• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Variabel Penelitian

1. Partisipasi Orang Tua sebagai variabel bebas (indefenden Variabel) 2. Pendidikan Anak Ke Perguruan Tinggi sebagai variabel terikat

(Defenden Variable) yakni variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

D. Defenisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan pemahaman kita dan menghindari kesalahpahaman dalam pembahasan skripsi ini, maka peneliti menganggap perlu mengemukakan beberapa definisi variabel terlebih dahulu, yakni sebagai berikut :

1. Partisipasi Orang Tua adalah yang berkenaan dengan bagaimana keadaan atau keikutsertaan orang tua apakah yang berkaitan dengan pemberian motivasi atau sebagai penunjang dan penggiat dalam suatu kegiatan.

2. Pendidikan Anak Ke Perguruan Tinggi adalah sebuah usaha untuk meningkatkan Pendidikan Anak yang telah menyelesaikan pendidikannya pada jenjang usia sekolah dan bermaksud melaksanakan pendidikannya pada jenjang yang lebih di atas dalam hal ini di Perguruan Tinggi.

E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Suharsimi Arikunto (2010:173) mengatakan bahwa :

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya adalah penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut populasi atau studi sensus.

Untuk lebih jelasnya tentang jumlah populasi yang akan diteliti di Desa Bone sesuai dengan tabel berikut :

Tabel I

Keadaan populasi

No Populasi Dusun Jumlah

Buka Ritaya Appa Bone

Manuruki 1. Orang Tua

Siswa

63 62 78 41 244

Jumlah 63 62 78 41 244

Sumber Data : Kantor Desa Bone Kecamatan Bajeng 2. Sampel

Menurut Umar (1988 : 77) mengatakan bahwa : “Sampel merupakan bagian kecil dari populasi.”

Suatu penelitian tidak perlu meneliti semua individu yang ada dalam populasi, sebab di samping memakai banyak biaya yang cukup besar, juga membutuhkan waktu yang cukup lama.

Menurut Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa :

Sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang akan diteliti. Sampel merupakan hal yang refresentatif dari populasi dan merupakan barometer tingkat validitas dan realibitas suatu data penelitian.

(2002:109)

Dengan Pengertian di atas Maka peneliti mengambil sampel sebanyak 24 orang tua siswa di Desa Bone yang terbagi dalam IV Dusun dengan teknik purposive sampling untuk di jadikan sampel dengan rincian sebagai berikut:

1. Dusun Buka : 63 orang x 10 % = 6 orang 2. Dusun Ritaya : 62 orang x 10 % = 6 orang 3. Dusun Appa Bone : 78 orang x 10 % = 8 orang 4. Dusun Mannuruki : 41 orang x 10 % = 4 orang

Jadi, dengan menggunakan analisis di atas maka, penulis mengambil sampel 24 orang dari orang tua siswa di Desa Bone Kec. Bajeng Kab.Gowa.

untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut : Tabel II Keadaan Sampel

No. Objek Populasi Sampel

1. Orang Tua

Siswa

244 24

Jumlah 244 24

Sumber : Data primer, diolah dari tabel populasi

F. Instrumen Penelitian

Penulis menggunakan instrumen penelitian sebagai alat bantu.

Instrumen yang digunakan adalah angket, wawancara dan dokumentasi.

1. Angket yaitu daftar pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada orang yang menjadi responden sesuai dengan kebutuhan penelitian dalam rangka mengumpulkan informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden.

2. Daftar wawancara bebas terpimpin yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara langsung dan bebas dengan menggunakan pedoman yang telah disusun dan sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan ini dilakukan kepada informan.

3. Dokumentasi adalah dokumentasi yang ditampilkan adalah internal data, yaitu data yang tersedia pada tempat di adakannya penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Rancangan atau prosedur pengumpulan data sangat membantu dalam menentukan pokok masalah yang hendak diteliti, serta diselesaikan dalam pembahasan karya ilmiah, demikian pula unsur-unsur lainnya yang terkait dalam penelitian yang digunakan.

