• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan Pengamatan

2. Jumlah daun (helai)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk kascing pada berbagai dosis yang berbeda memberikan pengaruh terhadap jumlah daun tanaman bawang putih. Hasil uji lanjut disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah daun bawang putih 8 MST akibat pemberian pupuk organik kascing pada beberapa dosis

Pemberian Pupuk Kascing

(ton/ha) Jumlah Daun (Helai)

15 11.90 a

10 11.14 ab

5 10.77 bc

0 10.12 c

Rata-rata 10.98

KK = 1.25%

Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji lanjut DMRT taraf nyata 5%.

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kascing dengan dosis 0 ton/ha, 5 ton/ha, 10 ton/ha dan 15 ton/ha berkisar antara10.12 - 11,90 helai.

Pemberian kascing 15 ton/ha menghasilkan jumlah rata-rata daun tertinggi yaitu 11.90 helai, berbeda dengan perlakuan pemberian pupuk kascing 0 ton/ha dan 5 ton/ha namun sama dengan dosis 10 ton/ha. Hal ini berarti pada dosis kascing 10 ton/ha dan 15 ton/ha tanaman bawang putih mengalami pertumbuhan dari tinggi dan jumlah daun yang lebih baik dari tanaman bawang putih yang mendapatkan pemupukan kascing dengan dosis yang lebih rendah. Kascing dapat membantu mengaktifkan mikroorganisme tanah. Hakim dkk., (1986) menyatakan bahwa pemberian pupuk organik dapat mengaktifkan mikroorganisme tanah dan meningkatkan daya serap akar terhadap unsur hara yang tersedia. Aktifitas perombakan bahan organik oleh mikroorganisme menyebabkan unsur hara makro dan mikro tersedia untuk diserap oleh akar yang akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui peningkatan jumlah daun pada bawang putih.

Kandungan unsur hara esensial serta adanya hormon yang terdapat pada kascing dapat memacu pembentukan daun.

Beberapa mikroba yang terdapat dalam bahan organik berperan sebagai pelarut hara diantaranya unsur P dan K. Seperti unsur hara P berperan penting untuk pertumbuhan sel, pembentukan dan pertumbuhan akar seperti akar halus, rambut akar, dan struktur akar yang sempurna, memperbaiki kualitas tanaman, pembentukan

bunga serta memperkuat daya tahan terhadap penyakit. Unsur K berperan dalam pertumbuhan fisiologis tanaman, proses metabolisme, mempengaruhi penyerapan unsur lain, meningkatkan daya tahan terhadap kekeringan dan juga perkembangan akar.

Tanaman sangat membutuhkan fosfor (P) untuk pertumbuhannya. Akan tetapi, ketersediaan P yang dapat diserap tanaman di dalam tanah umumnya sangat rendah.

Hal ini disebabkan karena P di dalam tanah banyak terdapat dalam bentuk terjerap oleh klei maupun Al dan Fe (Buckman & Brady 1974). Penambahan bahan organik diketahui dapat meningkatkan ketersediaan P di dalam tanah. Untuk dapat membebaskan P yang terjerap atau terendapkan maka butuh tambahan asam-asam organik melalui penambahan bahan organik dari kascing sehingga P menjadi tersedia.

Menurut Sutanto (2002) dengan penambahan kascing akan meningkatkan ketersediaan P 4-10 kali lipat dibandingkan tanah disekitarnya. Pengaruh bahan organik pada kascing terhadap ketersediaan P dapat secara langsung melalui proses mineralisasi atau secara tidak langsung dengan membantu pelepasan P yang terfiksasi.

Hasil dekomposisi bahan organik oleh jasad renik yang berupa asam-asam organik dapat membentuk ikatan khelasi dengan ion-ion Al dan Fe sehingga dapat menurunkan kelarutan ion Al dan Fe, maka dengan begitu ketersediaan P menjadi meningkat (Nurhayati et al. 1986). Meningkatnya ketersediaan P bisa merangsang pertumbuhan akar tanaman menjadi lebih panjang dan banyak sehingga dapat meningkatkan penyerapan unsur hara lain dalam tanah yang akan mendukung pembentukan daun (Subroto dan A Yusrani, 2005).

Pupuk kascing mengandung mikroorganisme Actynomycetes, cendawan mikoriza arbuskula (CMA), dan colembulla. Masing-masing mikroorganisme tersebut berperan penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Keberadaan Actynomycetes pada rhizosfer berguna untuk mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme tanah terutama yang bersifat patogen, sehingga kemunculan penyakit yang menyerang tanaman dapat dihindarkan dan tanah menjadi lebih sehat

secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung cendawan mikoriza berperan dalam perbaikan struktur tanah, meningkatkan kelarutan hara dan proses pelapukan bahan induk. Sedangkan secara langsung, cendawan mikoriza dapat meningkatkan serapan air dan hara, serta melindungi tanaman dari patogen akar dan unsur toksik (Goicoechea, et al., 2005). Colembulla berperan dalam mendistribusikan bahan organik didalam tanah, meningkatkan kesuburan tanah, dan memperbaiki sifat fisik tanah (Ganjari, 2012). Secara keseluruhan keberadaan mikroorganisme tersebut mendukung kesuburan tanah dan tanaman, membantu meningkatkan ketersediaan air dan unsur hara sehingga nutrisi tanaman tercukupi untuk mendukung pertumbuhan.

