• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Tesis yang berjudul “Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Disiplin Siswa Di Sekolah Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi, yang ditulis oleh Anwar

15 Musaddad.15 Penulisan ini menghasilkan beberapa kesimpulan, antara lain: (1) keterampilan kepribadian guru PAI di SMAN 1 Kota Jambi belum seimbang, dan beberapa diantaranya memiliki kompetensi kepribadian yang sangat kurang; dan (2) kompetensi kepribadian guru PAI belum sepenuhnya mampu meningkatkan kedisiplinan siswa di SMAN 1 kota Jambi karena dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa peraturan dan disiplin yang belum dilaksanakan secara konsisten, guru PAI yang tidak tegas dalam memberikan hukum, rasa takut dan khawatir dalam menanamkan disiplin dalam kaitannya dengan masalah HAM, SOP yang belum dilaksanakan secara profesional dan proporsional, serta rendahnya tingkat kesadaran siswa. kesadaran akibat pelanggaran disiplin merupakan halangan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.

Berdasarkan penulisan yang di lakukan oleh Anwar musaddad, Persamaan penulis adalah sama-sama membahas terkait dengan kedisiplinan siswa dan metode yang sama, Perbedaan dengan penulisan yang akan di lakukan oleh penulis adalah pada objek yang akan di teliti, penulis meneliti anak usia Middle Child-Hood sedangkan penulisan yang di lakukan oleh Anwar Musaddad objeknya adalah siswa SMK dan penulisan ini membahas terkait dengan kompetensi kepribadian guru sedangkan penulis membahas kedisiplinan siswa dan tanggung jawabnya dalam proses pembelajaran.

15Anwar musaddad,” Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Disiplin Siswa Di Sekolah Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi”, Tesis, (Jambi : UIN Jambi, 2020)

16 2. Tesis yang berjudul “Manajemen Pendidikan Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Manbaus Sa’diyah Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang”, yang di tulis oleh Nur Said.16 Penulisan ini menghasilkan program pendidikan karakter MTs Manbaus Sa'diyah, yang meliputi: 1) Perencanaan pendidikan karakter yang meliputi pengajar, kepala sekolah, dan izin dari komite madrasah;

dan 2) Pelaksanaan pendidikan karakter di kelas. Materi pendidikan karakter di Pesantren MT Manbaus Sa'diyah tergabung dalam kurikulum nasional dan pendidikan agama di Pesantren MT.

2) Di MTs Manbaus Sa'diyah, program pendidikan karakter dilaksanakan oleh seluruh staf, termasuk guru, pimpinan madrasah, dan pesantren yang menjadi pengawas. Hal ini dilakukan secara sistematis dari siswa kepada kepala MTs Manbaus Sadiyah dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pendidikan karakter disiplin dan bertanggung jawab.

Berdasarkan penulisan yang dilakukan Nur Said, Persamaan dengan penulis adalah membahas tentang karakter, disiplin dan tanggung jawab. Perbedaanya dengan penulis adalah, penulis lebih membahas secara inti terkait dengan komunikasi interpersonal guru dan siswa terhadap kedisiplinan dan tanggung jawab dalam proses belajar dan efektivitasnya terhadap siswa dan guru.

3. Daryanto Setiawan menulis disertasi berjudul "Pengaruh Komunikasi Kelompok, Penggunaan Media Sosial, dan Mesin

16Nur Said, “Manajemen Pendidikan Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Di Madrasah Tsanawiyah Pesantren Satu Atap Manbaus Sa’diyah Kecamatan Bandungan Kabupaten SemarangTesis, ( Semarang : IAIN Salatiga: 2019)

17 Pencari Terhadap Moral Siswa SMP Negeri Di Kecamatan Pancur Batu".17 Siswa di SMP Negeri Pancur ditanya tentang pandangan mereka tentang moralitas melalui media sosial sebagai konsekuensi dari penulisan ini.

Komunikasi kepada mahasiswa merupakan kemiripan antara disertasi ini dengan penulis. Akibatnya, moral mahasiswa dipengaruhi secara langsung oleh pembahasan disertasi tentang komunikasi kelompok ini, sedangkan penulis menjelaskan komunikasi interpersonal guru dan siswa. Pada disertasi ini terlalu banyak membahas komunikasi kelompok saja padahal banyak yang perlu di perhatikan terkait komunikasi, terlebih dalam komunikasi interpersonal.