Dalam penelitian ini,ada beberapa teknik yang di gunakan, yakni sebagai berikut :

a. Observasi

Metode pengumpulan data dengan cara mengamati dan mengadakan komunikasi secara langsung dengan sumber informasi (informan) tentang kondisi lokasi penelitian, dalam hal ini peneliti berkomunikasi dengan orangtua siswa.

b. Angket

Metode pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan tertulis dalam bentuk multiple choice kepada informan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.

c. Wawancara

Metode yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab atau percakapan dengan para responden untuk memperoleh data, baik dengan menggunakan daftar pertanyaan ataupun percakapan bebas yang berhubungan dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.

d. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan melalui dokumentasi-dokumentasi tertulis maupun arsip.

H. Teknik Analisis Data

Hasil penelitian ini akan dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif yang dipadukan dengan kuantitatif. Pada tahapan ini data yang telah di kumpulkan baik melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan terlebih dahulu diolah lalu kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus persentasi sebagai berikut :

P = F x 100 N

Keterangan : P = persentasi.

F= frekuensi jawaban.

N= nilai atau jumlah orang (responden) yang menjawab setiap item suatu pertanyaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Selayang Pandang

1. Sejarah Desa Bone

Desa Bone dulunya disebut pemerintahan Jannang Bone di bawah kepemimpinan putra desa yang bernama Basora dengan gelar kallang Bone dan setelah terbit undang-undang tentang pembentukan daerah tentang pokok-pokok pemerintahan, tentang pemerintah desa, maka nama dan istilah Jannang Bone berganti nama menjadi Desa Bori‟matangkasa dibawah kepemimpinan H. Muh Tasrif Tompo yang menjabat selama dua (Dua) periode selama beliau memimpin dia mampu mempersatukan masyarakat yang meliputi wilayah Bone, Manjalling, Tanabangka dan Bori‟matangkasa , kemudian pada tahun 1989 terjadilah pemekaran dimana desa Bori‟matangkasa dimekarkan menjadi tiga desa persiapan dan satu desa induk yakni :

a. Desa Induk Desa Bori‟matangkasa yang dipimpin oleh H. Muh.

Tasrif Tompo

b. Desa persiapan Bone yang dipimpin oleh Drs. H. Hamdat Tombong c. Desa persiapan Manjalling yang dipimpin oleh Sahama dg. Sese d. Desa Persiapan Tanabangka yang dipimpin oleh Abd. Hamid Naba

47

Desa persiapan Bone berjalan kurang lebih selama empat tahun dan keberhasilan yang dicapai. Adalah pembangunan kantor desa Bone atas partisipasi dan swadaya masyarakat desa Bone. Dan pada tahun 1993, diadakan pemilihan kepala desa dikarenakan kepada persiapan dalam hal ini Drs. H Hamdat Tombong menderita kelumpuhan ( Strock ) sehingga tidak mampu lagi menjalankan tugas-tugas pemerintahan. Dan yang menjadi calon pada hari itu ada tiga orang yaitu :

a. Abd. Latief Nai pada waktu itu menjabat sebagai sekretaris desa b. Bagong Dg. Talli

c. H. Abd. Rahim Hayyong dg. Nya‟lang

Dan yang terpilih sebagai kepala desa Bone pada pemilihan itu adalah Nomor urut satu atas nama Abd. Latief dg. Nai yang menjabat dari tahun 1993 sampai 1995 keberhasilan yang dicapai saat itu tidak ada karena pada saat itu kepala Desa terus dirong-rong oleh sebahagian masyarakat yang tidak senang dengan kepala desa yang terpilih ( Abd. Latif Nai) yang terjadi pada saat pemerintahannya terjadi keanehan-keanehan salah satu contohnya saat itu adanya pos kamling yang dibakar, kantor desa yang dilempar kotoran hewan dan manusia dan adanya sebagian kecil masyarakat yang datang ke kantor desa yang berteriak-teriak dan mengatakan Latif Nai tidak pantas memimpin Desa Bone karena dia sudah sakit-sakitan dan bukan putra Bone, tapi kesemuanya itu terjadi bukan karena masyarakat tidak

