• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Mengenai Terapi Bicara Berbasis Al-Qur’an

BAB I PENDAHULUAN

C. Kajian Mengenai Terapi Bicara Berbasis Al-Qur’an

Terapi bicara berbasis Al-Qur’an merupakan metode yang menggabungkan unsur spiritual dalam intervensi gangguan keterlambatan bicara atau speech delay pada anak. Pendekatan ini menitikberatkan pada manfaat mendengarkan, membaca, dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an untuk membantu anak mengembangkan kemampuan berbicaranya. Berikut adalah kajian lengkap mengenai konsep ini, dari teori hingga manfaat dan aplikasi praktisnya (Muhammad Ma’ruf, 2019).

Terapi bicara berbasis Al-Qur’an didasari oleh keyakinan bahwa Al- Qur’an sebagai wahyu ilahi tidak hanya memberikan petunjuk dalam kehidupan rohani, tetapi juga memiliki kekuatan penyembuhan yang mencakup fisik dan mental (Yulia Sari, 2020). Dalam perspektif Islam, Al- Qur’an memiliki kedudukan yang sangat penting sebagai sumber rahmat dan kesembuhan bagi umat manusia. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Isra ayat 82, di mana Allah berfirman:

لَاوَ نَينِمِؤْ مُلْلِ ةٌمُحْرَوَ ءٌافَشِ وَهُ امِ نِآرْقُلِا نَمِ لُ!زِّنِنُوَ ۙ

ا$رَاسَخَ 'لَاإِ نَيمُلِا'ظَّلِا دُيزِّي

Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

Ayat ini menjadi landasan teologis yang penting dalam penggunaan Al-Qur’an sebagai metode terapi, termasuk dalam terapi bicara.

Pemahaman ini juga sejalan dengan pandangan holistik Islam terhadap

kesehatan yang mencakup kesejahteraan fisik, mental, dan spiritual. Dalam konteks terapi bicara, Al-Qur’an dianggap mampu membantu meningkatkan kemampuan berbicara melalui pengaruhnya terhadap kesehatan mental dan keseimbangan emosional anak.

1. Pengaruh Bacaan Al-Qur’an terhadap Fungsi Kognitif dan Auditori

Beberapa studi ilmiah telah menunjukkan bahwa pendengaran terhadap bacaan Al-Qur’an dapat memberikan efek positif pada aktivitas otak. Proses mendengarkan Al-Qur’an dipercaya merangsang fungsi auditori yang berkaitan dengan persepsi bahasa dan pengolahan suara. Suara yang ritmis, penuh intonasi, dan harmoni dalam bacaan Al- Qur'an dapat mempercepat proses pengenalan dan pemahaman bahasa pada anak (Nurul Hasanah, 2021). Neuropsikologi mendukung bahwa bunyi yang harmonis dan terstruktur, seperti bacaan Al-Qur'an, merangsang aktivitas otak pada bagian yang bertanggung jawab atas pemrosesan bahasa. Bacaan Al-Qur'an, yang penuh dengan variasi intonasi, panjang pendek kata, dan pola suara yang teratur, membantu anak mengidentifikasi pola-pola suara yang diperlukan untuk perkembangan kemampuan bicara. Dalam konteks terapi bicara, ritme suara Al-Qur’an dapat memberikan stimulasi tambahan yang mempercepat respons kognitif anak dalam hal mendengar dan memproduksi kata-kata (Nurul Hasanah, 2021).

2. Nilai Terapi dari Ayat-Ayat Spesifik dalam Al-Qur’an

Selain mendengarkan, pengucapan dan pengulangan ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur'an juga dianggap memiliki efek terapi. Misalnya, dalam Surah Taha ayat 25-28, Nabi Musa AS memohon kepada Allah untuk melapangkan dadanya, memudahkan urusannya, dan melancarkan bicaranya:

"Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku." (QS. Taha: 25-28).