Unsur hara yang terkandung pada kascing dimanfaatkan secara optimal oleh tanaman sehingga proses fotosintesis meningkat. Hasil dari fotosintesis tersebut kemudian ditranslokasikan keseluruh bagian tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa Mg dan Fe berfungsi sebagai penyusun klorofil sehingga mampu meningkatkan fotosintesis.

Sedangkan seng (Zn) memberi dorongan terhadap pertumbuhan tanaman karena dapat berfungsi membentuk hormon tumbuh. Zahid (1994) menyatakan bahwa hormon sitokinin pada kascing berperan penting dalam pembentukan daun. Menurut Samadi (2005) bawang putih varietas lumbung hijau memiliki banyak daun 7-9 helai per tanaman. Hal ini berarti pemberian beberapa dosis pupuk kascing pada bawang putih varietas lumbung hijau dapat meningkatkan jumlah daun hingga 12 helai. Jika ketersediaan klorofil tercukupi, maka fotosintesis akan meningkat, hormon tumbuh terbentuk secara optimal sehingga pembentukan daun akan meningkat. Namun demikian, Tanaman membutuhkan unsur-unsur mikro kurang dari 0,01% atau 100 ppm. Unsur-unsur tersebut diperlukan oleh tanaman hanya pada konsentrasi sangat rendah dan sering toksik pada konsentrasi yang lebih tinggi (Suhariyono dan Menry, 2005). Dilihat dari kandungan unsur mikro pada kascing (Lampiran 9) kandungan Fe dan Zn persentasenya melebihi 0,01 % namun ini belum meracuni bagi tanaman bawang putih varietas lumbung hijau.

3. Diameter Umbi (cm)

Angka-angka yang didapat setelah dianalisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing pada berbagai dosis yang berbeda memberikan pengaruh terhadap diameter umbi tanaman bawang putih, selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Diameter umbi tanaman bawang putih akibat pemberian pupuk organik kascing pada beberapa dosis

Pemberian pupuk Kascing (ton/ha) Diameter Umbi (cm)

15 4.86 a

10 4.63 a

5 4.52 ab

0 3.88 b

Rata-rata 4.47

KK = 2.30%

Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji lanjut DMRT taraf nyata 5%.

Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa tanaman bawang putih pada pemberian 0 ton/ha pupuk organik kascing menghasilkan diameter umbi bawang putih terkecil.

Terlihat dengan meningkatnya dosis pupuk kascing terjadi peningkatan diameter umbi bawang putih. Perlakuan kascing 15 ton/ha menghasilkan diameter umbi yang paling besar yaitu 4.86 cm, sama dengan perlakuan 10 ton/ha dan 5 ton/ha. Menurut Lakitan (2000) fotosintat yang dihasilkan dan sel-sel fotosintetik lainnya harus diangkut ke organ atau jaringan lain agar dapat dimanfaatkan oleh organ atau jaringan tersebut untuk pertumbuhan atau ditimbun sebagai bahan cadangan.

Jumlah daun mempengaruhi terbentuknya siung pada umbi bawang putih. Dari pengamatan jumlah daun sebelumnya, pemberian pupuk kascing 15 ton/ha dan 10 ton/ha memberikan jumlah daun bawang putih yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lain. Jumlah daun yang lebih banyak akan meningkatkan aktivitas fotosintesis dan ditunjang oleh pertumbuhan akar yang baik. Akar akan meningkatkan penyerapan air dan unsur hara, sehingga akan terbentuk karbohidrat yang cukup banyak yang akan ditranslokasikan ke umbi. Diameter umbi bawang

putih varietas lumbung hijau umumnya 3,3 – 3,9 cm (samadi, 2005). Dengan pemberian pupuk kascing mampu meningkatkan diameter umbi bawang putih varietas lumbung hijau yaitu pada dosis 15 ton/ha dengan rata-rata 4,86 cm dan sama pada dosis 10 ton/ha dan 5 ton/ha. Hal ini membuktikan bahwa jumlah daun mempengaruhi pembentukan siung bawang putih yang akan mendukung bertambahnya diameter umbi tersebut.

Pemberian pupuk kascing yang mengandung unsur hara makro, salah satunya yaitu unsur K ke dalam tanah dapat menambah jumlah kalium tersedia untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Harjadi (1979) menyatakan bahwa kalium penting dalam memacu pertumbuhan dan memperlancar terjadinya fotosintesis, karena di dalam tubuh tanaman disamping penting untuk proses metabolisme juga menyebabkan fotosintesis berlangsung dengan baik. Kalium berfungsi untuk memperkuat tubuh tanaman agar kokoh seiring dengan pembentukan dan perbesaran diameter umbi. Ukuran umbi pada dasarmya tergantung pada aktivitas pembelahan sekunder yang terjadi pada semua sel umbi tetapi laju pembelahan sel tidak seragam pada semua bagian sel (lakitan,1996).

Menurut Hardiyanto (2007) bawang putih varietas lumbung hijau memiliki diameter umbi sebesar 4,07 cm, sedangkan diameter umbi bawang yang diberikan beberapa dosis pupuk kascing berkisar antara 4,5 – 4,86 cm. Ini menunjukkan pemberian pupuk kascing mampu meningkatkan diameter umbi bawang putih varietas lumbung hijau.

Dokumen terkait