senang akan tetapi ada yang sengaja membuat desa tersebut menjadi kacau dengan harapan masyarakat desa tidak senang lagi pada kepala Desa yang menjabat sehingga pada tahum 1995 Abd. Latief jatuh sakit dan tidak mampu lagi menjalankan roda pemerintahan sehingga pada tahun yang sama diangkatlah H. Jamaluddin Tiro sebagai pejabat kepala Desa Bone dengan jabatan sebelumnya sebagai kaur pemerintah di desa Mandalle sampai tahun 1997 dan pada tahun yang sama diadakan pemilihan kepala desa Bone yang kedua kalinya yang diikuti oleh dua calon kepala desa yaitu :

a. H. Jamaluddin Tiro b. Ahmad dg. Naba

Dan yang akhirnya memperoleh suara terbanyak pada saat itu adalah H. Jamaluddin Tiro yang memimpin Bone pada tahun 1997 sampai 2004.

Pada tahun 2004 diadakan pemilihan kepala Desa yang ketiga karena kepala Desa yang lama duduk menjadi anggota DPR dari Fraksi PBR dan akhirnya terjaring empat orang calon yaitu :

a. Drs. Muh Jufri dg. Rola b. Hambali, SE dg. Nai c. Muh. Nasir dg. Tunru d. Nasaruddin dg. Rewa.

Setelah pemilihan akhirnya yang terpilih sebagai kepala desa adalah calon nomor urut ketiga yaitu Muh. Nasir dg. Tunru yang menjabat dua periode sampai sekarang.

2. Kondisi Geografis

Desa Bone berada 15 KM dari Ibukota Provinsi atau 10 KM dari kota Sungguminasa Ibukota Kabupaten Gowa atau 3 KM dari Kecamatan Bajeng dengan luas wilayah 3,2 km2.

a. Batas-batas Wilayah Bone adalah antara lain sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lempangan Kecamatan Bajeng

 Sebelah Timur berbatasan degan Desa Bontosunggu kecamatan Bajeng

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bori‟matangkasa Kecamatan Bajeng Barat

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Moncobalang Kecamatan Barombong.

b. Iklim

Desa Bone memiliki iklim dengan tipe D4 (3,032) dengan ketinggian 200-700 dari permukaan laut dan dikenal dengan dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Jumlah curah hujan tertinggi di Desa Bone

tertinggi pada bulan Januari mencapai 1.182 M dan terendah pada bulan agustus sampai september.

c. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan Desa Bone dibedakan menjadi dua lahan untuk sawah, ladang, pemukiman dan lain lain.

Tabel III

Penggunaan Lahan di Desa Bone

No Peruntukan Luas

1. Sawah 202,35 Ha

2. Ladang 1.195,33 Ha

3. Perkebunan Cacao 20,00 Ha

4. Pemukiman 38,16 Ha

5. Lain-Lain 18,15 Ha

Sumber ; Kantor Desa Bone 3. Visi dan Misi Desa Bone

a. Visi Desa Bone adalah sebagai berikut :

” Visi Desa Bone dalam rangka arah kebijakan pembangunan Desa

adalah optimalisasi peningkatan peran dan fungsi pemetintah Desa dalam pelaksanaan pembangunan yang berorientasi pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat desa Bone”

b. Misi Desa Bone adalah sebagai berikut :

1. Membangun dan mendorong majunya bidang pendidikan baik formal maupun non formal yang menghasilkan insan intelektual , insan inovatif dan insan interprenur.

2. Mendorong peningkatan kapasitas aperatur Desa dan Lembaga Desa.

3. Mendorong Peningkatan pembangunan infrastruktur di segala bidang.

4. Mengoptimalkan kesadaran hukum masyarakat dan meningkatkan kinerja petugas keamanan yang ada di Desa Bone (hansip) untuk tercapainya Desa yang kondusif.

5. Peningkatan produksi pertanian dengan menggunakan teknologi tepat guna dan irigasi yang memadai.

B. Partisipasi Orang Tua dalam Melanjutkan Pendidikan Anak ke Perguruan Tinggi di Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

Partisipasi atau keikutsertaan orang tua dalam dalam pemilihan keputusan anak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dalam hal ini anak SMA atau Sederajat yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Partisipasi orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi tidak terbatas pada kemampuan orang tua dalam memfasilitasi anaknya ataupun sebatas fasilitas penunjang kegiatan pendidikan untuk ke perguruan tinggi namun ada hal lain yang berkenaan dengan hal tersebut. Bentuk-bentuk partisipasi orang tua dapat berupa :

1. Memberikan kesempatan bagi anak untuk melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi dengan cara memberikan motivasi secara langsung kepada anak.