Ayat ini sering dibacakan oleh orang tua atau terapis kepada anak-anak yang mengalami gangguan bicara sebagai bentuk doa dan ikhtiar spiritual. Pengulangan ayat ini memiliki dua aspek penting dalam terapi bicara. Pertama, Fungsi spiritual, Membaca ayat-ayat Al- Qur'an dengan penuh keyakinan diharapkan mampu membuka hambatan-hambatan dalam kemampuan bicara yang mungkin disebabkan oleh faktor psikologis atau spiritual. Kedua, Fungsi linguistik, Pengulangan frasa dan kata-kata dalam ayat tersebut membantu anak melatih artikulasi dan pengucapan, sehingga mereka terbiasa dengan pola bahasa yang benar (Nurul Hidayat, 2020).

3. Pendekatan Holistik dalam Penyembuhan

Al-Qur’an juga dipandang sebagai alat penyembuhan yang holistik. Konsep penyembuhan dalam Islam tidak hanya mencakup fisik tetapi juga spiritual. Al-Qur’an memberikan ketenangan hati dan jiwa, yang sangat penting bagi anak-anak dengan gangguan bicara.

Anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara sering kali juga

mengalami kecemasan atau tekanan emosional karena ketidakmampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif (Ahmad Rohim, 2021). Suara bacaan Al-Qur'an dapat berfungsi sebagai terapi penenang mental, yang memberikan perasaan aman dan nyaman bagi anak sehingga mereka lebih mudah menerima proses pembelajaran bicara. Dalam teori terapi bicara ini, keseimbangan emosional memainkan peran penting. Ketika anak merasa tenang dan aman, mereka akan lebih mudah fokus dan responsif terhadap stimulasi verbal yang diberikan. Dengan mendengarkan bacaan Al-Qur'an secara rutin, anak-anak dengan speech delay dapat terbantu dalam mengatasi hambatan psikologis yang mempengaruhi kemampuan bicara mereka (Ahmad Rohim, 2021).

4. Pendekatan Neurobiologis

Beberapa ahli juga menghubungkan terapi bicara berbasis Al- Qur’an dengan pendekatan neurobiologi modern. Mendengarkan bacaan Al-Qur'an diyakini memicu aktivitas pada bagian otak yang berkaitan dengan memori, konsentrasi, dan pengolahan informasi auditori. Suara yang harmonis dari bacaan Al-Qur'an dipercaya dapat menyeimbangkan gelombang otak, yang berperan penting dalam meningkatkan fungsi korteks prefrontal yang mengatur kemampuan bicara dan komunikasi (Syarifuddin Yusuf, 2020). Penelitian juga menunjukkan bahwa ritme suara yang konsisten dari Al-Qur'an dapat menstimulasi frekuensi alfa di otak, yang dikenal sebagai gelombang yang berhubungan dengan keadaan tenang dan fokus. Gelombang alfa

membantu anak-anak dalam menerima dan mengolah informasi auditori, yang merupakan langkah penting dalam pengembangan kemampuan bicara.

5. Ruqyah Syar'iyyah dan Aspek Psikospiritual

Selain pengaruh neurologis dan auditori, terapi bicara berbasis Al-Qur'an juga mengintegrasikan ruqyah syar'iyyah sebagai salah satu pendekatan. Ruqyah adalah praktik membacakan ayat-ayat Al-Qur’an untuk kesembuhan, dan dalam konteks ini, ruqyah digunakan untuk menangani hambatan berbicara yang mungkin disebabkan oleh gangguan spiritual atau psikologis.

Terapi ini dilakukan dengan keyakinan bahwa bacaan Al-Qur'an bisa menghilangkan gangguan-gangguan non-fisik yang mungkin menghambat kemampuan bicara anak. Dalam perspektif Islam, ada pemahaman bahwa beberapa gangguan bicara, seperti gagap atau kesulitan berbicara, bisa memiliki komponen psikospiritual yang memerlukan pendekatan berbasis ruqyah untuk menyembuhkannya.

Bacaan ayat-ayat tertentu yang berkaitan dengan ketenangan dan kelancaran berbicara diharapkan mampu mengatasi gangguan yang disebabkan oleh faktor psikologis, seperti ketakutan, trauma, atau tekanan emosional (Rina Fitriana, 2019).