BAB I PENDAHULUAN
E. Kajian Penelitian yang Relevan No
anak tidak mungkin belajar berbicara sama baiknya seperti teman sebaya mereka yang kecerdasannya normal atau tinggi; kurang motivasi karena anak mengetahui bahwa mereka dapat berkomunikasi secara memadai dengan bentuk prabicara dorongan orang tua untuk terus menggunakan “bicara bayi” karena mereka mengira yang demikian
“manis”; terbatasnya kesempatan praktek berbicara karena ketatnya batasan tentang seberapa banyak mereka diperkenankan bicara di rumah; terus menerus bergaul dengan saudara kembar yang dapat memahami ucapan khusus mereka dan penggunaan bahasa asing di rumah yang memperlambat memperlajari bahasa ibu.
E. Kajian Penelitian yang Relevan
Al-Qur’an Speech Therapy for Children with Autism Jurnal Pendidikan Humaniora Volume 5, Number 2, June 2017, pp. 58–63.
emphasizes more on
advantages and
information collection by
studying deeply
phenomenon researched.
from autism speech therapy with Quran recitation. They can be calm and happy in learning process.
3. Ayu Prasetya (2021)
Penerapan Audio murottal
Al-Qur’an dalam
Pembelajaran untuk Meningkatkan Komunikasi Verbal pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Taud Sahabat Qurani
Bina Generasi ; Jurnal Kesehatan Edisi 12 Volume (2) 2021 p- ISSN : 1979- 150X; e- ISSN: 2621-2919
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Quasi
Eksperimental dengan desain penelitian pre dan post tanpa kontrol.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan memperoleh 10 responden sesuai dengan kriteria inklusi.
Observasi dilakukan sebelum dan sesudah terapi Murottal Al-Qur'an.
Data yang terkumpul kemudian diproses menggunakan Uji Homogenitas Marginal. Nilai P yang diperoleh pada lembar DDST (Denver Development Screening Test) setelah terapi Murottal Al- Qur'an adalah 0,001. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terapi Murottal Al-Qur'an berpengaruh terhadap komunikasi verbal anak usia 3-5 tahun di TAUD Sahabat Qur'ani (SaQu) Kabupaten Polewali Mandar.
4. Siti Aminah dan Ratnawati (2022)
Mengenal Speech Delay
Sebagai Gangguan
Keterlambatan Berbicara Pada Anak (Kajian Psikolinguistik)
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, (Vol. 8 No 2) (2022)
Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif studi kepustakaan Library research
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pananganan anak yang memiliki speech delay, ada beberapa intervensi yang dapat diikuti prosedurnya. Setelah terlihat adanya tanda-tanda anak memiliki speech delay, hal pertama yang dilakukan adalah screening dengan beberapa instrument yang sudah tersedia.
Dimulai dengan pemeriksaan otologis dan audiometris anak.
Pemeriksaan otolgis dapat dilakukan menggungan BERA atau Brainstem Evoked Response Audiometry.
Selain itu, anak juga akan diperiksa perkembangan mental, kognitif, sosial, emosional dengan menggunakan HOME atau Home Observation fo for Measurement of the Environment. Seluruh Seluruh instrument ini diperuntukan untuk anak prasekolah.
5. Athena Sahadatunnisa (2023) Meningkatkan
Kemampuan Bahasa Anak Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia 5-6 Tahun Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Volume 5, Nomor 1, Januari 2023; 262-273
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk
penelitian yang
dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM).
Berdasarkan hasil analisis data siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan pada asesmen awal dalam pra penelitian diperoleh persentase rata- rata kelas sebesar 27%. Kemudian pada siklus I meningkat menjadi 36%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II, mengalami peningkatan dengan persentase ratarata kelas sebesar 75%.
Sebagaimana telah disampaikan pada interpretasi hasil analisis bahwa penelitian ini dikatakan berhasil jika penguasaan indikator meningkat minimal 75%, dilihat dari ratarata kelas. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan bahasa pada anak kelompok B di PAUD Tanjung 1 meningkat setelah diberikan tindakan melalui metode bercerita.
6. Erna Budiarti (2023)
Penanganan Anak
Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) Usia 5 - 6 Menggunakan Metode Bercerita Di Indonesia Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 4 No. 02 Februari 2023.
p-ISSN : 2745-7141 e-ISSN : 2746-1920
Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Adapun sumber data penelitian adalah siswa speech delay, guru, orang tua siswa serta ahli terapis wicara.