2. Memberikan bantuan materi bagi anak agar dapat melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi.

3. Ikut secara langsung memilih Jurusan atau Perguruan Tinggi yang sesuai atau yang layak untuk anak.

Namun demikian partisipasi orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak di Perguruan Tinggi di Desa Bone Kecamatan Bajeng kabupaten Gowa dapat terlihat dari pengolahan data angket sebagai berikut yaitu :

Tabel IV

Partisipasi Orang dalam Kegiatan Pendidikan

No. Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Diperlukan 18 75%

2. Diperlukan 3 13%

3. Kurang Diperlukan 2 8%

4. Tidak Diperlukan 1 4%

Total 24 100%

Sumber ; Pengolahan Data Angket No. 1

Dari Tabulasi pengolahan angket di atas jelas terlihat bahwa partisipasi orang tua dalam kegiatan pendidikan memegang peranan yang penting dan sangat diperlukan hal tersebut sejalan dengan jawaban yang

diberikan oleh para responden dimana 75% responden mengatakan partisipasi orang tua sangat dibutuhkan dalam kegiatan pendidikan,13 responden menjawab diperlukan , 8% mengatakan kurang diperlukan namun demikian ada , 4% responden mengatakan bahwa partisipasi orang tua tidak diperlukan dalam kegiatan pendidikan.

Partisipasi orang tua dibutuhkan dalam kegiatan pendidikan dalam berbagai bentuk baik berupa motivasi maupun hal hal penunjang lainnya yang menjadi alasan anak bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dalam hal ini perguruan tinggi. Bentuk partisipasi orang tua dapat dilihat dalam berbagai bentuk.

1. Memenuhi kebutuhan Finansial anak

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap tahap perkembangan yang dilalui anak berkenaan pada jenjang yang harus dilewati anak. Dalam hal ini jenjang pendidikan, meski dalam kebijakan kebijakan yang diambil pemerintah umumnya berkenaan dengan penghapusan biaya pendidikan (gratis) namun terkadang ada hal lain yang berkenaan dengan kegiatan akademik yang tidak mendapatkan kebijaksanaan artinya siswa harus menanggung sendiri biaya tersebut. Untuk itu kesiapan orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi memegang peranan yang penting.

Sebelum itu yang perlu diperhatikan adalah motivasi anak itu sendiri apakah anak tersebut mempunyai kemauan yang besar untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang perguruan tinggi. Karena hal tersebut juga menjadi alasan yang penting dan perlu diketahui oleh orang tua maka dari itu peneliti mengajukan pertanyaan kepada para responden yang hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel V

Motivasi Anak untuk Melanjutkan Pendidikan Pada Jenjang Yang Lebih Tinggi

No. Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Berpengaruh 10 42%

2. Berpengaruh 12 50%

3. Kurang Berpengaruh 1 4%

4. Tidak Berpengaruh 1 4%

Total 24 100%

Sumber ; Pengolahan Data Angket No. 2

Hampir dari setengah responden menjawab motivasi anak untuk melanjutkan pendidikan anak ke jenjang yang lebih tinggi sangat dibutuhkan karena 42% menjawab demikian, dan sebanyak 50% responden manjawab motivasi anak sangat dibutuhkan agar bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi atau jenjang yang lebih tinggi dari sebelumnya. Sedangkan 4% responden mengatakan motivasi anak kurang dibutuhkan dan bahkan

ada juga orang tua yang mengatakan bahwa motivasi anak tidak di butuhkan dalam hal ini untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Kembali pada permasalahan awal tentang kesiapan para orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak agar bisa melanjutkan pendidikannya pada perguruan tinggi. Dan dari 24 responden yang diajukan pertanyaan pada mereka berikut ini adalah hasilnya :

Tabel VI

Kesiapan Orang Tua memenuhi Kebutuhan Pendidikan Anak ke Jenjang Perguruan Tinggi

No. Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1. Ya 12 50%

2. Tidak 8 33%

3. Kadang-Kadang 4 17%

Total 24 100%

Sumber ; Pengolahan Data Angket No. 3

Dari tiga pilihan jawaban yang diberikan oleh penelitian kepada para responden sebanyak 50% orang tua menyatakan kesiapannya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak jika ingin melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi dan sebanyak 33% orang tua mengatakan tidak siap untuk memenuhi kebutuhan anaknya jika nanti mereka melanjutkan pendidikannya pada jenjang perguruan tinggi dan 17% lainnya mengatakan

bahwa mereka terkadang ragu atau tidak yakin akan mampu memenuhi kebutuhan pendidikan anak pada jenjang perguruan tinggi.

Hal-hal yang membuat sebagian orang tua ragu untuk memberikan dorongan pada anaknya untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi adalah anggapan sebagian dari mereka bahwa sudah cukuplah seorang anak jika telah mampu menamatkan pendidikannya pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang sederajat. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengolahan data angket yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

Tabel VII

Pendidikan pada Jenjang Sekolah Menengah No. Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1. Ya 5 21%

2. Tidak 15 63%

3. Kadang-Kadang 4 16%

Total 24 100%

Sumber ; Pengolahan Data Angket No. 4

Meski telah dengan jelas dikemukakan dalam berbagai kesempatan bahwa pendidikan merupakan hal yang mutlak dimiliki dalam menghadapi tantangan zaman dan masalah hidup yang semakin kompleks masih ada saja sebagaian orang tua yang beranggapan bahwa menyelesaikan pendidikan pada jenjang Sekolah menengah Atas sudah cukup yaitu ada dari 21% orang

tua yang menjawab demikian. Namun demikian masih lebih banyak orang tua yang berfikiran bahwa pendidikan pada jenjang sekolah menengah pertama belum cukup hal tersebut sejalan dengan jawaban yang diberikan oleh responden yakni 63% responden yang ada menjawab bahwa pendidikan pada jenjang sekolah menengah atas belum cukup. 16% lainnya mengatakan kadang-kadang artinya mereka merasa cukup namun penting jika mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Tabel VIII

Pentingnya Melanjutkan Pendidikan Pada Perguruan Tinggi No. Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Penting 10 42%

2. Penting 12 50%

3. Kurang Penting 1 4%

4. Tidak Penting 1 4%

Total 24 100%

Sumber ; Pengolahan Data Angket No. 5

Tabulasi data angket tersebut di atas menerangkan bahwa 42%

responden mengatakan bahwa sangat penting bagi anak untuk melanjutkan pendidikannya pada Perguruan tinggi, 50% lainnya mengatakan penting untuk melanjutkan pendidikan dan 4% lainnya mengatakan kurang penting dan bahkan ada sebanyak 4% responden yang mengatakan bahwa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tidaklah penting.

2. Motivasi Orang Tua

Motivasi yang datangnya dari orang tua akan lebih menguatkan motivasi yang datangnya dari anak itu sendiri. Dorongan apapun yang mampu menjadi alasan untuk anak melanjutkan pendidikannya pada jenjang perguruan tinggi itu dibutuhkan.

Tabel IX

Motivasi Orang Tua Pada Anak Untuk Melanjutkan Pendidikan pada Jenjang Perguruan Tinggi

No. Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1. Ya 10 42%

2. Tidak 12 50%

3. Ragu-Ragu 2 8%

Total 24 100%

Sumber ; Pengolahan Data Angket No. 6

Dari tabel tersebut dijelaskan bahwa sebanyak 42% orang tua memberikan motivasi pada anaknya untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Dan 50% lainnya menjawab motivasi orang tua tidak dibutuhkan dan 8% lainnnya mengatakan ragu-ragu.

Selain motivasi dukungan orang tua juga diperlukan oleh anak untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang perguruan tinggi. Karena terkadang sering dijumpai keinginan anak untuk melanjutkan pendidikannya pada

jenjang yang lebih tinggi tidak mendapat dukungan dari para orang tua dengan berbagai alasan.