4. Tesis Sayyid Sabiq, “Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru dan Karakter Disiplin Terhadap Tanggung Jawab Sosial Siswa Pada Pondok Pesantren Putra Daarut Tauhiid Kabupaten Bandung Barat”.18 Tanggung jawab sosial siswa dikaji dalam kaitannya dengan kompetensi kepribadian guru dan karakter disiplin dalam penulisan ini. Asrama sekolah dari SMP Daarut Tauhiid Boarding School Putra Kabupaten Bandung Barat digunakan sebagai partisipan dalam penulisan ini.

Metodologi survei dan analisis data dengan analisis rute digunakan dalam penulisan ini. Kompetensi kepribadian ditemukan tinggi, menunjukkan bahwa instruktur memiliki kepribadian yang stabil, dewasa, cerdas, berwibawa dan mulia

17Daryanto Setiawan, "Pengaruh Komunikasi Kelompok, Penggunaan Media Sosial, dan Mesin Pencari Terhadap Moral Siswa SMP Negeri Di Kecamatan Pancur Batu" Disertasi, ( Sumatera Utara: UIN SU :2020)

18Sayyid Sabiq “Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru dan Karakter Disiplin Terhadap Tanggung Jawab Sosial Siswa Pada Pondok Pesantren Putra Daarut Tauhiid Kabupaten Bandung Barat” Tesis, (Bandung, UPI: 2018)

18 setiap saat. Siswa berdisiplin sedang seringkali berperilaku patuh, patuh, setia, teratur dan memiliki tanggung jawab sosial tingkat sedang, artinya mereka bertanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, bahkan seluruh negara. Sangat mudah untuk melihat bahwa model penulisan ini konsisten dan berpengaruh positif karena kompetensi kepribadian guru mempengaruhi karakter disiplin, kompetensi kepribadian guru mempengaruhi tanggung jawab sosial siswa, dan karakter disiplin mempengaruhi tanggung jawab sosial siswa. Jika karakter kedisiplinan siswa mendahului kompetensi kepribadian guru, maka berdampak signifikan terhadap tanggung jawab sosial siswa.

Persamaan dengan penulisan ini adalah sama-sama membahas tentang kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan perbedaanya dengan penulis adalah, penulis lebih memfokuskan kepada komunikasi interpersonal guru dan siswa terhadap disiplin dan tanggung jawabnya. Pada penulis terdahulu lebih memfokuskan pada pembahasan tentang kepribadian guru dan kedisiplinannya.

4. Tesis Cici Pradana Sihotang, “Peran Komunikasi Interpersonal Guru Dengan Siswa Autis Dalam Mengembangkan Kecakapan Sosial Di Slb Citra Mulia Mandiri Selomartani Sleman Yogyakarta”19 komunikasi interpersonal guru dengan siswa autis dikarenakan peran komunikasi interpersonal di SLB ini memiliki perbedaan dalam penerapannya dengan sekolah lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komunikasi interpersonal guru

19Cici Pradana sihotang, “Peran Komunikasi Interpersonal Guru Dengan Siswa Autis Dalam Mengembangkan Kecakapan Sosial Di Slb Citra Mulia Mandiri Selomartani Sleman Yogyakarta”, Tesis, ( Yogyakarta, UII: 2018).

19 dengan siswa autis dalam mengembangkan kecakapan sosial di SLB Citra Mulia Mandiri Selomartani Sleman Yogyakarta dan perkembangan kecakapan sosial siswa autis.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan 4 orang informan, data diperoleh melalui pengamatan/observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari penyajian data, penyingkatan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran komunikasi interpersonal guru didapat melalui komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal gambar, Sementara untuk komunikasi non verbal guru menggunakan bahasa isyarat/gerakan tubuh dan sentuhan fisik. Dari keduanya guru mengintegrasikannya melalui kegiatan pembiasaan.

Perkembangan kecakapan sosial siswa autis cukup baik ditandai dengan adanya kecakapan sosial yang dimiliki oleh siswa autis diantaranya mampu untuk melakukan kontak mata dengan baik, mampu berkomunikasi dengan empati dan kecakapan bekerjasama.

Persamaan tesis ini dengan judul penulis adalah sama-sama meneliti tentang komunikasi interpersonal guru dan siswa. Namun, perbedaannya adalah penulis meneliti antara komunikasi antara guru PAI dan siswa sedangkan tesis ini tidak, dan penulis meneliti tentang anak usia middle child hood tidak meneliti anak autis.

Dokumen terkait