geri karena gaji pegawai dan pensiun dibayarkan melalui PT. Bank SulSelbar.

Sehingga pada awal dan pertengahan bulan PT. Bank SulSelbar selalu dipenuhi dengan pegawai negeri dan pensiunan. Selain itu, kontraktor yang mempunyai proyek pemerintah biasanya memperoleh bayaran atas pekerjaannya melalui PT.

Bank SulSelbar. Sehingga hal ini semua perlu diubah guna memperoleh corporate image yang baru selain yang lama serta tetap dipertahankan.

Seiring dengan perubahan bentuk usaha dari perusahaan daerah menjadi perseroan terbatas yang tunduk pada undang-undang perseroan UU No. 1 tahun 1995 dan hal ini dilanjutkan pula dengan mengubah corporate image tersebut serta diharapkan di masa yang akan datang bukan hanya pegawai negeri, pensiunan, dan para kontraktor yang mengenal PT. Bank SulSelbar. Akan tetapi

semua golongan masyarakat hingga pelaku bisnis yang beroperasi di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. guna mencapai semua harapan tersebut PT. Bank SulSelbar harus giat mempromosikan keunggulan PT. Bank SulSelbar dan mencari nasabah sebanyak-banyaknya.

2. Kegiatan Usaha

Sebagai salah satu alat kelengkapan otonomi daerah di bidang keuangan atau perbankan, PT. Bank SulSelbar menjalankan usahanya sebagai bank umum dengan melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:

1. Menghimpun dana yang berasal dari simpanan masyarakat dan pemda dalam bentuk:

a) Giro b) Tabungan

c) Simpeda (Simpanan Pembangunan Daerah) d) Tapemda (Tabungan Pembangunan Daerah) e) Tabunganku

f) Tapemda sayang petani

2. Menyalurkan kredit kepada masyarakat dalam bentuk:

a) Kredit investasi biasa (KIB) b) Kredit Modal Kerja (KMK) c) Kredit Umum Lainnya (KUL) d) Kredit Usaha Mandiri (KUM) e) Kredit Kontruksi

f) Kredit pegawai, pensiun, kendaraan dan perbaikan rumah

3. Memberikan pelayanan jasa-jasa perbankan antara lain:

a) Kiriman uang dalam bentuk transfer, kliring, ataupun RTGS b) Inkaso

c) Jaminan bank

d) Pembayaran rekening telepon, PAM, listrik, pajak dan lain-lain e) Pembayaran gaji atau pensiun

f) Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) g) SMS banking

4. Memegang fungsi sebagai pemegang kas daerah 5. Cabang-cabang

a) Klasifikas kantor cabang terdiri dari kantor cabang utama, kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan kantor cabang syariah merupakan unsure pelaksana kegiatan operasional cabang.

b) Pemimpin cabang utama dan pemimpin cabang bertanggung jawab pada direksi, c) Memperluas jaringan operasional kantor cabang PT. Bank SulSelbar,

dimungkinkan untuk membuka kantor kas dan atau kegiatan pelayanan kas terhadap nasabah bank antara lain payment point, kas keliling atau kas mobil serta kegiatan kas yang dilakukan secara elektronik seperti Anjungan Tunai Mandiri (ATM)

B. Visi Dan Misi PT.Bank Sulselbar Syariah 1. Visi

Menjadi Bank yang terbaik di Kawasan Indonesia Timur dengan dukungan manajemen dan sumber daya manusia yang profesional serta memberikan nilai tambah kepada Pemda dan masyarakat.

2. Misi

a) Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi daerah

b) Pemegang Kas Daerah dan atau melaksanakan penyimpanan uang daerah c) Salah satu sumber pendapatan asli daerah

3. Semboyan

"Melayani Sepenuh Hati"

C. Motto PT.Bank Sulselbar Syariah

Dalam rangka mengantisipasi perkembangan dunia perbankan saat ini dan akan datang serta persaingan global, PT. Bank SulSelbar memiliki motto

“MAJU BERSAMA MENUJU SUKSES”. Artinya: PT. Bank SulSelbar memiliki tekad untuk secara terus menerus meningkatkan kinerja dan memilki kemampuan dalam melaksanakan tugas yang diamanatkan stakeholder dengan penuh rasa tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi dalam upaya mencapai keberhasilan secara bersama-sama.

D. Makna Logo

Gambar 1. logo Perusahaan

1. Makna Logo Secara Keseluruhan

a) Perahu atau sompe diartikan sebagai bepergian mencari rejeki (bergerak luas mencari keuntungan), diangkat sebagai salah satu unsure budaya Sulawesi Selatan yang begitu kuat, kokoh, tapi stabil dalam kedinamisannya dalam bercitra modern, membuka segala peluang menuju kemajuan dan kemakmuran bagi daerahnya.

b) Tampil berkesan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai wujud manajemen yang bersih dibawah kepemimpinan yang handal, mengerti perjalanan PT. Bank Sulselbar, dan berpijak pada nilai budaya Sulawesi Selatan dalam mengembangkan daerahnya, PT. Bank Sulselbar dengan semangat Good Corporate Governance senantiasa dinamis mengembangkan visi dan misinya demi terwujudnya gerak perekonomian.

c) PT. Bank Sulselbar tampil penuh keyakinan dan rasa bangga terus bergerak membangun perekonomian Indonesia dan rasa bangga membawa nama wilayah Sulawesi Selatan serta bangga membangun wilayah Sulawesi Selatan.

Dokumen terkait