Tabel X Dukungan Orang Tua

No. Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Mendukung 10 42%

2. Mendukung 6 25%

3. Kurang Mendukung 7 27%

4. Tidak Mendukung 1 4%

Total 24 100%

Sumber ; Pengolahan Data Angket No. 7

Sebanyak 42% orang tua mengatakan sangat mendukung anak untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang perguruan tinggi, 25% mengatakan orang tua mendukung dan sebanyak 27 responden menjawab kurang mendukung dan ada pula yang mengatakan tidak mendukung yaitu sebanyak 4% responden.

C. Faktor-Faktor yang mendukung dan menghambat Partisipasi Orang Tua dalam Melanjutkan Pendidikan Anak ke Perguruan Tinggi di Desa Bone Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

Setiap pelaksanaan kegiatan selalu berkaitan dengan faktor yang mendukung serta faktor yang menghambat korelasi antara partisipasi orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi di desa Bone

kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa adapun faktor pendukung dan penghambat partisipasi orang tua dalam melanjutkan Pendidikan anak ke Perguruan Tinggi adalah :

1. Faktor Pendukung Partisipasi Orang Tua dalam Melanjutkan Pendidikan Anak ke Perguruan Tinggi

Faktor pendukung partisipasi orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi dipengaruhi oleh motivasi orang tua dalam malanjutkan kegiatan pendidikan anak dalam hal ini melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi adapun faktor pendukung partisipasi orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi adalah sebagai berikut :

a. Motivasi Anak

Motivasi anak adalah keinginan yang lahir dari dalam diri anak untuk melanjutkan kegiatan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi karena secara tidak langsung akan berdampak pada bagaimana sikap orang tua jika seorang anak ingin melanjutkan pendidikannya. Karena saat seorang anak tidak memiliki kemauan maka meski orang tua menginginkan anaknya melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi jika tidak dibarengi oleh keinginan anak maka tidak akan terjadi karena anaklah yang akan menjalaninya.

Sebaliknya jika seorang anak memiliki motivasi yang besar untuk melanjutkan pendidikan maka dukungan orang tua sangat diperlukan dalam hal tersebut sebagaimana pendapat yang telah dikemukakan oleh para responden yang mengatakan motivasi anak sama pentingnya dengan motivasi yang harus diberikan orng tua meskipun porsi motivasi anak harus lebih besar.

b. Kasadaran Orang Tua

Kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan seorang anak. Pendidikan merupakan hal yang mutlak dibutuhkan sebagai tantangan perubahan zaman. Partisipasi orang tua akan tergantung pada bagaimana kesadaran atau pemahaman orang tua terhadap kegiatan pendidikan.

c. Kemampuan Orang Tua

Kemampuan orang tua meliputi kemampuan untuk memenuhi segala kebutuhan anak dalam melanjutkan kegiatan pendidikannya ke perguruan tinggi. Dimana orang tua dituntut untuk memenuhi kebutuhan anak yang berkenaan dengan kegiatan finansial.

Kemampuan ayah ataupun ibu yang terbatas sedikit banyak akan berdampak pada bagaimana peran atau partisipasi mereka dalam kegiatan pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena hal

tersebut dipengaruhi oleh latar belakang kemampuan dari orang tua itu sendiri.

2. Faktor Penghambat Partisipasi Orang tua dalam Melanjutkan Pendidikan Anak ke Perguruan Tinggi.

Tabel XI

Hal-Hal Yang menghalangi Anak Melanjutkan Pendidikan Pada Jenjang yang Lebih Tinggi

No. Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1. Ada 8 34%

2. Tidak Ada 2 8%

3. Kadang-Kadang 14 58%

Total 24 100%

Sumber ; Pengolahan Data Angket No. 8

Dari tabel di atas dijelaskan tentang hal-hal yang dapat menghalangi partisipasi orang tua dalam melanjutkan pendidikan Anak ke Perguruan Tinggi dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 24 responden sebanyak 34% menjawab ada, 8% menjawab tidak ada dan selebihnya sebanyak 58%

reponden mengatakan bahwa kadang-kadang ada hal-hal yang dapat menghalangi partisipasi orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak ke Perguruan tinggi.Adapu faktor penghambat partisipasi orang tua dalam melanjutkan pendidikan anak ke perguruan tinggi adalah sebagai berikut :

Dokumen terkait