Penelitian menunjukkan bahwa di PAUD Aditya Karawang terdapat siswa yang memiliki gangguan keterlambatan bicara jenis Speech Delay. Siswa tersebut berusia 4-6 tahun. Faktor yang mempengaruhi keterlambatan berbicara antara lain kecerdasan, penggunaan bahasa kedua, gaya berbicara yang ditirukan oleh anak, kesehatan serta keharmonisan didalam keluarga.
Semua faktor tersebut saling berkaitan dan berpengaruh kepada perkembangan bahasa anak. Kami berharap dengan memberikan atau menggunakan metode bercerita kepada anak, anak dapat terlatih untuk menggunakan bahasa yang benar saat berkomunikasi secara lisan.
7. Siti Rahma Anissa Salsabila metode penelitian yang Hasil yang diperoleh dari penelitian
(2023)
Perkembangan Bahasa Pada Anak Dengan Gangguan Keterlambatan Bicara (Speech Delay) PAUDIA : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia Dini Volume 12, No. 3, Bulan Desember, pp.
307-316 DOI:
10.26877/paudia.v12i2.15615
digunakan yaitu studi literatur dengan mengumpulkan terlebih dahulu isu terkait keterlambatan bicara dari sumber yang relevan, berupa buku, jurnal dan artikel.
menjelaskan bahwa keterlambatan bicara ini dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya karena kurangnya stimulus dari orang tua terhadap perkembangan anak. Maka dari itu sebagai orang tua perlu memperhatikan kegiatan dan perkembangan anak, sehingga setiap kegiatan yang anak lakukan dapat
membantu menstimulasi
perkembangannya.
8. Wulan Fauzia (2022)
Mengenali dan Menangani Speech Delay pada Anak Al-Shifa: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, Vol. 1, No.
2, pp. 33–45. DOI:
10.22515/al-shifa.v1i2.3728
Penelitian ini
menggunakan metode kajian literatur, di mana berbagai sumber terkait dengan keterlambatan bicara pada anak
dikumpulkan dan
dianalisis. Fokus utamanya adalah untuk mengenali tanda-tanda keterlambatan bicara dan memberikan
rekomendasi penanganan berdasarkan hasil kajian sebelumnya.
Penelitian ini menekankan pentingnya identifikasi dini terhadap speech delay pada anak. Hasil menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dan lingkungan dalam memberikan stimulasi yang tepat pada kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif anak sangat penting dalam proses terapi
9. Mirantisa, F. A (2021) Komunikasi Terapeutik Berbasis Kartu (Flash Card) Pada Anak Dengan Gangguan Bicara (Speech Delay).
Jurnal Keperawatan
Abdurrab, Vol. 5, No. 1, pp.
53–62. DOI:
10.36341/jka.v5i1.1691
Penelitian ini
menggunakan desain kuasi-eksperimental, di mana terapi berbasis flash card diterapkan pada anak-anak dengan gangguan bicara. Proses terapi dilakukan dengan komunikasi terapeutik yang difasilitasi oleh media visual (kartu
Terapi berbasis flash card terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan bicara anak-anak dengan speech delay. Stimulasi visual yang diberikan oleh flash card membantu anak mengenali dan mengungkapkan kata-kata dengan lebih baik. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan kartu bergambar dapat menjadi alat yang efektif dalam terapi wicara
bergambar).
10. Taseman (2020)
Strategi Guru dalam Menangani Gangguan Keterlambatan Berbicara (Speech Delay) yang Berpengaruh Terhadap Interaksi Sosial Anak Usia Dini
JECED: Journal of Early Childhood Education and Development, Vol. 2, No. 1,
pp. 13–26. DOI:
10.15642/jeced.v2i1.519
Penelitian ini
menggunakan
pendekatan studi kasus yang melibatkan observasi dan wawancara dengan guru-guru di sekolah TK. Tujuannya adalah untuk memahami strategi yang digunakan guru dalam menangani anak-anak dengan keterlambatan bicara.
Studi ini menemukan bahwa kombinasi antara instruksi langsung, pembelajaran interaktif, dan keterlibatan orang tua sangat membantu anak-anak dengan gangguan bicara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gangguan keterlambatan bicara tidak hanya mempengaruhi komunikasi verbal, tetapi juga interaksi sosial anak.
Penanganannya memerlukan pendekatan yang menyeluruh